• Tidak ada hasil yang ditemukan

study on tourism development of in the Istano Basa Pagaruyung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "study on tourism development of in the Istano Basa Pagaruyung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

study on tourism development of in the Istano Basa Pagaruyung Tanjung Emas district Tanah Datar Regency.

By :

Ismul Hamdi*Bakaruddin**Rozana Eka Putri**

Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatera**

Lecturer In Geography STKIP PGRI West Sumatera**

ABSTRACT

Research aims to find out and analyze about the study on tourism development of the Istano Pagaruyung Base viewing from: 1) strength (power) of the potential tourist attraction, 2) weakness (weakness) obstacles encountered, 3) opportunities (chances) on tourism opportunities, 4) threaths (threat of) harm to tourism, 5) strategy (business) done.

Type of this research is qualitative research with the technique of determination of informants in snowball sampling that seeks to reveal the development of the tourism objects by looking at strengths, weaknesses, opportunities, threats and strategies of tourist attractions. Data collected through; 1) observation, 2) interview, 3) documentation. Informants in this study is Tourism, head of Tanjung Emas, Guardian Pagaruyung, UPT Pagaruyung and surrounding communities.

Based on the results of research and discussion in this study, it can be inferred the following things tourist development Strategy Istano Pagaruyung is maintaining Bases istano in order to continue to be utilized as a source of learning, keeping carved houses gadang in order not to damage, continued to hold a festival in Istano so exciting visitor numbers, complete the construction of a thousand level, and keep it clean, take care of minangkabau heritage remain , keep clean tourist attractions, improve facilities and infrastructure adequate to support convenience, maximize services for tourists, often hold events and attractions to attract the number of visitors more, regulate the stalls of merchants and make special kiosks for culinary of minangkabau, improve the physical condition of the damaged tourist attraction, hosting a custom guide on site attractions, accommodation built around tourist sites by either the Government or the community mass transportation, providing for access to the istano, building supporting facilities attractions such as kiosks, parking and a children's water games, maintaining and ensuring the performance of the lightning, defending indigenous culture society of minangkabau culture from outside influences, improve the quality of tourist attractions from all aspects so as not to compete with other attraction.

Key Word : Development, Tourism

(3)

PENDAHULUAN

Pembangunan dunia pariwisata dapat dijadikan prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah.

Pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang berupa kekayaan alam, keragaman flora dan fauna, seni budaya, peninggalan sejarah, benda-benda purbakala serta kemajemukan masyarakat. Kepariwisataan pada hakikatnya bertumpu pada keunikan, kekhasan dan kelokalan serta keaslian sehingga menempatkan keanekaragaman sebagai suatu hal yang prinsip dan hakiki, maka pengembangan kepariwisataan pada dasarnya untuk kelestarian dan memperkukuh jati diri bangsa serta lingkungan alam.

Pembangunan kepariwisataan Indonesia harus tetap menjaga terpeliharanya kepribadian dan budaya bangsa, terlindunginya kepemilikan asset masyarakat setempat, tertangkalnya dampak negatif, serta terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup.

Kepariwisataan merupakan salah satu sub sektor andalan dalam pembangunan nasional Indonesia, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan perolehan devisa, kesempatan usaha dan kesempatan kerja, sehingga dalam pembinaannya perlu dilaksanakan secara lebih optimal.

Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan daerah karena dengan adanya kegiatan pariwisata banyak sekali terbuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk sekitar objek wisata tersebut. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah serta pemandangan yang nyaman, lingkungan hidup yang segar serta kebudayaan yang beranekaragam

merupakan sumber yang potensial bagi pengembangan industri pariwisata.

Provinsi Sumatra Barat merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi andalan Indonesia.

Pemerintah telah menetapkan sumbar sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Dengan kekayaan keindahan alam dan budayanya, propinsi Sumatera barat memang sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan wisata, baik wisata gunung, danau, bahari maupun eco tourism.

Menurut undang-undang No.

10/2009 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan periwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung adalah sebuah istana yang terletak di Kecamatan Tanjung Emas kota Batusangkar Kabupaten Tanah Datar, propinsi Sumatera Barat. Saat ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di propinsi Sumatera Barat.

Pada tanggal 27 februari 2007 Istana mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak Istana.

