• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.3 Parameter Throughput (TIPHON, 1999)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tabel 2.3 Parameter Throughput (TIPHON, 1999) "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya. Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan user Manajemen Jaringan Pada Set Top Box Menggunakan OpenWrt:

1. (Hidayatullah & Kusnawi, 2016). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Analisis Perbandingan Quality of Service (QoS) Firmware Original TL-WR841ND Dengan Firmware OpenWrt Berbasis Open Source. Penelitian ini didasari dari membandingkan kualitas internet antara dua firmware OpenWrt dengan firmware default, Analisa kinerja yang diambil menggunakan konsep Quality of Service (QoS) dan menggunakan perangkat wireless router TP-Link TL-WR841ND dengan menerapkan metode skenario. Perbandingan ini memiliki empat performa yang akan dihitung yakni throughput, delay, paket loss, dan jitter. Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa sebagian besar firmware default mendapatkan hasil pengujian lebih baik dari pada firmware OpenWrt, meskipun perbedaan data yang didapat dari keduanya tidak terlalu jauh atau bahkan hampir sama.

2. (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Analisis Perbandingan Kinerja Dan Kualitas Layanan Antara Firmware Default Dan Firmware OpenWrt Pada Access Point (AP) TP-Link MR3020. Penelitian ini didasarkan pada perbandingan kualitas internet antara dua firmware OpenWrt dengan firmware bawaan. Analisis kinerja menggunakan konsep Quality of Service (QoS) dan menggunakan perangkat AP TP-Link MR3020 menerapkan metode QOS dan RMA. Ada empat properti untuk perbandingan ini yang akan dihitung yaitu throughput, delay, packet loss dan jitter. Alasan penelitian ini dilakukan dikarenakan pada firmware bawaan pada AP TP-Link MR3020 masih memiliki banyak kekurangan seperti jaringan kurang stabil, panas berlebihan dan firmware bawaan ini jarangan mendapatkan pembaruan firmware dari vendor sehingga sering

(2)

terjadi BUG yang mampu mengurangi kinerja dari AP, untuk firmware OpenWrt ini mempunyai fitur – fitur yang tidak ada di firmware bawaan seperti pengguna diberikan kebebasan untuk memasang berbagai layanan tanpa harus membeli tambahan perangkat yang berbeda – beda. Untuk Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa sebagian besar firmware OpenWrt lebih unggul tiga poin di pada pengujian throughput, delay, dan jitter sedangkan firmware default unggul 1 point pada pengujian packet loss yang paling diunggulkan pada bagian throughput, delay yang dimana firmware OpenWrt unggul dengan selisih sekitar 26.9% pada throughput sedangkan pada delay firmware OpenWrt unggul dengan selisih 22.9 ms dengan firmware default lalu berikutnya perbedaan data tidak terlalu jauh atau bahkan hampir sama.

3. (Miawarni, Setyawan, & Setijadi, 2019). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Pemrosesan Sinyal Analog Audio Video Untuk Tracking Antenna System Pada Set Top Box (STB) DVB-T2. Penelitian ini didasari dari permasalahan sinyal audio dan video pada saat televisi sedang melalui freeze ataupun dalam kondisi normal. Tanpa adanya Tracking Antena tidak dapat mengetahui apakah televisi yang sedang freeze masih mampu mendapatkan sinyal yang sama saat televisi sedang berada di kondisi yang normal. Tujuan dari penelitian yakni untuk mengetahui karakteristik sinyal CVBS pada kondisi normal ataupun saat freeze penelitian menggunakan metode oscilloscope. Pemrosesan uji coba dengan cara antenna indoor disambungkan pada koneksi RF-Input pada STB DVB-T2 lalu pada output video pada STB DVB-T2 disambungkan pada AV-In yang berada di belakang televisi berikutnya pada AV-Out disambungkan pada oscilloscope. Hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni pada kondisi normal atau freeze menunjukkan sinyal audio yang baik pada AV-Out DVB-T2 STB digunakan sebagai parameter untuk pelacakan sistem antena. Dan sebaliknya, dalam pemrosesan Sinyal analog video, nilai ADC (Analog to Digital Converter) dari waktu ke waktu dalam kondisi normal atau freeze Perhatikan bahwa sinyal video pada decoder AV-Out DVB-T2 juga cocok sebagai parameter lacak input ke sistem antena.

(3)

4. (Setiawan, Yazid, & Wahyudi, 2015). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Sistem Pemantauan Kamar Menggunakan Webcam Berbasis OpenWrt.

