• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan Analisis Minat Membaca Mahasiswa Perawat Terhadap Artikel Berbahsa Inggris

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan Analisis Minat Membaca Mahasiswa Perawat Terhadap Artikel Berbahsa Inggris"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Minat Membaca Mahasiswa Perawat Terhadap Artikel Berbahsa Inggris

Bambang Sucipto

Akademi Keperawatan Bina Insan Jakarta, Jl. Kramat Jaya Jakarts bsucipto@akperbinainsan.ac.id

Informasi Artikel ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat membaca mahasiswa perawat terhadap artikel berbahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan total sample penelitian sebanyak 75 responden. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester I dan III mahasiswa Akademi Keperawatan Bina Insan Jakarta. Pengumpulan data responden dilakukan dengan kuesioner, sedangkan untuk menganalisis data kuesioner menggunakan analisis deskriptif. Dari indikator minat membaca yang ada menunjukaan bahwa minat membaca mahasiswa terhadap artikel berbahasa Inggris sangat rendah. Rendahnya tingkat membaca ini dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu rendahnya frekuensi waktu membaca artikel bahasa inggris, kepercayaan diri (self-confidence) mahasiswa siswa kurang ketika membaca artikel berbahasa inggris, kurangnya pengetahuan cara membaca artikel berbahasa Inggris, dan tidak adanya kemandirian dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca artikel berbahasa Inggris.

Kata kunci:

Minat Membaca Artikel

Kemandirian

ABSTRACT

Keywords:

Reading Interest Article

Independecy

This study aims at determining the extent to which nursing students are interested in reading English articles. This study uses a qualitative descriptive method, with a total sample of 75 respondents. The research subjects were students in the first and third semesters of the Nursing Academy of Bina Insan Jakarta. The respondent data collecting applied a questionnaire, while to analyze the questionnaire data used descriptive analysis. From the existing reading interest indicators, it shows that students' reading interest in English articles is very low. The low level of reading is influenced by 4 factors, namely the low frequency of reading English articles, lack of self-confidence of students when reading English articles, knowledge deficiency of how to read the English articles, and the absence of independence in an effort to improve the ability to read the English articles.

Penulis Korespondensi:

Bambang Sucipto Akademi Keperawatan Bina Insan Jakarta Jl. Kramat Jaya-Jakarta

Email: bsucipto@akperbinainsan.ac.id

PENDAHULUAN

Salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa menguasai sesuatu hal adalah adanya minat, keinginan, atau ketertarikan akan benda atau obyek yang ingin dikuasai tersebut. Ketertarikan atau minat terhadap suatu benda atau obyek menjadi salah satu faktor keberhasilan seseorang dalam melaksanakan kegiatannya. Demikian juga sebagai mahasiswa, ketertarikan atau minat terhadap sesuatu pelajaran yang ditekuni akan membawa pada keberhasilan mencapai prestasi yang diinginkan, yang tentunya diikuti dengan hal-hal lain yang mendukungnya. Membaca adalah suatu kegiatan yang menuntut adanya suatu keinginan, suatu ketertarikan terhadap bahan bacaan. Tanpa adanya minat atau keinginan untuk membaca suatu buku, keinginan atau niat untuk mengetahui isi bahan bacaan yang ada di dalam buku tersebut tentu tidak dapat tercapai. Djaali (2009) sebagaimana dikutip oleh Anisa Banikusna dan Budi Santoso menyatakan bahwa minat berhubungan erat dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, atau pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Hurlock (2004:114)

(2)

menyatakan minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu hal yang mereka inginkan. Pada sisi lain, Slameto (2010) menyatakan minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada orang lain yang menyuruh.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat dapat dikategorikan sebagai ketertarikan individu terhadap sesuatu obyek atau benda. Ketertarikan ini menimbulkan dorongan individu tersebut untuk bertindak atas kemauannya sendiri tanpa adanya perintah dari orang lain. Oleh karena itu, minat dipengaruhi oleh dorongan intrinsik dari dalam diri individu untuk melakukan suatu kegiatan atau Tindakan.

Selain itu, minat juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik di luar diri individu itu sendiri, seperti faktor lingkungan dan hal hal lain yang membuat individu tersebut tertarik untuk melakukan atau mewujudkan minatnya tersebut.

