• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN UNDERPASS/FLY OVER PADA JALAN YOS SUDARSO SIMPANG GLUGUR BY PASS

N/A
N/A
Alan P Mussu

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN UNDERPASS/FLY OVER PADA JALAN YOS SUDARSO SIMPANG GLUGUR BY PASS"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Tugas akhir ini diajukan sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Kepada saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Latar Belakang

Faktor rasio dan keleluasaan gerak sepeda motor dalam pemanfaatan ruang jalan mendorong pengendara sepeda motor untuk melakukan pergerakan yang lebih bervariasi dibandingkan dengan kendaraan roda empat atau lebih. Sepeda motor cenderung mengadopsi gaya mengemudi aktif dan melakukan manuver ilegal untuk mencapai posisi yang diinginkan di jalan, perilaku mengemudi seperti ini mempengaruhi kendaraan lain.

Rumusan Masalah

Fenomena kemacetan menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji, begitu pula kemacetan yang diakibatkan oleh dampak aktivitas pusat perbelanjaan terhadap lalu lintas.Permasalahan kemacetan ini kemudian dihadapkan pada berbagai kendala, diantaranya adalah terbatasnya jalur seperti infrastruktur dan sarana transportasi yang tidak memadai. sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan prasarana dan sarana tersebut.Proyek pembangunan overpass/underpass merupakan salah satu alternatif yang dapat diwujudkan untuk mengatasi kepadatan kendaraan pada suatu saat akibat bertemunya 4 titik jalan raya yang berbeda arah. . Keterlambatan yang dialami kendaraan jalan raya merupakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pengguna kendaraan akibat kemacetan lalu lintas.

Ruang Lingkup

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoristis

Manfaat Praktis

Kami berharap penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa Teknik Sipil mengenai permasalahan lalu lintas perkotaan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam menangani permasalahan parkir on street untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

STUDI PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Umum

Proyek pembangunan underpass merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi kepadatan kendaraan di satu titik akibat bertemunya 4 titik jalan raya dengan arah berbeda. Underpass adalah suatu lintasan di bawah sesuatu, terutama pada suatu bagian jalan atau jalur kereta api atau jalan setapak.Fungsi penggunaan underpass antara lain memperbaiki geometri jalan sehingga memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengendara atau pejalan kaki.

Peranan Sektor Transportasi Dalam Pembangunan

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa seiring berjalannya pembangunan ekonomi, sektor transportasi khususnya akan semakin memegang peranan penting dan penting dalam posisinya sebagai faktor pendukung proses pembangunan. 8 Dalam merencanakan dan mengembangkan suatu daerah, transportasi merupakan unsur penting dalam menunjang perdagangan antar daerah dan pembangunan perekonomian suatu daerah.

Lalu Lintas

  • Klasifikasi Fungsional Jalan
  • Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
  • Klasifikasi Menurut Medan Jalan

Jalur bus sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder pertama dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya hingga perumahan.

Pengertian persimpangan

Pengaturan pergerakan arus lalu lintas dengan tahapan-tahapan tersebut dapat mengurangi titik-titik konflik yang ada sehingga dapat tercapai manajemen lalu lintas yang lebih baik untuk menghindari tundaan, kemacetan dan kecelakaan. Pemotongan atau disebut juga tenun, yaitu dua arus yang mengalir searah sepanjang satu atau lebih jalur lalu lintas yang saling bersilangan, yang terjadi pada bundaran lalu lintas.

Jenis Persimpangan

  • Persimpangan Sebidang
  • Persimpangan Tidak Sebidang
  • Persimpangan Bersinyal
  • Persimpangan Tidak Bersinyal
  • Arus Lalu Lintas Untuk Persimpangan

Persimpangan bersinyal merupakan persimpangan jalan yang pergerakan atau arus lalu lintas dari setiap pendekatnya diatur oleh lampu isyarat untuk melewati persimpangan tersebut secara bergantian. Persimpangan bersinyal adalah persimpangan yang lampu pengatur lalu lintasnya diterapkan untuk memisahkan jalur-jalur dari pergerakan lalu lintas yang bertentangan dalam dimensi waktu. 15 Yaitu cara mengatur lampu lalu lintas berdasarkan kebutuhan arus lalu lintas dengan menggunakan alat pelacak (lampu lalu lintas diatur oleh kendaraan).

Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik, pendekatannya dalam satuan waktu dinyatakan dalam kendaraan/jam; komputer/jam.

Gambar 2.2: Beberapa contoh simpang jalan yang bersinyal   (Morlok, 1991).
Gambar 2.2: Beberapa contoh simpang jalan yang bersinyal (Morlok, 1991).

