• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Potensi Wisata Bahari Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep

N/A
N/A
Septi Juwita Saputri

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Peningkatan Potensi Wisata Bahari Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Peningkatan Potensi Wisata Bahari Pulau Kapoposang Kabupaten Pangkep

Inayah Aulia Abstrak

Tujuan artikel ditulis untuk mengetahui strategi yang tepat dalam peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang yang ada di Kabupaten Pangkep. Wisata bahari merupakan salah satu subsektor kepariwisataan dalam menghasilkan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan daerah dan juga memberi kontribusi positif terhadap destinasi wisata suatu daerah. Hal ini merupakan keunikan potensi wisata suatu daerah akan keberadaan potensi wisata bahari yang cenderung tidak dimiliki daerah lain. Pulau Kapoposang merupakan salah satu Pulau kecil yang ada di Kabupaten Pangkep yang memiliki keragaman sumber daya alam yang potensial dengan sumber daya kelautan, perikanan, dan jasa lingkungannya.

Metode Study Library dan review library online digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Kapoposang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi wisata bahari. Dengan menggunakan analisis SWOT, dapat dirumuskan strategi peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang, yaitu mengoptimalkan daya tarik wisata dengan melakukan promosi wisata yang baik, pengembangan industri rumah tangga, memelihara dan memperkenalkan adat istiadat daerah, dan meningkatkan kualitas tenaga profesional bidang pariwisata serta meningkatkan partisipasi aktif masyarakat. Dengan demikian, kekayaan potensi yang dimiliki serta berbagai strategi yang tepat, dapat mampu memberikan pengembangan serta peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang.

Kata kunci: kapoposang, wisata bahari

A. Latar Belakang

Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki banyak pulau kecil, yaitu memiliki 114 pulau-pulau kecil dengan 90 pulau yang berpenghuni dan 24 pulau yang kosong. Kabupaten Pangkep memiliki luas keseluruhan pulau kecil 35.150 ha, luas laut 71.000 km2, panjang garis pantai 250 km, dan luasan terumbu karang 36.000 km2. Dari 114 pulau-pulau kecil yang dimiliki, salah satunya yaitu Pulau Kapoposang.

Pulau Kapoposang merupakan salah satu Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang terdapat di dalam gugusan Kepulauan Spermonde. Pulau Kapoposang terletak di

(2)

Kecamatan Liukang Tupabiring Selatan. ‘Kapoposang’ berasal dari bahasa bugis yang berarti; kepulauan ini dianggap menempati posisi relatif paling ujung yang

‘penghabisan’ atau yang ‘terakhir’. Pulau Kapoposang merupakan pulau kecil yang memiliki kelimpahan sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya jasa lingkungan berupa keindahan pantai pasir putih dan terumbu karang beserta ekosistem asosiasinya, sebagai potensi yang sangat penting bagi pengembangan wilayah dimasa depan, khususnya pembangunan kegiatan wisata bahari berbasis konservasi.

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang (MIPL, 2010; Anugrah, 2008; Wahyudi dan DYP Sugiharto (ed), 2010). Adapun tujuan konservasi (1) mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan, kesejahteraan, dan mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.

Hal tersebut selaras dengan pengelolaan wilayah Pulau Kapoposang yang berkelanjutan, yang memiliki arti bahwa pengelolaan yang dimaksud adalah suatu strategi pemanfaatan ekosistem alamiah yang sedemikian rupa, sehingga kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat bagi kehidupan manusia tidak rusak dan tetap terjaga. Khususnya pada pengelolaan wilayah dalam mendukung pembentukan wisata bahari Pulau Kapoposang

Berdasarkan hal tersebut, perlu dikaji strategi peningkatan potensi wisata bahari di Pulau Kapoposang dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dengan memperhatikan aspek konservasi. Dan dengan pemanfaatan tersebut, juga bisa membantu pengembangan wilayah Pulau Kapoposang secara optimal.

Rumusan masalah dalam kajian ini adalah (1) Apa saja potensi yang dimiliki Pulau Kapoposang, (2) Apa itu wisata bahari? (3) Strategi apa yang cocok dalam peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang berazaskan konservasi?

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam kajian ini, antara lain:

(1) Untuk mendeskripsikan potensi yang dimiliki Pulau Kapoposang, (2) Untuk mendeskripsikan terkait wisata bahari,

(3)

(3) Untuk mendeskripsikan strategi peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang berazaskan konservasi.

