• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur organisasi dan penggolongan bank syariah

N/A
N/A
Heru Ureh

Academic year: 2023

Membagikan "Struktur organisasi dan penggolongan bank syariah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur Organisasi dan Penggolongan Bank Syariah

Bank syariah memiliki struktur serupa dengan bank konvensional, seperti memiliki komisaris dan direksi. Namun, perbedaan utama antara keduanya terletak pada keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah. Dewan ini bertugas mengawasi operasional bank dan produknya agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Dewan Pengawas Syariah biasanya memiliki posisi setara dengan dewan komisaris di setiap bank. Tujuannya adalah untuk memastikan efektivitas dari pandangan yang mereka berikan.

Oleh karena itu, anggota Dewan Pengawas Syariah biasanya ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham setelah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.

Rapat Umum Pemegang Saham, yang disingkat RUPS, merupakan badan tertinggi dalam perusahaan yang memiliki kekuasaan penuh dan wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris.1 Berikut contoh Struktur organisasi dan penggolongan bank syariah dalam bentuk bagan tabel:

Gambar 2. Struktur organisasi dan penggolongan bank syariah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BSI)

Struktur organisasi bank syariah di Indonesia dalam contoh di atas mencakup beberapa entitas dan komite yang memiliki fungsi dan tanggung jawab khusus dalam mengawasi dan mengatur operasi bank sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan peraturan yang berlaku.

Berikut adalah penjelasan tentang struktur organisasi bank syariah yang mencakup peran dan tanggung jawab dari masing-masing entitas dan komite tersebut:

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham):

1 Azmy, “Mengembangkan Human Resource Management Yang Strategis Untuk Menunjang Daya Saing Organisasi.”

(2)

- Fungsi: RUPS adalah pertemuan tahunan yang melibatkan pemegang saham bank syariah untuk mendiskusikan berbagai aspek perusahaan, termasuk kebijakan dan hasil keuangan.

- Tanggung Jawab: RUPS memiliki tanggung jawab untuk menyetujui kebijakan strategis bank, memilih dewan komisaris, menyetujui laporan keuangan, dan memberikan arahan kepada manajemen bank.

2. Dewan Pengawas Syariah:

- Fungsi: Dewan Pengawas Syariah memiliki fungsi utama dalam memastikan bahwa semua aktivitas bank beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

- Tanggung Jawab: Dewan ini memberikan fatwa dan nasihat syariah, mengawasi transaksi dan produk bank, serta memastikan bahwa bank beroperasi dengan integritas syariah.

3. Komite Syariah:

- Fungsi: Komite Syariah bertanggung jawab untuk memeriksa produk dan operasi bank serta memastikan bahwa semuanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

- Tanggung Jawab: Komite ini memberikan panduan dan nasihat syariah, mengevaluasi produk baru, dan memantau kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.

4. Dewan Komisaris:

- Fungsi: Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan umum bank dan menentukan arah strategis bank.

- Tanggung Jawab: Mereka memantau kinerja manajemen, mengevaluasi risiko, dan menetapkan kebijakan yang mendukung visi dan misi bank.

5. Komite Audit:

- Fungsi: Komite Audit bertanggung jawab untuk memeriksa akuntabilitas dan transparansi operasional bank serta mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul.

- Tanggung Jawab: Komite ini melakukan audit internal dan memastikan bahwa bank mematuhi standar akuntansi dan peraturan yang berlaku.

6. Komite Nominasi dan Remunerasi:

- Fungsi: Komite ini bertanggung jawab untuk memilih anggota dewan komisaris dan menentukan kompensasi bagi dewan komisaris dan dewan direksi.

- Tanggung Jawab: Mereka memastikan bahwa struktur kepemimpinan bank memiliki keahlian yang sesuai dan bahwa kompensasi para pemimpin bank adil dan seimbang.

7. Komite Pemantau Risiko:

- Fungsi: Komite Pemantau Risiko bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh bank.

- Tanggung Jawab: Mereka memantau risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional, serta mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang efektif.

(3)

Struktur organisasi ini membantu bank syariah di Indonesia untuk menjalankan operasinya sesuai dengan prinsip syariah dan memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Setiap entitas dan komite memiliki peran yang penting dalam menjaga integritas dan keberlanjutan bank syariah dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.2

Bank Syariah, Secara kelembagaan, bank syariah di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BUS memiliki bentuk kelembagaan seperti bank umum konvensional, sedangkan BPRS memiliki bentuk kelembagaan seperti BPR konvensional.

