• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Strategi Penguatan Keterampilan Berbahasa Arab Siswa Sekolah Dasar Berbasis Tahfizh Qur’an

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Strategi Penguatan Keterampilan Berbahasa Arab Siswa Sekolah Dasar Berbasis Tahfizh Qur’an"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Penguatan Keterampilan Berbahasa Arab Siswa Sekolah Dasar Berbasis Tahfizh Qur’an

Strategies for Strengthening Arabic Language Skills for Elementary School Students Based on Tahfidz Qur'an

Ayu Desrani1, Apri Wardana Ritonga2, Desriliwa Ade Mela3

1 STAI Sabili Bandung, 2 STIQ As-Syifa Subang 3 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

1[email protected]; 2[email protected];

3[email protected]

Abstract

The rapid development of globalization has made global competition even tougher. Improving language skills has become a necessity for everyone, including Arabic. Arabic is important to be taught to students since they are in elementary school so that Arabic will be a provision for them when they grow up, one of which is to study religious knowledge. This study aimed to describe the strategy of strengthening Arabic skills of elementary school students based on tahfizh Qur'an. This study adopted a descriptive qualitative approach with a case study method at SD Tahfizh Al-Qur'an Daarul Ukhuwwah Malang. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation.

The collected data is then analyzed through the stages of reduction, presentation, and verification or drawing conclusions. The results of this study indicate that: a) game-based Arabic learning strategies to attract students' attention to learning; b) the Arabic language learning program must be followed by teachers and students, teacher activities are directly guided by the principal, while the student program is guided by the teacher in the form of making Arabic videos, Arabic songs, and depositing Arabic vocabulary via Whatsapp; c) obstacles found during the learning process in the form of student delays when depositing Arabic vocabulary due to lack of parental supervision and motivationThe findings of this study reveal the positive impact that arises from the game-based Arabic learning process, namely that students are able to communicate Arabic with their teachers and friends.

Keyword: Arabic Language, Elementary School Students, Play While Learning Abstrak

Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat, membuat persaingan global juga semakin ketat. Meningkatkan keterampilan berbahasa sudah menjadi keniscayaan bagi semua orang termasuk bahasa Arab. Bahasa Arab penting untuk diajarkan pada siswa sejak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar agar bahasa Arab menjadi bekal bagi mereka ketika beranjak dewasa salah satunya untuk mempelajari ilmu agama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi penguatan keterampilan berbahasa Arab siswa

Article doi: https://doi.org/10.33367/jiee.v4i2.2825

Submission: 2022-7-14 Review: 2022-9-8 Revision: 2022-09-09 Accepted: 2022-09-09

(2)

sekolah dasar bebasis tahfizh Qur’an. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus di SD Tahfizh Al-Qur’an Daarul Ukhuwwah Malang. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a) strategi belajar sambil bermain sangat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran bahasa arab; b) program pembelajaran bahasa Arab wajib diikuti oleh guru dan siswa, kegiatan guru dibimbing langsung oleh kepala sekolah, sedangkan program siswa dibimbing oleh guru berupa pembuatan video bahasa Arab, lagu bahasa Arab, dan setoran kosa- kata bahasa Arab melalui Whatsapp; c) kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran berupa keterlambatan siswa saat setoran kosa-kata bahasa Arab karena kurangnya pengawasan dan motivasi orang tua. Temuan penelitian ini mengungkap dampak positif yang muncul dari proses pembelajaran bahasa Arab berbasis games yaitu siswa mampu berkomunikasi bahasa arab dengan guru maupun temannya

Kata Kunci: Bahasa Arab, Siswa Sekolah Dasar, Bermain Sambil Belajar Pendahuluan

Bahasa Arab seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan bagi siswa.

Problematika ini dilatarbelakangi oleh minimnya literasi dan motivasi tentang urgensi bahasa Arab untuk menunjang kesuksesan hidup siswa pada masa mendatang. Faktor lain, menjelaskan bahwa fenomena diksi “bahasa Arab sulit” muncul karena lemahnya strategi dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajarkan Bahasa Arab.1 Padahal, perkembangan pembelajaran bahasa Arab semakin pesat seiring berkembangnya teknologi informasi

1 Abdallah Hussein El-Omari and Hussein Mohammad Bataineh, “Problems of Learning Arabic by Non-Arabic Speaking Children:

Diagnosis and Treatment,” Journal of Language Teaching and Research 9, no. 5 (2018): 1095–

1100, https://doi.org/10.17507/jltr.0905.25.

2 Apri Wardana Ritonga et al., “E-Learning Process of Maharah Qira’ah in Higher Education during the Covid-19 Pandemic,” International Journal of Higher Education 9, no. 6 (2020), https://doi.org/10.5430/ijhe.v9n6p227.

3 Thaer Yousef Oudeh, “Teaching Arabic Language to Speakers of Other Languages

dalam pendidikan.2 Oleh karenanya, guru dituntut lebih inovatif menyusun materi ajar bahasa Arab dan terampil menyajikannya kepada siswa.3

Keterampilan berbahasa Arab termasuk dalam keterampilan yang dibutuhkan dalam persaingan global sebagai bahasa yang digunakan dalam aktivitas kajian ilmiah, sosial, budaya, dan ekonomi secara masif4. Untuk mendorong percepatan keterampilan berbahasa Arab itu dibutuhkan akse- larasi dan sinergi dari pihak-pihak yang memiliki wewenang dan tanggungjawab untuk mengembangkan “ghirah” Bahasa

(Between Tradition and Innovation),”

Elementary Education Online 18, no. 4 (2019):

2157–71,

https://doi.org/10.17051/ilkonline.2019.6412 14.

4 Salama Abdul Hafiz and Attary Abeer F, “The Effect of Using Electronic Games in Developing The Intuitive English Language Skills for Basic First Grade Female Pupils,” International Journal of Research in Educational Sciences 2, no. 2

(2019): 285–306,

https://doi.org/10.29009/ijres.2.2.8 International.

(3)

Arab di Indonesia, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, guru, peneliti, dan praktisi bahasa Arab. Upaya yang dapat dilakukan ialah dengan mengimple- mentasikan strategi pembelajaran yang tepat sesuai usia siswa.5

Strategi pembelajaran yang diim- plementasikan bagi pembelajar Bahasa Arab pemula akan berbeda dengan pembelajar bahasa Arab mahir atau ad- vance.6 Pembelajar pemula akan menga- wali pembelajarannya dengan materi penguatan kosa kata dan pengenalan aspek bunyi,7 sedangkan pembelajar mahir atau expert akan memusatkan perhatiannya kepada keterampilan ver- bahasa Arab yang meliputi aspek istima’, kalam, qira’ah, kitabah, dan qawa’id.8 Strategi pembelajaran itu juga akan berbeda bagi pembelajar bahasa Arab di sekolah tinggi, sekolah menengah dan sekolah dasar. Perbedaan tersebut bersumber dari aspek materi, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan evaluasi pembelajaran.

