11 | Jurnal Kybernan, Vol. 14, No. 1, 2023
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA MELALUI APLIKASI PENILAIAN KINERJA JABATAN APARATUR (SIKERJA) DI PEMERINTAH
KOTA BEKASI
STRATEGY TO IMPROVE THE PERFORMANCE OF THE STATE CIVIL APPARATUS THROUGH THE APPLICATION OF PERFORMANCE APPRAISAL OF THE POSITION
OF APPARATUS (SIKERJA) IN THE BEKASI CITY GOVERNMENT
M. Yunus1, Sayyid Umar Fiqri2,
1,2 Program Studi Administrasi Negara, Universitas Islam “45” Bekasi e-mail: [email protected]
Abstrak
Pemerintah Indonesia dalam upaya peningkatan kompetensi dan kualitas kerja sudah berupaya berinovasi untuk menemukan konsep atau sistem baru, dalam semangat reformasi birokrasi.
Pemerintah Kota Bekasi telah menerapkan strategi baru untuk meningkatkan kinerja para ASN.
Strategi tersebut melalui aplikasi SIKERJA, namun wawasan mereka terhadap kinerja dalam melengkapi aplikasi SIKERJA belum optimal serta ASN beranggapan bahwa SIKERJA itu sebagai alat pencari uang saja. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi Pemerintah Kota Bekasi terkait Aplikasi Penilaian Kinerja Jabatan Aparatur (SIKERJA), serta menganalisis faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan peningkatan kinerja dalam SIKERJA, dan menganalisis efektivitas dari aplikasi SIKERJA oleh ASN Pemerintah Kota Bekasi yang dilaksanakan di Pemerintah Kota Bekasi di bagian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Teknik pengumpulan data dengan melalui pengumpulan data primer berupa observasi dan wawancara, dan pengumpulan data sekunder melalui studi Pustaka dan dokumentasi. Teknik analisi data yang digunakan yaitu model Miles and Huberman melalui reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi yang diterapkan Pemerintah Kota Bekasi terkait Aplikasi SIKERJA berjalan dengan baik serta terdapat perubahan yang terjadi terhadap ASN dalam penerapan strategi aplikasi SIKERJA seperti perubahan kedisiplinan waktu, kedisiplinan dalam bekerja, dan ASN menjadi lebih giat bekerja demi tercapainya suatu target yang dituju didalam aplikasi SIKERJA. Namun masih perlunya peningkatan SDM agar lebih profesional dan berkompeten. Rekomendasi peneliti perlunya pembaharuan terhadap aplikasi SIKERJA serta sarana dan prasarana untuk mendukung ASN berkinerja demi mencapai visi dan misi organisasi.
Kata Kunci: Aparatur Sipil Negara, penilaian kinerja, strategi, aplikasi SIKERJA Abstract
The Indonesian government to improve competence and quality of work has tried to innovate to find new concepts or systems, in the spirit of bureaucratic reform. The Bekasi City Government has implemented a new strategy to improve the performance of ASN. The strategy is through the SIKERJA application, but their insight into performance in completing the SIKERJA application has not been optimal and ASN thinks that SIKERJA is only a money-making tool. The purpose of this study was to analyze the strategy of the Bekasi City Government regarding the Application for Apparatus Job Performance Assessment (SIKERJA), as well as to analyze what factors hindered the implementation of performance improvement in SIKERJA and to analyze the effectiveness of the SIKERJA application by the Bekasi City Government ASN which was carried out at the Bekasi City Government in part of the National Unity and Political Body. This study uses qualitative methods. Data collection techniques through primary data collection in the form of observation and interviews, and secondary data collection through library studies and documentation. The data analysis technique used is the Miles and Huberman model through data reduction, data display, and conclusion. The results of the study indicate that the strategy
implemented by the Bekasi City Government regarding the SIKERJA application is going well and some changes occur to ASN in the application of the SIKERJA application strategy such as changes in time discipline, discipline in work, and ASN being more active in working to achieve a target. in the SIKERJA application. However, increasing human resources to be more professional and competent is still necessary. Researchers recommend renewing the SIKERJA application as well as facilities and infrastructure to support performing ASNs to achieve the organization's vision and mission.