C. Hasil dan Pembahasan

C.1. Potensi yang dimiliki Pulau Kapoposang C.1.1. Potensi Sosial Budaya dan Ekonomi

Dalam aktivitas sosial baik yang sifatnya religius mupun ekonomis, masyarakat Desa Mattiro Ujung. Pulau Kapoposang masih berpegang kuat pada nilai paternalistik dan feodalistik. Masyarakat desa Mattiro Ujung sangat yakin bahwa petuah-petuah daro orang yang memiliki kharisma atau yang ditokohkan akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.pada aspek religius, tradisi pemilihan pemimpin ritual dilakukan berdasarkan kharisma seseorang atau leluhurnya yang masih terpancar kepada anak cucunya.

Dalam kehidupan sosial masyarakat juga terdapat strata sosial yang ditentukan oleh nilai ketokohan seseorang, kekayaannya, garis keturunannya dn posisinya dalam institusi sosiaal dan pemerintahan.

Status sosial ini sangat berpengaruh dalam banyak hal, termasuk dalam memutuskan sebuah perkara, termasuk urusan politik. Mayoritas masyarakat menyerahkan sepenuhnya berbagi macam urusan termasuk urusan keluarga kepada para elit dzesa (masyarakat yang memiliki strata sosial yang tinggi).

Kegotongroyongan dan kekeluargaan masyarakat masih cukup tinggi. Untuk kebersihan lingkungan dikenal acara jumat bersih, beberapa fasilitas umum seperti dermaga dan jalan kampung juga dilakukan secara gotong royong. Berhubung warga pulau masih terikat satu sama lain, rasa kekeluargaan juga sangat tinggi.kepemimpinan patronase yang dipegang oleh tokoh agama masih sangat kuat pengaruhnya, selain itu,pada kelompok lebih kecil, kepemimpinan patronase punggawa terhadap sawiyai juga berpengaruh.

C.1.2. Potensi Pariwisata

Selama ini perairan sekitar Pulau Kapoposang dijadikan tempat untuk menyelam (Diving) oleh wisatawan. Hal ini karena keindahan

(4)

terumbu Kapoposang mempunyai nilai keindahan yang cukup besar bila dibandingkan dengan pantai lainnya. Kegiatan ini sangat menarik wisatawan untuk mengunjungi pantai Pulau Kapoposang. Ditambah lagi dengan kualitas pantai yang belum tercemar oleh kerusakan alam dan juga pasir putih yang mengelilingi sepanjang kawasan pantai. Dengan ekosistem terumbu karang dan jenis flora fauna yang keanekaragamnya cukup tinggi, keindahannya sangat menarik minat wisatawan untuk melakukan kegiatan snorkling untuk menikmati keindahan pantai di waktu senggang.

Pulau Kapoposang dan laut disekitarnya juga memiliki jenis ikan yang sangat beranekaragam. Jenis ikannya masih cukup banyak karena masih belum dirusak oleh aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan alat-alat keras ataupun karena faktor lingkungan.

Wisatawan melakukan kegiatan Fishing pada waktu-waktu senggang sambil menikmati suasana keindahan pantai Pulau Kapoposang dan pulau-pulau lainnya.

Pada lokasi pantai lain, kegiatan melihat penyu bertelur dan aktivitas penangkapan nener sudah jarang kita dapati. Hal ini disebabkan oleh kondisi kerusakan pantau yang belum tertangani dengan baik. Di pantai Pulau Kapoposang keadaan hewan seperti penyu dan nener masih terjaga dengan baik dari kerusakan. Kondisi ini menjadikan wisatawan tertarik untuk mengunjunginya. Dan dengan keindahan pantai yang masih alami dan kondisi lingkungan yang masih bagus, sangat menarik wisatawan untuk menikmati keindahan Sun Rise dan Sun Set. Kegiatan ini cukup menarik untuk dilakukan karena didukung oleh nilai keindahan pantai yang cukup bagus.

C.2. Wisata Bahari

Wisata bahari adalah seluruh kegiatan yang bersifat rekreasi yang aktifitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi daerah pantai, pulau-pulau sekitarnya, serta kawasan lautan dalam pengertian pada permukaannya, dalamnya, ataupun pada dasarnya termasuk didalamnya taman laut. Aktfitas wisata bahari pada dasarnya mengundang tantangan, keberanian, ketenangan,histori, dan yang lebih penting adalah cinta terhadap alam

(5)

lingkungan laut dan kehidupannya. Pada umumnya taman wisata bahari berlokasi pada tempat yang memiliki lingkungan yang alami, sejuk dan sehat sehingga dapat mencapai suatu kegiatan rekreasi yang optimal.

