• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BENGKUANG DI DESA BONTOBIRAENG SELATAN KECAMATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BENGKUANG DI DESA BONTOBIRAENG SELATAN KECAMATAN "

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan pertanian bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan pertanian bengkuang. Matriks Strategi Eksternal: Strategi Pengembangan Pertanian Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa…46 19.

PENDAHULUAN

Budidaya bengkuang yang dilakukan petani di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa memberikan manfaat dan layak untuk dilaksanakan. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa”.

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Teori Strategi
  • Pengertian Menurut Ahli
  • Teori pengembangan
  • Usahatani
  • Bengkuang
  • Analisis swot
    • Analisis Matriks IFAS
  • Identifikasi analisis swot
    • Analisis Matriks EFAS
  • Matriks swot
  • Kerangka Pemikiran

Matriks strategi magang Pertanian Bengkuang-strategi udviklings di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Matriks strategi eksternal: Strategi Pengembangan Usahatani Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.

Tabel 1. Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS)
Tabel 1. Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan waktu penelitian

Populasi dan sampel

Jenis dan sumber data

Data ini merupakan data utama yang digunakan peneliti untuk mencari informasi guna mengetahui perkembangan usahatani bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Pengumpulan data

Teknik Pengumpulan Data

Letak Geografis : Desa Bontobiraeng Selatan terletak di Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Sebaran penduduk berdasarkan gender di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa berdasarkan Dusun. Tingkat pendidikan penduduk Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa secara umum tersebar merata antara tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi.

Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa pada dasarnya masih tergolong menengah karena umumnya penduduknya berada pada kelompok tamat SMP. Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa merupakan desa yang mayoritas penduduknya bergerak di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan kegiatan budidaya Bengkoang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Dari hasil penelitian di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa disusun faktor internal. Gambar diatas menunjukkan posisi strategi pengembangan usahatani bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan TOTAL Bontonompo. Strategi apa yang digunakan untuk mengembangkan Usaha Peternakan Bengkuan di Kabupaten Gowa khususnya di Desa Bontobiraeng Selatan.

Gambar 2. Total Skor Faktor Internal dan Faktor Eksternal TOTAL
Gambar 2. Total Skor Faktor Internal dan Faktor Eksternal TOTAL

Analisa data

Definisi Operasional

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Letak Geografis Dan Tofografi

Desa Bontobiraeng Selatan merupakan salah satu dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sul-Sel). Bontobiraeng Selatan merupakan perpanjangan dari Desa Bontobiraeng yang kemudian dimekarkan menjadi Desa Bontobiraeng yang sering disebut dengan Bontobiraeng Utara dan Bontobiraeng Selatan itu sendiri. Bontobiraeng Selatan beribukota di Desa Anassappu yang berjarak tiga (3) km dari Tamallaeng, ibu kota Kecamatan Bontonompo.

Bontobiraeng Selatan terletak di bagian selatan Kabupaten Gowa yang mempunyai luas ± 156,79 ha, terbagi menjadi 4 (empat) dusun yaitu : Dusun Anassappu, Dusun Kacci-Kacci, Dusun Kale Anassappu dan Dusun Tompo Tamang . Sistem pemerintahan desa Bontobiraeng Selatan, yaitu kepala desa sebagai penyelenggara tugas umum pemerintahan desa, yang bertanggung jawab langsung kepada masyarakat desa dengan tata cara pertanggungjawabannya diserahkan kepada bupati melalui Babimsa atau camat. Desa Bontobiraeng Selatan mempunyai wilayah yang termasuk dalam kategori dataran rendah dengan ketinggian rata-rata meter di atas permukaan laut (msl) dengan wilayah datar.