Keywords: Government Apparatus, performance appraisal, strategy, application SIKERJA
I. Pendahuluan
Pada zaman yang sudah semakin maju, dalam kemajuan Information and Communication Technology (ICT) yang semakin berkembang pesat. Kemajuan dalam tekonologi informasi ini mendorong dan menuntut perubahan segala bidang- bidang seluruh negara, tidak terkecuali dengan negara berkembang. Salah satu bidang yang terpenting untuk terus berkembang yaitu di bidang pemerintahan, bidang pemerintahan ini dituntut untuk terus berkembang guna merespon dinamika lingkungan dan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (Saraswati, 2021).
Sejalan dengan pendapatnya Thoha dalam Orde (2000) salah satu bentuk dari Good Governance adalah terciptanya citra atau figur pemerintahan yang baik. Oleh karena itu, tujuan dari Good Governance itu sendiri adalah untuk mencapai kondisi pemerintahan yang dapat menyeimbangkan manfaat pelayanan publik melalui kerja sama berbagai komponen yang melibatkan negara, masyarakat, lembaga masyarakat, dan kelompok swasta.
Dalam reformasi birokrasi ini tentunya tidak terisolasi, tetapi harus didukung oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini sejalan dengan pendapat Praptiwi & Seran (2018) bahwa: ASN memegang peranan penting dalam mencapai tujuan bernegara sebagaimana diatur dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945 (UUD), yang melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta memelihara ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Strategi di era pada saat ini sangat diperlukan agar organisasi maju dan berkembang, selain itu strategi sangat dibutuhkan untuk dapat merencanakan dan menetapkan dengan baik apa yang diinginkan organisasi serta juga apa yang direncanakan dapat tercapai dengan cara sistematis dengan juga terencana dengan baik.
Menurut Anshori (2014:20-22) dalam Shavina (2019) Strategi terdiri dari lima bagian yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, strategi ini merupakan strategi paling pertama
2. Klasifikasi berdasarkan tingkatan organisasi, misalnya dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari beberapa divisi, paling sedikit terdiri dari dua tingkatan, yaitu strategi kantor pusat dan strategi divisi itu sendiri.
3. Klasifikasi berdasarkan sumber berwujud dan tidak berwujud, secara umum strategi sumber daya fisik. Namun, strategi dapat mencakup penggunaan tenaga manajer,
ilmuwan. Strategi juga bisa tentang manajemen, kekuatan pemikiran, atau filosofi tentang hal-hal yang menjadi sikap agensi terhadap tanggung jawab sosial saat ini.
4. Klasifikasi berlandaskan sasaran ataupun tanggungjawab, bagaikan sarana inti dari umumnya perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin perumbuhan tersebut.
5. Strategi pribadi pimpinan, biasanya bersifat mendasar, tidak tertulis, dan kerangka untuk mengembangkan strategi instansi.
Pentingnya kinerja berkaitan dengan kinerja individu di tempat kerja, dan akhirnya memberi kesan pencapaian pada organisasi dalam mencapai tujuan yang lebih luas.
Berkaitan dengan hal tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno (2010:191) dalam Fauzi (2019), organisasi memiliki tujuan untuk memastikan bahwa karyawannya terlibat dalam kegiatan yang sesuai dengan unit kerjanya. Kualitas alur kerja ini berkaitan dengan perilaku karyawan dalam bekerja. Kinerja pegawai erat kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Dalam upaya meningkatkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) stimulasi tenaga kerja sangat diperlukan. Menurut Sutrisno (2014:117), stimulasi tenaga kerja sangat penting untuk tinggi rendahnya produktivitas kinerja. Tanpa motivasi dari aparatur untuk bekerja sama demi kepentingan organisasi, tujuan yang ditetapkan tidak akan tercapai. Begitu pula sebaliknya, jika motivasi dan aparatur tinggi, maka hal ini menjadi kunci keberhasilan organisasi dalam meningkatkan efisiensi ASN. Sehubungan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi serta angka peningkatan kualitas mutu, Pemerintah Kota Bekasi telah melakukan serangkaian kebijakan, salah satunya dengan melakukan penilaian melalui aplikasi. Herlina (2020) berpendapat bahwasanya dalam rangka meningkatkan kinerja ASN Pemerintah Kota Bekasi telah memberlakukan kebijakan untuk mengukur perfoma, efisiensi, dan efektivitas kinerja ASN. Serta ASN yang memiliki kualitas kinerja yang sangat baik perlu diberikan apresiasi oleh organisasi tersebut dan itu dapat dijadikan contoh yang baik bagi rekan-rekannya.
