PEMBERANTASAN PEREDARAN NARKOTIKA DIKALANGAN REMAJA
1 Abdul Rahman Binda, 2Rahayu Kojongian, 3Gamlan Dagani
1,2,3 Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Kendari
Correspondent authorI: [email protected] Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Abstract
This study aims to explore more effective eradication strategies by examining causal factors, evaluating existing policies, and formulating steps to improve prevention and enforcement efforts. This research method combines normative and empirical approaches to determine the Eradication of drug trafficking among adolescents. The normative approach includes the study of relevant laws, cases, laws, and historical developments. The results of the study indicate that drug trafficking among adolescents is influenced by social and family environmental factors, and the lack of education about the dangers of narcotics, which leads to serious physical, psychological, and social impacts. Eradication efforts require a comprehensive approach through education and public campaigns, strengthening the role of families in supervision and communication, rehabilitation for user recovery, and strict law enforcement against drug dealers. Synergy between the government, families, schools, law enforcement, and the community is essential, by utilizing information technology to raise awareness and reach adolescents more effectively.
Keywords: Abuse; Eradication Efforts; Narcotics Circulations; Teenagers Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi pemberantasan yang lebih efektif dengan mengkaji faktor penyebab, evaluasi kebijakan yang ada, serta merumuskan langkah-langkah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penindakan. Metode penelitian ini menggabungkan pendekatan normatif dan empiris untuk mengetahui Pemberantasan peredaran narkotika di kalangan remaja. Pendekatan normatif mencakup kajian undang-undang, kasus, hukum, dan perkembangan historis yang relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Peredaran narkotika di kalangan remaja dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, keluarga, dan minimnya edukasi tentang bahaya narkotika, yang berujung pada dampak fisik, psikologis, dan sosial yang serius. Upaya pemberantasan membutuhkan pendekatan komprehensif melalui pendidikan dan kampanye publik, penguatan peran keluarga dalam pengawasan dan komunikasi, rehabilitasi untuk pemulihan pengguna, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pengedar narkotika.
Sinergi antara pemerintah, keluarga, sekolah, penegak hukum, dan masyarakat sangat diperlukan, dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kesadaran dan menjangkau remaja secara lebih efektif.
Kata Kunci: Peredaran Narkotika; Penyalahgunaan; Remaja; Upaya Pemberantasan
Open Access at: https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index
Journal Publicuho is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Peredaran narkotika di kalangan remaja menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Remaja, sebagai generasi penerus bangsa, berada pada fase kritis perkembangan yang menjadikan mereka rentan terhadap berbagai pengaruh negatif, salah satunya adalah narkotika Oktari, et.al.2021).Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja tidak hanya mengancam
Journal Publicuho
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 7 No 4 (November-January 2024) pp.1868-1878 Accredited SINTA 4, SK.NOMOR 105/E/KPT/2022 Open Access at:
https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index DOI: https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i4.537
kesehatan fisik dan mental mereka, tetapi juga dapat merusak masa depan dan potensi mereka untuk berkontribusi positif dalam masyarakat.
Badan Narkotika Nasional (BNN) melaporkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tren penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja cenderung meningkat (Sari, et.al. 2017).
Akses yang semakin mudah terhadap obat-obatan terlarang, pengaruh pergaulan, hingga kurangnya kesadaran akan bahaya narkotika menjadi faktor utama penyebarannya di kalangan anak muda. Selain itu, era digital yang menawarkan berbagai platform komunikasi juga memudahkan transaksi ilegal narkotika tanpa pengawasan ketat.
