STRATEGI HUBUNGAN PUBLIK STARBUCKS COFFEE DALAM MEMBANGUN BRAND IMAGE MELALUI YOUR TUMBLE (BYOT). Oleh karena itu penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proyek akhir yang berjudul “Strategi HUBUNGAN PUBLIK COFFEE STARBUCKS DALAM MEMBANGUN IMAGE BAND MELALUI BRING YOUR OWN Tumbler (BYOT)”. Penelitian ini mengangkat studi kasus tentang strategi kehumasan perusahaan dalam membangun brand image melalui sebuah program.
Begitu pula dengan Starbucks Coffee yang mengusung program Bring Your Own Tumbler (BYOT) berupaya melalui kegiatan Bring Your Own Tumbler untuk membangun brand image di mata konsumen dan khalayak sejalan dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, beberapa kunci utama yang akan dibahas adalah PR strategy (RACE) dan brand image. Penelitian ini akan membahas bagaimana strategi PR perusahaan dalam membangun brand image melalui program Bring Your Own Tumbler (BYOT).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang strategi kehumasan dalam membangun brand image perusahaan. Bagaimana strategi public relations Starbucks Coffee dalam membangun brand image melalui Bring Your Own Tumbler (BYOT). Mengimplementasikan strategi kehumasan yang diterapkan oleh Starbucks Coffee dalam membangun brand image melalui Bring Your Own Tumbler (BYOT).
Di latar belakang, penulis menjelaskan strategi kehumasan yang diterapkan Starbucks Coffee dalam membangun brand image melalui Bring Your Own Tumbler (BYOT).
Strategi Public Relations .......................................................................................... 8-9
Oleh karena itu, beberapa kunci utama yang akan dibahas adalah “Strategi Public Relations”, “RACE” dan “Brand Image”. Bagaimana strategi Public Relations yang digunakan untuk meningkatkan loyalitas merek melalui Starbucks Card di Starbucks Coffee La Piazza. Untuk mengetahui bagaimana strategi Public Relations yang digunakan untuk meningkatkan loyalitas merek melalui program Starbucks Card di Starbucks Coffee La Piazza.
HASIL SURVEI Strategi PR yang digunakan dalam menjalankan program Starbucks Card untuk meningkatkan loyalitas Starbucks Coffee La Piazza adalah strategi PENCILS. Dalam penelitian ini publikasi terkait program Starbucks Card dilakukan melalui website Starbucks Coffee Indonesia, email, dan juga melalui media sosial Starbucks Coffee. Starbucks Coffee terlibat dalam komunitas dengan berbagi pengetahuan para master Starbucks Coffee dengan penikmat kopi.
Liputan media juga menjelaskan apa itu program Starbucks yang terdiri dari reward yang diberikan kepada pelanggan setia Starbucks Coffee agar dapat menarik perhatian masyarakat. Hal ini agar petani yang bekerja sama dengan Starbucks Coffee mendapatkan harga yang sepadan dengan kualitas biji kopi yang ditawarkan, mendapatkan program pinjaman petani, serta juga peduli terhadap kelestarian hutan.
Pendekatan Penelitian
Paradigma Penelitian............................................................................................ 13-14
Oleh karena itu, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme karena peneliti dapat berpartisipasi langsung dari obyek yang diteliti untuk mengamati bagaimana Starbucks Coffee menyusun strategi, mengeksekusi strategi tersebut untuk membangun brand image perusahaan. Strategi pemilihan informasi disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan Starbucks Coffee untuk membangun brand image melalui Bring Your Own Tumbler (BYOT) dan untuk mengetahui apa saja tujuan Starbucks Coffee di adalah. membuat program Bring Your Own Tumbler (BYOT). . Pemilihan informan juga disesuaikan karena informannya adalah pihak internal di Starbucks Coffee dan juga peserta BYOT.
Komitmen: Sebagai manager (pemimpin) Starbucks Coffee Jababeka, pihak internal dan peserta mengawal program Bring Your Own Tumbler. Engagement: Sebagai pihak internal yang berinteraksi langsung dengan pelanggan dan peserta program Bring Your Own Tumbler. Objek penelitian ini adalah strategi public relations Starbucks Coffee dalam membangun brand image melalui Bring Your Own Tumbler (BYOT) periode Januari – April 2019.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data melalui observasi langsung (Sugiyono. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan berdasarkan observasi tertulis atau rekaman, yang kemudian dianalisis oleh penulis. Dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung subjek dari penelitian yaitu Starbucks Coffee Jababeka tentang strategi PR yang diimplementasikan melalui program Bring Your Own Tumblr (BYOT) dan juga pengamatan tidak langsung melalui media sosial.
Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2008:72) menyatakan bahwa “wawancara adalah pertemuan antara dua orang yang bertujuan untuk bertukar informasi dan gagasan melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu”. Dalam penelitian ini, wawancara merupakan metode pengumpulan data yang efektif untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, yang bertujuan untuk mengetahui strategi kehumasan yang diterapkan oleh Starbucks Coffee. Sugiyono (2014) menyatakan bahwa data primer adalah sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti melalui media atau dokumen tertentu. Pembentukan kesimpulan merupakan proses akhir dimana data yang telah direduksi dan disajikan secara naratif akan siap untuk kesimpulan yang akan diverifikasi.
Menurut Sugiyono, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Triangulasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah triangulasi sumber yang digunakan untuk menilai keabsahan data yang digunakan dalam penelitian di Starbucks Coffee Jababeka yaitu dengan membandingkan pendapat dan sudut pandang informan yang berbeda dari wawancara yang dilakukan dengan store manager, supervisor dan juga Starbucks Coffee. Jababeka barista. Dari triangulasi data tersebut, data yang dihasilkan akan dibandingkan dengan hasil observasi dan dihubungkan dengan teori yang relevan.
Kerangka Konseptual............................................................................................ 18-19
Salah satunya melalui program Bring Your Own Tumbler (BYOT), Starbucks Coffee bertujuan untuk membangun brand image yang dibentuk perusahaan dengan persepsi konsumen dan masyarakat. Program Bring Your Own Tumbler (BYOT) merupakan program Starbucks Coffee yang mengajak konsumen Starbucks untuk mengurangi penggunaan plastik dan kertas. Kesadaran akan kelestarian lingkungan mendorong Starbucks Coffee meluncurkan program “Bring Your Own Tumbler (BYOT)”.
Karena BYOT merupakan program global, Starbucks di seluruh dunia juga mengimplementasikan program BYOT ini. Konsumen yang tidak memiliki gelas terlebih dahulu harus membeli gelas resmi Starbucks. Jika konsumen memiliki gelas, bawalah ke toko Starbucks untuk berpartisipasi dalam program BYOT. Program Bring Your Own Tumbler (BYOT) merupakan program Starbucks Coffee yang mengajak konsumen Starbucks untuk mengurangi penggunaan gelas plastik dan kertas.
Program tersebut dinilai efektif karena selain mengurangi sampah, program BYOT juga menjadi salah satu kegiatan PR untuk membangun citra perusahaan. NOK 5.000 untuk program BYOT yang memiliki hari spesial BYOT yaitu setiap tanggal 22 setiap bulannya konsumen yang membeli minuman akan mendapatkan diskon 50%. Brand image dibangun dari gencarnya program kampanye yang disampaikan melalui media, Starbucks menggunakan media sosial sebagai salah satu media untuk menyebarkan informasi tentang program BYOT.
Alat pemasaran yang digunakan Starbucks untuk menciptakan citra merek dalam program BYOT adalah tumbler berlogo Starbucks. Mengapa Starbucks Coffee memilih program Bring Your Own Tumbler (BYOT) sebagai sarana membangun brand image perusahaan. S: Semua karyawan Starbucks terlibat kan, bahkan Starbucks di luar negeri pun ikut serta dalam pelaksanaan program BYOT ini.
Oh ya, untuk mengimplementasikan program BYOT, konsumen kami yang membawa kacamata ke Starbucks sudah ikut serta dalam kampanye kami dan pasti akan mendapatkan potongan harga. F : Karena program BYOT kita untuk Go Green kan, untuk mengurangi sampah plastik dan kertas. D: Mengapa Starbucks Coffee memilih program Bring Your Own Tumbler (BYOT) sebagai sarana membangun brand image perusahaan.
R : Karena program BYOT bertujuan untuk mengurangi sampah plastik maka brand image yang diinginkan adalah perusahaan yang peduli lingkungan. Omong-omong, Go Green, alasan kami adalah karena kami memahami bahwa lingkungan kami sudah rusak, maka Starbucks melalui program BYOT ini. Karena program BYOT kita tentang Go Green kan, untuk mengurangi sampah plastik dan kertas.