• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI PERBANDINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KELAS VII SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SURVEI PERBANDINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN KELAS VII SMP "

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR,

Tinjauan Pustaka

Terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. Tingkat kebugaran jasmani siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Makassar berjumlah 0 siswa (0%) dalam kategori kurang, 3 siswa (30%) dalam kategori sedang, dan 12 siswa (80%) dalam kategori baik. kategori. Tingkat kebugaran jasmani siswi kelas VII SMP Negeri 1 Makassar adalah kategori kurang baik sebanyak 3 siswa (19%), kategori sedang sebanyak 7 siswa (47%), dan kategori sedang sebanyak 5 siswa (34%) dan kategori sedang sebanyak 5 siswa (34%). kategori. kategori baik.

Perbandingan tingkat kesegaran jasmani siswa putra dan putri SMP Negeri 1 Makassar SMP Negeri 1 Makassar. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri di SMP Negeri 1 Makassar. Perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa laki-laki dan perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Makassar sebesar 33%.

Tingkat kebugaran jasmani siswa laki-laki lebih baik dibandingkan siswa perempuan di SMP Negeri 1 Makassar. Terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri kelas VII SMP Negeri 1 Makassar.

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Variabel yang menjadi subjek penelitian ini adalah tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri kelas VII SMP Negeri 1 Makassar pada tahun ajaran yang berarti kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan tetap mempunyai cadangan energi untuk melakukan aktivitas tambahan. diukur dengan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) anak usia 13-15 tahun yang terdiri dari lari 50m, gantung diri 60 detik, berbaring 60 detik, lompat lurus, lari 1000m putra dan 800m putri. Hasil kelima soal tes tersebut kemudian dijumlahkan, dan hasil penjumlahan tersebut menjadi data untuk menentukan kategori tingkat kebugaran jasmani siswa dengan tabel norma tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI) yang ada di buku. Hasil penjumlahan dan konversi dengan tabel norma tes kebugaran jasmani Indonesia menjadi dasar penentuan klasifikasi kebugaran jasmani anak.

Tabel di atas menunjukkan hasil uji Kolmogorov-Smirn terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan putri di atas 0,05 (Sig > 0,05), sehingga hipotesis sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Frekuensi tertinggi berada pada kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa adalah VII. kelas SMP Negeri 1 Makassar sebagian besar berada pada kategori baik. Hasil Rekapitulasi TKJ siswi kelas VII SMP Negeri 1 Makassar Di bawah ini adalah hasil persentase kebugaran jasmani siswi kelas VII SMP Negeri 1 Makassar.

Frekuensi tertinggi berada pada kategori sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswi kelas VII SMP Negeri 1 Makassar sebagian besar berada pada kategori sedang. Hasil tingkat kebugaran jasmani siswa laki-laki kelas VII SMP Negeri 1 Makassar berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 80%, sedangkan tingkat kebugaran jasmani siswa perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Makassar berada pada kategori sedang. dengan persentase sebesar 47%. Dari analisis data di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kebugaran jasmani antara siswa putra dan putri kelas VII SMP Negeri 1 Makassar.

Terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa laki-laki dan perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Makassar sebesar 33% Hal ini didukung oleh teori Rusli Lutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani termasuk gaya hidup aktif. Namun masih banyak siswa dengan tingkat kebugaran jasmani yang termasuk dalam kategori kurang, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Untuk itu perlu diberikannya latihan yang teratur dan disiplin pada anak SMP agar dapat mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik.

Gambar 3.1 lari 50 meter.
Gambar 3.1 lari 50 meter.

Variabel dan Design Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Populasi dan Sampel

Jika populasinya besar maka mustahil peneliti dapat mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti boleh menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana teknik pengambilan sampelnya didasarkan pada musyawarah sehingga sampel dalam penelitian ini memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Teknik Pengumpulan data

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dibutuhkan siswa untuk menahan posisi tersebut selama 60 detik. Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah banyaknya gerakan duduk-berbaring yang dapat dilakukan secara sempurna selama 60 detik. Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan eksplosif kekuatan eksplosif otot. Hasil yang dicatat adalah selisih antara perolehan lompatan dikurangi perolehan berdiri.

Waktu yang ditempuh pada saat pengibaran bendera sampai pelari/siswa melintasi garis finis (Depdikbud, 2010).

Teknik Analisis data

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dengan data yang diperoleh antara siswa laki-laki dan perempuan kelas VII SMP Negeri 1 Makassar. Data siku gantung siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Makassar diperoleh nilai total sebesar 129,09, mean sebesar 8,60, nilai terkecil sebesar 7,21 dan nilai terbesar sebesar 9,55 dengan selisih sebesar 2,34 dengan standar deviasi sebesar 0,795. Data baring siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Makassar diperoleh nilai total sebesar 538, mean sebesar 35,87, nilai terkecil sebesar 25 dan nilai terbesar sebesar 50 dengan selisih sebesar 25 yang mempunyai standar deviasi sebesar 6,717.

Data lompat vertikal siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makassar diperoleh nilai total 552, rata-rata 36,80, nilai terkecil 26 dan nilai terbesar 48 dengan selisih 26 yang mempunyai standar deviasi sebesar 6.649.

Tabel  2.Tabel  nilai  tes  kesegaraan  Indonesia  untuk  anak  usia  13-15  tahun  putra
Tabel 2.Tabel nilai tes kesegaraan Indonesia untuk anak usia 13-15 tahun putra

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskriptif Data Penelitian

Uji Normalitas

Latihan jasmani adalah suatu kegiatan jasmani menurut kaidah atau kaidah tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fisiologi tubuh, dan hasil akhirnya adalah peningkatan kebugaran jasmani. Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984:12), latihan jasmani adalah kegiatan jasmani menurut cara dan aturan tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fisiologi tubuh dan akibatnya adalah peningkatan kebugaran jasmani. Kesegaran jasmani siswa SMP merupakan prinsip utama dalam tujuan pendidikan jasmani yaitu mengutamakan peran serta seluruh siswa dan upaya pendidikan untuk membentuk kebiasaan aktif seumur hidup.

Kepada guru penjas agar selalu berusaha meningkatkan kebugaran jasmani siswa dengan cara memberikan aktivitas jasmani, baik berupa pendidikan jasmani maupun kegiatan ekstrakurikuler olah raga agar tingkat kebugaran jasmani siswa dapat lebih ditingkatkan.

Tabel  3.  Hasil  Perhitungan  Uji  Normalitas  Kesegaran  Jasmani  Siswa  Laki  –  laki kelas VII SMP Negeri 1 Makassar
Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kesegaran Jasmani Siswa Laki – laki kelas VII SMP Negeri 1 Makassar

Hasil Rekapitulasi TKJ Siswa Laki-Laki SMP Negeri 1 Makassar

Hasil Rekapitulasi TKJ Siswa Perempuan SMP Negeri 1 Makassar

Perbandingan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Laki-Laki dan

Pembahasan

Bab ini memuat kesimpulan yang menjadi tujuan akhir penelitian dan dijelaskan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 3.1 lari 50 meter.
Gambar 3.2. Palang tunggal.
Gambar 3.3. Sikap permulaan Baring Duduk 60 detik  Sumber: (TKJI Kemendiknas 2010. Halaman 11)
Gambar 3.4.Gerakan loncat tegak.
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa konsep diri yang dimiliki siswa terhadap kemampuan penalaran matematis dapat dikategorikan tinggi dan sedang.Hal ini terlihat dari rata-rata