• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi masyarakat penebangan liar di nagari lalan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "studi masyarakat penebangan liar di nagari lalan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

STUDI MASYARAKAT PENEBANGAN LIAR DI NAGARI LALAN

KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG JURNAL

WINDA RAHMAN NPM. 12030177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

2

(3)

1 STUDY ILLEGAL LOGGING COMMUNITY IN VILLAGES LALAN

DISTRICTS LUBUK TAROK SIJUNJUNG By:

Winda Rahman 1 Slamet Rianto2 Yuherman2

1 Students Education Geography STKIP PGRI Western Sumatera

2Teaching Staff Education Geography STKIP PGRI Western Sumatera

ABSTRACT

This study aims to get the data, process, analyze and discuss: 1) How to timber marketing people logging in villages Lalan of District Lubuk Tarok, 2) Capital community logging in villages Lalan of District Lubuk Tarok Sijunjung, 3) Hardware society illegal logging in the villages Lalan of District Lubuk Tarok Sijunjung, 4) Community Income illegal logging in the villages Lalan District Lubuk Tarok Sijunjung.

This type of research is classified in descriptive research, research population is people who do illegal logging in villages Lalan District of Lubuk Tarok Sijunjung technique proportional random sampling, namely in villages Lalan District of Lubuk Tarok district Sijunjung, namely people who do illegal logging, sample was 70 KK. Collecting data using questionnaires, statistical analysis used is descriptive using percentage formula.

The results of the study include: 1) the process of marketing the timber logging in Nagarai Lalan District of Lubuk Tarok Sijunjung generally usual or standard (71.42%), 2) capital obtained illegal logging community of their own savings (40.00%), 3) equipment used illegal logging community that chainsaw equipment (senso) (74.28%), 4) incomes of illegal logging in a single-timber sales 100,000 500,000 (41.42%).

Keywords : illegal logging

(4)

2 STUDI MASYARAKAT PENEBANGAN LIAR DI NAGARI LALAN

KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh:

Winda Rahman 1 Slamet Rianto2 Yuherman2

1 Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis dan membahas tentang: 1) Cara pemasaran kayu masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok, 2) Modal masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung, 3) Peralatan masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung, 4) Pendapatan Masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung.

Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian Deskriptif, Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dengan teknik proporsional random sampling, yaitu di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok kabupaten Sijunjung, yaitu masyarakat yang melakukan penebangan liar, sampel berjumlah 70 KK. Pengumpulan data menggunakan angket, analisa yang digunakan adalah statistik Deskriptif dengan memakai formula persentase.

Hasil penelitian meliputi: 1) proses pemasaran kayu penebangan liar di Nagarai Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung umumnya biasa atau standar (71,42%), 2) modal yang di peroleh masyarakat penebangan liar dari tabungan mereka sendiri (40,00%), 3) peralatan yang digunakan masyarakat penebangan liar yaitu peralatan chainsaw (senso) (74,28%), 4) pendapatan masyarakat penebangan liar dalam satu kali penjualan kayu Rp.100.000-Rp.500.000 (41,42%).

(5)

3 Pendahuluan

Hutan adalah merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka ragam warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Dari sudut pandang orang ekonomis, hutan merupakan tempat menanam modal jangka panjang yang sangat menguntungkan dalam bentuk Hak Pengusaha Hutan (HPH) (Arifin, 2001).

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang mampu mnyediakan bahan-bahan kebutuhan dasar masyarakat mengupayakan pengelolaan hutan agar dapat menjamin kesinambungan pemanfaatannya, bagi masyarakat hutan dan segala isinya bukan sekedar komoditi melainkan sebagai bagian dari sistem kehidupan mereka. Oleh karena itu pemanfaatannya tidak di dasari pada kegiatan eksploitasi tetapi lebih dilandasi pada usaha-usaha memelihara keseimbangan dan berkelanjutan sumber daya hutan (Indriyanto, 2008).

Hutan Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia. Hutan Indonesia merupakan rumah bagi ribuan jenis flora dan fauna yang banyak di antaranya adalah endemi di Indonesia. dalam kenyataan pemanfaatan hutan alam yang telah berlangsung sejak awal 1970-an ternyata memberikan gambaran yang kurang menggembirakan untuk masa depan kehutanan Indonesia. Hutan merupakan kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya.