Dampak dari penyalahgunaan narkotika pada remaja sangatlah merugikan, baik bagi individu, keluarga, maupun masyarakat. Dari segi individu, narkotika dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis (Adam, 2012), yang pada akhirnya berujung pada penurunan kualitas hidup dan prestasi akademik. Dari sisi sosial, peredaran narkotika di kalangan remaja dapat memicu peningkatan tindak kriminalitas dan gangguan keamanan, serta menghambat proses pembangunan sosial dan ekonomi bangsa.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga terkait untuk memberantas peredaran narkotika di kalangan remaja (Hariyanto, et.al 2018).Mulai dari kampanye penyuluhan bahaya narkotika, program rehabilitasi bagi pengguna, hingga penegakan hukum terhadap para pelaku penyebaran narkotika. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi dalam upaya pemberantasan ini masih sangat besar, terutama terkait dengan perubahan metode distribusi dan semakin kreatifnya para pelaku dalam menghindari hukum.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi pemberantasan peredaran narkotika di kalangan remaja secara lebih efektif. Penelitian ini akan mengkaji faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja, evaluasi terhadap kebijakan yang sudah ada, serta merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperkuat upaya pencegahan dan penindakan. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam merumuskan strategi yang lebih komprehensif dalam mengatasi masalah peredaran narkotika di kalangan generasi muda.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika didefinisikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa sakit, serta menimbulkan ketergantungan. (UUD No.35, 2009. Pasal 1 Ayat (1). Penggunaan narkotika tanpa pengawasan medis yang tepat dapat berakibat fatal, baik bagi individu maupun masyarakat. Undang-undang ini juga mengatur klasifikasi narkotika berdasarkan potensi bahaya dan kegunaannya dalam bidang medis.
Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009, narkotika dibagi menjadi tiga golongan, masing-masing dengan karakteristik dan potensi bahaya yang berbeda yakni, Golongan I : Narkotika golongan ini memiliki potensi sangat tinggi untuk menimbulkan ketergantungan dan tidak diperuntukkan bagi penggunaan dalam terapi kesehatan. Golongan ini hanya dapat digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh narkotika golongan I adalah heroin, kokain, ganja, dan ekstasi. (UUD No.35, 2009. Pasal 8). Golongan II : Narkotika golongan II memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan ketergantungan, tetapi masih dapat digunakan dalam pengobatan terbatas, terutama sebagai alternatif terakhir dalam pengobatan medis. Contoh dari narkotika golongan II adalah morfin, petidin, dan fentanil.
(UUD No.35, 2009. Pasal 53). Golongan III : Narkotika golongan III memiliki potensi lebih ringan untuk menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam pengobatan, khususnya sebagai pereda nyeri. Contoh narkotika golongan III adalah kodein dan turunannya. ( UUD No.35, 2009. Pasal 53).
METODE
Metode penelitian ini menggabungkan pendekatan normatif dan empiris untuk mengetahui Pemberantasan peredaran narkotika di kalangan remaja. Pendekatan normatif mencakup kajian undang-undang, kasus, hukum, dan perkembangan historis yang relevan. Sedangkan pendekatan empiris melibatkan pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, serta data sekunder dari studi Pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini memaparkan hasil penelitian sekaligus pembahasan mengenai pemberantasan peredaran narkotika, dengan terlebih dulu melihat faktor-faktor penyebab peredaran narkotika di kalangan remaja. Selain itu, juga membahas terkait dampak dari peredaran narkotika, serta Upaya pemberantasannya.
Faktor Penyebab Peredaran Narkotika di Kalangan Remaja
Tingginya angka penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya Lingkungan Sosial, Keluarga, dan Pendidikan.
Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk perilaku remaja (Bobyanti, et.al. 2023). Pengaruh teman sebaya dan lingkungan yang tidak kondusif memiliki peran yang signifikan dalam mendorong remaja untuk mencoba narkotika. Pada masa remaja, individu berada dalam fase pencarian jati diri yang kuat, dan mereka sering kali mencari pengakuan serta penerimaan dari kelompok sebaya. Ketika lingkungan sosial remaja dipenuhi oleh individu yang terlibat dalam perilaku menyimpang, seperti penyalahgunaan narkotika, tekanan untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut menjadi semakin besar. Hal ini membuat remaja merasa bahwa mencoba narkotika adalah cara
Journal Publicuho
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 7 No 4 (November-January 2024) pp.1868-1878 Accredited SINTA 4, SK.NOMOR 105/E/KPT/2022 Open Access at:
https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index DOI: https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i4.537
untuk mendapatkan pengakuan, terutama jika perilaku tersebut dianggap “normal” atau diterima dalam kelompok mereka.
Teori sosial yang menjelaskan fenomena ini, seperti Teori Belajar Sosial, menunjukkan bahwa perilaku menyimpang dapat dipelajari melalui observasi dan imitasi. Remaja cenderung meniru tindakan teman sebaya mereka, terutama jika mereka melihat adanya imbalan sosial, seperti rasa kebersamaan atau penerimaan. Ketika remaja melihat bahwa teman-teman mereka menggunakan narkotika dan merasakan efek positif dari penggunaan tersebut, mereka lebih cenderung untuk mengikuti jejak tersebut. Lingkungan yang permisif terhadap penyalahgunaan narkotika menciptakan siklus yang sulit diputuskan, di mana semakin banyak remaja yang terlibat dalam perilaku berisiko.