Penelitian ini didasari dari permasalahan harga CCTV yang asli masih cukup mahal sehingga sebagian masyarakat tidak mampu memasang CCTV untuk keamanan rumahnya. Tujuan dari penelitian yakni Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem monitoring ruangan yang mampu memudahkan pengguna dalam melakukan pengawasan dan melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dengan harga yang terjangkau, metode pengembangan sistem ini menggunakan waterfall yang dimana prosesnya dilakukan secara berurutan seperti analisis, desain, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni sistem telah mampu mendeteksi pergerakan di dalam ruangan menggunakan webcam. Sistem telah mampu memberikan peringatan real-time menggunakan alarm dan SMS.

5. (Ramadhan, Yudhana, & Riadi, Implementasi Dan Analisis Serangan Phishing Menggunakan Router Wireless Berbasis OpenWrt, 2019). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Implementasi Dan Analisis Serangan Phishing Menggunakan Router Wireless Berbasis OpenWrt. Penelitian ini didasari dari permasalahan sering terjadinya penipuan phising yang banyak dialami oleh banyak orang melalui internet. Tujuan penelitian untuk melakukan Analisa dan mengetahui sistem kerja dari phising sehingga kedepannya tidak ada lagi yang terkena. Metode penelitian menggunakan Design Science Research Method (DSRM) yang terdiri dari tujuh langkah berurutan yaitu: pemilihan masalah yang diangkat, menyusun skenario pengujian, perencanaan sistem dan pengujian sistem berdasarkan skenario, analisa, kesimpulan, penyajian saran, dan dokumentasi. Hasil penelitian phising yang dilakukan peneliti yakni :

a. Router OpenWRT dapat melakukan redirect url calon korban menggunakan layanan dari dnsmasq menuju fake page yang sudah dibuat.

b. Sistem fake page menyimpan setiap POST elemen yang di input dari calon korban

c. Router OpenWRT mampu menyimpan banyak data karena file system telah Dipindahkan menggunakan media flashdisk menggunakan mode EXTROOT.

(4)

6. (Sarwono, 2019). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Rancang Bangun Sistem Monitoring Dengan Video Streaming Dan Recording Sebagai Pemantau Ruangan Kelas Menggunakan Webcam Berbasis OpenWrt. Penelitian ini didasari dari permasalahan sering terjadinya siswa yang keluar kelas saat tidak ada guru di kelas yang dimana pada saat itu sedang diberikan tugas oleh guru di kelas. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan monitoring kelas yakni menggunakan aplikasi FMPEG Streamer dan motion. Tujuan penelitian untuk melakukan monitoring dengan video streaming dan recording berbasis OpenWrt yang mampu memberikan info keadaan ruangan kelas secara real time dan juga untuk pengawasan aktivitas siswa dalam kelas. Hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni sistem monitoring dengan video streaming dan recording dapat berjalan baik dan dapat memberikan info kelas secara real time.

7. (Putra, Sastra, & Wiharta, 2018). Pada penelitian ini menjelaskan tentang Pengembangan Komunikasi Multikanal Untuk Monitoring Infrastruktur Jaringan Berbasis Bot Telegram. Penelitian ini didasari dari permasalahan admin jaringan sering menerima keluhan dari pengguna karena masalah jaringan, dan setiap kali terjadi masalah, diperlukan administrator jaringan Buka aplikasi web monitoring untuk mencari informasi mengenai masalah yang muncul dan membutuhkan penggunaan jaringan internet. Tujuan penelitian yakni untuk mempermudah seorang admin jaringan untuk melakukan monitoring secara real time menggunakan bot telegram ketika terjadi sebuah kesalahan dalam jaringan admin jaringan bisa melakukan pengecekan melalui bot telegram sehingga pengguna dapat menggunakan internet dengan lancar. Pengujian bot telegram menggunakan metode penelitian black box dengan mencoba semua perintah yang telah ditetapkan untuk bot telegram. Hasil akhir penelitian yang dilakukan peneliti yakni bot telegram yang telah di hubungkan dengan server OpenNMS dan router Mikrotik sehingga administrasi jaringan dapat melakukan monitoring perangkat jaringan lainnya dengan mudah. Pada tabel 2.1 dibawah menjelaskan tinjauan Pustaka yang digunakan

(5)

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka No

Literatur

Penulis Tahun Latar Belakang Masalah

Pembahasan/

Metode

Hasil Literatur

01

Muh. Syarif Hidayatullah , Kusnawi

2016 Permasalahan tentang

membandingkan kualitas internet antara dua firmware OpenWrt dengan firmware default, Analisa kinerja yang diambil

menggunakan konsep Quality of Service (QoS) dan menggunakan perangkat wireless router TP-Link TL- WR841ND

Menggunakan Metode Skenario

Bahwa sebagian besar firmware default

mendapatkan hasil pengujian lebih baik dari pada firmware OpenWrt, meskipun perbedaan data yang didapat dari keduanya tidak terlalu jauh atau bahkan hampir sama.