Pulau kapoposang adalah sebuah obyek wisata bahari yang cukup terkenal hingga ke mancanegara. Sebagai bagian dari ratusan pulau keil di jajaran kepulau Spermonde di Selat Makassa yang tersohor, kawasan ini menawarkan berbagai antraksi wisata bahari yang menakjubkan. Selain menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat menyelam, snorkeling, dan memancing. Kapoposang kini menjelma sebagai salah satu lokasi memancing terbaik di Indonesia.

Sebagai tujuan wisata bahari andalan di Provinsi Sulawesi Selatan, Kapoposang menyimpan banyak keistimewaan sebagai obyek wisata bahari.

Selain pulaunya sangat indah dimana pohon-pohon berbagai jenis tumbuhan menghijau dan menyegarkan pandangan, Kapoposang juga memiliki potensi pemandangan bawah laut dengan pesona dan daya tarik tersendiri. Berbekal topografi yang sangat mendukung wisata bawah air, kepulauan Kapoposang dilabeli sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di Indonesia. Di perairan sekitar pulau ini dapat ditentukan dengan mudah berbagai jenis karang dan biota laut yang unik.

Fasilitas yang tersedia di Pulau Kapoposang juga cukup memadai.di pulau ini ada sebuah resor yang dikelola perusahaan lokal. Resor ini memiliki restoran dan fasilitas olahraga. Wisatawan juga bisa menyewa kapal pesiar untuk membawa mereka ke situs meyelam dan memancing favorit. Selain itu ada juga beberapa homestay yang dikelola masyarakat setempat.

C.3. Strategi Peningkatan Potensi Wisata Bahari Pulau Kapoposang Berazaskan Konservatif

Pulau Kapoposang meskipun memiliki sumber daya alam daratan (teresterial) yang terbatas, namun memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah sebagai aset yang strategis dan komparatif yang dapat menjadi aset kompetitif dalam mengisi pembangunan daerah. Pulau ini pada dasarnya membutuhkan pengelolaan yang bertitik tolak dari kekhususan yang menjadi ciri khasnya, yaitu kondisi sumber daya alam (hayati dan non hayati), sumber daya manusia (kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat lokal),

(6)

serta jasa-jasa lingkungan seperti misalnya kegiatan pariwisata, khususnya wisata bahari.

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004), menyatakan bahwa pengelolaan wisata bahari di pulau-pulau kecil harus berpegang pada prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: (1) prinsip keseimbangan, yaitu pengelolaan harus didasarkan pada komitmen pola keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan konservasi; (2) prinsip partisipasi dan pelibatan masyarakat lokal; (3) prinsip keterpaduan, yaitu pengelolaan yang harus direncanakan secara terpadu dengan memperhatikan ekosistem puulau luar dan disinerjikan dengan pembangunan berbagai sektor; (4) prinsip penegakan hukum, yaitu pengelolaan yang sesuai dengan aturan-aturan hukumyang ada, serta dilaksanakan dengan penegakan hukum maupu peraturan yang berlaku untuk menjamin kepastian hukum; dan (5) prinsip konservasi, yaitu pengelolaanyang harus memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan (alam dan budaya), sehingga dalam pengelolaannya diselenggarakan secara bertanggung jawab, mengikuti kaidah-kaidah ekologi, peka dan nilai-nilai sosial-budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat, serta sesuai dengan daya dukung yang ada.

Dalam merumuskan strategi peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang, dapat dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah bagian dari proses perencanaan startegi yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data, analisis dan pengambilan keputusan.

Untuk itu, perlu diketahui faktor strategi internal dan eksternal sehingga dapat disusun matriks untuk merumuskan strategi. Berikut ini akan diuraikan faktor- faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).

1. Faktor Internal

a. Kekuatan (Strength)

1) Kealamian panorama pantai

2) Potensi keunikan wisata ekologi terumbu karang 3) Lokasi onjek wisata yang strategis

4) Adat istiadat yang masih kuat

5) Potensi flora, fauna dan ekoistemnya

(7)

b. Kelemahan (Weakness)

1) Belum optimalnya upaya promosi dan informasi

2) Tenaga profesional di bidang pariwisata sangat terbatas

3) Keterbatasan pemahaman masyarakat dalam mengkreasikan kerajinan/produk olahan/sejenisnya yang menggambarkan potensi wisata bahari pulau Kapoposang

4) Kesenjangan perspektif masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan keberadaan potensi wisata bahari

2. Faktor Eksternal

a. Peluang (Opportunitie)

1) Perkembangan teknologi dan informasi yang kuat 2) Pelestarian kebudayaan daerah

3) Kebijakan pemerintah kota dalam mengembangkan potensi wisata 4) Program promosi wisata “Pesona Indonesia” pada lingkungan

internasional b. Ancaman (Threats)

1) Daerah lain sedang mengoptimalkan pengembangan pariwisatanya 2) Kerusakan lingkungan di sekitar objek wisata

Tabel berikut memperlihatkan strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang yang ditinjau berazaskan konservasi. Strategi tersebut tertuang dalam matriks analisis SWOT.

