• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jln.Talassalapang No.40 D Judul Skripsi : PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM Pembimbing 1 : Dr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jln.Talassalapang No.40 D Judul Skripsi : PERANAN PENDIDIKAN ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM Pembimbing 1 : Dr"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan dan memudahkan pemahaman tentang peran pendidikan Islam di lingkungan keluarga dalam pembentukan kepribadian muslim, serta untuk menambah dan memperluas wawasan berpikir tentang makna pendidikan Islam. dan juga prinsip-prinsip pendidikan Islam. Berdasarkan hasil analisis baik secara tekstual maupun kontekstual terhadap peran pendidikan Islam di lingkungan keluarga dalam pembentukan kepribadian muslim, terdapat beberapa implikasi antara lain: konsep pendidikan Islam di lingkungan keluarga, urgensi pendidikan di lingkungan keluarga. lingkungan keluarga dalam pembentukan kepribadian muslim, implementasi pendidikan keluarga dalam keluarga dalam pembentukan kepribadian muslim, uraian tentang model-model implementasi pendidikan islam yang dilaksanakan di lingkungan keluarga yaitu di dalam keluarga dalam rangka mewujudkan mewujudkan kepribadian muslim, pembentukan kepribadian muslim di lingkungan keluarga ditinjau dari pendidikan islam, konsep pendidikan islam informal di lingkungan keluarga, dan yang terakhir adalah ayat-ayat atau dalil-dalil lain terkait pentingnya pendidikan islam untuk mewujudkan kepribadian ideal menurut Islam. pelajaran.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan pokok dalam kajian skripsi ini adalah bagaimana peran pendidikan Islam di lingkungan keluarga dalam pembentukan kepribadian muslim. Untuk penyelidikan lebih lanjut, tesis ini membahas tiga sub-masalah yang merupakan pertanyaan mendasar sebagai berikut.

Tinjauan Pustaka

Walaupun buku ini terkesan berkaitan dengan kepribadian muslim, namun belum ada pembahasan khusus mengenai pengertian dan perlunya kepribadian muslim serta proses pembentukannya melalui pendidikan Islam di lingkungan keluarga yang penulis bahas. Namun pembahasannya masih parsial karena penulis belum menyinggung pembahasan pembentukan kepribadian muslim dari konsep pendidikan Islam di lingkungan keluarga seperti pada kajian skripsi ini.

Metode Penelitian

Pertama berupa review yaitu menanggapi pendapat-pendapat yang diambil dari referensi-referensi tersebut, kemudian penulis mengembangkannya. Tesis ini menggunakan metode analisis data sebagai berikut: a) Induktif, yaitu pengolahan data yang bersifat khusus kemudian mengarah pada permasalahan umum.

Tujuan dan Kegunaan

Manfaat Penelitian

Pendidikan Islam” maka secara otomatis terdiri dari dua suku kata, yaitu “pendidikan” dan “Islam”. Dalam hal ini konsep pendidikan Islam mengarahkan manusia pada tingkah laku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada hukum Allah.

Tujuan Pendidikan Islam

Uraian di atas membawa pada rumusan tujuan Pendidikan Islam, yaitu bermuara pada pengabdian yang utuh kepada Allah SWT, dan dengan ketaqwaan itu ia menjadi manusia muslim dalam arti mempunyai kepribadian muslim. Umat ​​Islam yang mempunyai ciri-ciri tersebut pada umumnya merupakan manusia yang berkepribadian ideal dan dapat disebut sebagai manusia sempurna, hidupnya selalu beribadah kepada Allah SWT dalam rangka menjalankan fungsi kekhalifahannya di muka bumi.

Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Berkenaan dengan uraian di atas, maka orientasi pendidikan Islam pada dasarnya didasarkan pada prinsip tauhid, integrasi dan keseimbangan, prinsip kesetaraan, prinsip pendidikan sepanjang hayat. Prinsip tauhid mewarnai dan menginspirasi munculnya prinsip-prinsip pendidikan Islam lainnya seperti prinsip bahwa Allah swt. Oleh karena itu, pendidikan Islam dengan prinsip ini memerlukan semangat mujahadah, dan orang yang melakukan mujahadah dalam keadaan besar kemungkinannya untuk mengenal Tuhan.

