© I Komang Werdhiana, dkk | 32
Science Dissemination
Jurnal Pengabdian Pendidikan MIPA
MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GURU SDN MODEL TERPADU MADANI PALU MEMBUAT BAHAN AJAR BERBASIS
AUDIOVISUAL
IMPROVING ABILITY OF THE SDN MODEL TERPADU MADANI PALU TEACHERS IN MAKING AUDIOVISUAL-BASED TEACHING MATERIALS
I Komang Werdhiana1 Marungkil Pasaribu1 I wayan Darmadi1 Haeruddin1
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Indonesia1
Article history
Received : 20 May 2023 Revised : 23 May 2023 Accepted : 30 May 2023
*Corresponding author
Email : [email protected] Vol. 1 No. 2 Tahun 2023
hal. 32-36
https://doi.org/10.22487/jppmt.v1i2.3630
Abstrak
Seluruh sekolah di Kota Palu melakukan pembelajaran secara daring pada masa pandemik covid-19. Pembelajaran melalui daring harus didukung bahan ajar dan media yang memadai agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring adalah media audiovisual.
Bahan ajar berbasis audiovisual dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran secara daring. SDN Model Terpadu Madani Palu merupakan salah satu sekolah dasar yang melakukan pembelajaran daring, karena itu perlu guru-guru dibekali kemampuan dalam menyajikan bahan ajar berbasis audiovisual. Semua guru SDN Model Terpadu madani memiliki fasilitas komputer dan internet yang memadai. Dengan fasilitas yang tersedia guru-guru dapat dilatih untuk meningkatkan kemampuannya dalam membuat bahan ajar audiovisual. Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SDN Model Terpadu Madani Palu melalui pelatihan dan pendampingan.
Hasil pelatihan menunjukan bahwa guru-guru merasa mampu membuat bahan ajar audiovisual setelah mengikuti pelatihan. Harapan dari guru-guru agar dapat dilakukan lagi pelatihan semacam ini. Untuk dapat melibatkan lebih banyak guru-guru SD maka perlu dilakukan kerjasama dengan KKG.
Kata Kunci: Bahan ajar, Audiovisual, pelatihan, pendampingan
Abstract
All schools in Palu City conducted online learning during the covid-19 pandemic. Online learning must be supported by adequate teaching materials and media so that the learning process can take place properly. Media that can be used in online learning is audiovisual media. Audiovisual-based teaching materials can help teachers and students in online learning. SDN Model terpadu Madani Palu is one of the elementary schools that conducts online learning, therefore teachers need to be equipped with the ability to present audiovisual-based teaching materials. All teachers of SDN Model terpadu Madani Palu have adequate computer and internet facilities. With the available facilities, teachers can be trained to improve their skills in making audiovisual teaching materials. The solution offered is to increase the ability of the SDN Model terpadu Madani Palu teachers through training and mentoring. The results of the training showed that teachers felt they were able to make audiovisual teaching materials after attending the training. The hope of the teachers is that this kind of training can be carried out again. In order to involve more elementary school teachers, it is necessary to collaborate with the KKG.
Keywords: Teaching materials, Audiovisual, training, mentoring
PENDAHULUAN Analisis Situasi
Pembelajaran melalui daring diperlukan media audiovisual.
Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka bahan ajar disajikan dengan berbasis audiovisual. Media audiovisual dapat berupa video dan animasi. Banyak video yang berisi konten pendidikan dapat diperoleh melalui YouTube [1] dan penggunaan kartun animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep sains tertentu [2]. Video multimedia membantu meningkatkan kesadaran siswa untuk belajar, memperbaiki pemahaman siswa dan meningkatkan kesungguhan belajarnya [3].
Pemahaman siswa terhadap pelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Pembelajaran dengan bantuan audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa [4], [5]. Siswa diajar dengan berbantuan audiovisual memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada yang diajar secara tradisional [6], [7]. Karena itu penting bagi guru untuk menghasil bahan ajar berbasis audiovisual. Hasil karya ini dapat dikemas dalam bentuk file yang dapat diberikan kepada siswa.
asil media bentuk file dapat dioperasikan pada diberbagai software pemutar video yang ada pada komputer atau
laptop [8] dan saat ini dengan adanya teknologi android, maka dengan mudah untuk diaktifkan di dalam ponsel android. Sehingga penggunaan media pembelajaran audiovisual sangat mudah diberikan kepada siswa.