Tabel  4  menunjukkan  bahwa  Dusun  Anassappu  mempunyai  luas  wilayah  terbesar di Desa Bontobiraeng Selatan yakni 56.18 Ha, sedangkan yang terkecil luas  wilayahnya adalah Dusun Tompo Tamang yakni hanya 27.35 Ha
Tabel 4 menunjukkan bahwa Dusun Anassappu mempunyai luas wilayah terbesar di Desa Bontobiraeng Selatan yakni 56.18 Ha, sedangkan yang terkecil luas wilayahnya adalah Dusun Tompo Tamang yakni hanya 27.35 Ha

Iklim Dan Curah Hujan

Kondisi Demografi

  • Keadaan Penduduk
  • Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian
  • Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sedangkan di Dusun Kale Anassappu, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, yakni laki-laki 312 orang, perempuan 299 orang. Jumlah penduduk ketiga desa di Bontobiraeng bagian selatan yaitu Dusun Anassapu lebih banyak penduduknya dengan persentase 43,90%, dibandingkan Dusun Kacci-kacci dengan persentase 35,70% dan Dusun Kale Anassapu dengan persentase 20,40%, serta desa dengan populasi paling sedikit. Jumlah penduduk suatu desa juga dapat ditentukan dengan pendekatan segmentasi berdasarkan kelompok umur.

Mata pencaharian masyarakat Desa Bontobiraeng Selatan adalah petani, pengusaha batu bata, buruh tani, pegawai negeri sipil (PNS) dan pedagang. Tabel 7 menunjukkan bahwa untuk penduduk di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, pendapatan tertinggi terdiri dari petani dengan jumlah 984 jiwa dan persentase 32,9%, dan jumlah mata pencaharian terendah terdiri dari penduduk yang berpenghasilan. berprofesi sebagai pedagang keliling yang berjumlah 12 orang atau persentase 0,40. Lebih jelasnya lihat Tabel 5: Tabel 8 di bawah ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Bontobiraeng Selatan yang memiliki persentase penduduk tamat sekolah menengah terbesar adalah sebesar 32,53.

Tabel  5.  Distribusi  penduduk  menurut  jenis  kelamin  di  Desa  Bontobiraeng  Selatan  Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa berdasarkan Dusun
Tabel 5. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa berdasarkan Dusun

Kondisi Wilayah Desa Bontobiraeng Selatan

  • Kondisi Pertanian Bontobiraeng Selatan
  • Jenis Pertanian Desa Bontobiraeng Selatan

Karena faktor alam, sarana dan prasarana desa sangat menunjang masyarakat setempat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan dengan berbagai komoditas. Sedangkan pada sektor perkebunan hanya memanfaatkan lahan ±11,8 ha dan pada sektor perikanan hanya ±3,65 ha lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan nila dan ikan mas, dari ratusan galian tambang batu bata di kawasan desa Bontobiraeng Selatan. . Lahan perkebunan yang digunakan seluas 11,8 ha dengan luas 23,19 ha dan lahan perikanan 3,65 ha dengan luas 18,97 ha.

Sawah seluas 6,88 Ha dengan persentase masih belum dimanfaatkan sebesar 8,95%, perkebunan seluas 11,39 Ha dengan persentase masih belum dimanfaatkan sebesar 14,81%, perikanan seluas 15,32 Ha dengan persentase masih belum dimanfaatkan sebesar 14,81%, perikanan seluas 15,32 Ha dengan persentase masih belum dimanfaatkan sebesar 14,81%. 19,92% masih belum terpakai dan hewan ternak pada lahan seluas 43,31 ha dengan porsi 56,32% belum terpakai. Survei Laju Penggunaan Lahan Pertanian, Perkebunan, Peternakan di Desa SBontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Tabel  9  .  Sarana  dan  prasarana  pertanian  Desa  Bontobiraeng  Selatan  Kecamatan    Bontonompo Kabupaten Gowa
Tabel 9 . Sarana dan prasarana pertanian Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Responden

  • Umur Responden
  • Pendidikan
  • Tanggungan Keluarga
  • Pengalaman Berusaha Tani

Petani yang lebih mudah memiliki kondisi fisik yang lebih baik, namun pengambilan keputusannya kurang hati-hati, karena kurangnya pengalaman. Sedangkan petani dengan usia yang lebih tua mempunyai pengalaman yang relatif lebih banyak sehingga akan mempengaruhi kematangan mereka dalam mengambil keputusan dalam mengelola usahataninya (Yatno, dkk. 2003). Pendidikan rendah atau tidak tamat SD sebanyak 6 orang dengan persentase 37,50%, pendidikan SD sebanyak 1 orang dengan persentase 6,25%, pendidikan SMP sebanyak 1 orang dengan persentase 6,25%, dan pendidikan SMA sebanyak 1 orang. .

Tanggungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga yang mempunyai beban hidup bagi petani responden yang bersangkutan. Selain itu, jumlah anggota keluarga merupakan salah satu faktor potensial yang sangat menentukan besar kecilnya produksi sehingga meningkatkan pendapatan petani. Namun bagi petani yang memiliki tanggungan keluarga lebih banyak, alokasi penyediaan sarana produksi sangat terbatas.

Secara umum petani yang memiliki pengalaman bertani jangka panjang cenderung memiliki kemampuan bertani yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang tidak memiliki pengalaman bertani. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani akan mempengaruhi tingkat keterampilan dalam mengelola usahatani, semakin tinggi pula pengetahuan dan wawasan mengenai usahatani yang dikelolanya (Mosher, 2000). Sedangkan petani bengkuang yang mempunyai pengalaman bertani bengkuang antara 15-17 tahun hanya berjumlah 3 orang dengan persentase 18,75%, petani bengkuang dengan pengalaman 3-5 tahun hanya berjumlah 2 orang dengan persentase 12,50%, dan petani yang meskipun bengkuang mempunyai sudah lama melakukan kegiatan bertani dengan pengalaman bertani 18 -20 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 12,50%, dan pengalaman antara 12-14 tahun sebanyak 2 orang dan memiliki persentase 12,50.

Tabel  13  di  bawah  menjelaskan  bahwa  semua  petani  bengkoang  yang  dijadikan  sampel  penelitian
Tabel 13 di bawah menjelaskan bahwa semua petani bengkoang yang dijadikan sampel penelitian

Identifikasi faktor lingkungan

  • Identifikasi Faktor Internal
  • Identifikasi Faktor Eksternal

Desa Bontobiraeng Selatan mempunyai lahan yang cukup luas yaitu 11,8 ha yang dimanfaatkan untuk tanaman kacang-kacangan dan jima. Petani bengkuang mempunyai pengalaman yang cukup panjang dalam bidang pertanian seperti pengalaman budidaya padi dan bengkuang, karena petani bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan bisa dikatakan merupakan warisan turun temurun. Sumur bor atau air irigasi di desa Bontobiraeng bagian selatan kurang karena sungai yang biasa digunakan untuk pompa air juga sangat jauh dari kebun warga, hanya menjangkau daerah tertentu di sekitar sungai, sehingga ketika musim kemarau tiba, tanaman bengkuang akan ditanam. kekurangan air dan hal ini akan mempengaruhi kualitas bengkuang.

Mengenai identifikasi faktor eksternal dari strategi pengembangan pertanian bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan, faktor eksternal merupakan faktor lingkungan non pertanian yang terdiri dari peluang dan ancaman. Sebelum menanam bengkuang, pembeli harus memesan ke petani terlebih dahulu, sehingga ketika bengkuang sudah siap dipanen, petani bengkuang akan berkomunikasi dengan pembeli atau pengepul terlebih dahulu. Permintaan bengkuang yang semakin meningkat dapat meyakinkan para petani untuk terus mengembangkan usahatani bengkuang karena mempunyai banyak manfaat, sehingga para petani terus mempertahankan dan mengembangkan usaha budidaya bengkuangnya.