Keberhasilan suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terletak dari minat yang ada pada diri individu tersebut. Jika individu tidak memiliki minat yang besar untuk melakukan suatu kegiatan, hasil yang dicapai dalam kegiatan tersebut akan mengecewakan dan begitu pula sebalikanya. Minat ditandai dengan adanya kecenderungan untuk mengingat sesuatu yang disenangi secara terus menerus dan kecenderungan untuk selalu memperhatikan. Minat memiliki kaitan erat dengan perasaan senang karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu (Sabri: 2005) Dalam hal ini, minat menjadi elemen penting untuk mempengaruhi jiwa atau perasaan seseorang dan juga dapat mendorong individu untuk melakukan dan memperoleh sesuatu yang diinginkan. Sesorang dikatakan memiliki minat jika ia tertarik pada sesuatu kekegiatan dan akan memprioritaskan kegiatan tersebut dengan perasaan senang (Ann Renninger dan Suzanne: 2016). Minat memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan individu.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan dalam suatu pembelajaran (Lanlan:

2020). Minat menurut Ann dan Suzzane tidak bersifat statis, dan dapat dikembangkan kearah yang lebih positif.

Dengan demikian, minat dapat dipupuk dan ditingkatkan dengan berbagai cara dan metode.

Minat membaca di kalangan mahasiswa menjadi sangat penting untuk meningkatkan wawasan dan keilmuan. Kebanyakan olah pikir, perilaku dan keilmuan seseorang dipengaruhi oleh seberapa sering ia menggunakan waktu untuk membaca. Semakin sering dan semakin banyak buku atau refernesi yang dibaca, semakin bertambah pula wawasan dan pengetahuan orang tersebut. Oleh karena itu, seringkali dikatakan bahwa membaca adalah jembatan ilmu. Hal ini tidaklah salah karena pengetahuan yang kita peroleh dari membaca dapat kita transfer kepada orang lain. Minat membaca dipengaruhi oleh 3 faktor penting, yaitu 1) koleksi bahan bacaan, 2) layanan perpustakaan, dan 3) infrastruktur yang mendukung (Pitoyo: 2020). Pemilihan bahan bacaan menjadi kunci seseorang untuk dapat meningkatkan frekuensi baacaannya. Pembaca tentunya akan memilih bahan bacaan yang disukai sehinga ia dapat mengembangkan imaginasi kritis dari bahan bacaan itu.

Membaca dalam hal ini menjadi kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa karena dengan membaca mahasiswa dapat meningkatkan keilmuan dan meraih prestasinya. Sangatlah tidak mungkin sebagai mahasiswa terbebas dari kegiatan membaca. Meskipun demikian, membaca adalah suatu kegiatan yang menuntut adanya kesungguhan, minat, dan ketekunan yang pada akhirnya akan menghadirkan pengetahuan dan keilmuan baru bagi pembaca itu sendiri. Minat membaca merupakan satu kunci penting untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Ali Mustadi & Faisal Amri: 2019). Minat membaca itu sendiri sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Menurut Sutarno (2006: 110) sebagaiman dikutip oleh Andre Donal dalam Ridwan menyatakan bahwa minat membaca dintentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung (Direct Factor) merujuk pada keluarga, guru, perpustakawan, dan lingkungan, sementara Faktor tidak langsung (Indirect Factor) melibatkan sumber-sumber bacaan, pemerintah, dan perusahaan-perusahan swasta yang peduli akan pendidikan. Muhamad Saleh (2011) dalam penelitiannya mengemukakan dua faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi adanya minat berkunjung ke perpustakaan, kondisi mahasiswa, kesadaran akan manfaat membaca buku, kemampuan daya nalar, kesadaran membaca untuk mendapatkan informasi, daya kritis mahasiswa terhadap informasi yang diperoleh. Sementara itu, faktor eksternal dapat berupa ketersediaan buku bacaan, kondisi buku bacaan, motivasi dosen, lingkungan kampus yang kondusif, dorongan dari dosen, teman, dan orang tua, serta sarana memperoleh bahan bacaan yang representatif. Faktor lingkungan tempat membaca yang nyaman, pilihan bahan bacaan, dan dorongan orang tua juga mempengaruhi minat membaca mahasiswa.