Hutan juga merupakan suatu kumpulan tumbuhan yang menempati daerah yang luas. Hutan dapat ditemukan baik didaerah beriklim tropis maupun daerah beriklim dingin. Hutan memiliki banyak fungsi antara lain sebagai tempat atau habitat bagi hewan dan tumbuhan dan

penampungan karbon dioksida (Fitri, 2015).

Undang-undang RI No.41 tahun 1999 tentang kehutanan mencantumkan hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasikan perpohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat di pisahkan. Menurut undang- undang pokok kebutuhan nomor 5 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan, hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup hewan hayati, alam lingkungan dan yang di tetapkan oleh pemerintah sebagai hutan (Sahdina, 2015).

Pengertian hutan bagi masyarakat awam adalah lahan yang tertutup oleh tumbuh-tumbuhan didominasi oleh pepohonan yang besar-besar, tinggi- tinggi, dari beraneka jenis pohon dan dengan bermacam-macam pohonnya.

Dalam ilmu kehutanan pengertian hutan dapat ditinjau dari faktor: wujud boitik lahan dan tumbuhan yang membentuknya, fungsi ekologis yang mampu di berikannya, kepentingan kegiatan operasional pengeluaran atau kegiatan tertentu lainnya dan status hukum lahan dan tempat hutan berada (Rafiola, 2014)

Walaupun sejak dulu sudah menjadi bagian budaya masyarakat yang bergantung pada sumber daya hutan, namun penebangan hutan oleh masyarakat semakin merajalela.

Penebangan yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi lebih besar sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Karena kegiatan ini mempunyai perizinan yang sah dan merugikan negara hingga mengancam kelestarian hutan maka yang dikenal dengan penebangan liar.

Penebangan liar yang mencapai jantung-jantung kawasan konservasi

(6)

4 hutan lindung dan hutan produksi

menunjukan peningkatan dan parahnya situasi penebangan liar, penebangan liar adalah penyebab utama penggundulan hutan di indonesia yang mencapai tingkat kecepatan 16-20 juta hektar per tahunnya (Nofrianti, 2015) .

Sejalan dengan jumlah penduduk dunia yang terus meningkat dari waktu ke waktu dan diikuti dengan peningkatan kemakmuran kehidupannya, maka kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa hutan terus meningkat dari waktu kewaktu. Akibatnya diduga manusia dan makhluk hidup lain di muka bumi ini akan selalu memerlukan hutan dengan luasan yang selalu lebih luas dari luas hutan yang ada sebelumnya.

Jika kali ini terjadi kualitas kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini akan terus menerus dan akhirnya merana, contohnya penebangan hutan yang ada di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dilakukan tanpa menggunakan kaidah-kaidah dan norma- norma yang berlaku, yang sering disebut sebagai penebangan liar, menjadikan hutan kehilangan fungsi pokoknya.

Kabupaten Sijunjung memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama sumber daya berupa hutan.

Luas Kabupaten Sijunjung diperkirakan 335.231 ha, luas hutan mencapai 186,226.65 ha.sebagian besar hutan di Kabupaten Sijunjung adalah kawasan konservasi, produksi dan hutan lindung.

Begitu juga dengan Lubuk Tarok merupakan salah satu Kecamatan yang di miliki Kabupaten Sijunjung yang mempunyai banyak kawasan hutan.

Bahkan bisa dijumpai banyak pohon- pohon yang rimbun setiap menempuh jalan ke Kecamatan Lubuk Tarok. Tetapi ada sebagian masyarakat Kecamatan Lubuk Tarok yang tidak mengindahkan ke indahan dari hutan-hutan tersebut

salah satu contoh nya yaitu di Nagari Lalan.

Berdasarkan Observasi awal peneliti di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung pada tanggal 8 Februari 2016, Masyarakat Nagari Lalan kalau dilihat dari jenis pekerjaannya pada umumnya bekerja sebagai petani, sebagian kecil sebagai PNS, pedagang, selain petani mereka juga bekerja disawah dan dikebun karet.

Masyarakat Nagari Lalan bekerja dihutan menggolah lahan perkebunan karet yang menjadi ladang mereka sebagai sumber kehidupan masyarakat Nagari Lalan pada umumnya. Dan sebagian masyarakat Nagari Lalan pergi kehutan untuk melakukan pekerjaan penebangan kayu yang ada di hutan tersebut atau di sebut dengan penebangan kayu secara liar.

Masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan untuk melakukan penebangan kayu biasanya menggunakan peralatan seperti gergaji dan peralatan chainsaw (senso) , dan hasil kayu yang mereka dapat akan dihitung secara per minggu ketika kayu sudah terkumpul banyak baru mereka akan menjual kepada toke kayu atau sawmill terdekat.