Adanya alat transportasi dapat memudahkan petani dalam meningkatkan pengembangan pertanian bengkuang, misalnya dalam pengumpulan sampah, petani tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk mengangkut sampah, namun cukup menggunakan alat transportasi. Menurunnya kualitas bengkuang pada saat panen disebabkan oleh iklim yang menghambat pertumbuhan tanaman, hal ini dikhawatirkan oleh petani sewaktu-waktu kualitas bengkuang akan menurun. Hal ini biasanya disebabkan oleh banyaknya stok permen yang berasal dari luar daerah sehingga dapat menyebabkan harga permen tersebut anjlok.

Table 16 Identifikasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Usahatani Bengkuang.
Table 16 Identifikasi Faktor Internal Strategi Pengembangan Usahatani Bengkuang.

Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Tabel 18 menunjukkan faktor internal yang terdapat 5 kekuatan dan 5 kelemahan yang ada pada petani bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Dalam strategi pengembangan pertanian bengkuang, faktor kekuatan dan kelemahan disesuaikan berdasarkan bobot dampak sangat penting. Terlihat bahwa faktor strategi internal yang memberikan skor tertinggi pada faktor kekuatan adalah tidak menggunakan pestisida pada budidaya tanaman bengkuang dengan skor sebesar 0,15 sedangkan skor terendah pada faktor kekuatan sebesar 0,05. Kabupaten Gowa berada pada kolom 2 atau tumbuh secara horizontal, strategi ini menunjukkan bahwa keadaan petani bengkuang tidak berubah.

Untuk lebih jelasnya dapat melihat matriks SWOT yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pembangunan yang dapat dilaksanakan di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Penurunan kualitas bengkuang harus menjadi perhatian, sehingga petani harus menjadikannya sebagai pengalaman jika terjadi penurunan.

Pemanfaatan pengalaman bertani sebagai landasan pengembangan usahatani bengkuang menjadi poin penting bagi para petani, karena mereka telah mempunyai pengalaman bertahun-tahun. Meningkatkan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan wawasan petani. Pelatihan ini penting agar petani tidak lengah saat menanam di kemudian hari. Penurunan kualitas bengkuang patut menjadi perhatian, sehingga petani harus mengambil pengalaman jika terjadi penurunan kualitas bengkuang.

Table  18.  Matriks  Faktor  Strategi  Internal  Strategi  Pengembangan  Usahatani  Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
Table 18. Matriks Faktor Strategi Internal Strategi Pengembangan Usahatani Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Untuk mengetahui struktur utama bahan baku dan produk hortikultura di Kecamatan Tinggimoncong Gowa berdasarkan location quotient (LQ dan Tipologi Kelas (KT). Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan pertanian bengkuang di desa Bontobiraeng Selatan? .Pilih dan lingkari satu jawaban yang sesuai berdasarkan sejauh mana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di wilayah Anda.

Tabel 21. Identitas Responden Petani Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan  Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa
Tabel 21. Identitas Responden Petani Bengkuang di Desa Bontobiraeng Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Kerangka Fikir Strategi Pengembangan Usahatani Bengkuang

Total Skor Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Total Nilai Matriks Internal Dan Eksternal Strategi Pengembangan Usaha

Gambar 4. Peta Desa Bontobiraeng Selatan

Panen Bengkuang

Wawancara Dengan Petani Bengkuang

Wawancara Dengan Petani Bengkuang

Pengguntingan Pucuk Bengkuang

Wawancara Dengan Petani Bengkuang

Gambar

Tabel 1. Matriks Internal Strategi Faktor Analisis System (IFAS)
Tabel 2. Matriks Eksternall Strategi Faktor Analisis System (EFAS)  No
Tabel 3. Matriks Analisis SWOT                    IFAS
Gambar 1. Kerangka Pikir  Strategi Pengembangan Usahatani Bengkoang
+7

Referensi

Dokumen terkait

3 Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan S Kelemahan W Sektor Pertambangan menjadi sektor basis s1 Kurangnya informasi bagi investor tentang yang insentif

Matriks SWOT Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2019 FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN Strenghts - Kewenangan daerah dalam pembangunan wilayah masing-masing S1 -