• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin

3. Struktur Organisasi

38

terdepan dengan teknologi modern serta mendukung utama tercapainya UIN

mengumpulkan semua koleksi karya ilmiah masyarakat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, terdiri jurnal, skripsi, artikel, dan buku.

Selanjutnya memeliki tugas memelihara dan melestarikan koleksi yang rusak, melakukan pengembangan koleksi lama atau yang sangat diperlukan oleh masyarakat UIN Alauddin Makassar dalam proses pembelajaran, observasi dan bentuk pengabdian masyarakat.

b. Bagian pengolahan bahan pustaka

Terdiri dari bagian klasifikasi yaitu bertanggung jawab atas bahan pustaka/referensi, agar dapat disajikan dan diperguna oleh pemustaka., bagian organisasi data yaitu bertanggung jawab dalam menyiapkan dan memberi kelengkapan bahan pustaka seperti dibuat katalog dan slip buku, diberi sampul bahan pustaka, ditempelkan barcode dan pengadaan input data serta membuat digitalisasi koleksi local content untuk perpustakaan digital (digital library).

Selanjutnya bagian katalogisasi yaitu membuat deskripsian fisik koleksi dengan membuat deskripsi bibliografi dengan AACR2, selanjutnya membuat analisis subyek dengan tajuk subyek menggunakan daftar judul subyek dan thesaurus menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) edisi 23.

c. Bagian Pengembangan Koleksi

Bidang ini terdiri atas bagian monograf dan serial (tercetak dan tidak tercetak) dan bagian pemeliharaan koleksi. Bagian monograf dan serial (tercetak dan tidak tercetak) mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menyeleksi bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pemustaka perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Bagian ini juga bertugas menghimpun koleksi karya ilmiah sivitas akademika Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, menghimpun jurnal dan majalah populer.

40

PEMELIHARA AN BAHAN

PUSTAKA

REFERENSI

Bagian pemeliharaan koleksi bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan dan pelestarian koleksi yang mengalami kerusakan. Selain itu bagian ini melakukan kegiatan pengembangan koleksi langka atau yang sangat dibutuhkan sivitas akademika UIN Alauddin Makassar dalam kegiatan pembelajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

d. Bagian Pelayanan pemakai

Bagiannya terdiri dari sirkulasi dan referensi. Bagian sirkulasi bertanggung jawab memberikan pelayanan peminjaman dan pelayanan pengembalian bahan referensi.

e. Bagian Teknologi Informasi

Skripsi, tesis, dan disertasi dalam bentuk fisik dan non fisik serta system perpustakaan, bagian Ini bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi secara sistematis dapat dilihat sebagai berikut:

REKTOR

WAREK 1 KEPALA PERPUSTAKAAN

PERP. FAKULTAS

TATA USAHA

BAGIAN PENGOLAHAN

BAHAN PUSTAKA

BAGIAN TI BAGIAN

PELAYANAN PEMAKAI BAGIAN

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

SIRKULASI KLASIFIKASI

MONOGRAFI/

SERIAL ORG.DATA

KELOMPOK PUSTAKAWAN

4. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Sebelum dan Setelah adanya Pandemi COVID-19

Adanya perbedaan era di masa sekarang oleh COVID-19, tentunya telah merubah tatanan kehidupan didunia. Seperti halnya dunia perkuliahan masa pandemi COVID-19 mengubah keadaan dimana mahasiswa dapat memperoleh langsung ilmu dengan bertatap langsung muka, tetapi oleh keadaan diharuskan secara virtual. Begitu pula dengan perpustakaan UIN Alauddin, ada perbedaan yang signifikan, yang biasanya mahasiswa maupun dosen melakukan pelayanan secara langsung dengan mendatangi perpustakaan, ini harus ditutup sementara dan beberapa layanan dialihkan secara digital. Memasuki era New Normal, manusia sudah dapat beraktivitas seperti biasanya, tetapi terdapat batasan dan aturan yang harus dilakukan. Memasuki era new Normal, mahasiswa mapun dosen sudah diperbolehkan untuk memasuki area kampus begitupula dengan layanan perpustakaan. Informasi yang diperoleh mahasiswa dapat dihitung jari yang datang ini dibuktikan dengan data statistika pengunjung dari awal januari 2021 hingga Oktober 2021 yang sangat merosot turun, penyebab lainnya karena beberapa mahasiswa semester awal masih melakukan perkuliahan secara online sehingga lebih banyak mahasiswa masih di kampung. Meskipun demikian perpustakaan UIN Alauddin Makassar masih tetap memberikan pelayanan yang optimal kepada pengunjung yang datang.