Untuk itu, para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bekasi memiliki pendapat tentang SIKERJA. ASN beranggapan bahwa SIKERJA itu sebagai alat pencari uang saja. Serta wawasan mereka terhadap kinerja dalam melengkapi aplikasi SIKERJA belum optimal dikarenakan masih terdapat ASN yang kurang memahami teknologi modern di era terkini. Mengenai persoalan tersebut terlihat sejak sebagian indikasi yakni beberapa ASN sedang gencar memenuhi catatan pekerjaan menjelang akhir bulan yang dimana seharusnya pelaporan kinerja itu dilakukan setiap hari oleh para ASN. Inti dari program SIKERJA ini adalah untuk meningkatkan kualitas kerja dan bukan hanya untuk mencapai target bulanan. Kemudian, sarana dan prasarana yang ada di KESBANGPOL masih dikatakan kurang memadai yang dimana alat tersebut untuk mendukung ASN berkinerja dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat menjadi kurang optimal dan kurang memuaskan. Oleh sebab itu Pemkot Bekasi perlu memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di setiap Dinas dan perlunya memberikan pemahaman kepada ASN agar ASN tersebut mampu mengaplikasikan Aplikasi SIKERJA dengan baik untuk mencapai tujuan dari visi dan misi organisasi.
Sebelum penggunaan strategi aplikasi SIKERJA beberapa ASN jarang terlihat di dalam kantor namun setelah penerapan pencatatan kehadiran elektronik itu berdampak secara signifikan terhadap kedisiplinan ASN, yang dimana setelah penggunaan aplikasi SIKERJA ini para ASN menjadi lebih giat dalam bekerja dan menjadi lebih disiplin dikarenakan terdapat sanksi yang akan mereka terima jika tidak melakukan fingerprint dan tidak melaporkan kinerja mereka ke dalam aplikasi SIKERJA. Akan tetapi pemerintah menyadari bahwa disiplin saja tidak dapat menentukan kinerja ASN.
Kedisiplinan merupakan faktor utama, tetapi bukan salah satu faktor dalam meningkatkan produktivitas. Oleh sebab itu, untuk menghitung hasil tersebut, di dirikanlah Aplikasi Penilaian Kinerja Jabatan Aparatur (SIKERJA).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kota Bekasi terkait Aplikasi SIKERJA sebagai upaya peningkatan kinerja ASN; menganalisis faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan peningkatan kinerja dalam aplikasi SIKERJA; dan menganalisis efektivitas dari aplikasi SIKERJA oleh ASN Pemerintah Kota Bekasi.
II. Metode Penelitian
Dalam bentuk penyesuian paradigma dan juga permasalahan yang terjadi dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana perkembangan pelaksanaan dengan kebijakan yang telah diatur saat ini. Menurut Creswell (2014:32) penelitian kualitatif yang berdasarkan paradigma konstruktivisme ini berpendapat bahwasanya pengetahuan itu bukan hanya hasil dari pengalaman terhadap fakta yang aktual, namun juga merupakan hasil pemikiran dari subjek yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif terhadap penelitian yang dilakukan. Artinya, data objektif lebih mudah tersedia bagi penulis untuk diketahui dan dipahami guna memperjelas atau menjelaskan realitas peristiwa yang diteliti tentang Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Aplikasi Penilaian Kinerja Jabatan Aparatur (SIKERJA) di Pemerintah Kota Bekasi. Lalu, untuk data yang dibutuhkan merupakan data sekunder berupa buku, jurnal, artikel, atau berita. Kemudian, data tersebut dianalisis secara deskriptif. Setelah itu data akan dikumpulkan melalui cara studi kasus atau dokumentasi, wawancara dan yang terakhir melalui observasi.