Pendapatan masyarakat pelaku penebang liar dilihat dari banyak kayu yang mereka dapat. Hasil kayu yang mereka dapat akan dihitung secara per minggu.

Berapa kubik kayu yang mereka dapat dalam seminggu. Kalau kerjanya cepat rata-rata dalam seminggu mereka mendapatkan 6 kubik kayu dan kalau cara kerja mereka lambat dalam seminggu mendapatkan 2-3 kubik kayu.

Di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung rata-rata memiliki kayu yaitu kayu cor dan barneo. Kayu inilah yang di tebang oleh masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan setiap harinya. setelah kayu di tebang biasanya masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan memotong kayu yang diambil tersebut sesuai dengan

(7)

5 ukuran kayu yang mereka dapatkan.

Setelah kayu dipotong-potong maka kayu tersebut mereka tumpuk di mana lokasinya tidak jauh dari tempat mereka bekerja. Setelah kayu terkumpul banyak baru kayu tersebut mereka jual ke sawmill yang terdekat.

Masyarakat yang melakukan penebangan liar ini sering melakukan pekerjaan secara berpindah-pindah tempat. Ketika disuatu tempat sudah mulai habis kayu yang mereka ambil, maka masyarakat yang melakukan pekerjaan ini akan mencari tempat yang baru. Dimana tempat yang masih banyak kayu-kayu atau pohon-pohon yang akan mereka ambil. Melihat permasalahan diatas menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tentang “Studi Masyarakat Penebangan Liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung “.

Metode Penelitian

Sesuai dengan pembatasan masalah, rumusan dan tujuan penelitian seperti yang telah di jelaskan pada bab terdahulu, maka penelitian ini di golongkan pada penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat gejala di lakukan (Arikunto, 2010)

Sesuai dengan tujuan yang akan di capai yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelaku penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Menurut Arikunto (2002) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20- 25% atau lebih. Berdasarkan sampel wilayah di atas maka sampel responden penelitian ini diambil dengan

menggunakan teknik proporsional random sampling dengan proporsi yang sama setiap wilayah sebesar 50% dari jumlah kepala keluarga masyarakat penebang liar yang terdapat pada wilayah penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Pertama, cara penjualan kayu penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung pada umumnya melalui sawmill terdekat (44,28%), lokasi masyarakat memasarkan kayu yaitu dalam nagari (60,00%), alat transportasi yang digunakan kendaraan umum (72,85), yang ditugaskan untuk memasarkan kayu mereka sendiri (47,57%), dan pengalaman dalam proses pemasaran kayu biasa atau standar (arti dari biasa atau standar yaitu umum atau lazim, maksud dari proses pemasaran kayu masyarakat di Nagari Lalan biasa atau standar tersebut yaitu masyarakat melakukan penebangan kayu, lalu mereka mangangkut kayu tersebut menggunakan kendaraan umum, dan kemudian di antarkan ke sawmill yang terdekat, itu yang mereka maksud dengan biasa atau standar) dengan pesentase (71,42%).

Cara penjualan kayu masyarakat penebangan liar di Taman nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang yaitu melalui toke kayu. Lokasi kelompok ini untuk memasarkan kayu yaitu di Kampung Cegog Kecamatan Cimanggu sampai dengan Kampung Cisaat Kecamatan Sumur. Alat transportasi pengangkutan kayu sistem manual yaitu dengan tenaga manusia dengan cara dipikul dan alat angkut yang digunakan adalah trule colt diesel dengan daya angkut tiga ton.Untuk memasarkan kayu yaitu di lakukan oleh kelompok itu sendiri. Pegalaman kelompok dalam proses pemasaran kayu yaitu biasa saja.

(8)

6 Hasil penelitian di Nagari Lalan

Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung sehingga sama dengan teori penebangan liar yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang

Kedua, Pada umumnya modal yang di peroleh masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dari tabungan mereka sendiri (40,06%), modal tersebut cukup untuk melakukan pekerjaan (41,42%), walaupun ada kendala dalam memperoleh modal (54,28%), pengeluaran dalam satu minggu (57,14%), dan banyak modal yang dimiliki adalah (35,71%).