Pengaturan Persimpangan

Volume Lalu Lintas

Laju aliran atau flow rate merupakan volume yang diperoleh dari pengamatan kurang dari satu jam, namun kemudian diubah menjadi volume 1 jam secara linier. Faktor jam puncak (PHF) adalah perbandingan volume satu jam penuh dengan laju aliran puncak pada jam tersebut, sehingga PHF dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Prediksi Lalu Lintas 1. Komposisi Lalu Lintas

  • Arus Jenuh
  • Derajat Kejenuhan
  • Panjang Antrian
    • Tundaan Tetap (fixed delay)
    • Tundaan Operasional (Operational Delay)

Kesetaraan Mobil Penumpang (EMP) untuk setiap jenis kendaraan bergantung pada jenis jalan dan total arus lalu lintas yang dinyatakan dalam (kendaraan/jam). Nilai tipikal komposisi lalu lintas ditunjukkan pada Tabel 2.4 di bawah. Q = Arus lalu lintas pada ruas jalan yang diperiksa C = Kapasitas lalu lintas pada ruas jalan yang diperiksa. Tundaan tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh peralatan pengatur lalu lintas dan terutama terjadi di persimpangan.

Keterlambatan operasional merupakan keterlambatan yang disebabkan oleh adanya gangguan antar unsur lalu lintas itu sendiri.

Tabel 2.4. Nilai normal komposisi lalu lintas (MKJI, 1997)
Tabel 2.4. Nilai normal komposisi lalu lintas (MKJI, 1997)

Analisis Kinerja Ruas Jalan 1. Hambatan Samping

  • Kecepatan Arus
  • Waktu Tempuh
  • Tingkat Pelayanan Jalan

Kecepatan kendaraan yang melaju lambat pada suatu ruas jalan dapat mengganggu aktivitas kendaraan yang melewati suatu ruas jalan dan juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelas hambatan lateral. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas terhadap hambatan lateral merupakan faktor penyesuaian terhadap kecepatan dasar arus bebas akibat adanya aktivitas lateral pada ruas jalan tersebut, yang dalam contoh ini disebabkan oleh jarak antara gerbong dengan hambatan perkerasan, mobil yang diparkir, tempat penyeberangan dan persimpangan (MKJI 1997). FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FV0 = Kecepatan dasar arus bebas kendaraan ringan pada jalan yang diamati FVW = Penyesuaian kecepatan lebar jalan (km/jam).

Penyesuaian Laju Arus Bebas untuk Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif.

Tabel 2.8: Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan (MKJI, 1997).
Tabel 2.8: Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan (MKJI, 1997).

Studi Kelayakan Proyek

  • Tujuan dan manfaat studi kelayakan
  • Aspek-aspek studi kelayakan

33 Studi kelayakan yang tidak berorientasi pada keuntungan, seperti proyek investasi untuk lembaga sosial, dilakukan untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut tanpa mempertimbangkan manfaat ekonomi. Tujuan dari studi kelayakan underpass/crossing adalah untuk menghindari tertundanya investasi atau pembangunan yang tidak menguntungkan. Hingga awal tahun 2006, masih belum ada kesepakatan mengenai aspek apa saja yang harus dikaji dalam studi kelayakan proyek.

Pengelompokan aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam suatu kajian kelayakan proyek dari ketiga literatur tersebut pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk memberikan penilaian terhadap kelayakan atau ketidaklayakan suatu proyek atau usaha dari berbagai aspek.

Bagan Alir Penelitian

Tahapan Persiapan

Tahapan Pengumpulan Data

  • Pengumpulan Data Sekunder
  • Pengumpulan Data Primer (data lapangan)

Penjumlahan volume lalu lintas ini dilakukan baik pada ruas jalan maupun pada persimpangan, namun mengingat banyaknya simpang di lokasi penelitian, maka hanya jalan utama dan persimpangan di lokasi penelitian saja yang dipilih sebagai jalur masuk dan keluar menuju lokasi penelitian. Survei geometri ruas jalan dan persimpangan. Rangkaian kegiatan survei ini meliputi pengukuran geometri ruas jalan dan persimpangan, seperti pengukuran lebar lajur pada ruas jalan, median jalan, lebar trotoar serta mengidentifikasi jumlah rambu dan prasarana lain yang ada sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan kebutuhan pada saat perhitungan dan analisis data nanti. Selain kegiatan survei di atas, juga dilakukan pendataan dokumentasi atau fotografi momen-momen penting yang diperlukan pada jalan dan persimpangan.

Kegiatan pendokumentasian ini juga dilakukan bersamaan dengan survei untuk merangkum volume lalu lintas di jalan dan persimpangan.

Tahapan Analisa Data

40 Hal ini dilakukan dengan menempatkan pengamat yang mencatat kejadian-kejadian yang menimbulkan hambatan samping atau aktivitas pinggir jalan yang mengganggu pergerakan kendaraan di jalan, misalnya kendaraan yang masuk dan keluar dari tempat parkir jalan raya atau tempat parkir kantor, untuk memastikan kendaraan yang keluar dari petugas parkir. akan menghentikan pergerakan kendaraan di jalan sehingga kendaraan yang diparkir dapat meninggalkan tempat parkirnya sehingga menimbulkan hambatan, atau juga hambatan samping yang disebabkan oleh kendaraan umum yang memperlambat kendaraannya atau menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan dan hambatan lainnya. . Kejadian-kejadian yang menimbulkan hambatan samping selama pengamatan dilakukan adalah jumlah kejadian yang dicatat pada formulir penyerta.