Peneliti menggunakan metode perolehan data berupa beberapa cara yang strategis dalam penelitian, dalam tujuan agar mampu mendapatkan data yang akurat dan baik.
Tanpa menggunakan perolehan data tersebut maka peneliti tidak akan mampu menghasilkan data yang sesuai dengan aturan yang ada. Peneliti menerapkan pendapat Loffland & Loffland (1984) dalam pengumpulan data melalui langkah-langkah: Data primer menurut Nariwati (2009:98) ialah data yang berasal dari sumber asli. Data ini tidak tersedia dalam bentuk kompilasi atau file. Namun, data ini harus dicari di antara narasumber atau responden, khususnya yang kami gunakan sebagai sarana informasi atau pengumpulan data. Data yang akan didapat dilakukan dengan cara: observasi, wawancara mendalam. Data sekunder menurut Moleong (2002:103), menyatakan
bahwa rangkaian dalam proses pengumpulan data ialah suatu kegiatan dengan cara mengatur urusan data menjadi termekanisme ke dalam suatu alur, kategori dan juga satuan uraian dasar. Data yang didapat dilakukan dengan cara: studi pustaka dan dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2015:244), analisis data adalah proses pencarian dan penyuntingan data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, serta dokumentasi, mengelompokkan data ke dalam kategori-kategori, mendeskripsikannya dalam unit, mensintesis, menyusun menjadi suatu bentuk, memilih apa yang penting serta yang dipelajari, dan menarik kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
III. Hasil Penelitian
SIKERJA merupakan Sistem atau Aplikasi yang digunakan oleh Pemerintahan ataupun Organisasi dalam penilaian kinerja para Aparatur untuk dapat meningkatkan kinerja dari Aparatur Sipil Negara di Organisasinya tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menurut bapak Iga selaku staff Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) bahwa SIKERJA ialah sebuah sistem informasi yang dimana dijadikan sebagai instrument untuk mempermudah Aparatur khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi dalam penginputan atau pelaporan hasil kerja mereka setiap harinya.
SIKERJA tersebut merupakan sebuah tools yang digunakan untuk melaporkan aktivitas hariannya sebagai bentuk akuntabilitas kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di Pemerintah Kota Bekasi. Kemudian aparatur yang diwajibkan untuk mengisi apliksi SIKERJA sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ialah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari PNS dan P3K, sebagaimana PNS dan P3K tersebut mendapatkan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Selanjutnya Iga menjelaskan bahwa tujuan dari aplikasi SIKERJA ini untuk mempermudah pelaporan kinerja serta mempermudah dalam melakukan penilaian kinerja yang dimana nanti efek muaranya untuk pembayaran TPP. Kemudian, tujuan terhadap aplikasi SIKERJA dalam sejauh ini sudah terlaksana dan sebenarnya pada saat awal pembentukan itu tidak mudah dalam membiasakan ASN untuk menginput laporan hasil kerja mereka kedalam aplikasi SIKERJA.
Dalam pencapaian tujuan dari aplikasi tersebut sampai saat ini sudah hampir sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Akan tetapi, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi untuk mencapai tujuan tersebut antara lain kurangnya pemahaman dalam menggunakan teknologi (IT), lalu banyaknya resistensi yang dilontarkan kepada Dinas BKPSDM, serta komitmen atasan terhadap bawahannya dalam mereview laporan kinerja. Terciptanya Strategi SIKERJA ini seharusnya bisa menjadi penentuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai sumber keunggulan bersaing karena di tengah Era Sistem Merit saat ini untuk kedepannya yang diharapkan dari sistem karier PNS itu sudah berbasis Sistem Merit yang dimana ASN tersebut berprestasi tinggi dan berkinerja tinggi serta layak untuk mendapatkan posisi dan tempat yang lebih baik. Iga selaku staff
BKPSDM menegaskan bahwa awal mulanya aplikasi itu untuk menentukan ASN tersebut berprestasi atau tidak karena sumber awalnya ialah penilaian kinerjanya bagaimana BKPSDM atau pimpinan bisa tahu ASN tersebut berkinerja dengan baik atau tidak jika tidak diawali dengan kinerja menjadi penilaian kinerja. Oleh sebab itu, strategi ini sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk kedepannya.