Dalam hal ini waktu layanan kerja Perpustakaan UIN Alauddin Makassar tetap seperti sebelumnya yaitu :

Tabel 3. Waktu Pelayanan

Hari Waktu

Senin-kamis 07.30-16.30

Jum’at 08.00-11.0 Istirahat

42

Hal ini tentunya memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk dapat menikmati layanan informasi yang dibuka hampir setiap harinya. Walaupun pengunjung selama pandemi bisa dikatakan hitungan jari tiap harinya.

Selanjutnya, dari peraturan perpustakaan, tidak berbeda jauh dengan sebelum pandemi dan setelah adanya pandemi COVID-19 hanya saja ada beberapa yang disesuaikan dengan keadaan, diantaranya:

a. Sebelum masuk terlebih dahulu men-scan kartu tanda anggota perpustakaan dalam hal ini termasuk Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

b. Berpakaian rapih dan sopan, tertib dan aman.

c. Dilarang mencuri atau merobek koleksi perpustakaan.

d. Menitip tas di locker penitipan yang telah tersedia, dan mengunci locker dan di kembalikan pada nomornya masing-masing, serta tidak menyimpan barang berharga berupa HP, dompet, laptop dalam locker.

e. Membuang sampah pada tempatnya.

Dalam hal ini dikarenakan pandemi COVID-19 maka peraturan ditambah beberapa hal diantaranya:

a. Perpustakaan memberikan tempat cuci tangan dan handsanitizer b. Sebelum masuk akan diukur suhu badan,

c. Wajib menggunakan masker saat masuk maupun didalam ruangan

d. Menjaga jarak tiap 1 meter atau sesuai dengan tanda silang disetiap tempat duduk baca.

Jum’at Siang 13.30-16.30

Ahad Libur

B. Hasil Penelitian

1. Strategi Pelayanan Perpustakaan UIN Alauddin Makassar di Masa Pandemi COVID 19.

Berdasarkan Surat Edaran Rektor UIN Alauddin Makassar Nomor: B- 809/Un.06.I/PP.00.09/03/2020 tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Infeksi COVID-19 dan Surat Edaran Nomor: B-852/Un.06.I/PP.00.09/03/2020 di Lingkungan UIN Alauddin Makassar memutuskan beberapa kebijakan untuk pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 diantaranya: perkuliahan tatap muka biasa di kelas di ganti secara online (daring) dengan memanfaatkan Informasi teknologi yang dimiliki, pegawai semaksimalkan mungkin agar bekerja dirumah (Work from Home) menyelesaikan tugas dan fungsi sendiri, dan untuk pegawai yang karena sifat pekerjaannya memerlukan pelayanan langsung mengharuskan berada di kantor dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan. Terkait adanya surat edaran itu, Perpustakaan UIN Alauddin Makassar diperlukan adanya pelayanan sehingga strategi untuk tetap melakoni dan memberi kontribusi dengan memberikan pelayanan jarak jauh secara online kepada sivitas UIN Alauddin Makassar.