Literatur 02

Catur Iswahyudi, Dedi Setiawan

2017 Perbandingan kualitas internet antara dua firmware OpenWrt dengan firmware bawaan.

Analisis kinerja menggunakan konsep Quality of Service (QoS) dan menggunakan perangkat AP TP-

Menggunakan Metode QOS dan RMA,

Sebagian besar firmware OpenWrt lebih unggul tiga poin di pada pengujian throughput, delay, dan jitter sedangkan

(6)

Link MR3020. firmware default unggul 1 point pada pengujian packet loss.

Literatur 03

Heni Miawarni, Dwi Edi Setyawan dan Eko Setijadi

2019 Penelitian ini didasari dari permasalahan sinyal audio dan video pada saat televisi sedang melalui freeze ataupun dalam kondisi normal.

Menggunakan Metode oscilloscope

Pada kondisi normal atau freeze menunjukkan sinyal audio yang baik pada AV-Out DVB- T2 STB digunakan sebagai parameter untuk pelacakan sistem antena. Dan sebaliknya, dari waktu ke waktu dalam kondisi normal atau freeze Perhatikan bahwa sinyal video pada decoder AV-Out DVB-T2 juga cocok sebagai parameter lacak input ke sistem antena.

Literatur 04

Arif Setiawan, Ahmad Subhan Yazid dan M. Didik R

2015 Permasalahan harga CCTV yang asli masih cukup mahal sehingga sebagian masyarakat tidak mampu memasang CCTV untuk

Menggunakan Metode Waterfall.

Sistem telah mampu mendeteksi pergerakan di dalam ruangan menggunakan

(7)

Wahyudi keamanan rumahnya webcam.

Sistem telah mampu memberikan peringatan real- time

menggunakan alarm dan SMS.

Literatur 05

Budi Putra Ramadhan, Anton Yudhana dan Imam Riadi

2019 Sering terjadinya penipuan phising yang banyak dialami oleh banyak orang melalui internet.

Metode penelitian menggunakan Design Science Research Method (DSRM).

Router OpenWRT dapat melakukan redirect url calon korban menggunakan layanan dari dnsmasq menuju fake page yang sudah dibuat.

Sistem fake page menyimpan setiap POST elemen yang di input dari calon korban. Router OpenWRT mampu menyimpan banyak data karena file

(8)

system telah dipindahkan menggunakan media flashdisk menggunakan mode

EXTROOT.

Literatur 06

Aris Sarwono

2019 Sering terjadinya siswa yang keluar kelas saat tidak ada guru di kelas yang dimana pada saat itu sedang diberikan tugas oleh guru di kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan suatu sistem yang mampu mempermuda h dalam melakukan pengawasan aktivitas siswa dalam kelas dan

melakukan perekaman setiap interval waktu

tertentu..

Sistem monitoring dengan video streaming dan recording dapat berjalan baik dan dapat memberikan info kelas secara real time.

Literatur 07

Rio

Juniyantara Putra, Nyoman Putra Sastra dan Dewa Made

2018 Admin jaringan sering menerima keluhan dari pengguna karena masalah jaringan, dan setiap kali terjadi masalah,

Menggunakan Metode Black Box.

Bot telegram yang telah di hubungkan dengan server OpenNMS dan router Mikrotik sehingga

(9)

2.2. Jaringan Wireless

Jaringan wireless berfungsi sebagai mekanisme pembawa antara peralatan atau antar peralatan dan jaringan kabel tradisional (jaringan perusahaan dan internet). Jaringan wireless banyak jenisnya, tetapi biasanya digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan jangkauannya, yaitu Wireless Wide Area Network (WWAN), WLAN, dan Wireless Personal Area Network (WPAN). WWAN meliputi teknologi dengan daerah jangkauan luas seperti 2G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Global System for Mobile Dispatches (GSM), dan Mobitex (Mustofa, Sutanta, & Triyono, 2019).