Modal yang di peroleh masyarakat penebangan liar di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang yaitu membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan orang pemilik modal, yaitu untuk anggota kelompok penebangan liar memperoleh bayaran dari penampung lokal setelah kayu berada dipinggir jalan, pembayaran dari penampung lokal ke anggota penebangan liar sesuai hasil kayu yang diperoleh dengan harga kesepakatan dan resiko kegagalan penebangan ditanggung sepenuhnya oeleh mereka sendiri. Hasil penelitian di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung sehingga sama dengan teori penebangan liar yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang Ketiga, Peralatan yang

digunakan Masyarakat Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung untuk melakukan penebangan kayu yaitu dengan menggunakan peralatan chainsaw (senso) (74,28%), kondisi peralatan baik (61,42%), banyak peralatan yang digunakan 1 (85,71%), biaya untuk peralatan dalam satu minggu (64,28%), dan peralatan tersebut pernah mengalami kerusakan saat bekerja (57,14%).

Peralatan yang digunakan Masyarakat Penebangan liar di taman nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang yaitu menggunakan peralatan chainsaw, maka dikenal dengan istilah nyensaw yang merupakan kegiatan pengerjaan kayu. Kondisi peralatan yang di gunakan masyarakat penebangan liar di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang yaitu kurang baik, banyak peralatan yang digunakan 3. Biaya belanja yang dibutuhkan oleh anggota penebangan liar selama ssatu minggu berkisar antara Rp.100.000-Rp.500.000, yang terdiri dari biaya bahan bakar dan pelumas. Dan menurut pengalam kelompok alat yang digunakan sering mengalami kerusakan saat mereka bekerja. Hasil penelitian di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung sehingga sama dengan teori penebangan liar yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang

Keempat, pendapatan masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dalam satu bulan

>Rp.2.000.000 (61,42%), pendapatan dalam satu kali penjualan kayu Rp.100.000-Rp.500.000 (41,42%), pendapatan tersebut cukup untuk kehidupan sehari-hari (78,57%), penghasilan yang diperoleh tersebut dipergunakan untuk biaya pendidikan anak (64,28%), dan masyarakat tersebut pernah mengeluh dalam melakukan pekerjaan ini dengan persentase (31,42%).

Kesimpulan

1. Cara penjualan kayu masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung melalui sawmill terdekat, lokasi memasarkan kayu dalam nagari, alat transportasi kendaraan

(9)

7 umum, yang melakukan

pemasaran kayu mereka sendiri dan pengalaman dalam proses memasarkan kayu biasa atau standar.

2. Modal yang di peroleh masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung berasal dari tabungan mereka sendiri, modal yang dimiliki cukup untuk melakukan pekerjaan, kendala untuk memperoleh modal ada, pengeluaran dalam satu minggu Rp.100.000-Rp.500.000 dan banyak modal yang dimiliki Rp.500.000.

3. Jenis peralatan yang digunakan Masyarakat Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung chainsaw (senso), kondisi peralatan baik, banyak peralatan yang digunakan 1, biaya untuk peralatan dalam satu minggu >RP.500.000 dan peralatan yang digunakan pernah mengalami kerusakan saat bekerja.

Hasil penelitian di Nagari Lalan Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung sehingga sama dengan teori penebangan liar yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang

4. Pendapatan masyarakat penebangan liar di Nagari Lalan

Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dalam satu bulan Rp.1.100.000-Rp.1.500.000, pendapatan dalam satu kali penjualan kayu Rp.100.000- Rp.500.000, pendapatan tersebut cukup untuk kehidupan sehari- hari, penghasilan dipergunakan untuk biaya pendidikan anak dan masyarakat pernah mengeluh dalam melakukan pekerjaan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Riri.2014.Studi Tentang Kerusakan Hutan Di Kenagarian Koto Nan Tigo Utara Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Skripsi : STKIP PGRI Padang Arifin, Arif .2001.Hutan Kehutanan.

Yogyakarta : Kanisus

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:PT Rineka Cipta Indriyanto.2008. Pengantar Budi Daya

Hutan. Jakarta : Bumi Aksara Nofrianti,Zurmi.2015.Dampak Penebangan

Liar Bagi Kehidupan Masyarakat Di Jorong Rumbai Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman. Skrpsi: STKIP PGRI Padang

Novembria, Dwi.2015.Faktor-faktor Terjadinya Illegal Logging Di Nagari Pulasan Kecamatan Tanjung

Gadang Kabupaten

Sijunjung.Skripi:STKIP PGRI Padang

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a

501 For the northwest Atlantic we produced monthly time series estimates of DIC, with 502 uncertainties, including estimates for the seasonal cycle, natural variability and excess