Mengenai orientasi pendidikan Islam dengan prinsip integrasi, umat diharapkan mempersiapkan diri secara utuh untuk memanfaatkan kehidupan dunia sebagai bekal menuju akhirat. Dengan demikian, pendidikan Islam sebenarnya mengandung makna bahwa unsur materil harus dilestarikan, bagaimanapun manusia telah mencapai tingkat pengalaman spiritual yang tinggi, kulminasi dan berdiam di sisi Tuhan. Terakhir, orientasi pendidikan Islam dengan prinsip pendidikan sepanjang hayat artinya pendidikan pada masa sekolah bukanlah satu-satunya masa dimana setiap orang belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.

Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Pembahasan

Dengan awalan “pem” dan berakhiran “an” yaitu pembentukan berarti proses mewujudkan sesuatu, misalnya untuk mewujudkan kepribadian muslim diperlukan proses pendidikan. Oleh karena itu, Kami tetapkan (hukum) bagi Bani Israil bahwa: Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena ia (membunuh) orang lain, atau bukan karena merusak bumi, maka seolah-olah ia telah membunuh seluruh umat manusia. Dan siapa yang menjaga nyawa satu orang, maka seolah-olah dia memelihara nyawa semua orang. Umat ​​Islam adalah orang yang pasrah, artinya penyerahan diri seseorang kepada pihak lain dan sebatas penyerahan diri secara fisik.

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Dengan memahami batasan istilah Muslim, iaitu orang yang menyerahkan sepenuhnya (bergantung) kepada Allah (swt). Maka dapatlah kita simpulkan bahawa keperibadian seorang muslim adalah keperibadian Islam yang universal, iaitu keperibadian setiap individu yang sifat dan sikapnya termasuk dalam tingkah lakunya yang terpuji (akhlāq al-mah mūdah) sebagaimana yang diterangkan dalam al-Quran atau digambarkan. dalam keperibadian Nabi saw sebagai 'uswah hasanah.

Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian

Dengan kata lain, nativisme meyakini bahwa segala sesuatu ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat bawaan, sehingga perkembangan individu hanya mungkin terjadi dan hanya ditentukan oleh faktor keturunan, misalnya; Jika orang tuanya beragama Islam, kemungkinan besar anaknya juga beragama Islam. Dengan cara ini, para pendukung nativisme percaya bahwa bayi dilahirkan dengan sifat baik dan buruk berdasarkan gen orang tuanya. Perwujudan kepribadian ditentukan oleh pihak luar yang disebut lingkungan, dengan rekayasa nasehat yang bersifat mendidik.

Aliran ini berpendapat bahwa ciri-ciri kepribadian ditentukan oleh dasar (bakat, keturunan) dan lingkungan, yang keduanya memegang peranan penting. Oleh karena itu, inti dari aliran konvergensi ini adalah kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor keturunan saja, tidak juga ditentukan oleh faktor lingkungan. Kepribadian seseorang akan ditentukan oleh hasil perpaduan kedua faktor tersebut, hasil kerjasama antara faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang, dan faktor luar akan menghasilkan kepribadian yang ideal.

Pertumbuhan dan Perkembangan Kepribadian

Dari umur 0.0 hingga kira-kira 3.0 tahun dipanggil tempoh pengisian I, apabila tampalan kanak-kanak pendek. Dari kira-kira 3.0 hingga kira-kira 7.0 tahun dipanggil tempoh streakkung I, di mana kanak-kanak itu boleh dilihat secara langsung. Dari kira-kira 7.0 hingga kira-kira 13.0 tahun dipanggil tempoh pengisian II, pada masa itu kanak-kanak kelihatan pendek dan gemuk semula.