2.3. Set Top Box (STB)

Set Top Box (STB) merupakan sebuah perangkat yang mengkonversi sinyal digital kembali ke analog, sehingga dapat menyaksikan TV free-to-air digital pada perangkat TV analog (Marwiyati & Wahyudin, 2019). STB juga merupakan perangkat yang memungkinkan sebuah televisi user interface menuju internet. Di dunia internet STB juga merupakan salah satu mini PC yang dapat melakukan “talk to internet”. Sedangkan dalam penyiaran televisi digital dikenal sebagai Digital Television (DTV) STB. STB DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke perangkat televisi ini menggunakan resolusi yang jauh lebih tinggi daripada standar lama (Nuriza, 2020).

Wiharta diperlukan

administrator jaringan Buka aplikasi web monitoring untuk mencari informasi mengenai masalah yang muncul dan membutuhkan penggunaan jaringan intranet

administrasi jaringan dapat melakukan monitoring perangkat jaringan lainnya dengan mudah.

(10)

2.4. Firmware

Firmware merupakan software yang juga disebut sebagai program yang bersifat tetap, yang tertanam pada unit perangkat keras seperti alat – alat elektronik, alat telekomunikasi dan komponen – komponen komputer (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Firmware diciptakan pertama kali digunakan sebagai perangkat lunak dengan tingkat yang lebih baik, firmware yang di pasangkan pada sebuah perangkat keras dapat diganti tanpa harus mengubah komponen yang berada di perangkat keras tersebut.

Pengubahan pada firmware di perangkat keras bisa dilakukan tetapi ada juga firmware yang yang tidak bisa di ganti di karena pada perangkat keras tersebut sudah tetapkan oleh vendor harus menggunakan firmware default vendor tersebut.

Terdapat alasan lain pada sebuah perangkat keras yang tidak dilakukan pergantian firmware yakni karena pada sebuat perangkat keras Access Point (AP) atau Mini PC terdapat dua jenis memory ROM yang digunakan sebagai penyimpanan firmware. Untuk ROM yang tidak bisa melakukan pergantian firmware yakni bersifat Read-Only sedangkan ROM yang bersifat Read-Write seperti EEPROM atau Flash ROM untuk perangkat yang menggunakan ROM tersebut firmware dapat diganti atau pembaharuan..

2.5. OpenWrt

OpenWrt merupakan sistem operasi tertanam berbasis kernel Linux, dan utamanya digunakan untuk perangkat tertanam (Embedded) untuk lalu lintas jaringan (Simarmata & Samosir, 2020). Komponen utamanya adalah kernel Linux, util-linux, uClibc dan BusyBox. Semua komponen dioptimalkan untuk ukurannya, cukup kecil untuk mengakomodasi ruang penyimpanan dan memori terbatas yang tersedia di router. OpenWRT dikonfigurasi menggunakan antarmuka baris perintah (ash shell) atau antarmuka web (Luci). Sekitar 3500 paket tambahan dapat diinstal melalui paket sistem manajemen paket opkg.

Adapun fitur-fitur yang terdapat pada OpenWrt antara lain:

Multi Platform (Windows, Linux, OpenWrt).

• Menampilkan user Hotspot Aktif, jumlah seluruh user dan jumlah user berdasarkan wireless.

(11)

NetMonitoring dapat menampilkan kinerja pada OpenWrt.

LoadBalancing mampu mengabungkan dua jaringan menjadi satu.

Software dapat install fitur – fitur lainnya pada OpenWrt.

• Menu modem dapat memantau kualitas sinyal dan kecepatan sinyal pada modem.

• Menu QoS Over Nfable untuk membatasi bandwith yang digunakan oleh user.

• Menu Adblock-Mod dapat memblokir situs – situs yang tidak ingin dikunjungi dan dapat memantau situs yang dikunjungi client.

• Menu Zerotier dapat remote dari jarak jauh.

• Menu Mac Filtering berfungsi untuk block pengguna yang masuk tanpa izin.

2.6. Router

Router merupakan salah satu komponen pada jaringan komputer yang mampu melewatkan data melalui sebuah jaringan atau internet menuju sasarannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing (Lubis, Hasannudin, Efendi, Wiljono, & Sufiani, 2020). Router bertindak sebagai perantara antara 2 (dua) atau lebih jaringan, meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, tugas router adalah mentransfer paket dari satu jaringan ke jaringan lain, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router.