Tujuan pembelajaran bahasa Arab di pendidikan dasar (SD/MI) berorien-

5 Luluk Humairo Pimada, Rostanti Toba, and Abdul Wahab Rasyidi, “Learning of Imla’ Using Flashcards on Writing Skill at Islamic Elementary School Level in Samarinda,” Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature 3, no. 1 (2020): 1–16, https://doi.org/10.22219/jiz.v3i1.11682.

6 Mohammad H. Al-Khresheh, Ahmad Khaerurrozikin, and Abdul Hafidz Zaid, “The Efficiency of Using Pictures in Teaching Speaking Skills of Non-Native Arabic Beginner Students,”

Universal Journal of Educational Research 8, no. 3

(2020): 872–78,

https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080318.

7 Mustaffa F.Y. et al., “Needs and Preferences of Qur’anic Arabic Vocabulary Learners Regarding Learning through Qur’anic Arabic Mobile Applications,” International Journal of Psychosocial Rehabilitation 24, no. 5 (2020):

tasi kepada kecakapan menyimak dan berbicara secara sederhana sebagai landasan berbahasa. Pembelajaran bahasa arab harus mampu mendorong, membimbing, membina, dan menum- buhkan sikap yang baik terhadap bahasa arab. Respon positif terhadap pembe- lajaran bahasa Arab itu sangat penting dalam rangka menggali informasi dari Al-Qur’an dan hadist sebagai sumber utama dalam hukum Islam.

Pembelajaran bahasa Arab pada anak sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh bahasa ibu, sehingga seorang guru harus mengenal dan memilih beberapa strategi, teknik, dan trik untuk dapat mengembangkan pembelajaran bahasa khususnya dalam pengajaran bahasa Arab.9 Karena mengajarkan bahasa Arab kepada penutur non-Arab dilandasi oleh dua faktor; pertama, bahasa sebagai alat komunikasi, dan kedua, bahasa sebagai tujuan profesi tertentu. Maka penelitian ini secara khusus membahas pembe- lajaran bahasa Arab yang digunakan untuk tujuan pendidikan yaitu pembe-

152–62,

https://doi.org/10.37200/ijpr/v24i5/pr20167 8.

8 Muhammad Ediyani et al., “The Analysis of Arabic Learning Materials in Al-‘Arabiyah Baina Yadaik Book with the Principle of Material Development Approach,” Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal):

Humanities and Social Sciences 3, no. 2 (2020):

965–74,

https://doi.org/10.33258/birci.v3i2.924.

9 Safieh Muhamad Hassunah-Arafat, Dorit Aram, and Ofra Korat, “Early Literacy in Arabic: The Role of SES, Home Literacy Environment, Mothers’ Early Literacy Beliefs and Estimation of Their Children’s Literacy Skills,” Reading and Writing, no. 0123456789 (2021), https://doi.org/10.1007/s11145-021-10158-1.

(4)

lajaran bahasa arab berbasis keteram- pilan berbahasa.

Sekolah Dasar Tahfizh Al-Qur’an Daarul Ukhuwwah salah satu sekolah dasar di Kabupaten Malang, Jawa Timur berada di bawah naungan dinas pen- didikan yang menjadikan bahasa Arab sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa.

Melalui kurikulum yayasan, SDTQ Daarul Ukhuwwah mengembangkan model pembelajaran bahasa Arab dan mengintegrasikannya dengan disiplin ilmu yang lain, seperti ilmu sains, ilmu budaya, dan sebagainya. Media yang dimanfaatkan guru bahasa Arab dengan strategi pembelajaran yang sangat bervariasi. Hal ini mampu mendorong peningkatan keterampilan berbahasa Arab siswa baik secara aktif di kelas maupun ketika berada di luar kelas.

Penelitian serupa telah pernah dilakukan sebelumnya. Pertama, pene- litian Bahruddin & Febriani (2020) menyatakan bahwa penting bagi guru untuk mengintegrasikan strategi pem- belajaran, metode, media, dan sumber belajar secara holistic dan inovatif agar siswa tetap termotivasi untuk belajar bahasa Arab10. Kedua, temuan Rachmayanti & Alatas mendeskripsikan

10 Uril Bahruddin and Suci Ramadhanti Febriani,

“Student’s Perceptions of Arabic Online Learning During Covid-19 Emergency,” Journal for the Education of Gifted Young Scientists 8, no. 4

(2020): 1483–92,

https://doi.org/10.17478/jegys.763705.

11 Irma Rachmayanti and Mochamad Arifin Alatas, “The Learning of Arabic Alphabets for Special Needs Students in Elementary School,”

Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature 3, no. 2 (2020): 79–94, https://doi.org/10.22219/jiz.v3i2.11931.

12 Betty Mauli Rosa Bustam et al., “The Effectiveness of Fun Learning Approach in Arabic Learning,” Jurnal Al Bayan Jurusan

bahwa pembelajaran bahasa Arab juga relevan diajarkan kepada siswa ver- kebutuhan khusus melalui strategi yang tepat dan pemilihan materi sesuai dengan kebutuhan komunikasi siswa.11 Ketiga, Bustam et al menyarankan guru agar lebih kratif dan inovatif dalam mengembangkan materi pembelajaran bahasa Arab untuk siswa sekolah dasar melalui pendekatan pembelajaran yang menyenangkan (fun learning).12 Ke- empat, temuan penelitian Ritonga & Fitri menegaskan bahwa memilih strategi pembelajaran Bahasa Arab yang tepat akan memberikan dampak yang baik pada perkembangan keterampilan berbahasa Arab siswa sekolah dasar.13 Kelima, Islamiyah mendeskripsikan bah- wa pembelajaran Bahasa Arab di sekolah dasar sebagai pondasi utama bagi siswa agar mampu menggali informasi yang terkandung dalam Al- Qur’an dan Hadist.14

Berdasarkan hasil analisis kajian terdahulu di atas yang masih terbatas dalam ruang lingkup strategi pembe- lajaran Bahasa Arab di sekolah dasar secara umum, dianggap butuh kajian fundamental tentang strategi penguatan keterampilan berbahasa Arab siswa

Pendidikan Bahasa Arab 13, no. 2 (2021): 286–

304, https://doi.org/10.24042/albayan.v.