Adanya kebutuhan untuk menambah wawasan, meningkatkan prestasi, atau mencapai keberhasilan merupakan factor intrinsik yang muncul dari dalam diri manusia itu sendiri. Jika individu sudah merasa adanya suatu kebutuhan, ia akan memiliki motivasi melakukan sesuatu hal yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Minat (interest) memiliki kaitan erat dengan motif (motive). Motif merupakan faktor yang menyebabkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Sadirman (2007) menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern. Dengan demikian motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan untuk memenuhi kebutuhannya. Hidi dan Renninger sebagaimana dikutip oleh Seifert, Kelvin and Sutton, Rosemary

(3)

menyatakan bahwa minat (interest) merupakan aspek lain dari motivasi intrinsik (intrinsic motivation)—

energy atau dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Oleh karena itu, minat dan motivasi sangat sulit dibedakan karena keduanya seringkali dicampuradukkan pengertiannya.

Menghadapi MEA yang digaungkan pemerintah sejak tahun 2015, mahasiswa perawat dituntut untuk menguasai Bahasa asing agar dapat bersaing di pasar bebas (Ahsan: 2016), dan sejalan dengan pernyataan ketua AIPVIKI Wilayah III DKI Jakarta, Silvana Evi Linda, S.Kp., M.Kep dalam acara temu alumni 2021 Akademi Keperawatan Bina Insan yang dilakukan secara Daring bahwa Semua Akademi Keperawatan di wilayah Regional DKI Jakarta harus sudah memiliki wawasan internasional pada mailstone ke II. Saat ini, terjalin Kerjasama antara Akademi Keperawatan di wilayah regional DKI Jakarta dengan beberapa Universitas di tingkat ASEAN anatara lain, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Terkait kerja sama ditingkat ASEAN tersebut seminar dan pengajaran antara Akademi Keperawatan dan Universitas tersebut telah beberapa kali dilakukan secara daring. Dengan demikian, mahasiswa perawat harus mampu membekali dirinya dengan kemampuan berbahasa Inggris untuk meningkatkan profesionalismenya di tingkat internasional, terutama ditengah era industrialisasi 4.0. Hal inilah yang menjadi landasan peneliti untuk melakukan penelitian minat membaca mahasiswa perawat terkait dengan artikel berbahasa Inggris. Alasan terkait artikel Bahasa Inggris adalah kemudahan mahasiswa menemukan artikel baik di majalah on line maupun off line. Artikel bisa menjadi hal yang menarik untuk dibaca karena isinya yang ringkas. Rillan E. Wolesely menyatakan bahwa artikel adalah karangan tertulis yang bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, fakta yang isinya menghibur dan mendidik dengan Panjang tulisan tidak ditentukan. Dengan melihat sejauh mana minat mahasiswa perawat membaca artikel berbahasa Inggris, pengajar terutama, pengajar Bahasa Inggris, harus mampu menganalisis minat setiap mahasiswa untuk kemudian mencarai cara bagaimana membantu mahasiswa memupuk, meningkatkan, dan mempertahankan minat membaca yang dimiliki oleh setiap mahasiswa agar mereka mampu mengimbangi dan bersaing di ranah nasional dan internasional. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ann Renninger dan Suzanne bahwa minat adalah suatu hal yang tidak statis dan dapat dikembangkan dengan berbaga cara dan metode yang digunakan.

Dari beberapa penelitian yang ada, menunjukkan bahwa mahasiswa lebih suka melihat HP atau menonton youtube dibandingkan dengan membaca artikel yang disediakan oleh google atau media cetak lainnya. Fenomena ini menimbulkan keengganan membaca di kalangan mahasiswa. Mereka lebih suka menghabiskan waktu luang mereka dengan menonton daripada membaca artikel. Dalam hal ini minat dan kesenangan membaca seharusnya sudah tertanam sejak kecil dan keluarga menjadi faktor dominan dalam pembentukan generasi yang suka membaca. Menurut Chkravarthy (1999) sebagaimana dikutip oleh NajeemahMohd Yusof menyatakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam pembentukan kebiasaan membaca sejak anak-anak. Jika kebiasaan membaca sudah menjadi kegiatan dalam kesehariannya, hal ini akan membentuk karakter gemar membaca yang oleh karenanya membaca tidak perlu dipaksakaan sebagaimana sebagian mahasiswa menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu yang harus dipaksakan atau terpaksa membaca karena adanya tuntutan atau tekanan dari orang lain.

Dari beberapa referensi jurnal yang ada, penulis belum menemukan penelitian terkait dengan minat membaca mahasiswa perawat terhadap teks berbahasa Inggris. Beberapa penelitian terkait minat membaca sudah dilakukan antara lain oleh (Ade dan Tri (2014), Pitoyo (2020), Sri Utami, dkk (2021), dan Rahmani (2020). Penelitian tersebut dilakukan bagi mahasiswa non-keperawatan. Lanlan dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa minat belajar mahasiswa Bahasa Inggris keperawatan sangat rendah tidak terkait dengan minat membaca mahasiswa. Sementara itu, penelitian lain tidak terkait dengan mahasiswa keperawatan.

Rahmani dalam penelitiannya menemukan bahwa 80% mahasiswa tidak memiliki ketertarikan sama sekala terhadap jurnal ilmiah. Hal yang sama juga diutarakan oleh Sri Utami dalam penelitiannya bahwa sebanyak 73% mahasiswa tidak menyukai buku akademis atau bahan bacaan yang berbahasa Inggris.

Dari beberapa temuan peneliti tersebut terungkap bahwa rendahnya minat baca mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri dan faktor eksternal, seperti lingkungan, fasilitas kampus, dan support dari pengajar dalam bentuk metode pembelajaran. Berangkat dari permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menemukan seberapa jauh minat mahasiswa keperawatan dalam membaca artikel berbahasa inggris dan hal apa yang mendasari minat membaca mahasiswa perawat. Hal ini dilakukan mengingat tuntutan pendidikan dan dunia kerja semakin tinggi. Selanjutnya, penulis ingin mengetahui faktor apa yang mempangaruhi minat membaca mahasiswa perawat terhadap artikel berbahasa Inggris.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif. sebagaimana yang dikemukakan oleh Rahmadi (2011) bahwa subyek yang digunakan sebagai sumber informasi adalah orang dengan kriteria 1) subyek sudah cukup lama dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian penelitian, 2) subyek terlibat penuh dalam penelitian bidang tersebut, dan 3) subyek memiliki cukup waktu untuk dimintai informasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sample dalam penelitian ini adalah purposive technique, yaitu Teknik pengambilan sampel yang diarahkan selaras dengan tujuan studi.

Selanjutnya, dalam penelitian ini data disajikan secara deskriptif . Teknik pengambilan data dilakukan melalui kuesioner

(4)

yang dilakukan secara tertulis on-line. Hal ini senada dengan teori yang dikemukan Sugiono (2013) bahwa dalam kuesioner tehnik pengumpulan data dilakukan dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden. Selanjutnya, metode yang digunakan dalam kuesioner ini adalah daftar pertanyaan tertutup dengan menerapkan metode closed-ended questionnaire.

Dalam metode ini, responden diberikan pertanyaan dengan jawaban yang sudah tersedia dan tinggal memilih dari jawaban yang ada.