Sekitar usia 13,0 sampai sekitar 20,0 tahun disebut dengan peregangan periode II, pada masa ini anak sudah langsing kembali. Pandangan umum mengatakan bahwa pertumbuhan kepribadian manusia dalam arti pertumbuhan fisiknya dimulai dari proses pembuahan, yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma sehingga membentuk suatu sel hidup yang disebut dengan embrio. Seiring dengan berkembangnya kepribadian manusia pada aspek fisiknya, manusia juga mengalami perkembangan non fisik yang cukup.

Konsep Pendidikan Islam Secara Informal Dalam Lingkungan Keluarga

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang harus dialami seseorang sejak lahir, dan biasanya dilaksanakan oleh orang tuanya serta kerabat lainnya (Suelaiman Joesoef, dkk, 1981:48). Melihat besarnya peran pendidikan keluarga, maka tidak berlebihan jika Sidi Ghazalba mengelompokkannya ke dalam jenis-jenis lembaga pendidikan dasar, khususnya untuk masa balita dan anak hingga usia sekolah. Dalam pendidikan keluarga, anak memperoleh “pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak”.

Dalam pendidikan keluarga, kehidupan emosional atau kebutuhan kasih sayang anak dapat terjamin dengan baik. Pendidikan ini mempengaruhi pendidikan akhlak anak karena di dalam keluargalah dasar-dasar pendidikan akhlak terutama ditanamkan melalui contoh nyata dalam tindakan sehari-hari. Dalam kehidupan berkeluarga, seringkali anak harus membantu (menolong) anggota keluarga lainnya, seperti membantu saudaranya yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban keluarga, dan lain sebagainya.

Keluarga Dalam Perspektif Islam 1. Pengertian keluarga

Tujuan dibentuknya keluarga muslim adalah mewujudkan keluarga sakinah (damai), mewadde (cinta dan gairah) dan rahmah (cinta), hal ini dijelaskan dalam Ku. Konsep ini menekankan bahwa sebuah keluarga muslim harus mampu membentuk anggotanya untuk memiliki kepribadian yang mulia tersebut. Sedangkan orang tua sebagai pembangun keluarga pertama dan utama dalam sebuah keluarga harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hal ini merupakan amanah dari Allah SWT.

Nama yang buruk sudah tentu memberi kesan negatif kepada pemiliknya dan kemudiannya boleh menjadi bahan ejekan atau celaan rakan-rakannya. Nama-nama yang mengandungi makna keberkatan atau yang menimbulkan perasaan optimis, contohnya nama: Aflah (kebahagiaan), Nafi' (bermanfaat), Rabah (keuntungan), Yasar (kemudahan). Kerana sesungguhnya orang-orang (pelaksana) Al-Quran akan berada di bawah naungan Arasy Allah pada hari kiamat bersama para nabi dan orang-orang suci.

Dali- Dalil Yang Berkenaan Dengan Pentingnya Pendidikan Islam Untuk Mewujudkan Kepribadian Ideal Sesuai Ajaran Islam

  • QS: Al-Shafaat: 102
  • Qs. Luqman: 13

Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu agar kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?". Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak dilakukannya. tahu''. Wahai anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka orang-orang yang bertakwa dan mengerjakan amal saleh, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua-dua syurga itu mempunyai pokok dan buah-buahan''. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang bertakwa!".

KESIMPULAN

Implikasi / Saran

Dalam membina keluarga sakinah (damai), mawaddah (cinta dan gairah), warahmah (cinta), keluarga muslim berpegang pada pedoman yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Hadits Nabi Muhammad SAW. Namun sebaliknya jika orang tua tidak mampu mendidik/memberikan pendidikan Islam kepada anaknya maka akan menimbulkan berbagai permasalahan dan gangguan. Oleh karena itu, pendidikan Islam hendaknya diberikan kepada anak di lingkungan keluarga sejak dini, karena pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak di lingkungan keluarga, apakah anak tersebut akan menjadi anak yang bertakwa atau tidak.

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, 2010). Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Keagamaan Islam, 1996).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari penerapan model pembelajaran Team Games Tournament ( TGT ) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada