• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS: JL. TJILIK RIWUT - JL. KAHAYAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KASUS: JL. TJILIK RIWUT - JL. KAHAYAN "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

37

ANALISIS KINERJA SIMPANG APILL DAN RHK DI KOTA PALANGKA RAYA

STUDI KASUS: JL. TJILIK RIWUT - JL. KAHAYAN

Norvia Ayunda1, Murniati2, Ina Elvina3.

1 Norvia Ayunda,Universita Palangka Raya.

e-mail: nviaayunda@gmail.com

2 Murniati, Universitas Palangka Raya, e-mail: murniati-upr@eng.upr.ac.id

3 Ina Elvina, Universitas Palangka Raya.

e-mail: inaelvina99@gmail.com

ABSTRAK

Kota Palangka Raya merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang pembangunannya saat ini terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini mengakibatkan sebagian besar ruas jalan dan persimpangan yang ada mengalami penurunan tingkat pelayanan akibatnya sering terjadi penumpukan jumlah kendaraan ringan termasuk sepeda motor maupun kendaraan tidak bermotor, di persimpangan pada saat fase merah alat pemberi isyarat lampu lalu lintas (APILL). Pengaturan APPIL (Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas) yang baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung baik, namun sebaliknya pengaturan APILL yang tidak baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung tidak baik sehingga menimbulkan tundaan dan antrian panjang lalu lintas. Selain pengaturan APILL, untuk mengatasi penurunan kepadatan di persimpangan bersinyal, maka perlu dilakukan rekayasa lalu lintas dengan cara memberikan fasilitas Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang dan kinerja RHK yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan survey lalu lintas selama 24 jam 7 hari beruturut-turut untuk mendapatkan volume lalu lintas, setelah itu melakukan analisis menggunakan PKJI 2014 untuk mendapatkan kinerja simpang dan Balai Teknik Lalu lintas dan Lingkungan Jalan 2012 untuk mendapatkan kinerja RHK. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja simpang dari Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan sudah bekerja dengan baik yaitu dengan nilai derajat kejenuhan 0,62 dan tingkat keteresiannya sebesar 8% atau kurang berhasil diterapkan karena tingkat keterisisan terhadap kapasitas <60%.

Kata kunci: Kinerja Simpang, RHK, APILL.

1. PENDAHULUAN

Kota Palangka Raya merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah yang pembangunannya saat ini terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin pesatnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada Tahun 2020 berjumlah 293.457 orang. Hal ini mengakibatkan sebagian besar ruas jalan dan persimpangan yang ada mengalami penurunan tingkat pelayanan akibatnya sering terjadi penumpukan jumlah kendaraan ringan termasuk sepeda motor maupun kendaraan tidak bermotor, di persimpangan pada saat fase merah alat pemberi isyarat lampu lalu lintas (APILL). Salah satu simpang bersinyal yang sering mengalami penurunan tingkat pelayanan adalah Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan. Pengaturan APPIL (Alat Pemberi Isyarat Lampu Lalu Lintas) yang baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung baik, namun sebaliknya pengaturan APILL yang tidak baik akan membuat koordinasi di setiap kaki simpang berlangsung tidak baik sehingga menimbulkan tundaan dan antrian panjang lalu lintas (Kementerian PU RI 2014). Selain

(2)

38

pengaturan APILL, untuk mengatasi penurunan kepadatan di persimpangan bersinyal, maka perlu dilakukan rekayasa lalu lintas dengan cara memberikan fasilitas Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor. Ruang Henti Khusus (RHK) adalah salah satu cara pengaturan lalu lintas dengan mengatur tempat antrian sepeda motor dengan kendaraan roda empat atau lebih pada saat berhenti di pendekat simpang bersinyal selama lampu fase merah yang ditempatkan di depan antrian kendaraan bermotor roda empat.

Pemisahan sepeda motor dari kendaraan lain diharapkan mampu mengurangi hambatan yang berasal dari sepeda motor, sehingga dapat meningkatkan arus lalu lintas yang dilewatkan pada waktu nyala hijau (time grabber) di persimpangan bersinyal dan dapat memperbaiki kinerja di persimpangan bersinyal menjadi lebih tertib, aman, dan lancar.

Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traffic light). Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kinerja simpang dan kinerja RHK yang terjadi pada Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Diagram Alir

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

2.2 Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk tugas akhir ini adalah: Untuk mengetahui sejauh mana besar arus lalu lintas yang melewati Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan, maka perlu dilakukan pengambilan data lapangan secara langsung pada saat jam-jam sibuk berdasarkan ketentuan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014.

(3)

39

Sketsa survei lalu lintas di Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan dapat dilihat pada Gambar 2.

berikut.

