• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi keanekaragaman flora pada kebun petani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "studi keanekaragaman flora pada kebun petani"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Judul: Kajian Keanekaragaman Flora pada Kebun Raya di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling, Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Judul: Kajian Keanekaragaman Flora pada Kebun Raya di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling, Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kajian Keanekaragaman Tumbuhan Pada Kebun Pertanian di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling, Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dibimbing oleh : HAJAWA dan JAUHAR MUKTI.

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling, Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Hasil penelitian menunjukkan komposisi pohon di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling terdapat 19 jenis pada tingkat semai, 19 jenis pada tingkat pancang, 15 jenis pada tingkat tiang, dan 29 jenis pada tingkat pohon. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia, hidayah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Kajian Keanekaragaman Tumbuhan di Kebun Petani Kawasan Hutan Lindung Mbeliling” , Golo Desat , Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur”.

Bapak dan Ibu Dosen yang saya hormati dan sayangi, dengan ikhlas mendidik penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi S1 ​​Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Sahabat Cemara 017 dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan secara khusus yang telah memberikan semangat dan motivasi yang besar dalam penyusunan skripsi ini.

PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian dan Fungsi Hutan
  • Keanekaragaman Hayati
  • Tempat dan Waktu
  • Alat dan Bahan a. Alat
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Populasi dan Sampel a. Populasi
  • Analisis Data a) Analisis flora

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri-ciri tertentu yang tugas pokoknya melestarikan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang fungsi utamanya melindungi sistem penyangga kehidupan untuk mengatur pengelolaan air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah. Hutan lindung adalah hutan yang berperan sebagai penjaga keteraturan air dalam tanah (fungsi hidrolik), melindungi tanah dari erosi dan mengatur iklim (fungsi klimatologi) sebagai penanggulangan pencemaran udara seperti CO2 (karbon dioksida) dan CO ( karbon monoksida).

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi utama melindungi sistem penunjang kehidupan untuk mengatur pengelolaan air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah. Hutan lindung juga dapat terletak di tengah hutan produksi, hutan adat, hutan kemasyarakatan atau pada kawasan yang berbatasan dengan pemukiman dan perkotaan. 10 Hutan lindung dalam Pasal 2 ayat 3(b) Peraturan Umum Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan menyatakan bahwa kriteria hutan lindung adalah kawasan hutan yang memenuhi salah satu kriteria berikut: (Banowati 2012). Penelitian ini akan dilakukan di kawasan Hutan Lindung Desa Mbeliling, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat.

Penelitian ini menggunakan observasi langsung untuk mengamati, mengumpulkan data dan mendeskripsikan kondisi flora di Hutan Lindung Mbeliling, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Pengambilan sampel flora pada penelitian ini dilakukan pada 25 plot dari kawasan hutan lindung seluas 10 ha dengan intensitas pengambilan sampel 10%.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas

24 Sedangkan untuk aktivitas masyarakat di wilayah desa Golo Desat pada lahan-lahan tertentu sebagian besar merupakan lahan pertanian dan hanya sebagian lahan perkebunan yang dijadikan lokasi pemukiman, sekolah, perkantoran, posyandu, puskesmas, tempat ibadah dan pasar. serta ternak. Penduduk merupakan salah satu syarat terciptanya suatu negara atau wilayah, atau sekaligus sebagai komoditas atau modal bagi keberhasilan pembangunan di segala bidang kehidupan, baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karena itu keberadaan dan peranannya sangat menentukan bagi pembangunan daerah, baik dalam skala kecil maupun besar, sehingga diperlukan data atau potensi penduduk secara tertib.Desa Golo Desat berpenduduk 525 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 260 orang dengan porsi 49,77% dan perempuan sebanyak 265 orang dengan porsi 50,23%.

Beberapa masyarakat Desa Golo Desat tercatat mengelola Kawasan Hutan Lindung Mbeliling di Desa Golo Desat, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, seperti mengambil madu, mengambil kayu bakar, mengambil tanaman obat dan lain sebagainya. Masyarakat Desa Golo Desat sebagian besar bermata pencaharian dalam bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan pengusahaan hutan, yaitu kegiatan pemanfaatan lahan hutan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan berkeadilan. demi kesejahteraan masyarakat. Jarak desa ke ibukota kabupaten 3 km dapat ditempuh dalam waktu ± 25 menit, jarak desa ke ibukota kabupaten 10 km dapat ditempuh dalam waktu singkat.

