• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

23

STUDI PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI KOTA

PALANGKA RAYA

Arie Wiranatha1, Desi Riani2, dan Salonten3

1Arie Wiranatha, Universitas Palangka Raya.

email: ariewiranatha18@gmail.com

2Desi Riani, Universitas Palangka Raya.

email: desiriani@yahoo.com

3Salonten, Universitas Palangka Raya.

email: salonten@jts.upr.ac.id

ABSTRAK

Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Kota Palangka Raya meningkat berdasarkan data jumlah kendaraan bermotor Kota Palangka Raya tercatat berjumlah 274.393 unit pada tahun 2019 yang meningkat dari data tahun 2018 jumlah kepemilikan sepeda motor di Kota Palangka Raya berjumlah 259.731 unit.

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas, berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tercatat kecelakaan lebih didominasi oleh sepeda motor sebanyak 73,47% yaitu berjumlah 140.685 dari total 191.498 kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku keselamatan berkendara pengendara sepeda motor di Kota Palangka Raya, selain variabel perilaku pengendara juga diteliti variabel persepsi risiko dan risiko kecelakaan. Pada penelitian ini digunakan model analisis Sturctural Equation Model (SEM) yang dibantu dengan software Analisis Moment Of Structure (AMOS) 24. Kuesioner diberikan kepada 348 responden. Karakteristik responden 52% berjenis kelamin laki – laki, 48% berjenis kelamin perempuan, dengan rentang usia 20 tahun kebawah (19,5%) usia antara 21 – 30 tahun (73,6%) dan usia diatas 30 tahun (6,9%). Hasil penelitian perilaku keselamatan berkendara pengendara sepeda motor di Kota Palangka Raya termasuk kriteria baik. Persepsi risiko memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keselamatan berkendara secara signifikan, persepsi risiko memiliki pengaruh positif terhadap risiko kecelakaan secara signifikan dan perilaku keselamatan berkendara memiliki pengaruh positif terhadap risiko kecelakaan.

Kata kunci: Studi Perilaku, Perilaku Pengendara Motor, Perilaku Keselamatan Berkendara, Sturctural Equation Model (SEM).

1. PENDAHULUAN

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain (Salim 2000). Transportasi digunakan untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sarana transportasi adalah alat transportasi yang digunakan untuk mempermudah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan adalah sepeda motor, karena dapat memenuhi kebutuhan masyakat hampir di semua golongan masyarakat.Berdasarkan data jumlah kendaraan bermotor Kota Palangka Raya menurut jenis dan fungsinya pada kantor Pusat Statistik Kota Palangka Raya tercatat bahwa jumlah kepemilikan sepeda motor di Kota Palangka Raya berjumlah 274.393 unit pada tahun 2019 yang meningkat dari data tahun 2018 jumlah kepemilikan sepeda motor di Kota Palangka Raya berjumlah 259.731 unit. Peningkatan jumlah sepeda motor di Kota Palangka Raya, mempunyai pontesi dampak buruk terhadap lalu lintas. Salah satu dampaknya adalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh pengendara sepeda

(2)

24

motor. Menurut data kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kendaraan tahun 2018 pada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tercatat kecelakaan lebih didominasi oleh sepeda motor sebanyak 73,47%. Budiastomo dan Santoso (2007) menjelaskan bahwa pengedara tidak akan mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan (perilaku) yang dipersepsi sebagai berisiko tinggi, bahkan sangat tinggi sehingga akan berdampak pada terancamnya keselamatan, namun tidak jarang pula persepsi pengendara salah.