Adapun strategi yang dilakukan oleh Perpustakaan UIN Alauddin dimasa Pandemi COVID-19 yaitu :

a. Pelayanan Sirkulasi terbatas

Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan untuk melayani pemustaka dalam memesan, meminjam serta mengembalikan buku dan tahap penyelesaian administrasi yang sudah terprogram, statistik, penagihan maupun denda. Agar kebutuhan informasi masyarakat dapat terpenuhi dengan baik ditengah-tengah pandemi COVID-19 Perpustakaan UIN Alauddin Makassar di era new normal menetapkan inovasi dalam pelayanan. Layanan sirkulasi tetap dilakukan seperti

44

biasanya yaitu dengan sistem peminjaman terbuka, dimana pemustaka bisa bebas mencari dan membaca buku yang diinginkan di rak dan tempat membaca yang tersedia pada ruangan, mengembalikan buku, mengurus administrasi penyelesaian seperti bebas pustaka, membuat kartu keanggotaan hanya saja aturan yang berlaku mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker dalam ruangan, jaga jarak sesuai dengan tanda x yang diberikan pada meja.

Pada awal-awal pandemi layanan sirkulasi tidak bisa dilakukan seperti biasanya. Pengunjung tidak bisa melakukan peminjaman dan pengembalian secara fisik dikarenakan COVID-19. Bahkan mengurus kartu keanggotaan dan bebas pustaka itu sendiri. Dari hal ini, penulis melakukan wawancara dengan informan 1 bagian dari layanan sirkulasi UIN, seperti berikut:

“Di awal pandemi 2020 bulan maret kampus tutup dan diliburkan, sehingga mahasiswa tidak bisa masuk dalam area kampus, sehingga untuk pelayanan sementara waktu tidak dilakukan, baik itu peminjaman dan pengembalian atau perpanjang buku secara lansung. Tetapi kami untuk layanan peminjaman coba secara online itupun terbatas karena buku secara non fisik masih kurang, sementara pengembalian tidak bisa dilakukan, sehingga buku yang dipinjam sebelumnya ditahan dulu. Kemudian untuk pengurusan bebas pustaka kami telah mengeluarkan pemberitauan bahwa untuk bebas pustaka dapat dilakukan secara online. Dulu sebenarnya ada namanya Wordrobe pengembalian mandiri. Tapi pada saat beberapa tahun yang lalu oleh peralihan sistem tidak digunakan lagi. Karena tidak saling sambung dengan jaringan, awalnya nya pake slims sekarang elim. Sekarang tidak berfungsi, kecuali security.”

Jadi, dari hasil wawancara di atas, dimasa pandemi COVID-19 layanan sirkulasi seperti peminjaman dapat dilakukan secara online sewalaupun terbatas begitu pula dengan proses administrasi penyelesaian (bebas pustaka) sedangkan untuk pengembalian dan peminjaman secara langsung di awal pandemi tidak bisa dilakukan. Untuk peminjaman secara online, pustakawan perpustakaan telah menginformasikan terkait caranya, adapun wawancara penulis dengan informan 1 diantaranya sebagai berikut:

“Selama pandemi, mahasiswa melakukan peminjaman online dengan menghubungi kami via telpon, sms, whatsapp, dan email perpustakaan dengan menyebutkan apa yang mereka butukan, nantinya kami berikan

informasi kepada pemustaka/mahasiswa dengan memberikan link-link yang dapat di akses, kemudian ebook-ebook maupun e-jurnal untuk keperluan belajarannya”.

Sesuai hasil wawancara diatas, dapat di katakan bahwa layanan sirkulasi perpustakaan masih tetap dapat dilakukan selama pandemi meskipun secara online dengan petugas perpustakaan membagikan link-link akeses e-book yang dapat di akses dan maupun ebook. Selanjutnya dalam wawancara dengan Informan 1 perpustakaan awal tahun 2021 sudah dibuka seperti biasanya tapi masih terbatas dan harus menyesuaikan diri dengan keadaan yaitu dengan menjaga protokol kesehatan. Sehingga dalam hal ini, apabila sangat membutuhkan buku secara fisik dapat melakukan peminjaman dan melakukan pengembalian fisik secara langsung, adapun wawancaranya sebagai berikut :

