TUGAS MATA KULIAH
ARSITEKTUR PERILAKU
Dosen Pengampuh:
Raeny Tenriola Idrus, S.T., M.Si Andi Farid Sudiyatama, S.T., M.Arch
Disusun Oleh :
Andira Azzahra Putri Rahmat 210211502003
Arsitektur 02/B
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
STUDI KASUS TERITORI, PERSONAL SPACE DAN CROWDING PANTAI LOSARI, KOTA MAKASSAR
Andira Azzahra Putri Rahmat
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar (210211502003) Arsitektur 02/B
LATAR BELAKANG
Perkembangan kota saat ini sangat pesatnya menyebabkan adanya peningkatan intensitas kegiatan yang membutuhkan ruang untuk mewadahinya khususnya ruang publik.
Ruang sebagai salah satu komponen arsitektur yang sangat penting dalam hubungan antara lingkungan dan perilaku karena fungsinya sebagai wadah kegiatan manusia. Manusia memiliki kepribadian individual sebagaimana juga makhluk sosial hidup bermasyarakat dalam suatu kolektivitas.
Manusia juga merupakan pusat lingkungan dan sekaligus bagian dari lingkungan. Dalam setiap aktivitas manusia, terutama yang berada di perkotaan biasanya tidak dapat dipisahkan dari pemanfaatan ruang seperti halnya dalam penggunaan ruang terbuka publik.
Di Kota Makassar, Ruang terbuka publik memberikan banyak manfaat yang penting untuk kehidupan masyarakat. Ruang terbuka publik cukup banyak tersedia di wilayah Kota Makassar, salah satu contohnya yaitu Pantai Losari. Pantai ini secara langsung berperan penting sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat baik formal maupun informal, individu maupun kelompok. Sebagai ruang terbuka publik, pantai ini banyak dikunjungi sebagai tempat rekreasi aktif dan pasif, sehingga memuat beragam perilaku di
dalamnya, pantai tersebut juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat di gunakan oleh pengunjung.
Teritori dikenal wilayah yang ditandai atau diklaim dimiliki dengan sebuah penandaan dari atribut, perilaku, maupun lingkungannya. Teritorialitas merupakan upaya individu/kelompok untuk memberikan pengaruh dengan melakukan pengontrolan terhadap terhadap objek, manusia, dan relasi yang membatasi dan menegaskan kontrol pada teritori. Teritorialitas akan dicapai dengan melakukan perilaku- perilaku teritorial. Manusia memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukan penandaan dan merespon gangguan berdasarkan tipe-tipe teritori dan bentuk fisiknya. (Laurens, 2004) mendefinisikan teritorial sebagai salah satu hubungan antar pola tingkah laku dengan hak kepemilikan seseorang atau kelompok atas suatu tempat. Hal ini yang menjelaskan mengapa manusia memerlukan teritorialitas dan membangun teritori di manapun mereka tinggal dan hidup.
METODE
Obyek penelitian di Pantai Losari Makassar, Jalan Metro Tanjung Bunga, Maloku, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan antara lain :
1. Dengan melakukan observasi dalam penentuan objek penelitian dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan taman macan di Kota Makassar 2. Dokumentasi dapat berupa tulisan
ataupun berita media online dan arsip-arsip tertulis. observasi dan wawancara kemudian di dialogkan baik hal-hal yang dapat ditangkap langsung panca indera maupun tidak dan dibuktikan dengan dokumentasi foto.
3. Pada penelitian ini juga menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena- fenomena yang ada dan yang sedang berlangsung saat ini dan cenderung menggunakan analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Teritori
Istilah teritori sebenarnya tidak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Territory di- Indonesiakan menjadi teritori yang berarti ‘wilayah, daerah kekuasaan’.
Menurut Robert Somer (1969), teritorialitas merupakan perwujudan
“ego” seseorang karena tidak ingin diganggu, atau dapat dikatakan sebagai perwujudan dari privasi seseorang. Jika kita amati lingkungan di sekitar kita, dengan mudah akan kita temui indikator teritorialitas manusia seperti papan nama, pagar batas rumah, atau papan yang menunjukkan kepemilikan atas suatu lahan. Ada suatu proses negotiating the shared space. Julian Edney (1974) mendefenisikan teritorialitas sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ruang fisik, tanda, kepemilikan, pertahanan, penggunaan yang eksklusif, personalisasi, dan identitas.
Termasuk di dalamnya dominasi, kontrol, konflik, keamanan, gugatan, dan pertahanan.
Altman (1975) membagi teritori menjadi tiga kategori dikaitkan dengan keterlibatan personal, involvement, kedekatan dengan kehidupan sehari hari individu atau kelompok dan frekuensi penggunaan. Tiga kategori tersebut adalah primer, sekunder dan publik teritori :
1. Primer teritori adalah suatu area yang dimiliki, digunakan secara eksklusif, disadari oleh orang
lain, dikendalikan secara permanen, serta menjadi bagian utama dalam kegiatan sehari- hari penghuninya.