Badan hukum BUS dan BPRS dapat berbentuk Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi. Sementara itu, UUS bukan merupakan badan hukum tersendiri, tetapi merupakan unit atau bagian dari suatu bank umum konvensional.

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi. Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa.

Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau bank nondevisa. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas untuk 1) mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah, 2) melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang syariah, 3) menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah, dan 4) melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.3

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Koperasi.

Di Indonesia, bank syariah dapat digolongkan berdasarkan berbagai kriteria, dan berikut adalah penjelasan lebih lanjut beserta fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian:

1. Berdasarkan Kepemilikan

- Bank Syariah Milik Pemerintah: Contohnya adalah Bank Syariah Indonesia (BSI), yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Fungsi utama BSI adalah mempromosikan dan

mengembangkan perbankan syariah di seluruh Indonesia serta memberikan dukungan keuangan kepada sektor-sektor ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah. Tanggung jawabnya termasuk mematuhi regulasi pemerintah, memberikan layanan perbankan syariah yang komprehensif, dan mendukung program pembangunan ekonomi berbasis syariah.

2 Ilyas, “Peran Dewan Pengawas Syariah Dalam Perbankan Syariah.”

3 Budiono, “Penerapan Prinsip Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah.”

(4)

- Bank Syariah Milik Swasta: Contohnya adalah Bank Muamalat Indonesia, yang dimiliki oleh pihak swasta. Fungsi utama bank swasta ini adalah menghasilkan keuntungan dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah. Tanggung jawabnya mencakup memberikan layanan perbankan syariah yang kompetitif, memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua operasi, dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

2. Berdasarkan Ukuran (Kecil, Menengah, atau Besar):

- Bank Syariah Kecil dan Menengah: Bank-bank seperti Bank BNI Syariah dan Bank Panin Syariah masuk dalam kategori ini. Fungsi utama mereka adalah memberikan layanan

perbankan syariah kepada masyarakat di wilayah tertentu dengan berbagai kebutuhan.

Tanggung jawabnya mencakup memberikan produk dan layanan perbankan syariah yang sesuai dengan tingkat kebutuhan nasabah di daerah tersebut, menjaga kesehatan keuangan bank, dan mematuhi regulasi perbankan syariah yang berlaku.

- Bank Syariah Besar: Bank-bank besar seperti Bank Mandiri Syariah masuk dalam kategori ini. Fungsi utama mereka adalah menyediakan berbagai produk dan layanan

perbankan syariah yang komprehensif kepada nasabah di seluruh Indonesia. Tanggung jawab mereka mencakup pematuhan prinsip syariah, pengawasan ketat terhadap aset dan kewajiban, serta mendukung pengembangan ekonomi syariah secara nasional.

3. Berdasarkan Fokus Usaha:

- Bank Syariah Umum: Bank-bank seperti Bank Syariah Mandiri dan Bank CIMB Niaga Syariah adalah bank syariah umum yang menyediakan berbagai layanan perbankan syariah, seperti tabungan, pinjaman, investasi, dan transaksi perbankan lainnya. Fungsi utama mereka adalah memberikan layanan perbankan syariah yang komprehensif kepada semua jenis nasabah. Tanggung jawabnya mencakup pematuhan prinsip syariah, kepatuhan terhadap regulasi, serta memberikan pendampingan keuangan kepada nasabahnya.

- Bank Syariah Spesialis: Bank syariah spesialis, seperti Bank BTN Syariah yang fokus pada perumahan, bertanggung jawab menyediakan produk dan layanan perbankan syariah yang mendukung sektor tertentu. Fungsi utamanya adalah membiayai sektor khusus tersebut dengan prinsip syariah, memastikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di sektor tersebut, dan mematuhi prinsip-prinsip syariah yang berkaitan dengan sektor tersebut.4

4 Yumanita, “Bank Syariah.”

Referensi

Dokumen terkait

4.2.6 Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan secara Simultan terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia Periode 2015 – 2021 ... Rekapitulasi

At the AFS reunion ball, Professor Peter Kanowski Professor and head of the ANU Department of Forestry and his father Peter Kanowski who was a graduate of the AFS in the 1950s, jointly