MAKALAH ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN
ORGANISASI DAN PARA PESERTANYA , INDIVIDU DAN PEMBENTUKAN KOALISI, KEADAAN CITA-CITA DALAM ORGANISASIPRESTAS I CITA-
CITA, USAHA MEMPERBESAR YANG BERLAWANAN DENGAN USAHA PEMUASAN, DAN MANAJEMEN TUJUAN
Disusun Oleh :
Maria Bella Lingga (D1B022090)
Dosen Pengampu : Pera Nurfathiyah, S.P., M.Si.
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI 2025
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah organisasi kepemimpinan dengan judul “Organisasi dan Para Pesertanya, Individu dan Pembentukan Koalisi, Keadaan Cita-Cita Dalam Organisasi Prestasi Cita-Cita, Usaha Memperbesar yang Berlawanan dengan Usaha Pemuasan, dan Manajemen Tujuan”
Kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pera Nurfathiyah, S.P., M.Si.selaku dosen pengampu mata kuliah Organisasi dan Kepemimpinan.
2. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ını oleh karena itu kritik dan dan saran darı pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan makalah ini. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagı kita semua dan dapat menembah ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang. Demikian yang dapat penulis sampaikan, terimakasıh.
Jambi, 10 Maret 2025
Maria Bella Lingga
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan Penulisan ... 1
II. PEMBAHASAN ... 2
2.1 Organisasi dan Para Pesertanya ... 2
2.2 Individu dan Pembentukan Koalisi... 2
2.3 Keadaan Cita – Cita dalam Organisasi Prestasi Cita – Cita ... 3
2.4 Usaha Memperbesar yang Berlawanan dengan Usaha Pemuasan... 4
2.5 Manajemen Tujuan ... 5
III. PENUTUP ... 6
3.1 Kesimpuilan ... 6
3.2 Saran ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 7
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks agribisnis pertanian, organisasi seperti kelompok tani, koperasi, atau asosiasi petani memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan anggotanya. Namun, keberhasilan organisasi tidak hanya bergantung pada struktur formalnya, tetapi juga pada dinamika internal seperti hubungan antarindividu, pembentukan koalisi, dan manajemen tujuan.
Cita-cita organisasi seringkali menjadi pendorong utama bagi para anggotanya untuk bekerja sama dan berprestasi. Namun, dalam praktiknya, terdapat tantangan seperti usaha memperbesar organisasi yang mungkin berlawanan dengan usaha pemuasan kebutuhan individu. Oleh karena itu, memahami konsep-konsep seperti pembentukan koalisi, manajemen tujuan, dan keseimbangan antara kepentingan individu dan organisasi menjadi penting untuk menciptakan organisasi yang efektif dan berkelanjutan.
2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana peran individu dan pembentukan koalisi dalam organisasi?
2. Bagaimana keadaan cita-cita dalam organisasi memengaruhi prestasi cita-cita?
3. Bagaimana usaha memperbesar organisasi dapat berlawanan dengan usaha pemuasan kebutuhan individu?
4. Bagaimana manajemen tujuan dapat diterapkan untuk mencapai keseimbangan dalam organisasi?
2.1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Menganalisis peran individu dan pembentukan koalisi dalam organisasi.
2. Menjelaskan hubungan antara keadaan cita-cita dalam organisasi dan prestasi cita- cita.
3. Mengidentifikasi tantangan dalam usaha memperbesar organisasi yang berlawanan dengan usaha pemuasan kebutuhan individu.
2
II. PEMBAHASAN
2.1 Organisasi dan Para Pesertanya
Organisasi adalah sekumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks agribisnis, organisasi seperti kelompok tani atau koperasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan anggotanya. Para peserta organisasi memiliki peran yang berbeda-beda, mulai dari pemimpin hingga anggota biasa, yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk berkoordinasi, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat posisi tawar petani dalam menghadapi tantangan pasar dan kebijakan pemerintah.
