• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Edaran Mycoplasma

N/A
N/A
Vincent Viandy

Academic year: 2023

Membagikan "Surat Edaran Mycoplasma"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

PEMERINTAH KOTA MEDAN DINAS KESEHATAN

e- mail : [email protected]

Jalan Rotan Komplek Petisah Telp ( 061 ) 4520331 M E D A N

Medan, Nomor :

Lamp : 3 (tiga)

Perihal : SE Kewaspadaan Penyakit Mycoplasma Pneumonia di Kota Medan

Kepada Yth;

1. Kepala Puskesmas Se-Kota Medan 2. Direktur Rumah Sakit di Kota Medan

di-

T e m p a t

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Surat Edaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Nomor: 100.3.4/7/DINKES/XI/2023 tanggal 29 November 2023 prihal Kewaspadaan Penyakit Mycoplasma Pneumonia di Provinsi Sumatera Utara.

Dari surat edaran tersebut, disebutkan bahwa Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa Covid-19. Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebarannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga disebut sebagai

Walking Pneumonia.

Mycoplasma merupakan salah satu penyebab pneuomonia di masyarakat yang paling banyak dampaknya pada anak- anak, selain itu adanya trend kenaikan kasus Covid di Kota Medan.

Berkenaan dengan hal diatas perlu dilakukan kewaspadaan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya penyakit Mycoplasma Pneumoni dan Menigkatnya Kasus Covid di Kota Medan. (Surat Edaran terlampir), dan menghadapi perayaan Natal

& Tahun Baru tahun 2023-2024 akan terjadi peningkatan mobilisasi Masyarakat oleh sebab itu di anjurkan kepada masyarakat agar memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dan tetap menjaga Kesehatan.

Demikian disampaikan agar menjadi perhatian bersama atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

000/8557

08 Desember 2023

(2)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Medan, tanggal 29 November 2023 Nomor : 100.3.4/7/DINKES/XI/2023

Sifat : Penting Lamp : 3 (tiga)

Perihal : SE Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia

Yth. 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2. Direktur Rumah Sakit Kabupaten/Kota 3. Kepala Kantor KKP Kelas I Medan 4. Kepala BBTKLPP Kelas I Medan 5. Kepala Puskesmas

Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sumatera Utara

di Tempa t

Menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor : PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. WHO mendefenisikan adanya sinyal undiagnosed Pneumonia pada anak di Cina yang di publikasikan di ProMed tanggal 22 November 2023.

Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa Covid-19. Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebarannya memerlukan waktu yang cukup lama sehingga disebut sebagai Walking Pneumonia. Mycoplasma merupakan salah satu penyebab pneuomonia di masyarakat yang paling banyak dampaknya pada anak-anak.

Surat Edaran ini bertujuan sebagai langkah kewaspadaan dalam upaya mengantisipasi terjadinya kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Berikut kami (lampirkan) surat edaran tersebut diatas.

Demikian disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

KEPALA DINAS KESEHATAN

dr. ALWI MUJAHIT HASIBUAN, M.Kes PEMBINA UTAMA MADYA/IVd

NIP. 196511191999031001

DINAS KESEHATAN

Jalan Prof. H.M. Yamin SH No. 41 AA, Medan, Kode Pos 20234 Telepon (061) 4524550 – 4535320, Laman dinkes.sumutprov.go.id

(3)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Yth.

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3. Direktur/Kepala Rumah Sakit

4. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan 5. Kepala Puskesmas

SURAT EDARAN

NOMOR : PM.03.01/C/4732/2023 TENTANG

KEWASPADAAN TERHADAP KEJADIAN MYCOPLASMA PNEUMONIA DI INDONESIA

WHO mendeteksi adanya sinyal undiagnosed pneumonia pada anak di China yang di publikasikan di ProMed tgl 22 Nov 2023. Media China menginformasikan adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, ¾ pasien di diagnosis sebagai infeksi Mycoplasma.

Berdasarkan laporan epidemiologi nampak peningkatan kasus Mycoplasma Pneumoniae (40%), influenza, SARS COV-2 dan lain-lain. Di negara China mycoplasma memang menjadi causa terbanyak pada kasus pneumonia. Adanya peningkatan kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak yang disebabkan mycoplasma pneumoniae sejak Mei 2023 dan RSV, Adenovirus dan Influenza sejak Okt 2023 dimana saat ini sudah terjadi penurunan.

Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi respiratori sebelum masa covid-19, insidensi 8.6%, insidensi turun jadi 0.7% di tahun 2021-2022. Pathogen ini memiliki periode inkubasi yang cukup lama dan penyebaran memerlukan waktu yang lama sehingga disebut sebagai Walking Pneumonia. Mycoplasma merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia di Masyarakat, yg paling banyak dampaknya anak-anak. Penyakit ini muncul pada situasi musim panas untuk negara2 yg memiliki 4 musim.Di China Peningkatan pneumonia terjadi 3-5 tahun. Penelitian di China, adenovirus, RSV menjadi penyebab beberapa tahun terakhir.