“Jadi perpustakaan selama pandemi masih tetap dibuka, tapi memang hanya kami pegawai saja dan di awal tahun 2021 perpustakaan sudah dibuka seperti biasanya tapi itu lagi terbatas sesuai peraturan dengan harus mematuhi protokol kesehatan yang ada, sisi lain kami tetap melakukan secara online dengan kami membagikan link-link dan ebook kepada mahasiwa yang tidak bisa langsung ke kampus dan juga kami membantu memberikan solusi terkait buku-buku yang dibutuhkan yaitu bisa dengan mengakses laman Perpustakaan.uin-alauddin.ac.id, dan untuk peminjaman buku tetap dapat meminjam lewat whatsapp, sms, telpon dan bahkan email perpustakaan tetap walaupun sudah bisa masuk area kampus, kemudian untuk pengembalian secara fisiknya, dapat dilakukan kapan saja, karena sementara ini kami tidak lagi memungut denda.”

Sesuai hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan salah satu strategi pelayanan perpustakaan UIN Alauddin adalah dengan mengoptimalkan layanan sirkulasi walaupun terbatas dengan catatan beberapa diantaranya dapat dilakukan secara online.

b. Pelayanan Referensi/Bahan Pustaka terbatas

Pelayanan referensi merupakan suatu layanan yang bertugas untuk membantu pemustaka perpustakaan dalam hal mencari informasi buku, jurnal, e- book dan lainnya. Pandemi COVID-19, menyebabkan semua aktivitas dilakukan dirumah dan dilakukan secara online. Terkhusus pelajar dan mahasiswa sangat

46

membutuhkan referensi yang banyak tapi akses ke perpustakaan tidak bisa. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan adanya COVID-19 perlu sebuah perpustakaan dapat merubah informasi dan koleksinya tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik tetapi juga digital untuk memudahkan pengguna mengakses dan memanfaatkannya dengan menggunakan berbagai perangkat. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara pada informan 3 mengenai permasalahan ini, sebagai berikut:

“Perpustakaan UIN Alauddin ini, sudah mengembangkan secara digital, tapi memang belum maksimal. Salah satunya perangkat elektronik yang kami beritahukan kepada mahaswi dari perpustakaan, aplikasi Perpustakaan Syekh Yusuf-UIN Alauddin yang dapat didownload aplikasi playstore, sedangkan untuk jurnal-jurnal ataupun ebook dapat diakses di repository.uin-alauddin.ac.id, journal.uin-alauddin.ac.id, dan di beberapa perpustakaan nasional seperti iPusnas dan e-resources dan database pencarian, seperti google scholar, DOAJ, Cambridge University, EBSCO, dan lain-lain “

Dari hasil wawancara tersebut bisa dikatakan bahwa, sewalaupun pandemi COVID-19, informasi, koleksi dan sumber referensi masih dapat diakses dengan mudah sewalaupun tidak lengkap dan terbatas seperti bentuk fisiknya, tetapi bagian pelayanan referensi/bahan pustaka perpustakaan UIN Alauddin telah memberikan solusi terkait dengan hal itu dengan memanfaatkan elektronik/digital dari perpustakaan tersebut atau dari lainnya.

c. Komunikasi informasi menggunakan social media

Komunikasi adalah terjadinya interaksi antara komunikan dan pemberi informasi yang saling bertukar informasi. Sebuah perpustakaan terdapat layanan yang selalu berhubungan dengan petugas perpustakaan dan pemustaka, dan tentunya yang berpengaruh pada pendistribusi informasi dari kedua belahpihak.

Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar menggunakan website, email, Instagram, whatsapp, SMS untuk berkomunikasi

dengan pemustaka agar menunjang pelayanan secara digitalis. Adapun wawancara dengan informan 1 mengenai hal ini sebagai berikut

“Disini media social seperti Facebook, Instagram maupun website perpustakaan.uin-alauddin.ac.id merupakan alat lain untuk pemberian informasi maupun pengumunan, Jadi selama pandemi karena tidak bisa bertatap muka, komunikasi dilakukan melalui social media maupun web, apabila ada keluh kesah biasa dengan email dan apabila ingin menanyakan buku maupun ebook dan jurnal dapat menggunakan Whatsapp maupun SMS.”