Gambar 2. Sketsa Lalu Lintas di Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan (Sumber: Analisis data, 2021)

2.3 Metode Analisis Data

Data survei lapangan yang diperlukan meliputi data geometrik lalu lintas seperti: tipe jalan, lebar jalur, lebar bahu jalan, data volume arus lalu lintas berdasarkan kelompok jenis kendaraan yang telah ditentukan yang melintasi sepanjang jalan pada jam sibuk.

Jam-jam sibuk yang dimaksud adalah:

a. Pagi : Pukul 06.00 – 08.00 WIB b. Siang : Pukul 10.00 – 12.00 WIB c. Sore : Pukul 14.00 – 16.00 WIB

Dari hasil pengumpulan data dan pembahasan kemudian akan dianalisis. Hasil dari tahapan-tahapan tersebut kemudian dituangkan kedalam laporan ini. Dari hasil analisis data selanjutnya ditarik kesimpulan dan saran untuk memberikan masukan yang sesuai dengan kondisi yang ada.

3. PEMBAHASAN

3.1 Kinerja Simpang

Data yang sudah didapat dilapangan selanjutnya dimasukkan ke tabel formulir yang ada di PKJI 2014. Masing-masing formulir memiliki hasil yang berbeda. Berikut hasil dari tiap formulir yang digunakan.

Formulir SIS-I

Pada Formulir SIS-I menghasilkan data geometrik, lalu lintas dan kondisi lingkungan pada setiap simpang yang bisa dilihat pada Tabel 1 berikut.

(4)

40

Tabel 1: Output Formulir SIS-I Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan

Sumber: Analisis data, 2021 Formulir SIS-II

Pada Formulir SIS-II menghasilkan data arus lalu lintas dan rasio arus lalu lintas yang bisa dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2: Output Formulir SIS-II Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan

Sumber: Analisis data, 2021 Formulir SIS-III

Pada Formulir SIS-III menghasilkan data waktu merah, waktu antar hijau dan waktu hilang yang bisa dilihat pada Tabel 3 berikut

Tabel 3: Output Formulir SIS-III Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan

Sumber: Analisis data, 2021

(5)

41 Formulir SIS-IV

Pada Formulir SIS-IV menghasilkan data kapasitas dan derajat kejenuhan yang bisa dilihat pada Tabel 4. berikut.

Tabel 4: Output Formulir SIS-IV

Sumber: Analisis data, 2021 Formulir SIS-V

Pada Formulir SIS-V menghasilkan data panjang antrian, jumlah kendaraan tehenti dan tundaan yang bisa dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5: Output Formulir SIS-V

Sumber: Analisis data, 2021

Dari hasil yang didapat pada Formulir PKJI 2014, kemudian diambil 3 komponen hasil analisis yaitu derajat kejenuhan, tundaan dan tingkat pelayanan untuk mengetahui kinerja simpang yang terjadi yang bisa dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6: Kinerja Simpang (Eksisting) Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan

Sumber: Analisis data, 2021

(6)

42

...(1) 3.2 Tingkat Pelayanan

Dari Tabel 6. di atas, diketahui kinerja simpang yang terjadi masih kurang bekerja optimal dengan tingkat pelayanan D. Sehingga dilakukan alternatif dengan pengaturan ulang waktu siklus lampu lalu lintas simpang pada persimpangan Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan untuk mendapatkan nilai ITP (C). Berikut Tabel 7 Kinerja Simpang yang sudah dilakukan alternatif.

Tabel 7: Kinerja Simpang (Alternatif) Jl. Tjilik Riwut - Jl. Kahayan

Sumber: Analisis data, 2021 3.3 Analisis RHK Simpang

Dalam menilai kelayakan atau tidaknya RHK di simpang bersinyal ialah dengan cara seberapa berhasil tingkat keterisian RHK tersebut telah diterapkan oleh sepeda motor.

Indikator keberhasilan Ruang Henti Khusus (RHK) adalah seberapa besar tingkat keterisian RHK pada saat nyala lampu merah oleh sepeda motor terhadap kapasitas maksimal sepeda motor yang dapat ditampung RHK (Rieuwpassa 2016). Dalam mencari kapasitas RHK ialah perbandingan antara luas dari zona RHK dengan dimensi dari sepeda motor, seperti pada persamaan sebagai berikut:

C = 𝐴

𝐷

Menghitung Kapasitas RHK

Gambar 3. Kondisi RHK pada Pendekat Selatan (Sumber: Analisis data, 2021)

C = 𝐴

𝐷 = 58,8

1,5 = 39 unit (Pendekat Selatan Simpang Tiga Jl. Kahayan)

(7)

43

...(2) Gambar 4. Kondisi RHK pada Pendekat Utara

(Sumber: Analisis data, 2021)

C = 𝐴

𝐷 = 63

1,5 = 42 unit (Pendekat Utara Simpang Tiga Jl. Kahayan)

Maka kapasitas RHK pada Simpang Tiga Jl. Kahayan (Pendekat Selatan) diperoleh hasil 39 unit, dengan menggunakan rumus yang sama untuk (Pendekat Utara) diperoleh hasil 42 unit.