Penggunaan audiovisual dapat memberi dampak yang signifikan terhadap pengajaran dan pembelajaran di SMP [9]. Respon siswa tinggi terhadap proses pembelajaran audiovisual dan penggunaan proses pembelajaran audiovisual dapat mendorong kemampuan sosial dan intelektual siswa berkembang [10].
Pembelajaran menggunakan audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa.
memberikan hasil belajar yang baik. Karena itu perlu untuk dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru SDN Model Terpadu Madani dalam mebuat bahan ajar berbasis audiovisual. Setiap guru memiliki fasilitas yang memadai untuk membuat bahan ajar berbasis audiovisual dalam pembelajaran daring.
Bahan ajar berbasis audiovisual dapat disajikan dalam powerpoint yang disajikan langsung oleh guru melalui pembelajaran online dan juga disajikan dalam bentuk video untuk diberikan kepada siswa. Melalui bahan ajar ini
diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam meingkatkan aktifitas pembelajaran secara daring.
Permasalah Mitra
Berdasarkan analisis situasi bahwa semua guru memiliki fasilitas internet dan komputer yang sangat memadai melakukan pembelajaran secara daring. Dalam pembelajaran secara daring untuk siswa SD sering terkendala untuk dapat dilakukan online karena tidak semua siswa memiliki HP sendiri, terkadang menggunakan milik orang tuanya. Karena itu perlu bagi guru mengupayakan agar semua siswa dapat mengikuti materi yang disajikan oleh guru. Cara yang dapat ditempuh adalah membuat bahan ajar yang disajikan dalam bentuk video. Namun mereka belum mahir dalam mengemas bahan ajar berbasis audiovisual.
Masalah yang dihadapi guru-guru SDN Model Terpadu Madani Palu adalah belum mahir dalam membuat bahan ajar audiovisual karena itu perlu diberikan pelatihan dan pendampingan dalam membuat bahan ajar audiovisual.
Berdasarkan urain di atas maka rumusan masalah pengabdian adalah:
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru SDN Model Terpadu Madani membuat bahan ajar berbasis audiovisual?
METODE PELAKSANAAN Solusi Yang Ditawarkan
Permasalahan yang dihadapi guru adalah kemampuan dalam membuat bahan ajar berbasis audiovisual, kemampuan memasukkan video ke dalam powerpoint dan merekam bahan ajar dalam powerpoint menjadi video.
Karena itu perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru SDN Model Terpadu Madani Palu dalam membuat bahan ajar berbasis audiovisual.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan pelatihan dan pendampingan adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian materi pelatihan oleh tim pengabdi.