Akibatnya bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga dokumen serta kain kain hiasan di perkirakan hanya sekitar 15 persen barang sebagian barang berharga yang selamat menurut murni (2014).

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT, yaitu:

Menurut Damanik dan Weber (2006) hasil studi kelayakan sebaiknya dievaluasi secara lebih cermat untuk memperoleh kesimpulan yang paling tepat dalam pengembangan pariwisata.

Sebagai bagian dari studi kelayakan,

(4)

kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat).

1. Pengertian Strategi

Menurut Chandler dalam freddy (2013) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

2. Definisi SWOT

Menurut Freddy (2013) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Untuk lebih jelasnya menurut Murdani (2014) rincian dari analisis SWOT, yaitu :

a. Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah apa saja yang dimiliki objek wisata. Dengan mengetahui kekuatan pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.

b. Kelemahan (weakness)

Kelemahan adalah semua factor yang dapat menguntungkan dan merugikan pariwisata. Dengan mengetahui kelemahan objek wisata dapat diminimalkan untuk mampu bertahan dalam pasar.

c. Peluang (opportunities)

Peluang yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi

pariwisata untuk tumbuh dan berkembang dimasa yang akan datang.

d. Ancaman (threats)

Ancaman yaitu hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti peraturan pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit atau gejala sosial lainnya sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional.

Menurut Freddy (2013) Strategi yang dapat dilakukan dengan analisis SWOT, yaitu:

a. Strategi SO

Dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah stratergi yang memanfaatkan kekuatan untuk merngatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumberdaya pariwisata dengan sumberdaya yang lain. Hasil analisis ini merupakan produk akhir untuk menyimpulkan apakah proyek pariwisata dapat dilakukan atau tidak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis di lapangan maka hasil tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam uraian ini. Dalam pembahasan tersebut

(5)

penulis membahas dan mendeskripsikan strategi yang telah dilaksanakan dalam pengembangan objek wisata Istano Basa Pagaruyung di Kecamatan Tanjung Emas sebagaimana yang tercantum dalam analisis SWOT. Pembahasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, Kekuatan objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah istano sebagai museum terbuka, pusat sejarah, informasi dan sumber ilmu, rumah adat dengan arsitektur dan ukiran yang indah, adanya festival tahunan dan media IT di dalam istana, tersedianya objek wisata lain seperti jenjang seribu, bumi perkemahan dan ekowisata, masih adanya peninggalan sejarah minangkabau di dalam istana dan kebersihan objek wisata sangat terjaga.

Semua kekuatan yang didapatkan dari hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan bahwa Kunci utama yang diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah tujuan wisata agar dapat dikunjungi oleh wisatawan potensial harus memenuhi 3 (tiga) syarat menurut Yoety dalam Bakaruddin (2009:151) yaitu: (a)

“something to see” artinya ditempat tersebut harus ada objek wisata yang berbeda dengan daerah lain dan mempunyai daya tarik yang khusus, (b)

“something to do” artinya ditempat tersebut banyak dikerjakan dan disaksikan, harus disediakan fasilitas yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama,(c) “something to buy” artinya tersedia tempat berbelanja terutama souvenir sebagai oleh-oleh dibawa pulang.

Pihak dinas pariwisata setempat telah memberikan perhatian terhadap objek wisata Istano Basa Pagaruyung melalui pemberian dana untuk pengembangan objek wisata ini.

Kedua, Kelemahan objek wisata Istano Basa Pagaruyung ini adalah sarana dan prasarana, fasilitas objek wisata yang kurang memadai, pelayanan untuk wisatawan yang belum maksimal, kurangnya pengadaan event-event dan atraksi wisata, kurangnya wisata kuliner dan belum tertibnya kios-kios pedagang, kondisi fisik objek wisata yang tidak terawat dan rusak, tidak adanya pemandu adat atau budaya dilokasi objek wisata, kurangnya akomodasi atau penginapan bagi wisatawan dan alat transportasi massal belum tersedia.