2.7. Bot Telegram

Telegram adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna atau user untuk mengirim pesan dengan cepat dan aman, selain itu Telegram sangat ringan, mudah dan gratis, Telegram dapat digunakan pada smartphone, tablet dan bahkan komputer (Sokibi, 2017). Terdapat banyak fitur – fitur yang tersedia di Telegram tetapi terdapat satu fitur yang sangat disukai oleh pengguna yakni Bot Telegram.

Bot telegram adalah salah satu fitur yang dapat digunakan oleh pengguna yang dimana bot telegram ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, untuk membuat bot telegram pengguna tidak perlu mendaftar ulang pada telegram pengguna hanya membuat bot dengan mengetikan BotFather pada pencarian di Telegram.

(12)

2.8. Quality of Service (QoS)

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter dan delay (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Dalam QoS memiliki empat parameter yakni : Delay (Latency), Jitter, Packet Loss, Throughput yang digunakan untuk pengujian. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda (Budiman, Samsugi, & Indarto, 2019). Pada tabel 2.2 dibawah menjelaskan sebagai mengukur penilaian pada QoS.

Tabel 2.2 Presentase dan Nilai Quality of Service (QoS) (TIPHON, 1999) Nilai Persentase (%) Indeks

3,8 - 4 95 - 100 Sangat Memuaskan 3 - 3,79 75 - 94,75 Memuaskan 2 - 2,99 50 - 74,75 Kurang Memuaskan

1 - 1,99 25 - 49,75 Jelek

Parameter Quality of Service (QoS) terdiri dari 2.8.1. Throughput

Throughput adalah jumlah total paket yang diamati untuk berhasil mencapai tujuannya dalam interval tertentu dibagi dengan durasi interval tersebut.

Throughput adalah kemampuan aktual jaringan untuk mengirimkan data (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Biasanya throughput selalu berhubungan dengan bandwidth. Throughput adalah kecepatan transfer data aktif, diukur dalam bit per detik (bps). Rumus untuk menghitung nilai throughput menurut (Iswahyudi &

Setiawan, 2017) bisa lihat di persamaan 1.1 berikut ini : 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝ℎ𝑢𝑡 = Jumlah data yang dikirim

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎

(13)

Pada tabel 2.3 dibawah menjelaskan sebagai mengukur penilaian pada Throughput.

Tabel 2.3 Parameter Throughput (TIPHON, 1999)

2.8.2. Delay (Latency)

Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Rumus untuk menghitung nilai delay menurut (Iswahyudi & Setiawan, 2017) bisa lihat di persamaan 1.2 berikut ini :

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 rata − rata = Total 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

Pada tabel 2.4 dibawah menjelaskan sebagai mengukur penilaian pada Delay (Latency).

Tabel 2.4 Parameter Delay (Latency) (TIPHON, 1999)

2.8.3. Jitter

Jitter atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter. (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Jitter, umumnya dikenal sebagai variasi delay, terkait erat dengan delay, menunjukkan bahwa ada sejumlah besar variasi delay dalam transmisi data di

Kategori Throughput Indeks

Sangat Bagus 100 % 4

Bagus 75 % 3

Sedang 50 % 2

Jelek < 25 % 1

Kategori Delay Indeks

Sangat Bagus < 150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

(14)

jaringan, dan delay antrian router dan sakelar akan menyebabkan jitter. Rumus untuk menghitung nilai Jitter menurut (Iswahyudi & Setiawan, 2017) bisa lihat di persamaan 1.3 berikut ini:

𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = Total Variasi 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 − 1

Pada tabel 2.5 dibawah menjelaskan sebagai mengukur penilaian pada Jitter.

Tabel 2.5 Parameter Jitter (TIPHON, 1999)

2.8.4. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut (Iswahyudi & Setiawan, 2017). Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima. Rumus untuk menghitung nilai Packet Loss menurut (Iswahyudi & Setiawan, 2017) bisa lihat di persamaan 1.4 berikut ini:

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = Data yang dikirim − Paket data yang diterima

Paket data yang dikirim 𝑥 100%

Kategori Jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 s/d 75 ms 3

Sedang 75 s/d 125 ms 2

Jelek 125 s/d 225 ms 1

(15)

Pada tabel 2.6 dibawah menjelaskan sebagai mengukur penilaian pada Packet Loss Tabel 2.6 Parameter Packet loss (TIPHON, 1999)

.

2.9. User Manager

User Manager merupakan salah satu fitur yang berada di STB HG680P yang sudah di pasangkan OpenWrt yang memiliki fitur sebagai management system seperti Hotspot, VPN, Wireless atau login router. user manager memiliki database yang bisa digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login ke dalam network, memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya membatasi kecepatan upload, dan juga perhitungan serta pembatasan kuota yang dilakukan user nantinya (Bayu & Abel, 2018).