Untuk mendapatkan data dari responden, penulis menyebarkan kuesioner melalui google form. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk tabel data. Dari tabel data tersebut, kemudian dibuat dalam bentuk persentase dan dideskripsikan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penelitian tentang minat ini, penulis melakukan adaptasi dari indikator yang dikemukakan oleh Burs dan Lowe (2008), yaitu 1] kebutuhan kesadaran terhadap bacaan (necessity), 2] tindakan untuk mencari bacaan (action), 3] rasa senang dan perhatian pada bacaan (attention), 4] ketertarikan terhadap bacaan (interest), dan 5] keinginan untuk selalu membaca (desire). Penulis menggunakan lima indikator tersebut untuk menginterpretasikan data penelitian. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bina Insan semester I dan III dengan total responden yang terlibat sebanyak 75 orang. Dari kuesioner yang dibagikan secara daring ke 80 mahasiswa, ada 5 orang atau 6% mahasiswa yang tidak mengisi atau tidak mengikuti kuesioner ini. Kuesioner terdiri atas 13 butir pertanyaan. Dari 13 pertanyaan tersebut, 7 diantaranya merupakan indikator minat membaca bahasa Inggris mahasiswa akademi keperawatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah memperoleh data dari responden, penulis kemudian memformulasikan data tersebut melalui tabulasi dan pengkodingan. Pertanyaan pada kuesioner mengadaptasi indikator yang dikemukakan oleh Burs dan Lowe (2008 dalam Prasetyono) sebagaimana dikutip oleh Dwi Novi Antari, Dkk. Pada indikator preferensi sumber bacaan terkait kebutuhan membaca dan Tindakan untuk mencari bahan bacaan menunjukkan bahwa mahasiswa lebih memilih menggunakan media internet (68%) untuk mengerjakan tugas dari dosen, dibanding media cetak atau sumber lain, sementara terkait preferensi bahan bacaan mahasiswa lebih menyukai jenis humor atau komedi (24%) daripada karya ilmiah (11%). Responden merasa minder untuk mengekspresikan kemampuan bahasa Inggris mereka. Hal ini bisa disadari karena ketertarikan mereka terhadap pengajaran bahasa Inggris cukup rendah (48%). Ditambah lagi, mahasiswa merasa mengalami kesulitan ketika membaca artikel berbahasa Inggris karena defisiensi pengetahuan struktur, makna, dan cara membacanya. Terlebih lagi, dari pengetahuan bahasa Inggris yang mereka dapat di sekolah, mereka tidak mempraktikkannya atau tidak menambah pengetahuan mereka melalui peningkatan kapabilitas berbahasa, seperti mengambil kursus bahasa Inggris, bahkan sebanyak 52% mahasiswa menyatakan tidak pernah mengambil kursus bahasa Ingris.

Hal yang menjadi keprihatinan adalah tingkat minat membaca artikel berbahasa Inggris mahasiswa secara mandiri sangat rendah sekali (11%). Mereka lebih menunggu tugas yang diberikan oleh dosen pengajar daripada menggunakan waktu luang mereka untuk membaca artikel berbahasa Inggris. Dengan demikian, jika tidak ada tugas membaca artikel atau buku ilmiah berbahasa Inggris, mahasiswa lebih memilih melakukan kegiatan yang lain. Meskipun demikian, mahasiswa menyatakan mereka merasakan manfaat mengikuti pembelajaran bahasa Inggris karena menyangkut tentang keperawatan (67%). Mahasiswa juga memandang bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kemampuan bahasa Inggris memang diperlukan kendatipun mereka tidak akan bekerja ke luar negeri (51%). Akan tetapi, waktu yang digunakan mahasiswa untuk membaca artikel bahasa inggris sangat sedikit sekali 1-2 jam dalam seminggu yang berarti bersamaan dengan waktu pembelajaran bahasa Inggris dan mereka menyatakan tidak membaca artikel bahasa Inggris selain saat pembelajaran bahasa Inggris. Padahal, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris perlu adanya kontinyuitas atau konsistensi belajar atau membaca agar pengalaman belajar yang sudah diperoleh tidak terkubur oleh informasi baru.

Informasi yang kita peroleh akan hilang atau pudar jika tidak kita ulang ulang atau kita gunakan sebagaimana teori pemudaran menyatakan bahwa informasi yang kita peroleh, kita simpan di otak. Seiring berjalannya waktu, informasi yang telah kita peroleh tersebut akan melemah dan sulit diambil kembali dari memori kita, bahkan akan hilang jika informasi tersebut tidak digunakan. (Pudjono: 2015)

