• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Usaha Mikro di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Usaha Mikro di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Strategi mengatasi pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Bagaimana cara mengatasi pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Apa kendala dalam mengatasi masalah pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo.

Bagaimana dampak penanganan pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan modal kerja mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Mengetahui cara penanganan pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Mengetahui kendala dalam mengatasi pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo.

Mengetahui dampak penanganan pembiayaan bermasalah terhadap pembiayaan modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Strategi Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murabahah Pada Bank Bri Syariah KCP (Kantor Cabang Pembantu) Ponorogo”. Strategi mengatasi pembiayaan bermasalah dalam pembiayaan murabahah di BRI Syariah KCP Ponorogo adalah 1) Pendekatan.

15 Liska Kristianawati, “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Dalam Pembiayaan Murabahah Pada Bank Bri Syariah KCP (Kantor Penunjang Cabang) Ponorogo”, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2019).

Tabel  Judul   Halaman
Tabel Judul Halaman

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Studi Penelitian Terdahulu
  • Metode Penelitian
  • Sistematika Pembahasan

Penyampaian hasil penelitian berupa hasil analisis pembiayaan masalah dan penyampaian penjelasan dari penelitian yang telah selesai. Bab ini merupakan penutup dari analisis penelitian yang dilakukan dalam bentuk pemberian kesimpulan, kritik dan saran.

PEMBIAYAAN, STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN

Pembiayaan

Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo sudah berjalan dalam menangani kredit bermasalah, namun kredit bermasalah masih sering terjadi terbukti. Dalam hal ini Bank Muamalat KCP Ponorogo melakukan upaya untuk mengatasi pembiayaan bermasalah dengan asumsi kolektibilitas dengan perhatian khusus. Oleh karena itu, penulis ingin mengelaborasi strategi mengatasi pembiayaan bermasalah yang terjadi pada pembiayaan modal usaha mikro.

Untuk itu penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dengan merumuskan judul penelitian skripsi “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Usaha Mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo”. Selain bagi Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dan para nasabahnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perbankan dan lembaga keuangan lainnya yang praktik mengelola pembiayaan bermasalah produk modal usaha mikro. Maka menyikapi pembiayaan bermasalah dengan perspektif Islam yaitu Al-Sulh (perdamaian) adalah seperti memberikan penangguhan (penjadwalan ulang).

Kesepuluh, tesis Firda Maula, tahun 2021 “Analisis penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT Bank Muamalat Indonesia Kcp. 19 Sulis Hermawan, “Strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada pembiayaan mikro IB 75 di BRI Syariah KCP Mojokerto Majapahit”, (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2020). Strategi Penetapan Kelayakan Nasabah dan Pengelolaan Pembiayaan Bermasalah KUR Mikro di BRI Syariah KCP Ngawi.

Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada data mengenai penanganan pembiayaan bermasalah pada produk modal usaha mikro yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo. Strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal usaha mikro di Kantor Cabang Pembantu Bank Muamalat Indonesia Ponorogo. Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dalam mengatasi pembiayaan sulit menggunakan metode restrukturisasi atau yang biasa disebut dengan 3R yaitu rescheduling, renovasi dan restrukturisasi.

Hambatan dalam mengatasi pembiayaan modal usaha mikro yang bermasalah di Kantor Cabang Pembantu Bank Muamalat Indonesia Ponorogo. Pada Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo terdapat 2 faktor yang menjadi penyebab permasalahan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Dapat disimpulkan dari wawancara di atas bahwa komunikasi juga melibatkan isu-isu penting ketika menghadapi masalah pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo.

Dampak penanganan pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan modal untuk usaha mikro di cabang pembantu Bank Muamalat Ponorogo. Analisis strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada produk modal usaha mikro di Kantor Cabang Pembantu Bank Muamalat Indonesia Ponorogo. Dari data yang diperoleh penulis dapat dianalisis bahwa strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada produk modal usaha mikro yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo sudah sesuai dengan teori yang ada, namun terlepas dari restrukturisasi Bank Muamalat.

Analisis hambatan penanganan pembiayaan bermasalah pada produk permodalan usaha mikro di kantor cabang Bank Muamalat Indonesia.

Analisis Kendala Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk

Menurut Faturrahman Djamil, penyitaan agunan dilakukan jika upaya yang dilakukan bank syariah tidak membuahkan hasil dari proses penjadwalan ulang, renovasi, restrukturisasi, dan mediasi. Penyitaan agunan ini merupakan jalan terakhir bagi bank jika pembiayaan tidak dapat terselamatkan 3 Oleh karena itu, penyitaan agunan oleh Bank Muamalat KCP Ponorogo untuk mengatasi pembiayaan bermasalah sesuai dengan teori Faturrahman Djamil. Batasan eksternal dalam menangani pembiayaan bermasalah adalah kendala yang muncul dari nasabah berupa penolakan, penghindaran nasabah dan juga sifat nasabah yang buruk meskipun sudah dianalisis dari awal.