Para peserta dalam organisasi memiliki peran yang berbeda-beda, mulai dari pemimpin, manajer, hingga anggota biasa. Pemimpin bertanggung jawab untuk mengarahkan dan memotivasi anggota, sementara anggota biasa berkontribusi melalui partisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. Peran-peran ini saling melengkapi dan menciptakan sinergi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Misalnya, dalam kelompok tani, pemimpin mungkin bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan pertanian, sementara anggota bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas operasional seperti penanaman, pemeliharaan, dan panen.
2.2 Individu dan Pembentukan Koalisi
Koalisi merupakan sebuah kelompok informal yang bergabung bersama-sama, menghadapi segala masalah dan saling memberi kekuatan secara bersamasama, bentuk dari pembentukan koalisi adalah adanya kekuatan dalam jumlah orang yang bersatu untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Individu dalam organisasi memiliki kepentingan dan tujuan pribadi yang mungkin berbeda dengan tujuan organisasi. Pembentukan koalisi sering terjadi ketika individu dengan kepentingan serupa bekerja sama untuk memengaruhi keputusan organisasi.
Misalnya, dalam kelompok tani, petani dengan lahan kecil mungkin membentuk koalisi untuk memperjuangkan akses yang lebih adil terhadap sumber daya.
3
pembentukan koalisi sering terjadi ketika ada ketidakseimbangan dalam distribusi sumber daya. Misalnya, petani dengan lahan kecil mungkin membentuk koalisi untuk memperjuangkan akses yang lebih adil terhadap bibit, pupuk, atau pasar. Koalisi ini dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam memengaruhi kebijakan organisasi, terutama jika mereka mampu menggalang dukungan dari anggota lain.
Pembentukan koalisi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesamaan latar belakang, kepentingan ekonomi, atau bahkan hubungan personal. Namun, koalisi yang terlalu kuat atau dominan dapat menimbulkan konflik internal jika kepentingan mereka bertentangan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2.3 Keadaan Cita-Cita dalam Organisasi Prestasi Cita-Cita
Cita-cita organisasi adalah visi atau tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.
Keadaan cita-cita ini dapat memengaruhi motivasi dan kinerja anggota organisasi. Jika cita-cita organisasi jelas dan disepakati oleh semua anggota, maka prestasi cita-cita tersebut lebih mudah dicapai. Sebaliknya, jika cita-cita tidak jelas atau tidak disepakati, organisasi dapat mengalami konflik internal dan ketidakstabilan. Misalnya, dalam kelompok tani, jika sebagian anggota menginginkan fokus pada peningkatan produktivitas, sementara yang lain lebih memprioritaskan diversifikasi produk, maka organisasi dapat mengalami kebingungan arah dan bahkan perpecahan.
Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk secara berkala mengevaluasi dan memperjelas cita-cita mereka, serta memastikan bahwa semua anggota memahami dan mendukung cita-cita tersebut. Proses ini dapat dilakukan melalui dialog terbuka, pertemuan rutin, atau bahkan pelatihan dan workshop.
Prestasi cita-cita organisasi bergantung pada sejauh mana anggota organisasi bekerja sama dan berkomitmen untuk mencapainya. Dalam konteks agribisnis, prestasi cita-cita dapat diukur melalui berbagai indikator, seperti peningkatan produktivitas, perluasan pasar, atau peningkatan kesejahteraan anggota.
Misalnya, jika cita-cita kelompok tani adalah meningkatkan pendapatan anggota melalui peningkatan produktivitas, maka prestasi cita-cita ini dapat diukur melalui peningkatan hasil panen, penurunan biaya produksi, atau peningkatan harga jual produk.
Untuk mencapai prestasi ini, organisasi perlu mengelola sumber daya secara efektif, termasuk sumber daya manusia, finansial, dan material.
4
Selain itu, prestasi cita-cita juga bergantung pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal, seperti perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi harga pasar, atau perubahan iklim. Organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat dan efektif lebih mungkin untuk mencapai cita-cita mereka.