Selanjutnya, Pernyataan paradox mahasiswa adalah mereka kurang antusias dalam belajar bahasa Inggris, tetapi mereka ingin bisa berbahasa Inggris. Seharusnya keinginan untuk bisa berbahasa Inggris didukung dengan minat belajar bahasa Inggris dengan baik. Pada dasarnya, semakin baik minat belajar seseorang, semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh (Nurhasanah: 2016). Oleh karena itu, keinginan untuk bisa berbahasa Inggris harus didorong oleh minat belajar bahasa Inggris yang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Membaca adalah suatu kegiatan yang memerlukan waktu, konsentrasi, dan keinginan yang kuat untuk menyelesaikan bacaan dan memahami isinya. Kegiatan ini memerlukan suatu proses untuk mendapatkan informasi yang baru dan membangun informasi tersebut dengan pengalaman yang pernah diperolehnya. Membaca adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi yang ada dalam suatu bacaan Yunus: 2021). Sebagai suatu kegiatan yang memerlukan proses, kegiatan membaca tentu memerlukan waktu untuk dapat mengerti isi bacaan dengan baik. Indikator ini tidak muncul pada jawaban responden. Frekuensi waktu membaca dalam pengertian waktu yang digunakan responden untuk membaca artikel berbahasa Inggris dalam satu minggu hanya 1 sampai dengan 2 jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keinginan membaca dari dalam diri responden tidak muncul sebagaimana waktu 1-2 jam dalam satu minggu adalah jam pembelajaran bahasa Inggris. Mahasiswa hanya membaca artikel berbahasa Inggris ketika jam pembelajaran bahasa Inggris, di luar jam pembelajaran bahasa Inggris, responden tidak membaca artikel berbahasa Inggris. Selain itu, kepercayaan diri (self-confidence) mahasiswa untuk membaca atau tampil di depan umum terhitung rendah, yaitu (68%) mahasiswa menyatakan grogi atau takut membaca di depan umum. Hal ini tidak mengherankan karena kepercayaan diri (self-confidence) membaca di depan umum berhubungan dengan deficiency pengetahuan dan kemampuan berbahasa

(5)

Inggris. Dari variable kesulitan responden dalam membaca artikel berbahasa Inggris, sebanyak 53% mahasiswa tidak tahu cara membaca atau pengucapannya.

Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut, terutama membaca artikel berbahasa Inggris, perlu adanya metode yang dapat memberikan rasa percaya diri mahasiswa meningkat. Namun demikian perlu disadari bahwa kesulitan belajar mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya, motivasi belajar mahasiswa, intake atau raw input (dari mahasiswa), peran dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran, sarana dan prasarana, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar yang mendukung. Oleh karena itu, selain kualitas pengajar, keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi juga oleh fasilitas, motivasi belajar mahasiswa dan learning prosesnya. Tercapainya output dan hasil (outcome) sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan mahasiswa dalam pembelajarannya. Mahasiswa yang motivasinya tinggi akan selalu aktif di dalam pembelajarannya. Tingkat Motivasi belajar yang tinggi akan mengahsilkan prestasi hasil belajar yang tinggi pula.

(Hermayawati: 2010)

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat mahasiswa Akademi Keperawatan Bina Insan dalam membaca artikel berbahasa Inggris sangat jauh dari yang diharapkan untuk tidak dikatakan mereka tidak ada minat membaca artikel berbahasa Inggris. Keinginan institusi yang berharap agar mahasiswa mampu bersaing di ranah global terutama dengan telah dibukannya MEA memerlukan waktu untuk mewujudkannya. Kenyataan yang harus dihadapi oleh dosen bahasa Inggris adalah dengan rendahnya minat mahasiswa dalam membaca artikel berbahasa Inggris tersebut bagaimana para dosen bahasa Inggris mambangun minat mereka untuk mewujdukan misi institusi. Membaca artikel berbahasa Inggris adalah salah satu cara untuk memupuk kemampuan mahasiswa melakukan presentasi dan membaca makalah ketika ada kelas internasional yang melibatkan mahasiswa dari beberapa universitas di tingkat ASEAN. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu kiranya adanya suatu pemikiran yang lebih progresif dari institusi dan pengajar itu sendiri.

Diharapkan pengajar lebih kreatif dan inovatif dalam merangsang minat membaca artikel berbahasa Inggris. Salah satunya dengan mengadakan lomba membaca artikel atau merangkum artikel berbahasa Inggris. Dengan melihat realitas tersebut, pengajar perlu semakin memperbanyak metode pembelajaran yang dapat merangsang, mendorong, dan memotivasi mahasiswa sehingga minat membaca mahasiswa, terutama terkait artikel berbahasa Inggris, dapat di pupuk dan terus ditingkatkan. Selain itu, institusi hendaknya memperbanyak penyediaan bahan bacaan yang menarik, selain buku ilmiah keperawatan tentunya. Selanjutnya, peningkatan fasiltas pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi mahasiswa perlu dilakukan.