Jadi dari wawancara diatas, dapat dikatakan bahwa dalam hal ini, peranan sosial media telah membantu komunikasi perpustakaan dengan pemustaka.

Pemanfaatan ini juga menjadi lebih mudah di masa pandemi COVID-19.

d. Strategi Inovasi

1) Kerjasama antar Perpustakaan

Memanfaatkan sumber informasi antar perpustakaan adalah bentuk kerjasama. Diantaranya meliputi kegiatan berbagi koleksi yang dimiliki masing- masing perpustakaan.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar tidak hanya memiliki Perpustakaan Pusat tetapi tiap fakultasnya memiliki Perpustakaan masing-masing.

Untuk memudahkan mahasiswa dalam mencari literatur Perpustakaan Pusat sebagai induk dari perpustakaan fakultas saling bekerjasama ini memudahkan mahasiswa apabila kesulitan mencari buku, dikarenana perpustakaan tiap fakultas pun masing-masing memiliki pustakawan sendiri.

Adapun wawancara dengan pustakawan informan 2 bagian sirkulasi diantaranya:

“Perpustakaan UIN Alauddin sebagai induknya jadi otomatis berkerjasama antar perpustakaan fakultas di UIN diantaranya Fakultas Adab dan Humoniora, fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ushulluddin dan Filsafat, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan Pascasarjana, kerjasama ini memudahkan mahasiswa untuk mencari buku bisa di fakultas, dan selama COVID-19 kami juga bekerjasama dengan

48

perpustakaan Nasional, agar mahasiswa dapat mengakses buku-buku yang lebih banyak di sana, baik dari aplikasi atau websitenya”.

Dari hasil wawancara dapat dengan informan 2 bahwa Perpustakaan UIN Alauddin tidak saja bekerjasama dengan perpustakaan di setiap fakultas, tetapi perpustakaan nasional yang dimana cakupan informasinya yang begitu banyak dan tentunya terupdate.

2) Aplikasi Akses E-Buku

Melihat kondisi teknologi yang semakin maju, dan perkembangan kehidupan mengikuti zaman, mau tidak mau perpustakaan konvensional merubah menjadi perpustakaan digital, ini memungkinkan adanya Pandemi COVID-9.

Perpustakaan UIN Alauddin Makassar memanfaatkan jejaringan teknologi inovasi perpustakaan di gital dengan berbagai aplikasi Ebook yang tentunya menunjang dan memudahkan mahasiswanya maupun dosen mencari buku yang dibutuhkan.

Adapun wawancara dengan informan 2, sebagai berikut:

“Sebenarnya Perpustakaan Sendiri sudah banyak mengembangkan digitalnya, seperti OPAC, GO-Lib, E-Books dan lain-lain tapi karena permasalahan jaringan dan sebelumnya ada perubahan jaringan, sehingga banyaknya terhenti, dan tidak terpelihara dengan baik, hanya sekarang ada namanya aplikasi Perpustaaan Syekh Yusuf Alauddin yang dapat di akses, walaupun masih baru, kami berusaha coba memaksmilkan”

Dari Hasil awancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya perpustakaan UIN telah mengembangkan berbagai digitalnya tetapi memang masih ada beberapa kendala yang menyebabkan masih terbatasnya mahasiswa dalam mengakses hal tersebut diantaranya karena jaringan penghubung.

Informan 3 bagian pengelola menambahkan dalam wawanacara yaitu sebagai berikut :

“Beberapa aplikasi nasional juga dapat di akeses sepert iPerpusnas, kemudian one-search, ini apabila kita membutuhkan buku kita hanya mengetik nama bukunya, nanti akan muncul buku-buku ini bisa dipinjam di mana saja yang dekat dengan perpustakaan wilayah anda.”

Dapat di katakan, bahwa teknologi di masa pandemi sangat berperan penting.