Selain itu, faktor lingkungan yang tidak kondusif juga berkontribusi pada meningkatnya penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja. Lingkungan yang penuh dengan stres, kekerasan, atau ketidakstabilan dapat membuat remaja mencari pelarian melalui narkotika.
Mereka mungkin merasa bahwa penggunaan narkotika adalah cara untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi, sehingga menjadikan penyalahgunaan tersebut sebagai solusi jangka pendek. Dalam konteks ini, remaja cenderung kurang memiliki keterampilan koping yang efektif, sehingga lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan sekitarnya.
Dalam banyak kasus, individu yang berada dalam lingkungan yang mendukung perilaku positif, seperti kelompok teman yang saling mendukung dan memiliki tujuan yang sama, dapat membantu mengurangi risiko penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan sosial yang positif dan konstruktif bagi remaja. Program-program yang mendorong keterlibatan remaja dalam aktivitas yang bermanfaat, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sukarela, dapat membantu mereka menemukan identitas diri yang lebih sehat dan mengurangi ketergantungan pada pengaruh negatif dari teman sebaya.
Pengaruh teman sebaya dan lingkungan yang tidak kondusif sangatlah krusial dalam mendorong remaja untuk mencoba narkotika. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan yang holistik, di mana peran orang tua, guru, dan komunitas sangat penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku remaja. Dengan membangun lingkungan yang mendukung dan memberikan edukasi yang tepat, kita dapat membantu remaja untuk terhindar dari penyalahgunaan narkotika dan mendorong mereka untuk berkembang menjadi individu yang positif dan produktif.
Keluarga
Keluarga merupakan pondasi utama dalam membentuk karakter dan perilaku remaja (Kusdi, et.al. 2018). Ketidakhadiran pengawasan dari orang tua, hubungan keluarga yang
tidak harmonis, dan ketidakpedulian orang tua terhadap kegiatan anak-anak mereka merupakan faktor-faktor yang dapat secara signifikan meningkatkan risiko penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja. Pada usia remaja, individu sedang dalam fase pencarian identitas dan sering kali menghadapi berbagai tekanan dari lingkungan sosial. Tanpa adanya pengawasan yang memadai dari orang tua, remaja dapat terjebak dalam lingkungan yang berisiko tinggi, seperti pergaulan dengan teman sebaya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.
Hubungan keluarga yang tidak harmonis juga dapat memperburuk situasi ini. Ketika anak merasa tidak didukung atau tidak diperhatikan oleh orang tua, mereka cenderung mencari pengakuan dan dukungan dari sumber lain, termasuk teman-teman yang mungkin memiliki kebiasaan buruk. Dalam situasi ini, remaja dapat merasa terasing dan lebih mudah terpengaruh untuk mencoba narkotika sebagai cara untuk mengatasi masalah emosional yang mereka alami. Tanpa komunikasi yang baik dan dukungan emosional dari orang tua, remaja menjadi lebih rentan terhadap pengaruh negatif di luar rumah.
Ketidakpedulian orang tua terhadap kegiatan anak-anak mereka juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyalahgunaan narkotika. Ketika orang tua tidak terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak, seperti tidak mengetahui dengan siapa anak mereka bergaul atau aktivitas yang mereka lakukan, anak-anak merasa kurang mendapatkan kontrol dan bimbingan. Hal ini dapat mengakibatkan mereka mencari cara untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan dari kelompok sebaya yang mungkin tidak sehat. Dalam banyak kasus, ketidakpedulian ini dapat memberikan kesan bahwa penggunaan narkotika tidak akan mendapatkan respons negatif dari orang tua, sehingga remaja merasa lebih bebas untuk mencobanya.
Dalam konteks ini, penting bagi orang tua untuk lebih aktif terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Membangun komunikasi yang terbuka dan mendengarkan masalah yang dihadapi anak dapat membantu mereka merasa dihargai dan didukung. Dengan adanya pengawasan yang baik, orang tua dapat memberikan bimbingan dan arahan yang diperlukan untuk menjauhkan anak dari pengaruh negatif, termasuk penyalahgunaan narkotika. Pendekatan yang positif dan penuh kasih sayang dalam pengasuhan dapat membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan koping yang lebih baik dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sosial. Pengawasan orang tua yang kuat, hubungan keluarga yang harmonis, dan keterlibatan yang aktif dalam kehidupan anak sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Dengan menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan mendukung, kita dapat membantu remaja merasa lebih percaya diri dan aman, sehingga mengurangi kemungkinan mereka terjerumus ke dalam perilaku menyimpang.