Materi tentang media audiovisual, cara mengemas bahan ajar berbasis audiovisual ke dalam powerpoint dan cara mendapatkan video-video melalui youtube b. Pelatihan membuat bahan ajar berbasis audiovisual c. Selama penyusunan bahan ajar dilakukan
pendampingan oleh tim pengabdi Partisipasi Sasaran
Kegiatan pengabdian ini melibatkan kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah menugaskan guru-guru untuk terlibat dalam pelatihan membuat bahan ajar berbasis audiovisual. Pihak sekolah menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan, seperti proyektor, ruangan untuk pelatihan dan internet.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pengabdian telah dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru SDN Model Terpadu Madani dan dari SD Lain di Kota Palu. Pelatihan dan pendampingan dilakukan selama dua hari. Guru-guru yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias dan mereka berharap dilain kesempatan diadakan lagi kegiatan seperti ini. Harapan dari kegiatan ini guru- guru dapat membuat bahan ajar berbasis audiovisual yang
disajikan dalam PowerPoint (PPT). Sebelum dilakukan pelatihan pertama-tama guru-guru diminta untuk mengisi angket terkait pengalamannya dalam membuat bahan ajar yang disajikan dalam PPT dan menggunakan media audiovisual. Hasil angket disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil angket tentang kemampuan guru menyusun bahan ajar berbasis audiovisual
No Pernyataan Kriteria Penilaian STS TS S SS Sebelum Workshop
1 Mampu membuat
bahan ajar audiovisual 2 5 3 1 2 Mengajar
menggunakan media
audiovisual 2 7 1 1
3
Mampu menyajikan bahan ajar dalam
powerpoint 0 0 8 3
Pernah mengikuti pelatihan 4
media audiovisual 0 5 3 3 5
Perlu menggunakan audiovisual dalam
pembelajaran 0 2 5 4
6
Perlu Pelatihan/Workshop membuat bahan ajar
audiovisual 0 0 6 5
Keterangan:
STS = Sangat tidak setuju TS = Tidak setuju S = Setuju SS = Sangat setuju
Gambar 1. Diagram Tanggapan Peserta Sebelum Workshop Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa guru-guru SDN Model Terpadu Madani dan beberapa guru dari sekolah lain mampu menyajikan bahan ajar dalam powerpoint. Ada beberapa orang yang belum mampu membuat bahan ajar audiovisual dan belum menggunakan media audiovisual ketika mengajar. Sebagian besar guru- guru merasa perlu menggunakan audiovisual dalam pembelajaran dan perlu diadakan pelatihan membuat bahan ajar audio visual. Untuk lebih jelasnya perbandingan respon guru-guru terhadap angket terkait pengalamannya dalam membuat bahan ajar yang disajikan dalam PPT dan menggunakan media audiovisual disajikan diagram pada gambar 1.
0 2 4 6 8 10
S T S
Gambar 2. Penyampaian Materi Hari Pertama Hasil tanggapan peserta menunjukkan perlu diberikan penjelasan tentang media secara umum dan media audiovisual secara khusus. Pada hari pertama kami menyampaikan materi tentang media dan penerapannya dalam pembelajaran.
Guru-guru menyimak materi yang disampaikan dengan baik. Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Ada beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan. Ketua kelompok kerja guru (KKG) menyampaikan ketertarikannya terhadap materi yang disampaikan dan meminta kesediaan kami untuk
dapat memberikan pelatihan yang sama di KKG pada kesempatan berikutnya.
Hari kedua dilanjutkan memberikan materi khusus membuat bahan ajar berbasis audio visual. Penyajian materi diawali dengan menjelaskan madia audiovisual, kemudian disampaikan tentang bahan ajar berbasis audiovisual. Bahan ajar berbasis audiovisual yang dimaksud adalah penyajian materi ajar dalam PPT yang disertai beberapa media audio visual seperti video.
Gambar 3. Penyampaian Materi Audivisual
Guru-guru tertarik dengan materi yang disajikan yang disertai contoh dan cara membuat atau menyajikan materi dalam PPT. Guru-guru dilatih cara memasukkan video ke dalam PPT dan cara merekam PPT menjadi video.
PPT yang direkam nantinya dapat diberikan kepada siswa agar dapat diputar kembali dan siswa mendapat penjelasan materi dengan baik. PPT ini dapat disajikan langsung ketika mengajar secara daring maupun luring.
Hasil rekaman PPT dapat dikirim melalui WA kepada siswa.
Gambar 4 Guru-guru menyimak materi yang disampaikan Latihan diawali dengan meminta guru-guru untuk mencoba memasukkan video ke dalam PPT, kemudian cara mengaktifkan video ketika mau menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Setelah mereka bisa memasukkan video dilanjutkan dengan cara merekam PPT untuk dijadikan video.