Dengan terbangunnya fasiltas yang memadahi dan metode pembelajaran yang menarik, minat membaca artikel berbahasa Inggris mahasiswa dapat ditingkatkan sebagaimana yang dinyatakan oleh Ann Renninger dan Suzanne bahwa minat tidak lah statis, tetapi dapat ditumbuhkan dan dikembangkan dengan berbagai cara dan metode. Minat tidak muncul secara tiba tiba pada diri seseorang, tetapi melalui suatu proses interaksi antara ketertarikan individu dan lingkungan tempat mereka berinteraksi dengan bahan bacaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan. 2016. Peran Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kompetensi Perawat di Era MEA disajikan dalam Konferensi Keperawatan Nasional I. Malang: UB Press.

Antari, Novi, Dwi, Nenden Sundari, dan Neneng Sri Wulan.2016. Studi Komparatif Minat Baca Siswa Sekolah Dasar Kelas V di Kota Serang. Jurnal. Kalimaya Volume IV, Nomor 2, Agustus 2016.

Badrov, Tatjana and Jurkovic, Ivana. 2017. Attitudes of Nursing Students toward the Importance of Communication Skills in the English Language. Croatia: Technical College in Bjelovar, Nursing Department Journal. appl. health sci.

2017; 3(2): 265-271

Banikusna, Anisa dan Santoso, Budi. 2018. Sarana dan prasarana pembelajaran serta minat belajar sebagai determinan terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol.2_No.1 Juli 2018.

Donal, Andre. 2015 Student’s Reading interest, A Case Study at FKIP at FKIP of the University of Pasir Pengaraian.

Journal of English Education Vol. 1 No. 1 June 2015

Elizabeth B. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Hermayanti, 2010. Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa. Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1.

Yogyakarta: FKIP-UMB

Muhria, Lanlan. 2020. Analisis Minat Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Bahasa Inggris. Majalengka: STKIP Yasika.

Jurnal “METABAHASA”, Volume 3 Nomor 2, Juni 2020

Mustadi, Ali dan Amri, Faisal. 2019. Factors Affecting Reading Interest of Elementary School Students. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 511.

Nurhasanah, Siti dan A. Sobandi. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, Agustus 2016. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Pitoyo, Andi. 2020. A Meta-Analysis: Factors Affecting Students’ Reading Interest in Indonesia. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding. Volume 7, Issue 7 August, 2020.

Pudjono. 2015. Teori Teori Kelupaan. Buletin Psikologi. Yogyakarta: UGM Rahmadi. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press.

Rahmani, Eka Fajar. 2019. Analisis Minat Baca Mahasiswa Terhadap Artikel Ilmiah. Tanjungpura: FKIP Universitas Tanjungpura. Edukasi: Jurnal Pendidikan, Vol. 17, No. 2, Desember 2019

Ramani, Fajar, Eka. 2019. Analisis Minat Baca Mahasiswa terhadap Artikel Ilmiah. Edukasi: Jurnal Pendidikan, Vol. 17, No. 2, Desember 2019.

Renninger, Ann, K. and Hid, Suzanne E. 2016. The Power of Interest for Motivation and Engagement. New York: Taylor and Francis Group.

(6)

Sabri, Ahmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. Jakarta: Ciputat Press

Saleh, Muhammad. 2011. Faktor Fakto yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Baca Mahasiswa STAIN Parepare. Pusat

Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Dapat Diakses di

http://repository.stainparepare.ac.id/127/1/penelitian%202011.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2021.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Seifert, Kelvin and Sutton, Rosemary. 2019. Educational Psychology. Washingthon: The Saylor Foundation

Utami, Sri & Nur, Jumaidi.2021. An Analysis of Students’ Reading Interest During Learning from Home amidst the Covid- 19 Pandemic. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 8 (1), 2021, 140-155

Yusof, Najeemah Mohd. 2010. Influence of family factors on reading habits and interest among level 2 pupils in national primary schools in Malaysia. Malaysia: Elsevier Ltd.

Referensi

Dokumen terkait

The findings shown in the table above indicated that the cognitive Level of Revised Bloom’s Taxonomy applied through reading questions in English Textbook for tenth graders in SMK

Inhibition of α-glucosidase activities may inhibit glucose absorption.6,10–12 However, soursop leaves contain a chemical substance glycoside, which is a molecule consisting of sugar