13 Apri Wardana Ritonga and Aulia Fitri,

“Maharah Qira’ah Learning Strategy for Integrated Islamic Elementary School (SDIT) Students During Covid-19 Pandemic,” Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar 4, no. 2 (2021): 103–7, https://doi.org/10.31764/elementary.v4i2.450 1.

14 Maziyyatul Muslimah, “Students’ Perception on Phenomena and Challenges in Arabic Learning at Islamic Elementary School,” Sittah:

Journal of Primary Education 2, no. 1 (2021): 1–

18, https://doi.org/10.30762/sittah.v2i1.2547.

(5)

sekolah dasar. Maka tujuan penelitian ini ingin mendeskripsikan tentang stra- tegi penguatan keterampilan berbahasa Arab siswa di Sekolah Dasar Tahfizh Al- qur’an Daarul Ukhuwwah, bagaimana strategi guru dalam mengajarkan ba- hasa Arab, pelaksanaan program pengu- atan keterampilan berbahasa Arab, dan kendala yang dihadapi guru. Melalui penelitian ini diharapkan menjadi masu- kan bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran bahasa arab untuk siswa Sekolah Dasar Tahfizh Al-Qur’an Daarul Ukhuwwah.

Metode

Penelitian ini mengadopsi pende- katan kualitatif deskriptif dan meng- gunakan metode studi kasus. Pende- katan kualitatif bertujuan untuk meng- gali fenomena yang terjadi pada objek penelitian secara detail dan diinter- pretasikan secara deskriptif dalam ben- tuk kata-kata dan bahasa. Metode studi kasus dalam penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi tentang strategi penguatan keterampilan ber- bahasa Arab untuk siswa tingkat sekolah dasar di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah Kabupaten Malang secara komprehensif.

Informan penelitian ini adalah guru bahasa Arab sebanyak 4 orang, kepala sekolah, dan siswa kelas 1 dan 2 berjumlah 32 orang yang dipilih secara random. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi bertujuan untuk melihat berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Arab dan pembentukan lingkungan berbahasa Arab di kelas 1 dan 2. Wawancara

dilakukan bersama kepala sekolah dan guru. Dari kepala sekolah peneliti ingin mengetahui informasi tentang program yang dilakukan tim manajemen untuk membumikan bahasa Arab bagi siswa.

Sedangkan dari guru bahasa Arab peneliti ingin mendapatkan informasi tentang strategi pembelajaran di kelas yang dilakukan untuk menguatkan keterampilan berbahasa Arab siswa.

Selanjutnya peneliti melakukan wawan- cara bersama siswa untuk mencari informasi tentang persepsi mereka terhadap pembelajaran bahasa Arab di kelas.

Selanjutnya, dari data yang diperoleh peneliti melakukan analisi data melalui Langkah-langkah sebagai berikut. Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data hingga penarikan kesimpulan data.

Terakhir, peneliti melakukan cek keab- sahan data melalui teknik triangulasi dan disksui untuk mendapatkan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Berdasarkan tahapan di atas, peneliti akan dapat mengolah data yang didapatkan tentang topik yang dikaji.

Temuan dan Pembahasan Temuan penelitian

a. Strategi pembelajaran Bahasa Arab

Hasil dari penelitian ini mengenai strategi yang diterapkan guru bahasa Arab dalam melaksanakan pembe- lajaran bahasa Arab di SDTQ Daarul Ukhuwwah Malang antara lain dalam penelitian yang dilaksanakan adalah dapat dilihat dari team manajemen dalam membumikan bahasa Arab dikelas yaitu dimana para team manajemen tersebut berusaha meng-

(6)

gunakan bahasa Arab setiap hari meskipun mereka belum maksimal dalam berbahasa Arab.

Adapun mengenai kurikulum yang dipakai di sekolah dasar ini adalah menggunakan kurikulum sendiri bukan dari Kementerian Agama, namun dipa- dukan dengan kurikulum Al-Azhar Me- sir, berikut bentuk jawaban kores- ponden Nauval Adani mengenai kuri- kulum yang digunakan sekolah ini:

Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah menggunakan kurikulum sendiri bukan dari Kementerian Agama”.

Strategi Pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di SDTQ Daarul Ukhuwwah ada beberapa strategi.

Diantara strategi yang digunakan oleh guru-guru tersebut adalah menggu- nakan metode thariqah mubsyarah (metode langsung), menggunakaan media youtube saat pembelajaran dengan menampilkan video, menggu- nakan buku ajar, menggunakan media kartu bergambar dan untuk Al-Qur’an menggunakan bentuk belajar cerita dan kuis yaitu dengan menemukan kosa kata bahasa Arab yang sudah diketahui.

Selain itu, guru juga menggunakan metode talaqqi menghafal kosa kata.

Metode ini artinya guru mengucapkan satu kosa kata dan kemudian para siswa mengikutinya. Dalam pembelajaran ba- hasa Arab di sekolah ini guru juga melakukan strategi dengan cara memu- satkan perhatian siswa terhadap pem- belajaran, dimana ketika para siswa mulai tidak fokus kepada pembelajaran maka guru biasanya akan memberikan sebuah pertanyaan dan guru akan memberikan hadiah kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Berikut contoh cara guru saat menguji siswa dalam memusatakn perhatian dalam pembelajaran:

guru mengucapkan sebuah kalimat, sikap anak tertib. maka para siswa akan membenarkan posisi tempat duduk dan lansung memperhatikan ke depan.”

Dan bukan hanya itu saja, guru juga membuat kelompok-kelompok un- tuk perlombaan dan bagi siswa yang menang akan mendapatkan buah dari guru, dan juga guru kadang bercerita atau juga memutarkan video terkait pembelajaran dan juga terkadang meng- gunakan ice break. Ice break merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mencairkan suasana dalam belajar. Adapun langkah-langkah dari kegiatan ice break yang dilakukan guru pertama, guru memberi salam yakni siswa diajak berkonsentrasi dan guru memberi salam dengan cara menepuk bahu siswa dan siswa yang lainnya menegur yang lainnya, kedua perke- nalan, para siswa membentuk lingkaran atau garis dan guru dating kepada salah satu siswa menjabat tangan mereka dengan menyebutkan namanya.