Tabel 1. Tabel Perbandingan Penilaian Kinerja (PP Nomor 46 Tahun 2011 dengan PERWAL Nomor 83 Tahun 2017)
Sebelum SIKERJA (PP Nomor 46 Tahun
2011)
Persentase Efektivitas
Sesudah SIKERJA (PERWAL Nomor 83 Tahun
2017)
Persentase Efektivitas Disiplin (absesnsi manual,
Dalam Bekerja)
55 Disiplin
(Fingerprint, dalam bekerja)
95
Pelaporan Kinerja 75 Pelaporan Kinerja 90
Data diolah oleh: Peneliti
Berdasarkan tabel di atas, bahwa terjadinya perubahan secara signifikan terhadap ASN yang dimana kedisiplinan serta pelaporan kinerja sebelum menggunakan aplikasi SIKERJA ini masih belum dikatakan mencapai dari tujuan organisasi. Kemudian setelah terciptanya aplikasi SIKERJA serta digunakan oleh ASN kedisiplinan mereka menjadi lebih baik yang semula masih jarang hadir ke kantor sekarang menjadi lebih giat serta terkait pelaporan kinerja yang semula kurang memuaskan dan tidak eviden sekarang menjadi lebih eviden dan para ASN tersebut sudah hampir mencapai tujuan dari organisasi.
Strategi dapat didefinisikan sebagai proses pembuatan rencana dengan pejabat senior sejalan dengan visi organisasi dan mempersiapkan metode atau upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Bekasi pada dasar awalnya itu dibuat karena waktu lalu adanya PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Kinerja PNS yang dimana Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) itu basicnya untuk menilai atau mengukur hasil capaian kinerja seseorang. Dalam Peraturan tersebut merencanakan suatu target diawal tahun dan dibuat targetnya itu selama satu tahun penuh. Kemudian, SKP ini merencanakan diawal dan menilai diakhir, serta bagaimana bisa mengukur seseorang itu berkinerja atau tidak. Karena, sebelumnya ASN melaporkan kinerja mereka dengan menggunakan kertas yang dimana hal tersebut memperlama pelaporan serta memakan banyak waktu dan tempat sehingga untuk saat ini Pemkot menggunakan sebuah tools yaitu Strategi Aplikasi SIKERJA untuk mempermudah serta merubah sistem media lama (kertas) menjadi media terbaru (aplikasi).
Dalam pembentukan strategi ini awalnya diawali dengan terbitnya PP Nomor 46 Tahun 2011 kemudian adanya rekomendasi dari KPK yang menyampaikan bahwa untuk penilaian kinerja itu diharapkan sudah berbasis sistem, berbasis aplikasi karena itu dijadikan dasar untuk pemberian TPP. Oleh sebab itu jika TPP diberikan berdasarkan hasil kinerja seseorang untuk mengukur kinerjanya, serta pengukuran tersebut hanya
dilakukan secara manual (kertas) itu pasti tidak efisien maka terkait permasalahan tersebut dibantulah dengan instrument aplikasi SIKERJA ini. Dalam pelaksanaan peningkatan kinerja dalam aplikasi penilaian kinerja jabatan aparatur (SIKERJA) ini terdapat standar yang ditetapkan harus membahas jenis pekerjaan yang akan diukur dan evaluasi kinerja ini memberikan hasil yang diharapkan. Ada empat hal yang perlu diingat ketika mengembangkan standar penilaian kinerja yang baik dan akurat: Validitas, Persetujuan, Realitas, dan Objektivitas.
