PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian
Definisi Istilah
Sistematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Wiqfi Muwaffiqur Rohman Yusuf berjudul “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Menengah Luar Biasa. 13 Erlina Rizqi Dwiaryani, “Strategi Pembelajaran PAI Bagi Siswa Tuna Rungu Di SMPLB Muhammadiyah Jombang”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya , 2015), viii “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Tuna Netra di SD Negeri Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.”
Fokus penelitian ini meliputi: (1) bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI pada siswa tunanetra di SD Negeri Semarang tahun ajaran 2015/2016. 15 Dwi Novitasari, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Tuna Netra di SDLB Semarang Tahun Pelajaran Skripsi, UIN Semarang, 2016), vi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Menengah Luar Biasa Negeri Malang.
3 Dwi Novitasari, 2019, “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Tuna Netra di SD Negeri Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penyelenggaraan pengajaran pendidikan agama Islam bagi siswa tunanetra dikembangkan seperti halnya pendidikan pada umumnya.
Kajian Teori
Strategi individual bukan berarti pembelajaran harus bertumpu pada satu guru dan satu siswa saja, melainkan bekerja sama dan guru memberikan pelayanan yang berbeda kepada setiap siswa sesuai dengan kondisi individu siswa.21. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah salat adalah serangkaian salat dan gerak yang dilakukan secara rukun dan dalam syarat-syarat tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.27 Seorang muslim laki-laki atau perempuan wajib salat ketika telah mencapai usia dewasa dan itu adalah dosa. jika dia meninggalkan mereka. Orang yang akan melaksanakan salat harus bersih baik hadis kecil maupun hadis besar, yaitu badan, pakaian, dan tempatnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran sholat ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu metode pembelajaran bagi siswa tunanetra di SDLB. Metode pembelajaran adalah metode yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaiannya berlangsung dalam interaksi pedagogi, maka metode pembelajaran dapat diartikan sebagai metode yang digunakan guru untuk menjalin hubungan dengan siswa selama pengajaran. Metode ceramah dapat berupa penjelasan konsep, prinsip dan fakta, diakhiri dengan tanya jawab antara guru dan siswa.
Metode tanya jawab merupakan metode pengajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Hal ini dapat berupa guru bertanya dan siswa menjawab, atau dapat pula berupa siswa bertanya dan guru menjawab. Demonstrasi adalah suatu metode pengajaran dimana demonstrasi digunakan untuk memperjelas suatu konsep atau menunjukkan kepada siswa bagaimana melakukan sesuatu.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Peneliti juga memaparkan kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran amalan sholat di SLB-A TPA Jember dan solusinya. Pada dasarnya guru di SLB bertujuan agar anak berkebutuhan khusus mempunyai keterampilan dan hidup mandiri. Anak tunanetra cenderung curiga, mudah tersinggung, dan bergantung pada orang lain.
Tn. Choirul mengatakan, untuk menghafal materi, anak-anak dibentuk berpasangan untuk menghafalkannya secara bergiliran. Saat anak berdiskusi, selain hafalan bacaan sholat, mereka juga mendiskusikan materi lain yang berkaitan dengan sholat. Tn. Feriyanto mengatakan, setiap kali mengajar, anak-anak selalu dibiasakan untuk melaksanakan shalat Dhuha.
Pak Feriyanto mengatakan dia ingin sekolah memiliki alat khusus untuk mengajarkan doa kepada anak-anak tunanetra. Selain guru menjelaskannya secara lisan, anak-anak juga dapat menyentuh patung tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang gerakan-gerakan shalat. Berdasarkan pemaparan data diketahui bahwa dalam pengajaran amalan sholat di SLB-A TPA Jember terdapat kendala yang muncul, diantaranya pertama, anak mengalami gangguan penglihatan.
Dalam hal shalat, anak yang terbiasa belajar shalat di rumah akan berbeda dengan anak yang tidak pernah belajar shalat.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Objek Penelitian
38 Rini Eri Takiya, “Penerapan Pendekatan Individual dalam Pembelajaran PAI Bagi Siswa Tuna Netra di SLB-A TPA Patrang Jember Tahun Ajaran IAIN Jember. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Januari 2021, letak geografis SLB -A TPA Jember di Jalan Branjangan No. 1 Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember Sebagai lembaga pendidikan, SLB-A TPA Jember berupaya melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan.
Hal ini bertujuan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di SLB-A TPA Jember. Guru-guru yang mengajar di SLB-A TPA Jember rata-rata telah lulus dengan gelar Sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB). SLB-A TPA Jember mempunyai dua orang guru yang mengajar PAI yaitu Bapak Choirul Anwar dan Bapak Feriyanto.
Kemudian setelah 4 tahun belajar di IKIP, ia kembali mengabdikan dirinya untuk mengajar di SLB-A TPA Jember. Dari sisi disabilitas, ada yang tergolong buta total dan tidak bisa melihat benda sama sekali.
Penyajian Data dan Analisis
Jika anak sudah hapal materi tentang shalat, mulai dari macam-macam hal, jumlah rakaat shalat, syarat sahnya, syarat wajibnya dan hal-hal yang membatalkan shalat, maka anak akan melanjutkan ke materi selanjutnya. , yaitu bacaan doa. Bagi yang orang tuanya mengajarinya di rumah, mudah saja mengulanginya, namun lain halnya dengan anak yang belum pernah diajari. Berdasarkan pendapat dari Bpk. Untuk mempercepat hafalan bacaan salat anak, Feriyanta memperkenalkan sistem diskusi (peer teaching), dimana siswa belajar dan mendengarkan satu sama lain secara berpasangan.