Dalam pembelajaran bahasa Arab ini berpusat kepada kedua pihak, yaitu antara guru dan siswa. Dimana pem- belajaran yang aktif, guru menyam- paikan materi secara lansung dengan kosa kata yang ada disekitar dan menun- jukkan kartu yang bergambar. Dan begitupun dengan siswa dapat menja- wab apa yang ditanya guru. Bukan hanya itu saja para siswa juga memiliki guru pendamping yang akan mendam- pingi mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka tentang bahasa Arab.

(7)

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran bahasa Arab dikelas

1. Guru menyapa dengan senyuman 2. meminta siswa untuk merapikan meja sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan bahasa Arab, contohnya:

يف مكماما ام اوعضو مكسولج اوبتر ...جاردلأا هتاكربو الله ةمحرو مكيلع ملاسلا

....ةبلطلا ءانبأ اي مكلاح فيك

؟ نلآا انسرد اذام

3. guru menyampaikan focus dan tujuan pembelajaran

4. guru mengajak siswa/siswa untuk memurojaah pelajaran sebelumnya

Dari tabel di atas terlihat langkah- langkah dalam pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Arab dan yang demikian juga merupakan bentuk stra- tegi guru dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah ini. Yang bertujuan agar para siswa terbiasa dengan bahasa Arab.

b. Program penguatan keterampilan berbahasa Arab

Tim manajemen sekolah meru- muskan sejumlah program untuk me- ningkatkan keterampilan berbahasa Arab siswa dan guru. Kepala sekolah mewajibkan guru untuk mengikuti pro- gram khusus bahasa arab yang diajar lansung oleh kepala sekolah. Yang mana kegiatan kursus tersebut dilakasankan sebanyak tiga kali dalam seminggu, yaitu hari senin, selasa dan hari jumat setelah selesai pembelajaran siswa.

Tujuan dari program ini adalah agar ustadz dan ustadzah baik yang dari pendidikan umum dan pendidikan pon- dok bisa berkomunikasi bahasa Arab.

Baik antar guru dengan guru, guru dengan siswa selain itu juga ada seleksi ketat yang dilakukan SDTQ dalam penerimaan siswa baru. Contohnya saja pada tahun ini sekolah hanya menerima siswa yang hanya memiliki hafalan satu juz mutqin sebagai syarat pendaftaran.

Dan itupun juga melalui test. Jika lulus test maka akan diterima dan jika hafalannya tidak lulus maka tetap tidak diterima juga.

Berikut bentuk komitmen pro- gram yang diterapkan Sekolah dasar Daarul Ukhwah Malang dalam mem- bumikan bahasa Arab di kelas:

Pertama, Sekolah Dasar menga- dakan seleksi siswa dan guru secara ketat. Prioritas pertama adalah hanya menerima siswa yang memiliki hafalan minimal satu juz, jika tidak maka secara otomatis tidak akan diterima. Karena pandangan manajemen anatara al- qur’an dan bahasa Arab adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Jika al- qur’annya bagus maka secra otomatis pembelajaran bahasa arabnya juga akan bagus. Begitupun juga guru diseleksi dan diutamakan yang bisa bahasa Arab dan bahasa inggris terutama untuk tahun ketiga ini.

Kedua, guru tidak diperkenankan menerjemahkan materi pelajaran baha- sa Arab kedalam bahasa Indonesia dan siswa menggunakan bahasa Arab dida- lam kelas sesuai mufrodhat yang pernah diajarkan. Adapun kosa kata yang belum diketahui siswa wajib menanyakan ter- lebih dahulu kepada guru bahasa arab dari satu benda yang belum diketahui dengan mencampur bahasa Arab de- ngan Indonesia (khusus yang belum di ketahui) dan setelah siswa tau, lalu

(8)

mengucapkannya dalam bahasa Arab, contohnya:

ةيبرعلا ةغللا ام ...ذاتسأ

“karpet”?

Guru umum diwajibkan mengikuti kelas bahasa Arab setiap hari Senin- Rabu yang dibimbing langsung bersama kepala sekolah.

Selain yang di atas ada beberapa program lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Arab siswa yaitu: a) lomba cerdas cermat bahasa Arab; b) membuat video pembelajaran berbahasa Arab; c) bernyanyi lagu bahasa Arab dan merekamnya menggunakan video; d) menghafal kosa kata bahasa Arab dan mengirimnya lewat video Whatsapp; e) menempel kosa kata bahasa Arab di tempat-tempat strategis; f) mengadakan ujian lisan bahasa Arab yang diuji oleh 3 penguji dalam satu ruangan.

c. Kendala yang dihadapi guru saat mengajarkan bahasa Arab

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah selama belajar saat ini tentunya memiliki banyak kendala yang dihadapi guru- guru yang mengajar di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah.

Dari hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar di sekolah ini, bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi guru-guru yang mengajar di Sekolah Dasar ini, seperti ada beberapa siswa yang belum setoran kosa kata melalui fitur video Whatsapp karena kurangnya pendampingan dari orang tua. Sehingga ketika pembelajaran ditemukan siswa yang tidak mengetahui arti kosa kata yang akan dipelajari.

Bukan hanya itu saja, ada kendala yang dihadapi guru saat pembelajaran bahasa Arab dikelas yaitu ada beberapa siswa yang biasanya bicara sendiri, atau asyik dengan mainan benda yang ada didalam lagi mereka masing-masing.

Dan ada beberapa siswa juga tidak fokus dalam belajar dan guru perlu menfokuskan ulang agar para siswa kembali memperhatikan penuh. Dan juga kendala yang di hadapi oleh guru adanya dari beberapa siswa yang masih belum sempurna pengucapan huruf hijaiyyahnya.

Hal tersebut sesuai dengan yang sampaikan oleh salah seorang guru (NV) yang mengajar di sekolah ini, beliau mengatakan bahwa pelakasaan pem- belajaran bahasa Arab di kelas “para siswa masih belum sempurna dalam pengucapan dan pelafalan makharijul huruf (hasil wawancara dengan guru bahasa Arab, 2022).

Maka untuk hal tersebut disediakan guru pendamping yang mana guru pendamping tersbut membantu para siswa dan juga mengingatkan para siswa serta mengajak siswa agar kembali focus pada pembelajaran. Dan bukan hanya itu para guru juga menyampaikan kepada wali kelas dan wali kelas menyampaikan kepada wali siswa agar bersinergi dengan sekolah dalam mendampingi anak-anaknya.