2. Sekunder teritori adalah suatu area yang tidak terlalu digunakan secara eksklusif oleh seseorang atau sekelompok orang mempunyai cakupan area yang relatif luas, dikendalikan secara berkala.
3. Publik teritori adalah suatu area yang digunakan dan dapat dimasuki oleh siapa pun akan tetapi ia harus mematuhi norma- norma serta aturan yang berlaku di area tersebut.
Ketiga kategori tersebut sangat spesifik dikaitkan dengan kekhasan aspek kultur masyarakatnya.
Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan.
Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini tidak hanya berfungsi sebagai perwujudan privasi saja, tetapi lebih jauh lagi teritorialitas juga mempunyai fungsi sosial dan komunikasi.
Gambar 2. Jalanan/Area Parkir pada Kawasan Pantai Losari
Pada kawasan Pantai Losari terdapat
jalan yang di mana pada pagi sampai siang hari, masih dioperasikan sebagai area publik yaitu jalanan yang dilalui oleh kendaraan beroda dua di mana semua area ini dapat di akses oleh siapa saja. Jalanan pada area dalam Pantai Losari ini juga dijadikan sebagai tempat parkir bagi yang ingin mengunjungi Pantai Losari. Teritori kawasan ini pada siang hari termasuk dalam teritori Publik.
Gambar 3. Suasana Jalanan/Area Parkir pada Kawasan Pantai Losari
pada malam hari
Adapun Perubahan teritori pada kawasan Pantai Losari ini terjadi pada malam hari dimana sebagian area publik (jalan) beralih fungsi menjadi area sekunder dan primer (area penjual dan pembeli ).
Gambar 4. Suasana Jalanan/Area Parkir pada Kawasan Pantai Losari
pada malam hari
Adapun pembagian Teritori pada Kawasan Pantai Losari :
PUBLIK
PUBLIK PRIMER
SEKUNDER
PRIMER
SEKUNDER
1. Area Publik adalah tempat yang terbuka untuk umum dan bisa diakses oleh siapa saja. Teritori publik pada kawasan ini adalah jalanan yang keluar masuk pada kawasan Pantai Losari dan menjadi sirkulasi umum bagi masyarakat.
2. Area Primer di mana tempat yang sifatnya pribadi. Teritori primer pada kawasan ini terdapat penataan perabot yang memisahkan antara area penjual dan pengunjung yang datang untuk minum di tempat tersebut.
Area khusus penjual yang di identifikasi sebagai area primer karena tidak dapat diakses oleh sembarang orang kecuali berkepentingan misalnya melakukan transaksi.
3. Area sekunder adalah tempat yang bisa diakses sama semua orang namun masih ada batasan/kapasitas. Area ini penjual mengklaim area pedestrian Pantai Losari sebagai wilayah kekuasaannya.
Banyaknya meja dan kursi yang membuat penjual meletakkan perabot tersebut di area pedestrian. Pada area pedestrian kawasan Pantai losari ini mencerminkan teritori sekunder karena beberapa penjual di kawasan tersebut menguasai area-area pedestrian.
2. Ruang Personal (Personal Space) Pola perilaku manusia di dalam lingkungan merupakan proses interaksi antar manusia dan lingkungan yang melibatkan
motivasi dan kebutuhan individual maupun sosial. Karena penekanannya lebih pada interaksi antara manusia dan ruang.
Pendekatan ini cenderung menggunakan istilah setting daripada ruang.
Gambar 5. Pengunjung dengan faktor tipe kepribadian
Pada perilaku pengunjung di Pantai ini (Gambar 5) menunjukkan bahwa ruang personalnya tidak ingin diganggu, hal ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi ruang personalnya terjadi karena faktor tipe kepribadian.
Pada perilaku pertama pengunjung merupakan orang dengan kepribadian introvert dimana dia memerlukan ruang personal yang besar untuk dirinya sendiri dan yang lebih memilih tempat duduk yang tidak ramai.
Perilaku kedua di tunjukkan pengunjung merupakan orang dengan kepribadian ekstrovert di mana mereka datang bersama pasangan/keluarga/teman, mereka lebih suka memilih tempat duduk yang berada di pojokan dan agak tersembunyi atau tempat duduk yang tidak terlalu ramai di lewati oleh pengunjung lain. Hal ini
1
2
menunjukkan pengunjung ingin menjaga privasinya atau menjaga privasi dengan orang yang bersamanya dengan tidak duduk dekat dengan pengunjung lain.
Adapun untuk orang yang ekstrovert dirinya memerlukan ruang personal lebih kecil.