Pegawai di Pemerintah Kota Bekasi hampir sesuai dengan kriteria organisasi namun dalam segi sumber daya manusia (SDM)-nya itu masih kurang seperti kurangnya profesional dalam berkinerja, kurangnya berkompetensi, dan ASN tersebut belum mehami SOP yang ada di dalam organisasi. Oleh sebab itu perlunya peningkatan kompetensi, peningkatan pemahaman dan peningkatan sosialisasi agar mampu meningkatkan kinerja para ASN menjadi lebih baik dan mampu mencapai tujuan dari organisasi. dalam penerimaan pegawai organisasi menilai potensi disiplin ilmu yang dimana pegawai tersebut mampu bekerja dengan baik serta sesuai dengan tupoksinya masing-masing dan harus sesuai dengan kewenangan yang sudah diberikan oleh pimpinan. Dengan hal ini maka ASN harus menyepakati dari kebijakan yang telah dibuat organisasi sedangkan bagi yang bertolak belakang maka akan dikenakan hukuman berupa teguran lisan, tertulis dan pernyataan tidak puas.
Kurangnya pegawai di dinas kesbangpol serta potensi yang dimilikinya masih belum sesuai dengan penilaian dikarenakan basic pendidikan yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan maka perlunya peningkatan terhadap sumber daya manusia terutama di dinas Kesbangpol tersebut. Serta bagi sarana dan prasarananya sendiri perlu ditingkatkan kembali dengan cara pemenuhan dalam perlengkapan yang dimana perlengkapan tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja para ASN. adanya faktor dalam penilaian terhadap ASN yaitu disiplin pegawai, patuhnya terhadap Peraturan Perundang-Undangan dan prestasi kerja. Ketiga faktor tersebut harus dijalani oleh ASN agar sesuai dengan aturan penilaian yang ada. Serta dalam penilaian yang sudah dievaluasi oleh pimpinan terdapat ASN yang belum mampu menerimanya. efektvitas dalam penggunaan aplikasi SIKERJA ini dari sisi administrative uang yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi terukur untuk membiayai ASN.
Efektivitas dari penggunaan aplikasi tersebut sudah berjalan sesuai dengan visi dan misi organisasi serta mampu merubah ASN menjadi lebih disiplin dalam bekerja akan tetapi hanya seberapa bagian saja. Namun masih terdapat beberapa ASN yang belum memahami terkait penggunaan SIKERJA serta penyusunan SKP sehingga ASN tersebut mengalami kesulitan yang dimana itu akan menjadikan kinerja mereka tidak maksimal.
Selanjutnya, dari sarana dan prasaran yang ada di dinas Kesbangpol ini masih kurang baik karena sarana dan prasarana tersebut sudah tidak layak pakai, minimnya perlengkapan IT dan kurangnya penyediaan wifi sehingga ASN dalam melakukan pekerjaannya cukup terganggu terkait sinyal wifi yang lamban sehingga kinerja yang mereka berikan kurang maksimal.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Aplikasi Penilaian Kinerja Jabatan Aparatur (SIKERJA) Di Pemerintah Kota Bekasi dalam menggunakan Strategi Aplikasi SIKERJA yang dimana dalam pembentukan strategi ini diawali dengan terbitnya PP Nomor 46 Tahun 2011
Tentang Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) kemudian adanya rekomendasi dari KPK yang menyampaikan bahwa untuk penilaian kinerja itu diharapkan sudah berbasis sistem, berbasis aplikasi karena itu dijadikan dasar untuk pemberian TPP. Oleh sebab itu Pemerintah Kota Bekasi mengupdate strategi yang digunakan dari media lama (kertas) menjadi media terbaru (Aplikasi) dengan didasari oleh Peraturan PERWAL Nomor 83 Tahun 2017 Tentang Penilaian Kinerja PNS yang dimana Regulasi Peraturan Wali Kota untuk aturan umum yang dibentuk kedalam aplikasi agar dapat melaksanakan Perwal tersebut. Terciptanya Strategi SIKERJA ini seharusnya bisa menjadi penentuan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai sumber keunggulan bersaing. Akan tetapi terkait dengan tujuan Pemerintah Kota Bekasi untuk meningkatkan kinerja ASN melalui Aplikasi SIKERJA ini terdapat beberapa kendala yang dirasa seperti halnya kurangnya pemahaman dalam menggunakan teknologi (IT), lalu banyaknya resistensi yang dilontarkan kepada Dinas BKPSDM, serta komitmen atasan terhadap bawahannya dalam mereview laporan kinerja.