Journal Publicuho
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 7 No 4 (November-January 2024) pp.1868-1878 Accredited SINTA 4, SK.NOMOR 105/E/KPT/2022 Open Access at:
https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index DOI: https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i4.537
Pendidikan
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya narkotika juga menjadi faktor penyebab meningkatnya penyalahgunaan narkotika (Kamal, et.al. 2023). Kurangnya informasi yang akurat mengenai dampak narkotika merupakan salah satu faktor kunci yang membuat remaja mudah terpengaruh untuk mencoba substansi berbahaya ini. Dalam banyak kasus, remaja tidak mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bahaya yang terkait dengan penyalahgunaan narkotika. Banyak dari mereka hanya mendengar mitos atau informasi yang tidak tepat dari teman sebaya atau media sosial, yang sering kali meromantisasi penggunaan narkotika atau menampilkan mereka sebagai alat untuk mengatasi stres. Tanpa pemahaman yang jelas mengenai konsekuensi kesehatan fisik dan mental yang bisa ditimbulkan, remaja menjadi lebih berisiko untuk mencoba narkotika dengan harapan bisa mendapatkan pengalaman baru atau merasakan sensasi yang dianggap menarik.
Selain itu, sistem pendidikan yang kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan narkotika juga berkontribusi pada masalah ini. Banyak sekolah belum memasukkan materi tentang narkotika dalam kurikulum pendidikan secara menyeluruh. Ketika pendidikan tentang narkotika tidak diajarkan secara formal, remaja cenderung menganggapnya sebagai topik yang tidak penting atau tidak relevan. Hal ini menyebabkan mereka kurang peka terhadap risiko yang mungkin mereka hadapi ketika terlibat dengan narkotika. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk memasukkan program pendidikan yang informatif dan berbasis bukti ke dalam kurikulum sekolah guna meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya penyalahgunaan narkotika.
Media juga memiliki peran besar dalam membentuk pandangan remaja terhadap narkotika. Sayangnya, sering kali media menyajikan gambar dan narasi yang glamoris terkait penggunaan narkotika, tanpa menampilkan sisi gelap dari kecanduan dan dampak kesehatan yang merugikan. Ketika remaja terpapar konten yang tidak realistis dan menyesatkan ini, mereka cenderung menganggap penggunaan narkotika sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan menarik. Maka dari itu, penting bagi semua pihak, termasuk media, untuk bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi yang akurat dan berimbang tentang narkotika, sehingga remaja mendapatkan perspektif yang lebih luas tentang isu ini.
Untuk mengatasi masalah kurangnya informasi ini, dibutuhkan upaya bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat. Pemerintah perlu mengembangkan program penyuluhan yang menjangkau remaja melalui berbagai saluran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Program ini harus dirancang dengan cara yang menarik dan relevan bagi remaja, menggunakan teknologi dan media sosial yang mereka akrab. Di sisi lain, orang tua juga harus berperan aktif dalam mengedukasi anak-anak
mereka tentang bahaya narkotika dan membangun komunikasi terbuka mengenai isu ini.
Dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang dampak narkotika, kita dapat menciptakan generasi yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam menghadapi godaan narkotika.
Dampak Penyalahgunaan Narkotika bagi Remaja
Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja membawa dampak yang sangat serius baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial. (Purbanto, et.al. 2023). Penyalahgunaan narkotika memiliki dampak yang sangat merugikan, terutama bagi remaja yang berada dalam fase perkembangan yang krusial. Secara fisik, penggunaan narkotika dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada berbagai organ tubuh, seperti hati, ginjal, dan paru-paru. Beberapa jenis narkotika dapat mengganggu fungsi normal tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit kronis. Selain itu, penggunaan narkotika sering kali berujung pada ketergantungan, di mana remaja merasa perlu untuk terus menggunakan zat tersebut meskipun mereka menyadari dampak negatif yang ditimbulkannya.
Ketergantungan ini bukan hanya merugikan kesehatan fisik, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Dari sudut pandang psikologis, penyalahgunaan narkotika dapat menimbulkan berbagai gangguan mental yang serius. Remaja yang terlibat dalam penggunaan narkotika berisiko tinggi mengalami depresi dan kecemasan. Efek samping dari narkotika, seperti perubahan suasana hati dan ketidakstabilan emosi, dapat memperburuk kondisi mental remaja, sehingga memicu perasaan putus asa dan hilangnya harapan. Dalam jangka panjang, penyalahgunaan narkotika dapat berkontribusi pada gangguan jiwa yang lebih berat, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, yang tentunya memerlukan penanganan medis dan psikologis yang intensif.
Dampak sosial dari penyalahgunaan narkotika juga tidak dapat diabaikan. Remaja yang terlibat dalam penggunaan narkotika sering kali mengalami isolasi dari lingkungan sosial mereka. Mereka mungkin tersisih dari teman-teman dan komunitas yang sehat, sehingga memperburuk kondisi mental dan emosional mereka. Selain itu, masalah pendidikan sering kali muncul karena ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan berprestasi di sekolah akibat pengaruh narkotika. Rendahnya prestasi akademik dapat mengakibatkan hilangnya peluang pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja juga berpotensi membawa mereka ke dalam lingkaran kriminalitas. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan mereka akan narkotika, beberapa remaja mungkin terlibat dalam tindakan ilegal, seperti pencurian atau penjualan narkotika itu sendiri. Hal ini bukan hanya menambah beban masalah sosial, tetapi juga dapat berakibat pada penangkapan dan hukuman yang merusak masa depan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang
Journal Publicuho
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 7 No 4 (November-January 2024) pp.1868-1878 Accredited SINTA 4, SK.NOMOR 105/E/KPT/2022 Open Access at:
https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index DOI: https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i4.537
efektif agar remaja tidak terjerumus ke dalam bahaya penyalahgunaan narkotika, baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosial.
Upaya Pemberantasan Peredaran Narkotika
Pemberantasan peredaran narkotika di kalangan remaja memerlukan upaya yang komprehensif dan sinergi dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, hingga masyarakat umum. (Amul, et.al. 2024). Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memberantas peredaran narkotika di kalangan remaja antara lain:
Pendidikan dan Penyuluhan
Pendidikan mengenai bahaya narkotika harus menjadi prioritas dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja. Program pendidikan formal, seperti kurikulum di sekolah, dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan tentang risiko dan dampak negatif dari penggunaan narkotika. Materi ini perlu disampaikan dengan cara yang menarik dan interaktif, sehingga dapat menarik perhatian siswa dan mendorong mereka untuk lebih memahami isu ini. Selain itu, pendidikan non-formal, seperti kegiatan ekstrakurikuler, seminar, atau workshop, juga dapat berperan penting dalam memberikan informasi yang mendalam mengenai bahaya narkotika. Melalui pendekatan yang holistik dan beragam, remaja akan lebih siap menghadapi tekanan dari teman sebaya dan situasi lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan mereka terkait narkotika.
Selain pendidikan formal dan non-formal, penyuluhan di sekolah-sekolah dan kampanye publik menjadi sarana penting untuk meningkatkan kesadaran di kalangan remaja tentang bahaya narkotika. Penyuluhan ini dapat melibatkan tenaga ahli, seperti psikolog, dokter, dan mantan pengguna narkotika yang telah pulih, untuk memberikan perspektif yang nyata dan mendorong diskusi terbuka. Dengan berbagi pengalaman nyata, remaja dapat lebih memahami konsekuensi serius dari penyalahgunaan narkotika.
Kampanye publik yang kreatif, seperti penggunaan media sosial, poster, dan video, juga dapat memperluas jangkauan informasi mengenai bahaya narkotika ke masyarakat yang lebih luas. Dengan demikian, remaja dan masyarakat umum akan lebih sadar dan berkomitmen untuk menolak narkotika, serta berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih sehat dan aman.
Penguatan Keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi dan membimbing remaja agar terhindar dari pengaruh negatif, termasuk penyalahgunaan narkotika. Dalam konteks ini, orang tua harus aktif terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak-anak mereka, mulai dari memperhatikan aktivitas, pergaulan, hingga perubahan perilaku yang mungkin terjadi. Dengan memberikan perhatian dan pengawasan yang memadai, orang tua dapat
mengenali potensi masalah sejak dini dan mengambil langkah-langkah preventif. Selain itu, dengan menciptakan suasana yang hangat dan penuh kasih sayang di rumah, anak-anak akan merasa lebih nyaman untuk berbagi masalah dan tantangan yang mereka hadapi. Ini sangat penting karena remaja sering kali berada dalam tekanan dari teman sebaya dan lingkungan sosial yang tidak mendukung.
Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga merupakan kunci untuk mencegah remaja terjerumus dalam pergaulan yang salah. Orang tua perlu membangun saluran komunikasi yang terbuka dan jujur, di mana anak merasa aman untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Diskusi tentang bahaya narkotika dan isu-isu terkait harus dilakukan secara rutin, sehingga anak-anak tidak merasa tertekan atau terasing ketika harus membicarakan masalah tersebut. Ketika orang tua berbicara dengan anak- anak tentang risiko penyalahgunaan narkotika, mereka tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun rasa percaya diri anak untuk menolak tawaran yang merugikan.
Dengan demikian, kolaborasi yang erat antara orang tua dan anak dalam hal pengawasan dan komunikasi yang efektif akan menciptakan fondasi yang kuat bagi remaja untuk menghadapi tantangan hidup, termasuk dalam menjaga diri dari pengaruh buruk narkotika.
Penegakan Hukum yang Tegas
Pemberantasan narkotika merupakan masalah kompleks yang memerlukan penegakan hukum yang tegas terhadap pengedar dan pengguna. Tanpa adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum, peredaran narkotika akan terus meningkat dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk menyusun strategi yang efektif dalam mengatasi masalah ini. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan intensitas operasi penangkapan terhadap para pelaku narkotika, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hal ini mencakup pengawasan yang lebih ketat di daerah-daerah yang dikenal sebagai pusat peredaran narkotika, seperti kawasan perkotaan yang padat penduduk atau daerah pinggiran yang minim pengawasan.
Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam proses pemberantasan ini.
Edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya narkotika dan cara melaporkan aktivitas mencurigakan sangat diperlukan. Masyarakat harus merasa memiliki peran dalam menjaga keamanan lingkungan mereka dari ancaman narkotika. Dengan demikian, kolaborasi antara aparat penegak hukum dan masyarakat akan menciptakan sinergi yang kuat dalam upaya pemberantasan narkotika. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum juga harus diperhatikan, termasuk pelatihan dan pengadaan alat yang memadai untuk mendukung operasi di lapangan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan peredaran narkotika dapat ditekan secara signifikan, sehingga dapat melindungi generasi muda dari dampak buruk penyalahgunaan narkotika dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman.
Journal Publicuho
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 7 No 4 (November-January 2024) pp.1868-1878 Accredited SINTA 4, SK.NOMOR 105/E/KPT/2022 Open Access at:
https://journalpublicuho.uho.ac.id/index.php/journal/index DOI: https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i4.537
KESIMPULAN
Peredaran narkotika di kalangan remaja dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, keluarga, dan minimnya edukasi tentang bahaya narkotika, yang berujung pada dampak fisik, psikologis, dan sosial yang serius. Upaya pemberantasan membutuhkan pendekatan komprehensif melalui pendidikan dan kampanye publik, penguatan peran keluarga dalam pengawasan dan komunikasi, rehabilitasi untuk pemulihan pengguna, serta penegakan hukum yang tegas terhadap pengedar narkotika. Sinergi antara pemerintah, keluarga, sekolah, penegak hukum, dan masyarakat sangat diperlukan, dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kesadaran dan menjangkau remaja secara lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Sumarlin. Dampak narkotika pada psikologi dan kesehatan masyarakat. Jurnal Health and Sport 5.2, 2012
Amul, Lydia Natalia, Maulia Yuniar Safitri, and Lia Ferina. Analisis Mengenai Bagaimana Pemerintah Daerah Terlibat dan Merancang Strategi Untuk Mengurangi Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Remaja. Kajian Administrasi Publik dan ilmu Komunikasi 1.3, 2024
Angelina, Thalia. Mengatasi Permasalahan Residen Dalam Proses Pemulihan Yayasan Mitra Masyarakat Sehat. Abdisoshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sosial Dan Humaniora 1.2, 2022
Anjaswarni, Tri, dkk, Save Remaja Milenial: Deteksi Dini Potensi Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency) dan Solusi. Sidoarjo : Zifatama Jawara, Sidoarjo. 2019
Bobyanti, Feny. Kenakalan Remaja. JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 1.2, 2023
Damayanti, Ninin Prima, dkk. Radikalisme agama sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang: Studi kasus Front Pembela Islam. Jurnal Kriminologi Indonesia 3.1, 2003 Destiyana, Tri. Peran Konselor Dalam Meningkatkan Motivasi Untuk Pemulihan Klien
Ketergantungan Napza (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif) Di Rumah Rehabilitasi House Of Serenity (Hos) Bandar Lampung. Diss. UIN Raden Intan Lampung, 2019.