Dikarenakan setiap guru mempunyai catatan masing-masing siswa. Selain itu juga ada buku penghubung (mutba’ah) didalamnya berisi kegiatan yang sudah dilakukan dikelas dan apa saja yang harus harus wali siswa damping dirumah.

(9)

Berdasarkan dengan temun penulis guru bahasa Arab bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran bahasa arab di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah Malang kepala sekolah dan para guru hanya menfokuskan pada permasalahan yang berdimensi pada siswa yaitu kurangnya tingkat kefokusan siswa dan dan kurangnya pendampingan orang tua terhadap anak-anak mereka, sehingga mereka para siswa lalai dalam penyetoran tugas dalam bentuk video bahasa Arab kepada guru mereka.

Para wali siswa juga diminta oleh guru untuk menunjang dalam keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah maka agar orang tua siswa mengontrol buku penghubung dan orang tua siswa juga tau apa yang sudah dipelajari disekolah dan mengoreksi tugas siswa yang harus dikerjakan di rumah. Para orang tua diminta untuk mendampingi putra putrinya ketika menyetor kosa kata dalam bentuk video Whatsapp. Selain itu, orang tua juga diajak kerjasama untuk memberikan motivasi kepada anak-anak mereka untuk terus belajar bahasa Arab di rumah (hasil wawancara dengan guru Sekolah Dasar Tahfizh Al- qur’an Daarul Ukhuwwah, 2022).

15 P Setiono, E Handayani, and S Selvia, “Strategi Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Covid-19 Di Sekolah Dasar,” JURIDIKDAS: Jurnal

Pembahasan

a. Strategi pembelajaran bahasa Arab

Menurut Al-Muchtar, dkk kata strategi berasal dari bahasa latin yaitu strategia yang berarti bahwa seni penggunaan rencana dalam mencapai suatu tujuan. Namun secara global strategi berarti alat, rencana atau metode yang dipakai dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Menurut Dimyati dan Seodjono bahwa strategi dalam pembelajaran adalah aktivitas guru dalam memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsis- tensi antara aspek-aspek dai komponen sistem pembelajaran. Sri Anita juga mengatakan bahwa strategi pembe- lajaran merupakan ilmu dan cara dalam memenfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.15

Berdasarkan penjelasan diatas , maka dapat disamakan dengan hasil penelitian dari strategi yang diterapkan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di Sekolah Dasar Tahfizh Al- qur’an Daarul Ukhuwwah Malang saat sekrang ini antara lain strategi pem- belajaran dengan menggunakan metode mubasyarah atau menggunakan metode lansung, menggunakan media bergam- bar, Youtobe ayang benbentuk video serta juga dengan sistem talaqqi, dan dengan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa juga ikut berperan aktif didalamnya. (hasil wawancara dengan guru Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah, 2022)

Riset 3, no. 3 (2020): 402–7, https://ejournal.unib.ac.id/index.php/juridikda sunib/article/view/14570.

(10)

Hal tersebut sejalan dengan apa yang di kutip dari apa yang dinyatakan oleh guru yang mengajar di sekolah ini, bahwa strategi yang digunakan saat pembelaran sesuai apa yang di programkan oleh kepala sekolah.

Metode langsung (thariqah mubasya- rah) yang diterapkan oleh guru di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah menggunakan bahasa arab sebagai bahasa pengantar saat menga- jar, dan tanpa menggunakan bahasa ibu sedikit pun. Selain itu metode langsung merupakan suatu cara menyajikan ma- teri pembelajaran bahasa asing yaitu guru lansung menerapkan bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar tanpa menggunakan mereka sehari-hari saat belajar, jika ada satu kata yang sulit dimengerti siswa, maka guru dapat mengartikan kata tersebut menggu- nakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan sebagainya.16

Sesuai dengan apa yang nyatakan oleh guru yang mengajar disekolah ini, Bahwa kepala sekolah menjelaskan strategi dalam program pembelajaran bahasa arab yang dibuat dan ditetapkan oleh kepala sekolah kepada guru dan para calon santri yang akan masuk ke sekolah ini serta para siswa yang sudah belajar disekolah ini harus mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah, agar tujuan yang diinginkan Bersama tercapai dan menjadikan sekolah yang berkualitas,

16 Rizki Wahyuningtyas and Bambang Suteng Sulasmono, “Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar Di Sekolah Dasar,” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1 (2020): 23–27, https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.77.

baik dari tenaga pendidik ataun siswanya.

Pada dasarnya pembelajaran benar-benar berhubungan dengan ba- gaimana membentuk hubungan yang baik antara pendidik dan siswa.

Hubungan yang baik dapat di gam- barkan bagaimana seorang pendidik mampu mengajak anak didik belajar dengan mudah serta mereka termotivasi dari diri mereka dan belajar sesuai yang ada dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, pedoman pelajaran yang diterapkan di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah dimana kepala sekolah dengan para pendidik saling bekerja sama dan berusaha supaya proses belajar terjadi pada diri siswa/siswa itu sendiri. berusaha melakukan segala cara agar terjadi proses belajar pada diri siswa serta menggunakan berbagai strategi dan metode yang mampu meningkatkan keterampilan bahasa siswa. meningkatkan keterampilan berbahasa Arab siswa dan menjadikan lingkungan berbahasa Arab.17

Seiring dengan demikian, pelak- sanaan pembelajaran bahasa Arab yang dilaksanakan di sekolah dasar daarul ukhwah malanng dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Arab siswa maka para guru memberikan materi secara lansung dengan bahasa Arab, dan juga akan memberikan materi dalam media youtobe dengan menampilkan

17 Siti Amaliati, “Pendidikan Karakter Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Dan Relevansinya Menjawab Problematika Anak Di Era Milenial,” Child Education Journal (CEJ) 2, no. 1 (2020): 34–47.

(11)

dalam bentuk video, menggunakan buku ajar dan meminta para wali murid untuk mendampingi anak mereka dalam belajar, sesuai yang telah kasih tau guru apa pelajaran yang akan diulang dirumah dan mempelajari sub bab materi untuk pertemuan selanjutnya.

Sedangkan tugas guru disini yaitu menciptakan komunikasi antara orang tua dan siswa serta menjabarkan rencana pembelajaran yang telah dirancang bersama untuk para siswa agar berkompetensi dalam keteram- pilan berbahasa Arab.18

b. Program penguatan keterampilan berbahasa Arab

Keberhasilan pembentukan dari suatu program yang dirancang tidak terlepas dari peran dan support pimpinan/kepala sekolah terhadap penguatan dalam meningkatakan kete- rampilan berbahasa Arab siswa di SDTQ Daarul Ukhuwwah. Program yang di- rancang oleh kepala sekolah dengan tujuan untuk meningkatakan dan mem- bentuk lingkungan berbahasa Arab di Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah.