Sarana Pendidikan 1. Sarana Pendidikan

Agama dan AdatIstiadat

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Keanekaragaman Flora Pada Kebun Petani di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling
  • Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Semai, Pancang Tiang Pohon
  • Dominansi Tiang
    • Indeks Keanekaragaman Jenis
  • Indeks Keanekaragaman Tingkat Pancang

Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat jenis flora yang terdapat di Hutan Lindung Mbeliling terdiri dari Kemiri (Aleurites moluccana), Kuku (Schoutenia ovata), Jati (Gmelina arborea roxb), Mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) , Tebu (Arenga pinnata), Sukun (Artocarpus altilis), Beringin (Ficus benjamina), Kapuk (Ceiba pentandra), Ketapang (Terminalia catappa L), Lamtoro (Leucaena leucocephala), Angsana (Pterocarpus indicus), Cendana (Santalum panikulatum) , Manggis (Garcinia mangostana), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Pinang (Areca catechu), Akasia (Acacia), Sengon (Albizia chinensis), Agatis (Agathis), Srikaya (Annonaatos), Pometia pinnata), Sirsak ( Annona muricata) , Rengas (Gluta renghas), Mangga (Manggifera indica), Suren (Toona), Ampupu (Eucalyptus urophylla), Kopi (Coffea canephora), Kayu Hitam (Diospyros celebica), Jelutung (D) . Jumlah jenis pohon pada tingkat pancang sebanyak 2450 anakan, tingkat tiang sebanyak 320 tiang, tingkat pohon sebanyak 691 pohon dan tingkat pancang sebanyak 1634 pohon. Mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) dengan jumlah jenis sebanyak 547 jenis, Jelutung (Dyera costulata) ditemukan paling sedikit dengan 3 spesies. Indeks kepentingan dapat ditentukan melalui penjumlahan kepadatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan dominasi relatif (DR).

Indeks nilai signifikansi vegetasi di kawasan hutan lindung Mbeliling yang tertinggi untuk tingkat semai adalah jenis mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) dengan INP sebesar 19,004%, nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatif berada pada posisi tertinggi, hal ini tipe yang mempunyai nilai dominasi relatif tertinggi, memberikan nilai dengan kepentingan tertinggi yang lebih tinggi dibandingkan tipe lain yang ada. Indeks Nilai Penting (INP) merupakan indeks yang menggambarkan pentingnya peran vegetasi dalam suatu ekosistem. Indeks kepentingan vegetasi yang tertinggi pada kawasan Hutan Lindung Mbeliling adalah jenis mahoni (Swietenia mahagoni.Jacq) dengan nilai INP sebesar 17,82%.

Indeks kepentingan vegetasi tingkat kutub tertinggi di kawasan Hutan Lindung Mbeliling adalah jenis kukun (Schoutenia ovate) dengan nilai INP sebesar 23,15%. Hal ini semakin didukung dengan nilai kepadatan relatif, dominasi relatif, dan frekuensi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan spesies tingkat kutub di Hutan Lindung Mbeliling. Nilai indeks kepentingan vegetasi tertinggi pada tingkat pohon di kawasan Hutan Lindung Mbeliling adalah jenis Mahoni (Swietenia mahagoni.Jacq) dengan INP sebesar 24,95.

Hasil analisis vegetasi jenis mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) mempunyai peranan yang sangat besar dalam komunitas Kawasan Hutan Lindung Mbeliling, baik secara individual mempunyai nilai kerapatan relatif, nilai frekuensi relatif relatif dan nilai dominasi yang tinggi, sehingga secara total mereka menghasilkan indeks nilai penting yang tinggi dari jenis ini. Nilai kepadatan relatif (KR) tertinggi terdapat pada jenis Mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) dengan nilai 15,34%. Nilai frekuensi relatif (FR) tertinggi terdapat pada jenis Mahoni (Swietenia mahagoni.jacq) dengan nilai 9,61.

Indeks keanekaragaman jenis (H') yang diperoleh adalah pada tingkat pohon diperoleh indeks keanekaragaman tertinggi (H' = 2,87), disusul pada tingkat semai (H' = 2,86), kemudian pada tingkat pohon muda (H' = 2, 79). ) dan terendah diperoleh pada tingkat semai (H' = 2,86). Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Spesies dikatakan tinggi jika suatu komunitas terdiri dari banyak spesies, dan sebaliknya suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang rendah jika komunitas tersebut terdiri dari sedikit spesies dan jika terdapat sedikit spesies dominan (Indriyanto, 2006). ). Indeks keanekaragaman jenis (H') artinya laju pertumbuhan pada tingkat tiang mencapai indeks keanekaragaman tertinggi (H' = 2,87), disusul pada tingkat pancang (H' = 2,79), dan kemudian pada tingkat pohon (H' = 2,86) dan terendah diperoleh pada tingkat semai (H' = 2,46).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap keanekaragaman flora di Kawasan Hutan Lindung Mbeliling agar pemanfaatannya lebih efektif. Kajian habitat alami Palahlar (Dipterocarpus retusus) di Kawasan Hutan Lindung Gunung Cakrabuana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun 2005 di SDN Siru dan lulus pada tahun 2011, kemudian lulus dari SMPN 6 Lembor Satap Siru pada tahun 2014, kemudian melanjutkan studi di MAS Jabal Nur Watu Lendo dan lulus pada tahun 2017, dan penulis melanjutkan studi S1 ​​(S1). ) Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Referensi

Dokumen terkait

Prison Recruitment Prisons are one of the key places that Islamic radicalization takes place in France and have been called “the cradle of the future Jihad.”125 Around 70 percent of