No Pernyataan Kriteria Penilaian STS TS S SS Setelah Workshop
1 Mampu membuat bahan ajar audiovisual
1 13 6
2 Mampu mengajar menggunakan media audiovisual
14 6
3
Mampu menyajikan bahan ajar dalam powerpoint
1 13 6
Pelaksanaan Workshop 1
Materi Workshop membantu guru dalam membuat bahan ajar audiovisual
5 15
2
Penyajian materi workshop
menarik 6 14
3 Penyajian materi workshop jelas dan mudah dipahami
8 12
4 Saya tertarik untuk membuat bahan ajar audiovisual
4 16
5 Pendampingan yang dilakukan Dosen membantu saya untuk membuat bahan ajar audiovisual
6 14
6 Setelah workshop dan pendampingan Saya mampu membuat bahan ajar audiovisual
14 6
7 Saya mencoba
mengimplementasikan bahan ajar audiovisual di kelas
17 3
8 Saya mengharapkan dilakukan workshop lanjutan untuk menyusun bahan ajar audiovisual dan cara menyampaikan di kelas
5 15
Gambar 5 Guru-guru berlatih membuat bahan ajar audiovisual Beberapa guru meminta dipandu untuk memasukkan video ke PPT dan cara merekamnya. Setelah selesai kegiatan latihan membuat bahan ajar audiovisual, guru- guru diminta mengisi angket terkait pelatihan yang diikuti.
Hasil angket disajikan dalam Tabel 2.
Table 2. Tanggapan Peserta Setelah Workshop dan Pelaksanaan Workshop
Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa para peserta merasa mampu membuat bahan ajar berbasis audiovisual.
13 atau 65% orang guru menyatakan setuju dan 6 atau 30% orang guru menyatakan sangat setuju mampu membuat bahan ajar audiovisual. Pelatihan yang diberikan dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat bahan ajar audiovisual. Tiga pernyataan terkait kemampuan guru dalam membuat bahan ajar adiuo visual dan mengajar menggunakan PPT dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Diagram tanggapan peserta setelah workshop
Gambar 7. Digram Tanggapan Peserta Terhadap Pelaksanaan Workshop
Guru-guru juga diminta tanggapannya terhadap workshop atau pelatihan yang dilakukan. Tanggapan guru –guru menunjukkan bahwa semua pernyataan dalam kategori setuju dan sangat setuju. Ini berarti bahwa pelatihan yang dilakukan mendapatkan sambutan positif.
Mereka semua berharap dapat dilakukan lagi workshop semacam ini.
Pembahasan
Hasil pelatihan menunjukkan bahwa guru-guru berharap workshop seperti ini dapat dilakukan lagi.
Permintaan ini didasarkan pada bahwa materi yang diberikan memberikan manfaat dalam merancang bahan ajar berbasis audiovisual. Tampak dari Tabel 2 semua peserta menyatakan setuju bahwa materi workshop membantu guru dalam membuat bahan ajar audiovisual.
Setelah workshop dan pendampingan guru mampu membuat bahan ajar audiovisual.
Sebagian besar Guru-guru pada awalnya belum mampu membuat bahan ajar audiovisual dan belum menggunakan media audiovisual ketika mengajar. Namun mereka sudah biasa menggunakan powerpoint. Melalaui pelatihan ini mereka dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengemas bahan ajar pada powerpoint yang dilengkapi dengan media audiovisual. Hal ini ditunjukkan hasil angket pada Tabel 2, bahwa 95% dari peserta mampu membuat bahan ajar audiovisual.
Hasil lainnya yang menarik adalah bahwa awalnya sebagian besar peserta merasa belum melakukan pembelajaran menggunakan media audiovisual, dan setelah melakukan pelatihan ini mereka merasa percaya diri bisa melakukan pembelajaran menggunakan audiovisual. Ini artinya jika guru-guru sering diberikan pelatihan seperti ini dapat meningkatkan kepercayaannya dalam membuat bahan ajar dan mengajar menggunakan media audiovisual. Pada masa pandemi ini perangkat pembelajaran yang dilengkapi dengan media adudiovisual sangat bermanfaat dalam pembelajaran secara daring.
Selain itu jika materi ajar yang dikemas dalam PPT dijadikan video dapat diberikan kepada siswa untuk dipelajari secara mandiri. Karena itu penting bagi guru- guru membuat bahan ajar yang dapat memudahkan siswanya belajar secara mandiri dan juga belajar di bawah bimbingan guru.