Program pembelajaran merupa- kan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaaan yang matang. Selain itu pelakasaan pembelajaran melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan yang lainnya yaitu untuk mencapai kom-

18 Fitriyani Toyiba Nurdyansah, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Madrasah Obtiaiyah,” Jurnal Pendidikan

3, no. 1 (2018): 929–30,

http://eprints.umsida.ac.id/1610.

petensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian untuk kompetensi lulusan.19

Adapun bentuk program yang dieterapkan seperti dalam pembela- jaran dalam kelas guru menggunakan bahasa Arab baik dalam penyampaian materi dan tidak diterjemahkan keda- lam bahasa indonesia, untuk siswa harus menggunakan bahasa Arab de- ngan kosa kata yang sudah diberikan dan dipelajari. Dan saya sedikit toleri jika siswa mengucapkan Bahasa Indo- nesia sedangkan mereka tidak tau Baha- sa Arabnya. Namun tetap kami wajibkan untuk bertanya dulu sebelum mengu- capkan. Dan tidak dipungkiri ada beberapa siswa yang masih kelupaan berbahasa Indonesia.

c. Kendala yang dihadapi guru saat mengajarkan bahasa Arab

Proses belajar mengajar yang dilakukan Sekolah Dasar Daarul Ukhwah tentunya banyak mengalami berbagai kendala karena proses pembelajaran yang dilakasanakan seca- ra lansung menggunakan bahasa arab.

Berdasarkan pengamatan penulis kendala yang muncul tersebut berasal dari banyak hal mulai dari keterampilan siswa dalam berbahasa arab saat belajar, kurangnya keterampilan bahasa Arab guru yang bukan berasal dari jurusan bahasa Arab, siswa yang belum semuanya fashih dalam pengucapan makharijul huruf. Hal ini sangat mem- pengaruhi hasil dari pembelajaran itu

19 Fakhrurrazi Fakhrurrazi, “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif,” At-Tafkir 11, no. 1

(2018): 85–99,

https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529.

(12)

sendiri seperti yang penulis amati bahwa ada beberapa siswa yang saat pembelajaran bahasa arab kurang dan tidak mengenal mufrodat (kosakata) yang disampaikan dikelas, dan siswa juga ada yang bingung saat belajar karna tidak ada bimbingan dari orang tua atau pantauan dari orang tua, maka untuk masalah demikian diperlukannya bim- bingan dari orang tua para siswa agar saat belajar disekolah esoknya para siswa dapat belajar dengan lancar tanpa danya bungung dengan materi yang diberikan guru. (observasi lapangan, 2022).

Adapun kendala yang dihadapi oleh pengajar dalam mengajarkan bahasa Arab di sekolah yaitu ada beberapa Santi yang belum setoran kosakata dalam bentuk video karena kurangnya pendampingan dari orang tua. Sehingga ketika pembelajaran ada yang belum tahu artinya meskipun di kelas sudah diajari tetapi di rumah tidak murojaah atau tidak setor dalam video.

Ada beberapa siswa yang biasanya berbicara sendiri, atau mainan benda di dalam laci Nya sehingga guru perlu memfokuskan ulang agar mereka memperhatikan penuh pada guru. Selain itu juga mengucapkan dan pelafalan huruf hijaiyah makhorijul huruf masih belum sempurna.

Dalam penerapa suatu program dalam pembelajaran tentunya memiliki yang dialami oleh pendiddik, maka dengan demikian tidak mungkin suatu

20 I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi, “Kendala Dalam Belajar Bahasa Inggris Dan Cara Mengatasinya,” Linguistic Comunity Service Journal 1, no. 2 (2021): 64–70, https://www.ejournal.warmadewa.ac.id.

kebijakan akan terjaid secara sempurna tanpa adala permasalahan agar dapat ditingkatkan lag utuk nantinya.

Dalam proses belajar mengajar guru harus mencari cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa, namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipenga- ruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah anak didik.20

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor utama yang menghambat penerapan strategi pem- belajaran pada masa ini adalah masalah yang timbul berasal dari beberapa dimensi yaitu dimensi guru, siswa dan lingkungan. Dari dimensi guru masalah yang muncul adalah proses adaptasi pembelajaran karena harus menggu- nakan bahasa Arab selama proses belajar mengajar dan dilingkungan sekolah harus menggunakana bahasa Arab. Dan begitupun dengan siswa.21

Dengan demikian kita ketahui bahwa faktor yang menghambat pelak- sanaan strategi pembelajaran pada masa saat ini adalah faktor yang berasal dari dimensi guru, siswa dan ling- kungan. Menurut oema hamalik dalam menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

21 Resti Mia Wijayanti and Puji Yanti Fauziah,

“Perspektif Dan Peran Orangtua Dalam Program PJJ Masa Pandemi Covid-19 Di PAUD,” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2

(2020): 1304–12,

https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.768.

(13)

dapat menghambat kesulitan belajar dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu:22 a. Faktor-faktor dari diri sendiri yaitu

faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri yang disebut juga dengan faktor internal. Antara lain tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas, kurangnya minat, kesehatan yang sering terganggu, cakapan mengikuti pelajaran, kebiasaan belajar dan kurangnya penguasaan bahasa

b. Faktor-faktor dari lingkungan sekolah yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam sekolah misalnya cara memberikan pelajaran, bahan bacaan, kurangnya alat-alat, bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan dan penyelenggaraan pembelajaran yang terlalu padat.

c. Faktor-faktor dari lingkungan keluarga yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam keluarga siswa antara lain kemampuan ekonomi keluarga, masalah keluarga serta kurangnya pengawasan dari keluar- ga.

d. Faktor-faktor dari lingkungan masyarakat yaitu meliputi gangguan dari jenis kelamin lain, bekerja sambil belajar, aktivitas organisasi, tidak dapat mengatur waktu reaksi dan waktu senggang dan tidak mempu- nyai teman belajar bersama.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Oemar hamalik maka dapat dikategorikan masalah penerapan strategi pembelajaran pada saat ini adalah faktor dari diri sendiri, faktor

22 Widia Hapnita et al., “Faktor Internal Dan Eksternal Yang Dominan Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas Xi Teknik Gambar Bangunan Smk N

dari lingkungan sekolah dan faktor dari lingkungan keluarga.