3) Pengembalian Buku

Layanan paling banyak di butuhkan adalah layanan sirkulasi, diantaranya pengembalian buku. Adanya pandemi COVID-19 mahasiwa harus melakukan kuliah secara daring, kebutuhan buku juga sangat diperlukan. Untuk menghemat pengeluaran untuk membeli buku, salah satu cara menghemat adalah meminjam buku di Perpustakaan UIN dengan diberikan rentang waktu untuk mengembalikannya. Apabila lewat waktu pengembalian akan dikenakan denda.

Adapun wawancara penulis dengan Informan 1 mengenai hal ini.

“Kondisi sebelum pandemi, apabila lewat waktu peminjaman akan didenda Rp1000 untuk satu buku di kalikan berapa hari telat pengembalian. Tetapi karena masa pandemi, inovasi terbaru kami tidak lagi diberlakukan denda kepada pemusta meminjam dengan syarat menjaga buku-buku dengan baik”.

Dalam wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa, layanan pengembalian buku tidak lagi memungut denda, harapannya mahasiswa lebih banyak membaca buku dan menyimpannya dengan baik agar dapat dikembalikan apabila tidak lagi digunakan.

2. Faktor-faktor Penghambat Pelayanan Perpustakaan di Masa Pandemi COVID-19

Berikut ini dijelaskan mengenai hambatan-hambatan pelayanan Perpustakaan UPT Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar selama pandemi COVID-19, yaitu sebagai berikut :

a. Pengadaan Koleksi buku terbaru tidak ada baik secara fisik selama pandemi COVID-19

Berdasarkan hal tersebut, penulis telah melakukan wawancara dengan bagian sirkulasi yaitu informan 2 mengenai permasalahan itu, sebagai berikut :

50

“Selama Pandemi COVID 19, Kurang lebih selama 2 tahun ini tidak ada pengadaan buku secara fisik, baik itu koleksi buku sehingga sementara koleksi terbaru tidak punya di perpustakaan UIN ini.”

Kondisi ini menyebabkan pengunjung/pemustaka kesulitan untuk mendapatkan informasi terbaru, apalagi seputar COVID-19 yang benar-benar memerlukan informasi akurat, apalagi sekarang banyak informasi palsu yang beredar. Informan 2 menambahkan dalam wawacaranya, seperti berikut ini:

“Sebenarnya kami sudah berusaha meminta bagian DIPA diatas mengenai pengadaan koleksi buku terbaru, karena perlu adanya koleksi buku terbaru dan terbitan baru, karena ada buku yang memerlukan terbitan bersambung di perpustakaan dan seharusnya buku mengenai COVID itu juga memang harus ada. Karena menunjang juga pengetahuan pengunjung/mahasiswa.”

Karena tidak adanya koleksi buku terbaru, mahasiswa pemustaka/pengunjung juga tidak bisa melakukan layanan informasi/peminjaman.

b. Banyak yang tidak Mengetahui adanya Pelayanan Sistem Online Dari masalah diatas hasil wawancara dengan Informan 3 yaitu;

“Kebanyakan mahasiswa masih kurang memahami pelayanan online sehingga menyebabkan hanya sebagian kecil yang melakukan pelayanan selama Pandemi COVID-19, dan seharusnya pustakawan harus memberikan sosialisasi tentang pelayanan perpustakaan secara online dan seharusnya ada namanya pendidikan pemustaka sejak mahasiswa baru, karena 2 tahun belakangan ini sudah tidak ada lagi seperti itu sehingga mahasiwa banyak yang belum tahu”.

Dapat di katakan bahwa memang perlu adanya sosialisasi pendidikan pemustaka atau sosialiasi cara layanan secara online, ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memanfaatkan layanan online dan juga lebih butuh kesadaran pustakawan untuk membantu pelayanan secara online

c. Kemacetan Jaringan.