Adapun nasabah yang menolak bank masih memberikan alasan yang tidak rasional dan cenderung membantah. Dan yang terakhir adalah karakter klien yang jauh dari mendapatkan pembiayaan yang seharusnya diatur dalam membayar cicilan, namun kenyataannya tidak demikian. Keterbatasan internal yang dihadapi bank dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah yaitu faktor sumber daya manusia yang minim, di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo untuk pegawai yang menangani pembiayaan permodalan usaha mikro hanya satu orang yang bekerja sebagai pengumpul jatah dan harus mengurus banyak pelanggan, kemudian karena faktor kurangnya komunikasi, menjadi intens dan cenderung tergesa-gesa, serta tidak menyampaikan isi penjelasan kepada pelanggan.

Kendala dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yang dialami oleh Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo menurut Fathurrahman Djamil, Ismail dan Bagya Agung, mengatakan kendala dari sisi internal bank adalah analisa yang dilakukan oleh bank kurang tepat. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank tentang jenis perusahaan klien,4 Jumlah, kualitas dan integrasi sumber daya manusia yang tidak memadai. Dari faktor eksternal, dari pihak klien terletak pada aspek manajemen atau karakter, itikad buruk yaitu: melarikan diri setelah mencairkan dana, memalsukan barang dan tidak bekerjasama. Analisis dampak penanganan pembiayaan bermasalah terhadap produk modal usaha mikro di Cabang Pembantu Bank Muamalat Indonesia.

Analisis Dampak Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut, pertama, strategi mengatasi pembiayaan bermasalah pada produk modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo adalah bank terlebih dahulu menangani nasabah dan intensif penagihan, kemudian restrukturisasi dengan restrukturisasi, perbaikan dan pelaksanaan garansi akhir. Keterbatasan dalam pengelolaan pembiayaan bermasalah produk modal usaha mikro di Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo meliputi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal, sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh nasabah yaitu penolakan nasabah, penghindaran nasabah dan karakter nasabah yang buruk, maka faktor internal yaitu sumber daya manusia yang minim, komunikasi yang kurang intens, petugas yang kurang teliti dalam melakukan analisa kelayakan pelanggan. Pengaruh pengelolaan pembiayaan bermasalah terhadap produk pembiayaan modal usaha mikro masih belum efektif karena masih terdapat nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah, namun pihak bank terus berupaya agar pengelolaan pembiayaan bermasalah dapat berdampak pada profitabilitas bank, menurunkan NPF, meningkatkan sistem SID bank, sehingga pelanggan terhindar dari hutang bank.

Saran

Analisis Pemecahan Masalah Pembiayaan di Bank Syariah: Kajian Produk Murabahah di Bank Muamalat Indonesia Banda Aceh”. Eriska Ajeng Ade Putri, Elva Nuraina, Elana Era Yusdita, “Upaya Mencegah dan Mengatasi Kredit Macet dengan Persepsi Nasabah.” Muchtim Humaidi, “Analisis Tingkat Solidness Bank Syariah di Indonesia Etihad: Journal of Islamic Banking and Finance Vol.

Pratama, Gema, Nur Haida dan Sukma Nurwulan, “Strategi Mengatasi Keuangan Bermasalah pada Produk Bank Syariah”, Ecobankers: Jurnal Perekonomian dan Perbankan, Volume 2, Edisi 2, 2021. Studi Kasus Mengatasi Keuangan Bermasalah di Baitul Maal wa Tamwil (BMT ) Hubbul Wathon di masa pandemi Covid-19. Isnen Nur Hasanah, “Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah Bagi 200 Nasabah Microfinance iB di BRI Syariah KCP Purbalingga”.

Syafi'i Antonio, Muhammad, "Bank Syariah dari Teori ke Praktek", Jakarta: Gema Insane Press & Tazkia Institute, 2001. Hermawan, Sulis "Strategi Mengatasi Keuangan Bermasalah pada Keuangan Mikro IB 75 di BRI Syariah KCP Mojokerto Majapahit". Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 (26) Supeno, Wangsit, “Analisis Prioritas Penanganan Kredit Bermasalah Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Kredit Pada BPR”.

Gambar

Tabel  Judul   Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan proses penyelesaian sengketa melalui lembaga arbitrase menurut Pasal 27 sampai dengan 60 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 dan memiliki keputusan lembaga

Teknik yang dipilih untuk untuk menganalisa data adalah dengan reduksi data, penyajian data ( data display ), penarikan kesimpulan ( conclusion ). Dari hasil