Gambar 6. Pengunjung dengan faktor sesama jenis
Perilaku pengunjung pada lokasi ini di mana pengunjung tersebut menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi ruang personalnya terjadi karena faktor jenis kelamin, hal ini terlihat pada perilaku pengunjung yang di mana tidak terjadi kecanggungan karena sesama laki-laki biasanya mereka membuat perkumpulan dan memilih tempat yang tidak terlalu ramai di lewati oleh pengunjung lain agar menjadi privasi.
Gambar 7. Pengunjung dengan faktor umur
Perilaku pengunjung tersebut
menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi ruang personalnya terjadi karena faktor umur, di mana perilaku pengunjung yang tidak terjadi kecanggungan walaupun berbeda jenis kelamin karena lebih merasa akrab dengan teman sebaya dibanding dengan yang lebih tua dan muda. Biasanya mereka membuat perkumpulan dan memilih tempat yang tidak terlalu ramai agar menjadi privasi.
Gambar 8. Aktivitas penjual dan pembeli dengan faktor
persaingan/kerjasama
Adapun faktor yang mempengaruhi ruang personalnya terjadi karena
adanya faktor
persaingan/kerjasama. Di mana ditunjukkan bahwa penjual bersaing dalam mencari pembeli. Adapun juga penjual berhasil membuat demarkasi ruang personal yang membatasinya dengan pembeli yang berdatangan.
3. Kesesakan (Crowding)
Kesesakan atau perilaku keramaian yang biasanya disebut dengan crowding. Crowding sebagai fenomena perilaku yang tidak lepasdari faktor keruangan ditandai dengan kondisi keramaian yang mempengaruhi individu-individu di
dalam suatu ruang berkegiatan secara fisik dan psikologis.
Pengaruh yang terjadi dapat berupa penyesuaian diri agar keadaan fisik dan terutama psikisnya dapat tetap berada dalam kondisi yang stabil.
Gambar 9. Crowding pada Pantai Losari
Pada Pantai Losari kesesakan (Crowding) terjadi akibat bertambahnya kuantitas populasi dalam satu ruang yang ada.
Kesesakan yang dirasakan oleh pengunjung merupakan sebuah proses evaluasi terhadap pengalaman kepadatan yang dialami terkait lingkungan fisiknya.
Kesesakan yang dirasakan tersebut juga merupakan bentuk ketidakmampuan pengunjung untuk mengatur lingkungannya, menciptakan, dan mengontrol lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga biasa terjadi saat ada acara atau event yang hanya diadakan setahun sekali menjadi daya tarik pengunjung untuk datang sehingga menimbulkan kepadatan dan kesesakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Teritori pada Pantai Losari merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan dan dianggap sudah menjadi hak seseorang. Dari uraian-uraian diatas, teritorialitas dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang ada
hubungannya dengan
kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas suatu tempat.
2. Adapun Ruang personal yang didapat pada Pantai Losari
umumnya pengunjung
menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi ruang
personalnya terjadi karena faktor tipe kepribadian, sesama
jenis, umur dan
persaingan/kerjasama.
Pengunjung yang ingin duduk di tempat duduk yang telah disediakan telah direncanakan dengan cukup baik, di mana jarak antara tempat duduk didesain untuk tidak saling berdekatan antara bangku yang satu dan bangku lainnya, sehingga ruang personal pengunjung bisa tetap terjaga.
Aktivitas manusia tersebut merupakan penyebab terjadinya ruang. Perilaku manusia dalam lingkungan sekitarnya merupakan hal yang menyebabkan terciptanya ruang.
3. Kesesakan (Crowding) pada Pantai Losari terjadi akibat bertambahnya kuantitas populasi dalam satu ruang yang ada serta kesesakan yang dirasakan oleh pengunjung merupakan sebuah proses evaluasi terhadap pengalaman kepadatan yang dialami terkait lingkungan fisiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Egam, Pingkan Peggy. 2009. Intervensi Perilaku Lokal Terhadap Pemanfaatan Ruang Publik.
Altman, I. 1975. Culture and Environment. Monterey.Ca.Brooks / Cole
Dina Fatima. 2015. Gender Dalam Teritori.
AM Wahyu, L Karisma, A Hariyanti.
2020. Kesesakan sebagai Prediktor Kesejahteraan Psikologis: Studi di Kampung Biru Arema Kota Malang.
EN Bawembang. 2017. Teritori Dalam Ruang Publik Masyarakat Kampung Cina Di Kota Manado.
Sulfia1, Melati Indira Adininggar, Nadilah Tri Ananda, Andi Rahmat Arianda4, Irwansyah Usman Marua, M Irham Tajuddin, Muhammad Gilang Ekaputra. 2021. Pola Perilaku Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Taman Macan di Makassar