Selain itu kelemahan dari objek wisata Istano Basa Pagaruyung ini adalah kurangnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Seharusnya objek wisata ini dikelola dengan baik, seperti penertiban kios-kios pedagang dan tempat parkir, pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada dan kerjasama yang baik antara unsur kepariwisataan seperti masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu hasil penelitian tentang kelemahan objek wisata Istano Basa Pagaruyung tidak sependapat dengan teori yaitu, Pengembangan objek wisata adalah mendorong swasta dan masyarakat dilingkungan objek untuk berperan serta dalam pengembangan pariwasata wawasan lingkungan dan pengembangan budaya Menurut Bakaruddin (2009).

Ketiga, Peluangobjek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah pembangunan fasilitas seperti tempat pertunjukan kesenian, parkir, kios-kios pedagang dan tempat permainan air, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar objek wisata, meningkatkan potensi sumber sejarahnya, pengadaan event wisata seperti festival pagaruyung dan jambore dan membangun objek wisata penunjang seperti jenjang seribu, ekowisata taman dan bumi perkemahan.

(6)

Dalam Yoety (1996). Sebenarnya setiap daerah memiliki potensi pemasukan dari sektor pariwisata.Untuk perlu dikembangakan jenis-jenis pariwisata sesuai dengan kondisi daerah tersebut, misalnya wisata bahari, wisata sejarah, dan wisata budaya. Dari pendapat ahli ini maka peluang objek wisata Istano Basa Pagaruyung sangat bagus untuk dikembangkan karena begitu banyak peluang yang bisa diraih.

Keempat, Ancaman objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah adanya bencana alam seperti petir dan gempa bumi yang membuat objek wisata terbakar dan rusak, rusaknya budaya asli dengan masuknya budaya yang dibawa oleh wisatawan dari luar, masyarakat sekitar yang lebih mencintai budaya dari luar daerah dan persaingan dengan objek wisata lain. Salah satu peristiwanya adalah Pada tanggal 27 februari 2007 Istana mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak Istana. Akibatnya bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar.Ikut terbakar juga dokumen serta kain kain hiasan di perkirakan hanya sekitar 15 persen barang sebagian barang berharga yang selamat. Semua ancaman objek wisata Istano Basa Pagaruyung mendatangkan kerugian yang sangat besar baik bagi pemerintah maupun masyarakat sekitar.

Menurut Murdani (2014), Ancaman (threats) yaitu hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti peraturan pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit atau gejala sosial lainnya sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional.

Kelima, Strategi pengembangan objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah Menjaga istano agar bisa terus dimanfaatkan sebagai sumber belajar,

menjaga ukiran rumah gadang agar tidak rusak, terus mengadakan festival di dalam Istano agar menarik jumlah pengunjung, menyelesaikan pembangunan jenjang seribu dan menjaga kebersihannya, merawat peninggalan sejarah minangkabau yang masih tersisa, menjaga kebersihan objek wisata, meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat menunjang kenyamanan objek wisata, memaksimalkan pelayanan bagi wisatawan, sering mengadakan event- event dan atraksi wisata guna menarik jumlah pengunjung lebih banyak, menertibkan kios-kios pedagang dan membuat kios-kios khusus untuk wisata kuliner minangkabau, memperbaiki kondisi fisik objek wisata yang rusak, mengadakan pemandu adat di lokasi objek wisata, membangun akomodasi di sekitar objek wisata baik oleh pemerintah maupun masyarakat, menyediakan transportasi massal untuk akses ke istano, membangun fasilitas pendukung objek wisata seperti parkir, kios pedagang dan tempat permainan air, menjaga dan memastikan kinerja penangkal petir, membentengi budaya asli masyarakat minangkabau dari pengaruh budaya luar, meningkatkan kualitas objek wisata dari segala aspek supaya tidak kalah bersaing dengan objek wisata lain

Hal ini sesuai dengan pendapat Chandler dalam freddy (2013) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yag besar. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,

(7)

mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kekuatan objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah istano sebagai museum terbuka, pusat sejarah, informasi dan sumber ilmu, rumah adat dengan arsitektur dan ukiran yang indah, adanya festival tahunan dan media IT di dalam istana, tersedianya objek wisata lain seperti jenjang seribu, bumi perkemahan dan ekowisata, masih adanya peninggalan sejarah minangkabau di dalam istana dan kebersihan objek wisata sangat terjaga.