Surat Edaran ini bertujuan sebagai langkah kewaspadaan dalam upaya mengantisipasi terjadinya kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, mengingat ketentuan:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6887);

(4)

Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang dapat menimbulkan wabah dan upaya Penanggulangan

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas;

9. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Dan Penyakit Infeksius Baru;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1491/2023 Tentang Rumah Sakit Jejaring Pengampuan Pelayanan Penyakit Infeksi Emerging.

11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 300/MENKES/SK/IV/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza.

12. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 4 Tahun 2019 Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:

A. Kantor Kesehatan Pelabuhan

1.

Meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.

2.

Melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global

3.

Meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai Pneumonia

4.

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan setempat dalam rangka

kewaspadaan.

5.

Berkoordinasi dengan penanggung jawab alat angkut untuk kewaspadaan dini pelaku perjalanan.

6.

Berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi untuk kewaspadaan dini termasuk penelusuran data ketika ditemukan kasus dicurigasi Pneumonia

7.

Meningkatkan upaya promosi kesehatan bagi masyarakat bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara.

8.

Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: [email protected] dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

9.

Memfasilitasi pengiriman spesimen yang memerlukan pengiriman port-to-port ke laboratorium rujukan nasional.

B. Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

1.

Meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau tren kasus ILI/SARI/pneumonia melalui Sistem Kewaspadan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org dan melakukan pelaporan rutin ISPA/ Pneumonia pada link bit.ly/ILISARI.

(5)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

2.

Menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai Mycoplasma Pneumonia dari Fasyankes dan memfasilitasi pengiriman specimen ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.

3.

Menyediakan media transport specimen Mycoplasma penumonia (media Amies cair atau Universal Media Transport) jika di wilayah terdapat RS Sentinel SARI

4.

Menyebarluaskan informasi terkait kewaspadaan terhadap Mycoplasma pneumonia kepada masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan di wilayahnya.

C. Laboratorium Kesehatan Masyarakat

1.

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Rujukan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam pengelolaan spesimen (pengambilan dan pengiriman spesimen) kasus Mycoplasma Pneumonia.

2.

Berkoordinasi dengan Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan dalam pengelolaan spesimen.

3.

Melakukan asesmen mandiri terkait kapasitas dan sumber daya yang ada terkait pengelolaan specimen dan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan

D. Puskesmas dan Rumah Sakit (site ILI-SARI)

1.

Penguatan penyelengaraan surveilans ILI-SARI pada site sentinel

2.

Peningkatan pencatatan dan pelaporan pada site sentinel ILI-SARI dan Pneumonia serta SKDR

3.

Melakukan edukasi ke masyarakat terkait PHBS dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan

penyakit infeksi saluran pernafasan akut

4.

Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Pelaporan rutin ISPA, pelaporan ILI-SARI melalui link:

https://bit.ly/ILISARI dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: [email protected] dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

5.

Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

E. Puskesmas (diluar site ILI)

1.

Penguatan penyelengaraan surveilans Pneumonia dan ILI

2.

Peningkatan pencatatan dan pelaporan ISPA pneumonia rutin dan ILI melalui SKDR

3.

Melakukan edukasi ke masyarakat terkait PHBS dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan penyakit infeksi saluran pernafasan akut

4.

Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui pelaporan rutin ISPA/pneumonia dan dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097 atau email: [email protected] dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

5.

Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

F. Rumah Sakit (diluar site SARI)

1.

Penguatan penyelengaraan surveilans Pneumonia

2.

Peningkatan pencatatan dan pelaporan Pneumonia

3.

Memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes.

(6)

dengan peraturan perundangan.

(7)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal : 27 November 2023 Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,

Dr. dr. MAXI REIN RONDONUWU, DHSM.MARS

Tembusan :

1. Menteri Kesehatan 2. Wakil Menteri Kesehatan

3. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan 4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat 5. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan

6. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

dr. TAUFIK RIRIANSYAH, M.K.M PEMBINA UTAMA MUDA

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-34/PJ/2013 tanggal 12 Juli 2013 tentang Tata Cara Pengemasan Surat Pemberitahuan,

Demikian surat edaran, Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.. Ditetapkan di

Civitas Akademika FMIPA UII SURAT EDARAN DEKAN Nomor : 1 96 I Dekl 1 0/Div.U m SIRT IllV2020 Assa la m u'a la ikum wa rahma tullah i wa bara katuh Dengan memperhatikan Surat Edaran

Surat Edaran ini dapat dievaluasi dan dilakukan perubahan setiap saat dan pemberlakuannya membatalkan Surat Edaran Pejabat Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Nomor

Surat edaran ini berisi tentang kewajiban pelaporan hasil sensus Barang Milik Daerah (BMD) tahun 2023 bagi pengawas SD dan SMP serta kepala SD dan SMP di Kabupaten

Pencabutan Surat Edaran Mahkamah Agung tentang Petunjuk Penyempurnaan Surat Kuasa

Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2022 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran

Surat edaran mengenai pemberitahuan nomor lampiran