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan peningkatan kinerja dalam Aplikasi SIKERJA terdapat empat hal untuk mengembangkan standar penilaian kinerja yang baik dan akurat: Validitas, Persetujuan, Realitas, Dan Objektivitas.
Indikator yang pertama ialah Validitas. Yang menjadi pendukung dalam validitas tersebut adalah kriteria pegawai hampir sesuai dengan kriteria, dan penghambatnya komposisi pada SDM tersebut masih kurang yang dimana SDM tersebut harus mempunyai kompetensi secara maksimal sehingga perlunya tambahan SDM yang profesional dan juga berkompetensi lalu belum semuanya memahami isi dalam SOP kerja, serta masih perlunya peningkatan kompetensi, peningkatan pemahaman dan peningkatan sosialisasi dan yang terakhir masih terdapat beberapa ASN yang melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya secara masing- masing. Kemudian, indikator ke dua persetujuan. Yang menjadi pendukung ialah potensi ilmu yang dimiliki oleh masing-masing pegawai, sasaran target kinerja dan penghambat dalam persetujuan dalam penerimaan pegawai terkait potensi yang dibutuhkan masih kurang serta masih terdapat beberapa ASN mengerjakan pekerjaannya tidak sesuai dengan tupoksi dan kewenangan yang sudah diberikan pimpinan.
Indikator ke tiga realitas. Yang menjadi pendukung tersedianya sarana dan prasarana di Kesbangpol dan penghambat dalam realitas ialah belum sesuainya penilaian terhadap pegawai karena masih kurangnya pegawai di dinas Kesbangpol, potensi yang dimiliki oleh pegawai masih belum sesuai, dan yang terakhir sumber daya manusia yang ada di organisasi belum semuanya sesuai dengan basic pendidikannya.
Kemudian, indikator yang terakhir adalah objektivitas. Yang menjadi pendukung disiplin pegawai, yang kedua patuh terhadap peraturan perundang-undangan, dan yang ketiga
prestasi kerja dan yang menjadi penghambat dalam objektivitas ialah masih adanya ASN yang belum mampu menerima atas hasil penilaian kinerja yang sudah dievaluasi oleh pimpinan langsung
Efektivitas dalam penggunaan Aplikasi SIKERJA yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Bekasi sudah sebagian mencapai tujuan dari visi dan misi organisasi, secara tertib administrasi aparatur sudah tercapai serta sudah tertib dalam pembiyayaan yang didasari bukti evidens, sudah mampu mengurangi terkait para ASN yang selama ini terkenal dengan kemalasannya, dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dalam penginputan laporan kerja harian para ASN di Pemerintah Kota Bekasi serta menjadikan dorongan untuk ASN menjadi lebih giat dalam menjalankan tugasnya masing-masing, dan yang terakhir sudah meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Referensi
Fauzi, A. (2019). Meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil Negara Dalam Melayani Masyarakat. Diklat Review: Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 3(1), 71- 76.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pratiwi, D., & Seran, S. T. (2018). Strategi Peningkatan Kinerja ASN Melalui Aplikasi Penilaian Kinerja Aparatur (SIKERJA) Di IPDN Kampus Kalimantan Barat.
Transformasi: Jurnal Manajemen Pemerintahan , 165-176.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2018 Tentang Nomenlaktur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Manajemen Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja.
Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 69 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 83 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
Shavina, N. B. (2019). Strategi Program Pembinaan Karir Pegawai Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Di Dinas Tenaga Kerja Kota Medan. Sumatera Utara:
Bachelor’s Thesis, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Sugiyono, S. (2016). Analisis Jabatan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Orbith:
Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa Dan Sosial, 12(1).