Tingkat keterisian RHK diperoleh dari hasil perbandingan antara rata-rata jumlah sepeda motor yang ada dalam zona RHK dan kapasitas dari RHK (Melkysedek 2015). Kelayakan RHK dilihat dari berapa persen keterisian yang ditampung zona RHK oleh sepeda motor pada setiap simpang, seperti persamaan sebagai berikut:

DC = 𝑅

𝐶 x 100%

Tabel 8: Tingkat Keterisian RHK hanya oleh Sepeda Motor

Kemudian menghitung tingkat keterisian RHK yaitu:

DC = 𝑅

𝐶 x 100% = 3

39 x 100% = 8%

(Pendekat Selatan Simpang Tiga Jl. Kahayan) DC = 𝑅

𝐶 x 100% = 3

42 x 100% = 7,1%

(Pendekat Utara Simpang Tiga Jl. Kahayan) Menghitung kendaraan diluar RHK yaitu:

DC = 𝑅

𝐶 x 100% = 3,1

39 x 100% = 8%

(Pendekat Selatan Simpang Tiga Jl. Kahayan) DC = 𝑅

𝐶 x 100% = 2

42 x 100% = 5%

(Pendekat Utara Simpang Tiga Jl. Kahayan)

Tingkat Keterisian RHK

Terhadap Kapasitas Kategori Penilaian

≥ 80% RHK berhasil diterapkan

60% - 79% RHK cukup berhasil diterapkan

< 60% RHK kurang berhasil diterapkan

(8)

44

Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor didapat antara 7,1%-8%. Kemudian untuk kendaraan di luar RHK didapat pada Simpang Tiga Jl. Kahayan (Pendekat Selatan) sebesar 8%, dan Simpang Tiga Jl. Kahayan (Pendekat Utara) sebesar 5%. Sehingga berdasarkan Tabel 8, RHK pada Simpang Tiga Jl. Kahayan – Jl. Tjilik Riwut kurang berhasil diterapkan karena tingkat keterisian terhadap kapasitas < 60%.

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut yaitu;

Kinerja simpang APILL Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan untuk kondisi eksisting sudah bekerja secara optimal untuk melayani arus lalu lintas yang keluar masuk dengan nilai derajat kejenuhan (Dj) = 0,616 < 0,85 pada semua pendekat, nilai kapasitas untuk pendekat (U) = 1088 skr/jam, pendekat (S) = 1093 skr/jam dan pendekat (B) = 765 skr/jam, nilai panjang antrian pendekat (U) = 14 m pendekat (S) = 14 m pendekat (B) = 33 m.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tingkat pelayanan Simpang APILL Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan, kurang optimal yaitu dengan nilai ITP (D) sehingga dilakukan analisis alternatif, maka alternatif yang didapatkan untuk memperbaiki kinerja simpang dengan alternatif I yaitu dengan pengaturan ulang waktu siklus lampu lalu lintas simpang pada persimpangan Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan untuk mendapatkan nilai ITP (C).

Tingkat keterisian RHK hanya oleh sepeda motor di dapat antara 7,1%-8% untuk simpang Tiga Jl. Tjilik Riwut – Jl. Kahayan, maka RHK kurang berhasil diterapkan pada tiga titik persimpangan. Dan untuk kendaraan di luar RHK didapat pada Simpang Tiga Jl. Kahayan (Pendekat Selatan) sebesar 8%, dan Simpang Tiga Jl. Kahayan (Pendekat Utara) sebesar 5%.

5. DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian PU RI. 2014. PKJI (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia) Kapasitas Simpang APILL. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

2. Melkysedek, H.M. 2015. Tingkat Keterisian Ruang Henti Khusus Simpang di Kota Bandung. Laporan Tugas Akhir. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

3. Rieuwpassa, A.R.R. 2016. Evaluasi Keberhasilan Kinerja Ruang Henti Khusus pada Persimpangan Bersinyal. Laporan Tugas Akhir. Bandung: Universitas Udayana.

Referensi

Dokumen terkait

Baker 1992: 29–30 identifies the following major areas: i attitude towards language variation, dialect and speech style ii attitude towards learning a new language iii attitude towards