Selain itu berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Widia Hapnita dengan judul faktor internal dan eksternal yang dominan mempengaruhi hasil belajar, menyatakan bahwa hal-hal mempe- ngaruhi hasil belajar di antaranya adalah faktor-faktor internal dan eksternal. Internal meliputi yang per- tama intelegensi, intelegensi memiliki pengaruh sangat dasar untuk menerima pelajaran. Yang kedua perhatian untuk menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan dipelajarinya.

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada suatu objek. Ketiga minat, miner sangat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa tidak akan belajar sungguh- sungguh. Keempat bakat merupakan kecakapan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keber- hasilan. Kelima motivasi, motivasi berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai, motivasi dapat diartikan seba- gai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Yang tera- khir yaitu kesiapan, kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar karena jika siswa mi sudah mempunyai kesiapan untuk belajar maka hasil belajar baik.

1 Padang Tahun 2016/2017,” CIVED (Journal of Civil Engineering and Vocational Education) 5,

no. 1 (2018),

https://doi.org/10.24036/cived.v5i1.9941.

(14)

Faktor eksternal dibagi menjadi tiga yaitu aspek keluarga, sekolah dan aspek masyarakat. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan ia memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Aspek keluarga yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang pertama adalah cara orang tua mendidik anak, cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Selain itu suasana rumah untuk menjadikan anak belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Ketika rumah tenang seorang anak akan betah tinggal di dalamnya dan anak dapat belajar dengan baik selain itu keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar anak.23

Adapun yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut:

Pertama, metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Maka diharuskan guru menggunakan metode yang menarik agar siswa dapat menerima pelajaran dengan senang.

Kedua, kedisipinan sekolah, hal ini bena-benar erat kaitannya dengan kerajianan siswa dan juga dalam belajar.

siswa pergi ke sekolah dan juga belajar.

Ketiga, keadaan gedung. jumlah siswa yang banyak serta karakteristik

23 Hapnita et al.

24 Muhammad Sobri, Nursaptini Nursaptini, and Setiani Novitasari, “Mewujudkan Kemandirian Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Daring Diperguruan Tinggi Pada Era Industri 4.0,”

masing-masing yang bervariasi mereka menuntut keadaan gedung yang harus memadai dalam setiap kelas. serta alat pelajaran.

Pengaruh tersebut dapat mendo- rong semangat anak atau siswa belajar lebih giat atau sebaliknya. Yang kedua teman bergaul, agar siswa dapat belajar dengan baik maka diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik harus cukup bijaksana. Penga- ruh pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa dan sebaliknya.24

Dapat disimpulkan bahwa proble- matika penerapan strategi pembe- lajaran bahasa Arab saat ini adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu perhatian, minat, motivasi dan kesiapan siswa menerima pembe- lajaran dengan konsep yang baru sedangkan faktor eksternal yaitu dari aspek keluarga, lingkungan, dan masyarakat.25

Kesimpulan

Bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran wajib di Indonesia harus terus dilakukan inovasi saat menga- jarkannya pada siswa, sehingga proses pembelajaran berlangsung asyik dan menyenangkan. Bahasa Arab di Sekolah Dasar menjadi tolak ukur persepsi siswa terhadap bahasa Arab itu sendiri pada

Jurnal Pendidikan Glasser 4, no. 1 (2020): 64, https://doi.org/10.32529/glasser.v4i1.373.

25 Edi Widianto, “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga,” PG-PAUD Trunojoyo 2, no.

1 (2015): 31–39.

(15)

jenjang berikutnya. Hasil penelitian ini mendeskripsikan: a) strategi pembe- lajaran bahasa Arab yang diterapkan oleh guru memuat unsur game yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa, hal itu dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran; b) program peningkatan keterampilan berbahasa diberikan pada guru dan siswa, sehingga kualitas berbahasa guru terus me- ningkat seiring kewajiban mereka mengajarkan bahasa Arab pada siswa.

Program berbahasa tersebut ialah:

pembuatan video bahasa Arab, lagu bahasa Arab, menempelkan kosa kata bahasa Arab di area sekolah, dan setoran kosa-kata bahasa Arab melalui fitur video Whatsapp; c) kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran berupa lemahnya motivasi orang tua terhadap proses pembelajaran siswa saat di rumah seperti keterlambatan siswa saat menyetorkan kosakata baha- sa Arab melalui Whatsapp, yang berimbas terhadap ketidaktahuan siswa dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Temuan penelitian ini mengungkapkan dampak positif yang muncul ketika siswa Sekolah Dasar Tahfizh Al-qur’an Daarul Ukhuwwah diajarkan materi bahasa arab menggunakan model pem- belajaran berbasis game. Rekomendasi penelitian ini untuk melakukan tindak- lanjut penelitian 4 keterampilan berba- hasa di SDTQ Daarul Ukhuwwah menggunakan pendekatan dan metode yang lebih komprehensif.

Daftar Pustaka

Al-Khresheh, Mohammad H., Ahmad Khaerurrozikin, and Abdul Hafidz Zaid. “The Efficiency of Using

Pictures in Teaching Speaking Skills of Non-Native Arabic Beginner Students.” Universal Journal of Educational Research 8, no. 3

(2020): 872–78.

https://doi.org/10.13189/ujer.202 0.080318.

Amaliati, Siti. “Pendidikan Karakter Perspektif Abdullah Nashih Ulwan Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam Dan Relevansinya Menjawab Problematika Anak Di Era Milenial.”

Child Education Journal (CEJ) 2, no.

1 (2020): 34–47.

Bahruddin, Uril, and Suci Ramadhanti Febriani. “Student’s Perceptions of Arabic Online Learning During Covid-19 Emergency.” Journal for the Education of Gifted Young Scientists 8, no. 4 (2020): 1483–92.

https://doi.org/10.17478/jegys.76 3705.

Bustam, Betty Mauli Rosa, Iswanto, Mhd.

Lailan Arqam, Wikanti Iffah Juliani, and Akhmad Najibul Khairi. “The Effectiveness of Fun Learning Approach in Arabic Learning.”

Jurnal Al Bayan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab 13, no. 2 (2021): 286–

304.

https://doi.org/10.24042/albayan.

v.

Ediyani, Muhammad, Kasful Anwar, Husaini Husaini, Ridha Zuhaimi, and Taufiq Hidayat. “The Analysis of Arabic Learning Materials in Al-

‘Arabiyah Baina Yadaik Book with the Principle of Material Development Approach.” Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal):

Humanities and Social Sciences 3, no. 2 (2020): 965–74.

https://doi.org/10.33258/birci.v3i 2.924.