Hardiyanto, Sigit, and Elfi Syahri Romadhona. Remaja dan Perilaku Menyimpang. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi 2.1, 2018
Hariyanto, Bayu Puji. Pencegahan dan Pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia.
Jurnal Daulat Hukum 1.1, 2018
Kamal, Mustofa, and Wahyu Sejati. Peningkatan Kesadaran dan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Masyarakat Desa Citepuseun: Peran Sosialisasi dan Kesadaran Komunitas. Jurnal ADI Pengabdian Kepada Masyarakat 4.1, 2023
Kibtyah, Maryatul. Pendekatan bimbingan dan konseling bagi korban pengguna narkoba.
Jurnal Ilmu Dakwah 35.1, 2017
Kusdi, Solihin Slamet. Peranan pola asuh orang tua dalam pembentukan karakter anak. AL- USWAH: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam 1.2, 2018
Lutfia, Hilmiatul. Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Dalam Perspektif Kriminologi. Jurnal Dinamika 29.1, 2023
Ni’matuzahroh, Sri Retno Yuliani, Soen. Mein-Woei, Psikologi Dan Intervensi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Malang : UMMPress. 2021. 15
Oktari, Devyanne, and Dinie Anggraeni Dewi. Pemicu lunturnya nilai pancasila pada generasi milenial. JURNAL PEKAN: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 6 .1, 2021 Pitoewas, Berchah. Pengaruh lingkungan sosial dan sikap remaja terhadap perubahan tata
nilai. JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) 3.1, 2018
Purba, Siti Aisyah Br, Yenti Arsini, and Ichsani Walidaini. Studi Literatur: Pendekatan Behavioral dengan Teknik Modeling. Jurnal Pendidikan Tambusai 7.3, 2023
Purbanto, Hardy, and Bahril Hidayat. Systematic Literature Review: Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja dalam Perspektif Psikologi dan Islam. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan 20.1, 2023
Qotrunnada, Laila, and Astuti Darmiyanti. Pengaruh Pola Asuh Permisif terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1.3, 2024
Rahman, Muhammad Minanur. Fatwa MUI, Kontrol Sosial dan Hatespeech di Ruang Digital.
Graduate Forum: International Conference Post-Graduate UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Vol. 1. No. 01. 2023.
Ramdhani, Neila, and Bhina Patria. Psikologi untuk Indonesia Maju dan Beretika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2018
Sari, Devyi Mulia. Peran kader anti penyalahgunaan narkoba berbasis pelajar oleh Badan Narkotika Nasional Surabaya. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education 5.2, 2017
Sastrawati, Nila. Partisipasi politik dalam konsepsi teori pilihan rasional James S Coleman..
Jurnal Al-Risalah 19.2, 2019
Syafiqah, Faidatul, Aryo Pinandoto, and Retno Indah Rokhmawati. Analisis Kesediaan User Permission pada Fitur App Tracking Transparency melalui pendekatan Protection Motivation Theory. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 8.6, 2024
Tarsono, Tarsono. Implikasi teori belajar sosial (Social Learning Theory) dari albert bandura dalam bimbingan dan konseling. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi 3.1, 2010
Virginia, Vita. Metode Therapeutic Community Dalam Menumbuhkan Kepercayaan Diri Klien Korban Penyalahgunaan NAPZA Di Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA (BRS KPN)”Galih Pakuan” Putat Nutug Bogor. BS thesis. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Wakhid, Abdul, Achir Yani S. Hamid, and Novy Helena CD. Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di Rs Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa 1.1, 2013.
Widowati, Christiani. Hukum Sebagai Norma Sosial Memiliki Sifat Mewajibkan. ADIL: Jurnal Hukum 4.1, 2013
Yeni, Munita. Jangan Ajari Aku Harga Diri yang Rendah. Anak Hebat Indonesia, Yogyakarta : Anak Hebat Indonesia 2017