Harapannya gru-guru kedepannya selalu melakukan pembelajaran dengan menggunakan media yang menarik. Melalui pelatihan ini guru-guru telah meninjukan keseriusannya mengikuti kegiatan ini.
Pelatihan yang dilakukan itu belum sampai pada guru-guru mempraktikkan menyajikan materi ajar yang disusun dalam powerpoint. Karena itu kedepannya perlu dirancang pelatihan dengan durasi waktu yang lebih lama.
Selain durasi waktu yang lebih lama juga perlu ditindak lanjuti dengan peserta yang lebih banyak, misalnya melibatkan KKG setiap kecamatan yang ada di kota Palu.
Ketika pelatihan ketua KKGnya sangat tertarik dengan kegiatan ini, karena itu beliau menawarkan bisa bekerja sama dalam melaksanakan pelatihan terkait mengembangkan perangkat pembelajaran dan membuat media pembelajaran.
KESIMPULAN
Pengabdian ini telah dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru SDN Model Terpadu Madani dan guru-guru dari SD lainnya di Kota Palu. Pelaksanaan 0
2 4 6 8 10 12 14 16
Mampu membuat bahan ajar audiovisual
Mampu mengajar menggunakan
media audiovisual
Mampu menyajikan
bahan ajar dalam powerpoint
STS TS S SS
02 4 68 10 1214 16 18
STS TS S SS
pelatihan berjalan dengan baik dan guru-guru sangat antusias mengikutinya. Hasil angket menunjukkan bahwa guru-guru merasa mampu membuat bahan ajar audiovisual setelah mengikuti pelatihan. Harapan dari guru-guru agar dapat dilakukan lagi pelatihan semacam ini.
Pelatihan membuat bahan ajar audiovisual dapat melibatkan lebih banyak guru-guru melalui pengabdian semacam ini. Untuk melibatkan guru-guru yang lebih banyakan dapat bekerja sama dengan KKG. Karena itu sangat penting kedepannya bekerja sama dengan KKG yang ada disetiap kecamatan di Kota Palu.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Snelson and Perkins, 2009, From Silent Film to YouTube™:
Tracing the Historical Roots of Motion Picture Technologies in Education, Journal of Visual Literacy , Volume 28, 1-27 [2] Dalacosta, K., Kamariotaki-Paparrigopoulou ,M. , Palyvos ,
J.A. and Spyrellis, N., 2009, Multimedia application with animated cartoons for teaching science in elementary education, Computers & Education 52, 741–748
[3] Yueh, H.-P., Lin,W., Huang, J.-Y, Sheen, H.-J., 2012, Effect Of Student Engagement On Multimedia-Assisted Instruction, Knowledge Management & E-Learning: An International Journal, Vol.4, No.3.
[4] Septiawan, Arini, dan Sudatha, 2014, Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil Di Sd Negeri 2 Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/ 2014, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2 No. 1
[5] Widya, Sujana dan Negara, 2014, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Saraswati 2 Denpasar, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2 No. 1.
[6] Gul, S., Kiyani, A., Chuadhry, M.A,, and Liaqut,S.2014, Role Of A.V Aids On The Cognition Of Students At Secondary Level, International Journal of Innovation and Applied Studies Vol. 9 No. 3, 1140-1147
[7] Nelson, Buabeng, and Osafo,2012 Impact Of Audio-Visual Aids On Senior High School Students’ Achievement In Physics, Eurasian J. Phys. Chem. Educ. 4(1), 46-54.
[8] Yuliono, S.N., Sarwanto dan Wahyuningsih, D., 2014) Video Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kalor Untuk Siswa Kelas Vii, Jurnal Pendidikan Fisika Vol.2 No.1 Halaman 21.
[9] Ode, 2014, Impact Of Audio-Visual (Avs) Resources On Teaching And Learning In Some Selected Private Secondary Schools In Makurdi, International Journal of Research in Vol. 2, Issue 5, 195-202.
[10] Olube, 2015, Primary School Pupils’ Response To Audio- Visual Learning Process In Port-Harcourt, Journal of Education and Practice Vol.6, No.10.