Pengendara tersebut mempersepsikan risiko yang lebih kecil dari pada risiko yang sebenarnya. Akibatnya pengendara mengambil keputusan yang berisiko tinggi sehingga dapat membahayakan keselamatan. Perilaku berkendara yang buruk menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap aspek keselamatan berkendara. Perilaku pengendara sepeda motor yang kurang memahami aspek keselamatan berkendara menjadi bahan pertimbangan terhadap perilaku pengendara sepeda motor di Kota Palangka Raya. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah Bagaimana perilaku keselamatan berkendara pada pengendara sepeda motor di Kota Palangka Raya dan Bagaimana hubungan antara persepsi risiko dengan perilaku keselamatan berkendara terhadap risiko kecelakaan.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Diagram Alir

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

(3)

25 2.2 Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk tugas akhir ini adalah menggunakan metode survei dengan melakukan penyebaran kuesioner dalam bentuk google form. Data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah data primer yang di peroleh berupa kuesioner tentang Persepsi Risiko (PR), Perilaku Keselamatan Berkendara (PKB) dan Risiko Kecelakaan (RK), dan data sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor di Kota Palangka Raya.

2.3 Metode Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder yang diperlukan sudah didapat, selanjutnya diadakan penyeleksian terhadap data yang valid dan reliabel. Analisa dilakukan menggunakan metode structural equation model terhadap hasil kuesioner dari responden pengendara sepeda motor. Pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan metode survei. Dalam penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner dalam bentuk google form yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai persepsi risiko, perilaku keselamatan berkendara dan risiko kecelakaan. Kuesioner mengenai persepsi risiko, perilaku keselamatan berkendara dan risiko kecelakaan pengendara sepeda motor ini dibuat dalam bentuk google form dan disebar melalui jejaring sosial seperti Whatsapp, Line dan Facebook. Adapun deskripsi struktur demografi responden terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, kepemilikan sim C dan mengikuti tes pembuatan SIM. Untuk mendukung penelitian ini dibutuhkan data sebagai sumber informasi yaitu data primer dan data sekunder.

2.4 Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis deskriptif meliputi karakteristik pengendara, persepsi risiko pengendara, perilaku keselamatan berkendara pengendara, dan risiko kecelakaan pengendara.

2. Uji statistik untuk data PR, PKB, dan RK meliputi uji validitas dan reliabilitas.

3. Pembuatan model Structural Equation Model (SEM).

3. PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Berikut ini merupakan karakteristik responden berdasarkan respon 348 kuesioner yang disebar di Kota Palangka Raya mengenai Studi Perilaku Keselamatan Berkendara Pada Pengendara Sepeda Motor di Kota Palangka Raya diperoleh data responden bahwa (52%) adalah Laki – Laki dan (48%) adalah Perempuan, dengan rentang usia 20 tahun kebawah (19,5%) usia antara 21 – 30 tahun (73,6%) dan usia diatas 30 tahun (6,9%). Di tinjau dari pendidikan terakhir, (13,8%) SMP, (65,8%) SMA, dan (20,4%) Perguruan Tinggi.

Apabila ditinjau dari kepemilikan SIM C (82,8%) memiliki SIM C dan (17,2%) tidak memiliki SIM C, dengan (66,1%) mengikuti tes pembuatan SIM dan (33,9%) tidak mengikuti tes pembuatan SIM.

3.2 Analisis Variabel Perilaku Keselamatan Berkendara

Berdasarkan penilaian responden terhadap variabel perilaku keselamatan berkendara termasuk dalam kriteria baik. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan pada data persepsi risiko menggunakan software SPSS. Nilai r-tabel diperoleh dari Tabel R

(4)

26

(Pearson) dimana untuk n = 348 responden dengan taraf signifikan 5%, r-tabel = 0,1058.

Hasil uji validitas nilai r-PKB1 (0,861) > r-tabel (0,1058) dan r-PKB2 (0,893) > r-tabel (0,1058) maka data dikatakan valid dan nilai Cronbach’s Alpha yang didapat (0,698) >

(0,60) maka data dikatakan reliabel.

3.3 Hubungan Antar Variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi risiko, perilaku keselamatan berkendara dan risiko kecelakaan. Berdasarkan hasil Analisis Structural Equation Model didapat Model ini sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu, nilai p sebesar 0,347

> 0,05 berarti model sesuai dengan data yang sesungguhnya, dan nilai RMSEA sebesar 0,018 < 0,08 yang berarti model SEM cocok (fit) secara statistik.