Lokasi Penelitian

Uraian Umum

Geometrik Jalan

  • Analisa Hambatan Samping

Hambatan di samping jalan Yos Sudarso simpang Glugur berdampak cukup besar terhadap besaran kapasitas jalan di kawasan tersebut. Pejalan kaki, pada jalan perkotaan, pejalan kaki menjadi faktor penghambat samping yang dominan, hal ini disebabkan adanya aktivitas perdagangan yaitu jual beli di Jalan Yos Sudarso simpang Glugur. Jika dilihat dari hasil perhitungan untuk menentukan kelas hambatan lateral pada masing-masing ruas jalan dan dirata-ratakannya, maka rata-rata kelas hambatan lateral ruas jalan simpang Jalan Yos Sudarso Glugur termasuk dalam kelas hambatan lateral Sangat Tinggi ( VH), yang merupakan kawasan komersial, pasar jalanan yang sangat tinggi.

Data survei volume lalu lintas pada jalan yang terdapat kendaraan tidak bermotor atau hambatan samping dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.1: Kelas hambatan samping pada masing-masing ruas jalan di lokasi.
Tabel 4.1: Kelas hambatan samping pada masing-masing ruas jalan di lokasi.

Data Lapangan

Dalam perhitungan ruas jalan, volume lalu lintas kendaraan tidak bermotor (UM) tidak perlu dikalikan dengan nilai ekuivalen mobil penumpang (emp) sesuai dengan tata cara penghitungan ruas jalan dan persimpangan yang ditetapkan dalam Kapasitas Jalan Indonesia. 1997 Manual (MKJI) karena kategori rintangan meliputi kendaraan tanpa motor, selain itu juga kendaraan lambat seperti sepeda, gerobak, gerobak, becak, dan lain-lain. Sehingga diperoleh volume lalu lintas pada jam puncak di Jalan Yos Sudarso simpang Glugur (smp/jam) yang dapat dilihat pada tabel. Kapasitas jalan menunjukkan kapasitas maksimum arus lalu lintas yang dapat melewati suatu ruas jalan.

Berdasarkan hasil analisis volume lalu lintas dan kapasitas jalan, diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS), tundaan dan panjang antrian volume lalu lintas pada daerah penelitian simpang Jalan Yos Sudarso simpang Glugur pada Tabel 4.6.

Tabel 4.4: Volume lalu lintas pada hari kerja Senin 15 Januari 2018
Tabel 4.4: Volume lalu lintas pada hari kerja Senin 15 Januari 2018

Kecepatan Arus Bebas

Hasil survei rata-rata waktu tempuh dan kecepatan rata-rata ditunjukkan pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Kepadatan

Data dari penelitian yang dilakukan diperoleh rata-rata waktu tempuh pada ruas jalan per lajur dikurangi waktu tunda pada persimpangan. Perhitungan kecepatan kendaraan dan kecepatan rata-rata ruang dilakukan setelah data kecepatan setiap jenis kendaraan dicatat dan dikumpulkan pada jam pengamatan. Tipe jalan Yos Sudarso dengan empat lajur terbagi (4/2 D). Kecepatan arus bebas rata-rata adalah 55 km/jam.

Kesimpulan

Dengan kedisiplinan menjaga peraturan lalu lintas diharapkan dapat mengurangi angka kemacetan di Jalan Yos Sudarso simpang Glugur terutama pada jam sibuk. Sebaiknya masyarakat sadar dan menaati peraturan lalu lintas, meningkatkan disiplin dan menindak pengguna jalan dengan tertib lalu lintas agar lampu hijau di persimpangan lain tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini dikarenakan pengemudi dari arah lain sering kali melambat sehingga memasuki jalan raya tersebut berbahaya, baik bagi pengemudi itu sendiri maupun bagi pengemudi lain. 2008) Trafiktræning versi revisi, Prcss UMM.

1990) Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas, Departemen Pekerjaan Umum. 1990) Pemanfaatan Jalan Reguler Petuniuk, Departemen Pekerjaan Umum. 2009) Prosedur Operasional Lalu Lintas Standnr Suney, Departemen Pekerjaan Umum.

Tabel L.1: Data volume kendaraan perjam (Kend/jam) Selasa 16 Januari 2018.
Tabel L.1: Data volume kendaraan perjam (Kend/jam) Selasa 16 Januari 2018.

Gambar

Tabel  2.2.Klasifikasi  menurut  Medan  Jalan  (Tata  Cara  Perencanaan  Geometrik  Jalan Antar Kota, 1997)
Gambar 2.1: Jenis–jenis pergerakan (MKJI, 1997).
Gambar 2.2: Beberapa contoh simpang jalan yang bersinyal   (Morlok, 1991).
Gambar 2.3: Beberapa contoh simpang susun jalan bebas hambatan   (Morlok, 1991 ).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hambatan samping dan volume kendaraan terhadap kinerja ruas jalan di Jalan