(8)

Tabel Matriks SWOT

Identifikasi Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Internal

Eksternal

1) Kealamian panorama pantai 2) Potensi keunikan wisata ekologi

terumbu karang

3) Lokasi onjek wisata yang strategis 4) Adat istiadat yang masih kuat

5) Potensi flora, fauna dan ekoistemnya

1) Belum optimalnya upaya promosi dan informasi

2) Tenaga profesional di bidang pariwisata sangat terbatas

3) Keterbatasan pemahaman masyarakat dalam mengkreasikan kerajinan/produk olahan/sejenisnya yang menggambarkan potensi wisata bahari pulau Kapoposang 4) Kesenjangan perspektif masyarakat dan

pemerintah dalam mengembangkan keberadaan potensi wisata bahari

Peluang (Opportunitie) Strategi SO Strategi Wo

1) Perkembangan teknologi dan informasi yang kuat

2) Pelestarian kebudayaan daerah

3) Kebijakan pemerintah kota dalam mengembangkan potensi wisata

4) Program promosi wisata “Pesona Indonesia” pada lingkungan internasional

1) Mengoptimalkan daya tarik wisata Pulau Kapoposang dengan tetap

mempertahankan kealamian potensinya 2) Bekerja sama dengan biro-biro perjalanan 3) Penyebarluasan promosi dan informasi 4)Menjadikan kebudayaan sebagai salah satu

fasilitas wisata

1)Pengembangan fasilitas dan utilitas wisata 2)Pelatihan tenaga profesional di bidang

pariwisata

3)Mensinergikan pemahaman pemerintah dan masyarakat terkait atas setiap produk atau jasa wisata yang dihasilkan

4)Sosialisasi dan edukasi masyarakat melalui perspektif pentingnya pariwisata

Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

1) Daerah lain sedang mengoptimalkan pengembangan pariwisatanya

2) Kerusakan lingkungan di sekitar objek wisata

1)Peningkatan daya saing terhadap objek wisata yang lain

2)Melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal kepada wisatawan

1)Menciptakan kerjasama antar pemerintah, masyarakat, dan pelaku terkait konsep wisata bahari yang dikembangkan.

2)Meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga keamanan

3)Memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku kriminaal di objek wisata

(9)

Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa proses analisis yang relevan diharapkan mampu memberikan manfaat dalam merumuskan strategi peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang yang ditinjau berazaskan konservasi. Melalui perumusan strategi wisata bahari juga diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap penguatan aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat secara luas.

D. Penutup

Pulau Kapoposang merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi kegiatan wisata bahari berbasis konservasi. Dengan potensi tersebut, berdasarkan analisis SWOT dapat dirumuskan strategi peningkatan potensi wisata bahari Pulau Kapoposang, yaitu mengoptimalkan daya tarik wisata Pulau Kapoposang dengan penyebarluasan promosi, bekerja sama dengan biro-biro perjalanan, dan menjadikan kebudayaan sebagai salah satu fasilitas wisata. Pengembangan fasilitas dan utilitas wisata dengan pengembangan industri rumah tangga, seperti kerajinan tangan, cenderamata dan kuliner, memelihara adat istiadat daerah dan memperkenalkannya kepada wisatawan, meningkatkan kualitas tenaga profesional di bidang pariwisata melalui pelatihan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan di sekitar daerah. Serta menciptakan kerja sama antar pemerintah, masyarakat, dan pelaku terkait konsep wisata bahari yang dikembangkan.

E. Daftar Pustaka

Papu, Adelfia. 2011. Kondisi Tutupan Karang Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Sains 11(1) - https://media.neliti.com/media/publications/288347-kondisi-tutupan-karang- pulau-kapoposang-bb81014a.pdf

Rachman, Maman. 2012. Konservasi Nilai dan Warisan Budaya. Indonesian Journal of Conservation 1(1) –

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/viewFile/2062/2176#:~:text=

Secara%20umum%2C%20konservasi%2C%20mempunyai%20arti,(ed)%2C%2 02010).

(10)

Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM.67/UM.001/MKP/2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-pulau kecil. 2004.

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta –

https://www.ekowisata.org/uploads/KM_67_2004_Budpar.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan S Menyusun faktor- faktor internal Kelemahan W Menyusun faktor- faktor internal Peluang O Menyusun faktor-faktor peluang