2. Kelemahan objek wisata Istano Basa Pagaruyung ini adalah sarana dan prasarana, fasilitas objek wisata yang kurang memadai, pelayanan untuk wisatawan yang belum maksimal, kurangnya pengadaan event-event dan atraksi wisata, kurangnya wisata kuliner dan belum tertibnya kios-kios pedagang, kondisi fisik objek wisata yang tidak terawat dan rusak, tidak adanya pemandu adat atau budaya dilokasi objek wisata, kurangnya akomodasi atau penginapan bagi wisatawan dan alat tgransportasi massal belum tersedia.

3. Peluang objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah pembangunan fasilitas seperti tempat pertunjukan kesenian, parkir, kios-kios pedagang dan tempat permainan air, meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar objek wisata, meningkatkan potensi sumber

sejarahnya, pengadaan event wisata seperti festival pagaruyung dan jambore dan membangun objek wisata penunjang seperti jenjang seribu, ekowisata taman dan bumi perkemahan.

4. Ancaman objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah adanya bencana alam seperti petir dan gempa bumi yang membuat objek wisata terbakar dan rusak, rusaknya budaya asli dengan masuknya budaya yang dibawa oleh wisatawan dari luar, masyarakat sekitar yang lebih mencintai budaya dari luar daerah dan persaingan dengan objek wisata lain.

5. Strategi pengembangan objek wisata Istano Basa Pagaruyung adalah Menjaga istano agar bisa terus dimanfaatkan sebagai sumber belajar, menjaga ukiran rumah gadang agar tidak rusak, terus mengadakan festival di dalam Istano agar menarik jumlah pengunjung, menyelesaikan pembangunan jenjang seribu dan menjaga kebersihannya, merawat peninggalan sejarah minangkabau yang masih tersisa, menjaga kebersihan objek wisata, meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat menunjang kenyamanan objek wisata, memaksimalkan pelayanan bagi wisatawan, sering mengadakan event- event dan atraksi wisata guna menarik jumlah pengunjung lebih banyak, menertibkan kios-kios pedagang dan membuat kios-kios khusus untuk wisata kuliner minangkabau, memperbaiki kondisi fisik objek wisata yang rusak, mengadakan pemandu adat di lokasi objek wisata, membangun akomodasi di sekitar objek wisata baik oleh pemerintah maupun masyarakat, menyediakan transportasi massal untuk akses ke

(8)

istano, membangun fasilitas pendukung objek wisata seperti parkir, kios pedagang dan tempat permainan air, menjaga dan memastikan kinerja penangkal petir, membentengi budaya asli masyarakat minangkabau dari pengaruh budaya luar, meningkatkan kualitas objek wisata dari segala aspek supaya tidak kalah bersaing dengan objek wisata lain

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Bagi pengunjung diharapkan menjaga keindahan dan kebersihan objek wisata yang menjadi kekuatan objek wisata Istano Basa Pagaruyung.

2. Bagi pengelola objek wisata diharapkan merawat dan menjaga objek wisata yang telah menjadi kekuatan objek wisata Istano Basa Pagaruyung.

3. Bagi masyarakat sekitar diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak pemerintah untuk mengembangkan objek wisata Istano Basa Pagaruyung 4. Bagi pemerintah diharapkan meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana yang tepat guna untuk kenyamanan pengunjung

5. Pesona yang sudah baik terjaga dan terlaksana hendaknya pengelola danmasyarakat mempertahankan dan di tingkatkan, agar menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Bakaruddin, 2009. Perkembangandan Permasalahan Kepariwisataan.

Padang:UNP Press.

Damanik, Janianton, Weber, Helmut F.

2006. Perencanaan Ekowisata.

Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Freddy, Rangkuti. 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Murdani, taufik.(2014).Pengembangan Objek Wisata Lubuak Bonta Di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam Kabupaten Padang Pariaman Murni, Efri Megi, (2014).Patisipasi masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyung.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Chiral Stoichiometric Reagents • So far we have looked at the use of chiral substrates that either include all the necessary stereocentres or are used to control the introduction of

BGIFT Institute of Science & Technology BIST Affiliated by: National University Chandana, Chowrasta, Gazipur-1702 BBA 10th Batch 1st year,1st Semester Mid Term Exam Result-2022