Gambar 2. Structural Equation Model (SEM) Persepsi Risiko Perilaku Keselamatan Berkendara dan Risiko Kecelakaan

Tabel 1: Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Jalur Estimate C.R. P Hasil

H1 Persepsi Risiko

Perilaku Keselamatan

Berkendara

0,477 5,500 *** Diterima

H2 Persepsi Risiko Risiko

Kecelakaan 0,229 2,764 ,006 Diterima H3

Perilaku Keselamatan

Berkendara

Risiko

Kecelakaan 0,291 3,362 *** Diterima Sumber: Perhitungan peneliti, 2021

(5)

27

Hubungan Antara Variabel Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Keselamatan Berkendara Besar pengaruh persepsi risiko terhadap perilaku keselamatan berkendara sebesar (0,477) atau 47,7% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 5,500 yang menunjukan bahwa persepsi risiko memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

Hubungan Antara Variabel Persepsi Risiko Terhadap Risiko Kecelakaan

Besar pengaruh persepsi risiko terhadap risiko kecelakaan sebesar (0,229) atau 22,9% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 2,764 yang menunjukan bahwa persepsi risiko memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

Hubungan Antara Variabel Perilaku Keselamatan Berkendara Terhadap Risiko Kecelakaan

Besar pengaruh perilaku keselamatan berkendara terhadap risiko kecelakaan sebesar (0,291) atau 29,1% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 3,362 yang menunjukan bahwa perilaku keselamatan berkendara memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut yaitu;

Penilaian responden terhadap variabel perilaku keselamatan berkendara termasuk dalam kriteria baik. Hasil uji validitas nilai r-PKB1 (0,861) > r-tabel (0,1058) dan r-PKB2 (0,893) > r-tabel (0,1058) maka data dikatakan valid dan nilai Cronbach’s Alpha yang didapat (0,698) > (0,60) maka data dikatakan reliabel.

Besar pengaruh persepsi risiko terhadap perilaku keselamatan berkendara sebesar (0,477) atau 47,7% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 5,500 yang menunjukan bahwa persepsi risiko memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

Besar pengaruh persepsi risiko terhadap risiko kecelakaan sebesar (0,229) atau 22,9% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 2,764 yang menunjukan bahwa persepsi risiko memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

Besar pengaruh perilaku keselamatan berkendara terhadap risiko kecelakaan sebesar (0,291) atau 29,1% dan menghasilkan nilai C.R. sebesar 3,362 yang menunjukan bahwa perilaku keselamatan berkendara memiliki hubungan yang positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yaitu kurang dari 0,05 (p < 5%).

5. DAFTAR PUSTAKA

1. Budiastomo, N., dan Guritnaningsih A. Santoso. 2007. “Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan Dan Pengambilan Keputusan Melanggar Lampu Merah”. JPS 13 (1).

2. Salim, A., 2000. Manajemen Transportasi Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Tentang Keselamatan Berkendara Pada Civitas Akademika Pengendara Motor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. Fakultas

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku berkendara aman melalui dimensi-dimensi didalam diri pengendara yang mempengaruhi munculnya berkendara

Dari hasil analisa data diketahui bahwa Jenis kelamin dan usia saat mulai mengendarai sepeda motor memiliki pengaruh terhadap aspek keselamatan berkendara,

Faktor yang paling mempengaruhi intensi perilaku mahasiswa pengendara sepeda motor ke kampus berdasarkan teori perilaku terencana (Theory of Planned Behaviour, TPB)

Adapun pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pengendara sepeda motor, tingkat pengetahuan pengendara sepeda motor terhadap

Berdasarkan penelitian ini maka dapat diperoleh suatu simpulan yaitu, terdapat Hubungan antara Pengetahuan dengan Keselamatan Berkendara Sepeda Motor Siswa SMKN

Faktor yang paling mempengaruhi intensi perilaku mahasiswa pengendara sepeda motor ke kampus berdasarkan teori perilaku terencana (Theory of Planned Behaviour, TPB)

Model perilaku berkendara berisiko sepeda Motor Pulau Jawa dan Sumatera PENUTUP Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa semua faktor berpengaruh