El-Omari, Abdallah Hussein, and Hussein Mohammad Bataineh.

“Problems of Learning Arabic by

(16)

Non-Arabic Speaking Children:

Diagnosis and Treatment.” Journal of Language Teaching and Research 9, no. 5 (2018): 1095–1100.

https://doi.org/10.17507/jltr.090 5.25.

F.Y., Mustaffa, A.R. Salam, N.H. Mohd Sharif, A. Sirri, and A.H. Abdullah.

“Needs and Preferences of Qur’anic Arabic Vocabulary Learners Regarding Learning through Qur’anic Arabic Mobile Applications.” International Journal of Psychosocial Rehabilitation 24, no. 5 (2020): 152–62.

https://doi.org/10.37200/ijpr/v2 4i5/pr201678.

Fakhrurrazi, Fakhrurrazi. “Hakikat Pembelajaran Yang Efektif.” At- Tafkir 11, no. 1 (2018): 85–99.

https://doi.org/10.32505/at.v11i1 .529.

Hafiz, Salama Abdul, and Attary Abeer F.

“The Effect of Using Electronic Games in Developing The Intuitive English Language Skills for Basic First Grade Female Pupils.”

International Journal of Research in Educational Sciences 2, no. 2

(2019): 285–306.

https://doi.org/10.29009/ijres.2.2.

8 International.

Hapnita, Widia, Rijal Abdullah, Yuwalitas Gusmareta, and Fahmi Rizal. “Faktor Internal Dan Eksternal Yang Dominan Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar Dengan Perangkat Lunak Siswa Kelas Xi Teknik Gambar Bangunan Smk N 1 Padang Tahun 2016/2017.” CIVED (Journal of Civil Engineering and Vocational Education) 5, no. 1 (2018).

https://doi.org/10.24036/cived.v5 i1.9941.

Hassunah-Arafat, Safieh Muhamad, Dorit Aram, and Ofra Korat. “Early Literacy in Arabic: The Role of SES,

Home Literacy Environment, Mothers’ Early Literacy Beliefs and Estimation of Their Children’s Literacy Skills.” Reading and Writing, no. 0123456789 (2021).

https://doi.org/10.1007/s11145- 021-10158-1.

Muslimah, Maziyyatul. “Students’

Perception on Phenomena and Challenges in Arabic Learning at Islamic Elementary School.” Sittah:

Journal of Primary Education 2, no.

1 (2021): 1–18.

https://doi.org/10.30762/sittah.v 2i1.2547.

Nurdyansah, Fitriyani Toyiba.

“Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Madrasah Obtiaiyah.” Jurnal Pendidikan 3, no. 1 (2018): 929–30.

http://eprints.umsida.ac.id/1610.

Oudeh, Thaer Yousef. “Teaching Arabic Language to Speakers of Other Languages (Between Tradition and Innovation).” Elementary Education Online 18, no. 4 (2019): 2157–71.

https://doi.org/10.17051/ilkonlin e.2019.641214.

Pimada, Luluk Humairo, Rostanti Toba, and Abdul Wahab Rasyidi.

“Learning of Imla’ Using Flashcards on Writing Skill at Islamic Elementary School Level in Samarinda.” Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature 3, no. 1

(2020): 1–16.

https://doi.org/10.22219/jiz.v3i1.

11682.

Rachmayanti, Irma, and Mochamad Arifin Alatas. “The Learning of Arabic Alphabets for Special Needs Students in Elementary School.”

Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature 3, no. 2 (2020): 79–94.

https://doi.org/10.22219/jiz.v3i2.

11931.

(17)

Ritonga, Apri Wardana, and Aulia Fitri.

“Maharah Qira’ah Learning Strategy for Integrated Islamic Elementary School (SDIT) Students During Covid-19 Pandemic.” Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar 4, no. 2 (2021): 103–7.

https://doi.org/10.31764/element ary.v4i2.4501.

Ritonga, Apri Wardana, Mahyudin Ritonga, Talqis Nurdianto, Martin Kustati, Rehani, Lahmi Ahmad, Yasmadi, and Pahri. “E-Learning Process of Maharah Qira’ah in Higher Education during the Covid- 19 Pandemic.” International Journal of Higher Education 9, no. 6 (2020).

https://doi.org/10.5430/ijhe.v9n6 p227.

Setiono, P, E Handayani, and S Selvia.

“Strategi Guru Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Covid-19 Di Sekolah Dasar.” JURIDIKDAS: Jurnal Riset … 3, no. 3 (2020): 402–7.

https://ejournal.unib.ac.id/index.p hp/juridikdasunib/article/view/1 4570.

Sobri, Muhammad, Nursaptini Nursaptini, and Setiani Novitasari.

“Mewujudkan Kemandirian Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Daring Diperguruan Tinggi Pada Era Industri 4.0.” Jurnal Pendidikan Glasser 4, no. 1 (2020): 64.

https://doi.org/10.32529/glasser.

v4i1.373.

Susanthi, I Gusti Ayu Agung Dian.

“Kendala Dalam Belajar Bahasa Inggris Dan Cara Mengatasinya.”

Linguistic Comunity Service Journal 1, no. 2 (2021): 64–70.

https://www.ejournal.warmadewa .ac.id.

Wahyuningtyas, Rizki, and Bambang Suteng Sulasmono. “Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil Belajar Di

Sekolah Dasar.” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1 (2020): 23–

27.

https://doi.org/10.31004/edukatif .v2i1.77.

Widianto, Edi. “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga.”

PG-PAUD Trunojoyo 2, no. 1 (2015):

31–39.

Wijayanti, Resti Mia, and Puji Yanti Fauziah. “Perspektif Dan Peran Orangtua Dalam Program PJJ Masa Pandemi Covid-19 Di PAUD.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2020): 1304–12.

https://doi.org/10.31004/obsesi.v 5i2.768.

Referensi

Dokumen terkait

기존 사례 주차관제 시스템LPR:License Plate Recognition 차량이 입,출차 할 때 차량의 이미지를 촬영하여 획득된 영상으로 자동으로 번호를 인식해서 정 보를 컴퓨터상에 저장한 후, 차량번호를 검색하고, 검색된 번호판의 문자를 인식알고리즘으로 판 독, 분석과정을 거쳐 추출된 자료를 텍스트화 하여 DB에