2.4 Usaha Memperbesar yang Berlawanan dengan Usaha Pemuasan
Usaha memperbesar organisasi, seperti meningkatkan jumlah anggota atau memperluas cakupan kegiatan, seringkali berlawanan dengan usaha pemuasan kebutuhan individu. Misalnya, dalam kelompok tani, usaha memperbesar organisasi mungkin memerlukan investasi waktu dan sumber daya yang lebih besar, sementara anggota individu mungkin lebih memprioritaskan kepentingan pribadi seperti meningkatkan pendapatan keluarga.
Ketegangan antara usaha memperbesar organisasi dan usaha pemuasan individu dapat menimbulkan konflik internal. Misalnya, anggota mungkin merasa bahwa kepentingan mereka diabaikan demi kepentingan organisasi yang lebih besar. Untuk mengatasi hal ini, organisasi perlu menciptakan mekanisme yang memungkinkan keseimbangan antara kepentingan individu dan organisasi.
Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan ini adalah melalui sistem insentif yang adil. Misalnya, organisasi dapat memberikan insentif finansial atau non-finansial kepada anggota yang berkontribusi secara signifikan terhadap usaha memperbesar organisasi. Selain itu, organisasi juga perlu memastikan bahwa keputusan yang diambil bersifat inklusif dan memperhatikan suara semua anggota.
2.5 Manajemen Tujuan
Manajemen tujuan adalah proses merencanakan, mengorganisasi, dan mengontrol sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks organisasi agribisnis, manajemen tujuan dapat membantu menyeimbangkan antara kepentingan individu dan organisasi. Misalnya, dengan menerapkan sistem insentif yang adil, organisasi dapat memotivasi anggota untuk berkontribusi lebih besar tanpa mengabaikan kebutuhan pribadi mereka.
Proses manajemen tujuan dimulai dengan perencanaan, di mana organisasi menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan ini harus spesifik, terukur,
5
dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu (SMART). Setelah tujuan ditetapkan, organisasi perlu mengorganisasi sumber daya, termasuk sumber daya manusia, finansial, dan material, untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, organisasi perlu mengontrol dan memonitor kemajuan mereka dalam mencapai tujuan. Ini dapat dilakukan melalui evaluasi berkala, di mana organisasi mengevaluasi sejauh mana mereka telah mencapai tujuan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Jika diperlukan, organisasi dapat menyesuaikan strategi atau tujuan mereka untuk memastikan bahwa mereka tetap pada jalur yang benar.
Dalam konteks agribisnis, manajemen tujuan dapat membantu organisasi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi, dan mencapai tujuan mereka secara lebih efektif. Misalnya, dengan menerapkan sistem insentif yang adil, organisasi dapat memotivasi anggota untuk berkontribusi lebih besar tanpa mengabaikan kebutuhan pribadi mereka.
6
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Organisasi dalam agribisnis pertanian memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan anggotanya. Namun, keberhasilan organisasi bergantung pada dinamika internal seperti hubungan antarindividu, pembentukan koalisi, dan manajemen tujuan. Cita-cita organisasi dapat menjadi pendorong utama bagi prestasi, tetapi usaha memperbesar organisasi seringkali berlawanan dengan usaha pemuasan kebutuhan individu. Oleh karena itu, manajemen tujuan yang efektif diperlukan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dan organisasi.
3.2. Saran
1. Organisasi agribisnis perlu memperjelas cita-cita dan tujuan bersama agar semua anggota dapat bekerja sama dengan efektif.
2. Pembentukan koalisi harus dikelola dengan baik untuk menghindari konflik internal.
3. Manajemen tujuan harus diterapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan individu dan organisasi secara seimbang.
7
DAFTAR PUSTAKA
DILA¹, Batriatul Alfa. Bentuk Solidaritas Sosial dalam Kepemimpinan Transaksional.
Simbolon, S. (2022). Analisis pengaruh kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Mega Bintang Mas Indonesia Medan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 69-84.