Setelah guru menjelaskan seluruh materi, saya menyuruh anak-anak secara berkelompok untuk berlatih berdoa bersama. Karena kondisi ini juga mempengaruhi kemampuan kognitif siswa, maka perkembangannya sedikit lebih lambat dibandingkan anak normal lainnya. Tak hanya itu, terkadang anak-anak juga rutin melaksanakan salat Dhuha saat ada kelas agama di pagi hari.72.
Setiap saya mengajar di kelas, pada pagi hari saya selalu mengajak anak-anak untuk sholat Dhuha di musala sebelum pelajaran agama dimulai atau ketika pelajaran agama hampir selesai. Semua itu dilakukan agar anak-anak disiplin dalam shalat dan terbiasa shalat berjamaah. Bahkan sebelum azan, terkadang di luar masjid, sound systemnya berbunyi qiroat-qiroat atau tarhim, sehingga anak-anak diperbolehkan keluar terlebih dahulu. 73.
Bagi saya, walaupun materinya bukan tentang doa anak-anak, saya tetap melaksanakan shalat Dhuha sebelum kelas dimulai. Tujuannya sama, yaitu agar anak terbiasa istiqomah dan rutin memulai pelajaran dengan terlebih dahulu shalat Dhuha. Di sekolah negeri untuk anak normal sudah ada media seperti video cara sholat, namun untuk anak berkebutuhan khusus seperti tuna netra masih belum ada.
Anak-anak belajar dengan menyentuh dan mendengarkan. Media yang cocok mungkin berupa patung/tambalan yang berbentuk gerakan shalat, misalnya takbir, posisi berdiri. Apalagi jika suasana hati anak sedang buruk, apapun masalahnya, semangat belajarnya akan berkurang.
Pembahasan Temuan
79 Guntur Cahyono, “Perencanaan Pembelajaran PAI Berbasis Media Visual Bagi Anak Tunarungu”, IQRO:Jurnal Pendidikan Islam, 2 (Juli 2019), 83. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam pembelajaran praktik doa adalah serangkaian kegiatan guru, termasuk penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode latihan doa individu. Berdasarkan penyajian data diketahui bahwa strategi guru dalam pembelajaran kelompok amalan sholat di SLB-A TPA Jember antara lain dengan terlebih dahulu membentuk kelompok diskusi.
Hal ini sesuai dengan teori Meilani dan Sutarni bahwa pembelajaran kelompok disebut juga pembelajaran kelompok kecil. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran latihan sholat berjamaah merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari berdiskusi, menghafal dan mendengarkan bacaan sholat hingga melatih gerakan sholat. Anak tunanetra terbagi menjadi dua bagian, yaitu buta total dan cacat sebagian (tunanetra).
Banyak anak tunanetra yang belum mempunyai pengalaman penglihatan, sehingga konsepsinya terhadap sesuatu berbeda dengan orang yang dapat melihat.86 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan terus melatih dan membimbing setiap siswa dan teknik secara individu. 85 Indri Yulianti dan Asep Ahmad Sopandi, “Implementasi Pembelajaran Orientasi dan Mobilitas pada Anak Tunanetra di SLB Negeri 1 Bukittinggi”, Jurnal Pendidikan Berkebutuhan Khusus, (Juli 2019), 62. 86 Husna Umakhir Gitardiana dan Ahmad Nawawi, “Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Pelatihan keterampilan makan dan minum bagi anak tunanetra penyandang disabilitas tambahan”, JASSI_anakku, 18 (Juni 2017), 36.
Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi siswa antara lain terbatasnya fungsi penglihatan, perbedaan perkembangan kognitif dan keterampilan siswa, serta belum tersedianya media khusus pembelajaran sholat bagi anak tunanetra. Strategi guru dalam pengajaran amalan shalat perorangan merupakan serangkaian kegiatan guru yang meliputi penyusunan RPP, pemilihan dan penggunaan metode amalan shalat perorangan. Apabila pengajaran amalan shalat dilaksanakan oleh (a) guru yang menyiapkan RPP dan materi, (b) guru menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan siswa, (c) guru secara individu melakukan amalan shalat, yaitu Artinya, beliau membimbing dan mengarahkan siswanya satu persatu secara langsung.
Dimana pembelajaran amalan sholat dilakukan dengan cara (a) berdiskusi menghafal dan mendengarkan bacaan sholat dan gerakan sholat masing-masing, (b) mengamalkan gerakan sholat secara bersama-sama dengan bergantian menjadi imam dan jamaah. Kendala yang ditemui dalam pembelajaran amalan sholat di SLB-A TPA Jember antara lain (a) siswa mempunyai gangguan atau keterbatasan penglihatan, (b) siswa mempunyai keterampilan dan kemampuan yang berbeda-beda, (c) belum tersedia media pembelajaran amalan sholat khusus untuk anak. buta. . 2016 “Penerapan pembelajaran PAI pendekatan individual pada siswa tunanetra di SLB-A TPA Patrang Jember tahun ajaran 2015/2016”.