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi tidak terlepas dari yang namanya jaringan. Apalagi adanya pandemi COVID-19 mengubah keadaan manual menjadi serba online. Termasuk perpustakaan sendiri, kebutuhan jaringan di peruntukkan untuk kelancaran layanan perpustakaan itu sendiri apabila rusak

dan macet menyebabkan terhambatnya layanan, adapun wawancara peneliti dengan informan 3 yaitu;

“Faktor jaringan kampus sering mengalami kemacetan, Jaringan tidak jelas dan tidak dapat diakses secara online bahkan kadang sering diputuskan untuk kepentingan yang lain sehingga proses layanan terhenti.

Akses jaringan sangat penting di masa pandemi, sangat disayangkan apabila menjadi sebuah hambatan dalam aktivitas layanan perpustakaan. Dimana segala proses yang dibutuhkan secara digital, paling penting adalah jaringan.

d. Rendahnya kesadaran pemustaka mengembalikan buku pinjaman.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis melakukan wawancara dengan informan 1 selaku bagian sirkulasi untuk mengetahui kejelasan tentang permasalahan tersebut, berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, maka dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:

“Salah satu penghambat kami disini adalah koleksi buku yang makin hari, makin berkurang akibat dari pengembalian buku yang tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yaitu hari. Sehingga, diharapkan peminjam buku mengembalikan buku pada waktunya.

Sesuai hasil wawancara diatas dengan bagian sirkulasi dapat dikatakan bahwa kurangnya para peminjam buku ke perpustakaan menjadi masalah yang menyebabkan koleksi bbuku yang ada di perpustakaan terus berkurang. Informan 1 menambahkan dalam wawancara dengan penulis, bahwa selama pandemi covid 19, tidak lagi diberlakukan denda, dalam wawancara nya sebagai berikut :

“Selama pandemi COVID 19, mahasiswa boleh meminjam buku dan mempergunakan dengan semestinya, kemudian tidak ada pemberlakuan denda apabila telat mengembalikan buku, tetapi dalam hal ini harus dijaga dan di kembalikan keadaan yang baik. Namun, yang sedikit menyulitkan bagi mahasiswa lain yang meminjam buku tapi tidak ada”

Sesuai hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan layanan perpustakaan UIN dalam kemudahannya tidak memberlakukan denda selama pandemi, tetapi sedikit menyulitkan pengunjung lainnya yang ingin membaca dan meminjam buku tersebut.

52

C. Pembahasan

1. Strategi Pelayanan Perpustakaan Univeristas Islam Negeri Alauddin di Masa Pandemi COVID-19

Perpustakaan Universitas Alauddin Makassar termasuk yang terdampak pandemi COVID-19, awal bulan Maret 2020 perputakaan ditutup. Sehingga perlu strategi atau cara bagaimana selama pandemi layanan perpustakaan masih tetap berjalan. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan mendapatkan beberapa strategi dari perpustakaan UIN Alauddin terhadap Pelayanan perpustakaan, diantaranya :

a. Pelayanan Sirkulasi Terbatas

Walaupun Pandemi COVID-19, tidak menutup semangat perpustakaan berusaha memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, diawal pandemi layanan sirkulasi dan refrensi ditutup, mengingat kebutuhan informasi layanan peminjaman dan bebas pustaka perpustakaan UIN Alauddin Makassar dilakukan secara online. Seperti halnya peminjaman dapat dilakukan dengan mengajukan pinjaman menggunakan media Whatsapp, email, media sms maupun telepon dengan memberikan informasi buku apa yan dibutuhkan. Sehingga pustakawan akan merespon dan memberikan buku dalam bentuk e-book atau e- Journal maupun dengan membagikan link-link yang dapat dengan mudah diakses untuk memperoleh buku yang dibutuhkan. Dalam pelayanan peminjaman secara online ini terbatas akan buku non fisiknya, sehingga tidak semua orang dapat melakukannya karena keterbatasan update info terbaru, dan untuk pengembalian buku belum ada solusi dilakukan secara online, tetapi di mudahkan untuk dapat dikembalikan apabila keadaan pandemi lumayan membaik.

Begitupula dengan pelayanan referensi atau bahan pustaka, memanfaatkan referensi, perangkat elektronik yang telah dikelola dan dibangun oleh

Dokumen terkait