1.10 WiFi

Wi-Fi merupakan kepanjangan dari Wireless Fidelity dan mempunyai pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks – WLAN). Awalnya Wi-Fi dimaksudkan untuk digunakan oleh perangkat Jaringan area nirkabel dan lokal, juga dikenal sebagai jaringan jaringan area lokal. tapi sekarang lebih banyak digunakan hubungkan jaringan.

1.11 Hotspot

Untuk dapat mengakses layanan WiFi harus membutuhkan area yang menyediakan layanan WiFi atau yang lebih dikenal dengan hotspot dimana area hotspot ini mempunyai layanan jaringan nirkabel untuk mengakses layanan internet.

Hotspot atau Area Hotspot adalah tempat khusus yang disediakan untuk mengakses Internet menggunakan peralatan umumnya layanan Hotspot bersifat gratis. Dengan berbekal laptop atau smartphone maka koneksi Internet dapat dilakukan secara

Kategori Packet loss Indeks

Sangat Bagus 0 % 4

Bagus 3 % 3

Sedang 15 % 2

Jelek 25 % 1

(16)

gratis. (Suryanto & Permad, 2019). Pada awalnya user harus melakukan registrasi kepada penyedia layanan hotspot untuk mendapatkan login dan password.

1.12 Manajemen Bandwidth

Manajemen Bandwidth atau Bandwidth Management System (BMS) adalah sebuah metode yang diterapkan untuk mengatur besarnya bandwidth yang akan digunakan oleh masing-masing user di sebuah jaringan sehingga penggunaan bandwidth akan terdistribusi secara merata (Suryanto & Permad, 2019). Kapasitas bandwidth yang dimiliki tentu saja tidak ada jaminan koneksi akan tetap lancar dan stabil karena bandwidth ini akan dibagi secara otomatis berdasarkan jumlah pengguna siapa yang terhubung , di mana semakin banyak pengguna orang yang menggunakan bandwidth jaringan maka bandwidth akan semakin sedikit dengan tidak ada pembagian bandwidth secara merata maka kecepatan user tidak seimbang.

1.13 Access Point (AP)

AP merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung akses jaringan tanpa kabel atau wireless LAN (Lubis, Hasannudin, Efendi, Wiljono, & Sufiani, 2020). Perangkat tipe AP nirkabel menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi. Fungsi utama AP sebagai pusat koneksi, AP bisa dikatakan sama fungsinya dengan switch pada jaringan transmisi kabel. AP menyediakan perangkat seperti penerima radio yang mampu menerima gelombang lain dari AP lain atau media nirkabel lain seperti nirkabel USB.

Adapun fitur-fitur yang terdapat pada AP Tp-Link MR3420 antara lain:

Multi Platform (Windows, Linux dll).

• Menu Modem dapat memantau kualitas sinyal dan kecepatan sinyal pada modem.

• Menu Mac Clone berfungsi untuk membuat mac address yang sama dalam satu jaringan.

• Menu Mac Filtering berfungsi untuk block pengguna yang masuk tanpa izin.

Menu UPnP dapat remote dari jarak jauh menggunakan zerotier.

• Menu Parental Control berfungsi untuk orang tua yang ingin memblok situs – situs yang tidak diinginkan untuk anaknya.

(17)

• Menu Advanced Routing Berfungsi untuk dijadikan perangkat router.

• Menu Bandwidth Control berfungsi untuk mengatur kecepatan internet pada pengguna.

• Menampilkan user Hotspot Aktif, jumlah seluruh user dan jumlah user berdasarkan wireless.

1.14 Modulator-Demodulator (Modem)

Modem adalah perangkat yang mencampur (memodulasi) dan membagi (mendemodulasi) sinyal, memungkinkan satu komputer terhubung ke komputer lain (Hariyadi, 2018). Secara umum, fungsi utama modem adalah mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog, dan kemudian mengubah sinyal analog kembali menjadi sinyal digital. Bagian modulator modem mengubah informasi digital dari komputer menjadi sinyal analog, yang kemudian dapat dikirim ke penerima,.

Setelah mencapai perangkat penerima, demodulator mengubah sinyal analog kembali menjadi sinyal digital di komputer.

Referensi

Dokumen terkait

CONCLUSION After the trial was carried out on students of class XI MA Bustanul Mutaalimin, it could be seen that if students were so enthusiastic and able to take part in learning