• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP DI SD MUHAMMADIYAH SE KOTA PADANGSIDIMPUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP DI SD MUHAMMADIYAH SE KOTA PADANGSIDIMPUAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT

PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP

DI SD MUHAMMADIYAH SEKOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

MULIA SYAHRIL NIM 8126132024

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRACT

Mulia Syahril, 8126132024. Improve The Ability of Teachers to Make the Learning Science Through Workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby.Tesis.Pascasarjana. Medan State University.2015

The role of teachers in the implementation of the learning process in the classroom is one determinant of achievement of the professionalism education. In duties, there is a set of tasks that must be prepared teachers relate to his profession as a teacher from planning, implementing learning activities, and assessment activities and learning outcomes . Task is related to the competence of teachers must have.

This study intends to describe the increase in the ability of teachers to make the learning science through workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby. To answer the research problem posed the hypothesis of action, namely: (1) the workshop can improve the ability of teachers to create lesson plans science, (2) the workshop can improve the ability of teachers to create teaching materials, (3) the workshop can improve the ability of teachers to make instructional media science, (4) the workshop can improve the ability of teachers to make science learning evaluation.

Subjects consisted of 16 teachers. Data collection techniques using research instruments, namely, the plan assessment instrument, the instrument valuation clause materials, instruments of learning media assessment and evaluation of learning assessment instruments. Teachers are considered successful if it reaches a value in both categories in accordance with the criteria of completeness that already. The procedures performed in this study include planning, action, observation and reflection are cyclical. The results of observations on a cycle that is in conformity completeness criteria are maintained or enhanced. The results are not in accordance completeness criteria will be fixed in the second cycle. This research was conducted in two cycles.

(5)

ABSTRAK

Mulia Syahril, 8126132021. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Membuat

Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan. Tesis.Pascasarjana.UniversitasNegeri Medan, 2015.

Peranan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas yang harus dipersiapkan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan penilaian kegiatan dan hasil belajar. Tugas guru

ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya.

Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA melalui workshop di SD Muhammadiyah se kota Padangsidimpuan. Untuk menjawab permasalahan penelitian diajukan hipotesis

tindakan yaitu: (1) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP IPA, (2) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat bahan ajar IPA, (3) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran IPA, (4) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.

Subjek penelitian terdiri dari 16 orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yaitu, instrumen penilaian RPP, instrumen penilaian bahan ajar, instrumen penilaian media pembelajaran dan instrumen evaluasi pembelajaran. Guru dianggap berhasil jika mencapai nilai dalam kategori baik sesuai dengan kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang bersifat siklus. Hasil observasi pada siklus satu yang sudah sesuai kriteria ketuntasan dipertahankan

atau ditingkatkan lagi. Hasil yang belum sesuai kriteria ketuntasan akan diperbaiki pada siklus kedua. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.

(6)
(7)

KATA PENGANTAR مــيح رـلا نمحرـلا ه مــــــــسب

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT

yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan

mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Membuat

Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se

Kota Padangsidimpuan”. Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi

hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis

serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat

waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana

selama ini. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd,

selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam

mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam

penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Dr.Darwin, M. Pd, dan Prof. Dr. Paningkan Siburian, M. Pd sebagai

Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program

(8)

3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd, Prof. Dr. H. Abdul Hamid

K, M.Pd, dan Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen

serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Bapak Kadis Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.

6. Bapak Ketua Yayasan Perguruan Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan

yang telah membantu dan memberikan izin penelitian di sekolah lingkungan

perguruan Muhammadiyah.

7. Teristimewa orangtua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda

Hazairin Nasution, Ibunda Faridah Hannum, yang telah memberikan kasih

sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan dorongan moril dan materil

yang tiada terhingga dan dorongan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

8. Kepada istri tercinta Lola Pilana beserta ananda Rizqo Anugrah Nasution,

Perwira Madani Akbar Nasution, Humayraa Izzati Nasution yang selalu setia

mendampingi, mendukung dan memotivasi penulis sehingga tesis ini dapat

(9)

9. Kepada Seluruh rekan sejawat di Perguruan Muhammadiyah Kota

Padangsidimpuan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis.

10. Teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XXI kelas B1, yang telah

banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

11. Seluruh rekan-rekan, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus

yang telah memberi sumbangan moril dan materil kepada penulis.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan

penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari ALLAH SWT.

Medan, Pebruari 2015

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

(11)

3. Siklus 2... 146

a. Observasi siklus 2... 147

b. Refleksi Pelaksanan siklus 2... 148

B. Pembahasan... 168

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 172

A. Simpulan... 172

B. Implikasi... 173

C. Saran... 175

DAFTAR PUSTAKA... 176

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 10 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 138

Tabel 11 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media pembelajaran... 140

Tabel 12 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 142

Tabel 13 Rekapitulasi hasil observasi sarana pendukung... 148

Tabel 14 Rekapitulasi hasil observasi terhadap guru siklus 2... 149

Tabel 15 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek RPP... 150

Tabel 16 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 153

Tabel 17 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media Pembelajaran... 155

Tabel 18 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 156

Tabel 19 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek RPP... 159

Tabel 20 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek bahan ajar... 160

Tabel 21 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek media pembelajaran... 161

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 1... 138

Gambar 7 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 1... 140

Gambar 8 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 1... 142

Gambar 9 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 1... 144

Gambar 10 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 2... 152

Gambar 11 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 2... 154

Gambar 12 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 2... 156

Gambar 13 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 2... 158

Gambar 19 Diagram pencapaian persentase aspek media pembelajaran... 164

Gambar 20 Diagram pencapaian skor aspek evaluasi pembelajaran... 165

(14)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen penilaian RPP... 179

Lampiran 2 Intrumen penilaian bahan ajar... 182

Lampiran 3 Intrumen penilaian media pembelajaran... 184

Lampiran 4 Instrumen penilaian evaluasi pembelajaran... 186

Lampiran 5 Instrumen penilaian peserta... 187

Lampiran 6 Instrumen observasi sarana pendukung... 188

Lampiran 7 Acuan Kegiatan Workshop... 189

Lampiran 8 Jadwal Workshop... 190

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

tujuannya. Posisi guru sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia peserta

didik dan perwujudan tujuan pendidikan nasional. Keberadaan guru di kelas tidak dapat

digantikan oleh teknologi dan media serta perangkat pembelajaran, sebab secanggih apapun

teknologi dan media pembelajaran tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi secara

efektif dengan peserta didik. Peserta didik membutuhkan guru sebagai manajer, fasilitator,

inovator dan motivator di kelas. Di samping itu guru diposisikan juga sebagai orang tua di

sekolah yang akan menanamkan kasih sayang, kearifan, kejujuran dan merupakan sosok

teladan bagi siswa. Dengan posisi seperti itu maka guru dituntut tampil sebagai seorang

profesional.

Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas

yang harus dilaksanakan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian kegiatan

dan hasil belajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya.

Untuk dapat menjalankan tugas keprofesionalannya dengan maksimal guru dituntut

memiliki empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,

kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi yang dimiliki guru

tersebut sangat memengaruhi kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen

pembaharuan yang diharapkan memberikan nuansa baru dalam bidang pendidikan sehingga

(16)

kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut yang menjadi sorotan adalah kompetensi yang

berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, dimana guru dituntut mampu

menyusun rencana dan program pembelajaran dengan baik, serta mampu memilih dan

menggunakan media serta metode pembelajaran yang tepat. Kompetensi ini merupakan

bagian dari kompetensi pedagogik.

Menurut Undang Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 Pasal 10 dinyatakan

bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi

berbagai potensi yang dimilikinya (Kunandar 2007:76).

Pada umumnya guru membuat perangkat pembelajaran hanya sekedar untuk memenuhi

kewajiban administratif ketika di supervisi. Ini diketahui dari jawaban 34 orang guru yang

langsung peneliti survey di seluruh SD Muhammadiyah di Kota Padangsidimpuan yang

menyatakan membuat perangkat pembelajaran hanya ketika akan disupervisi oleh pengawas

sekolah atau kepala sekolah. Perangkat yang dibuat adalah silabus, RPP, dan LKS. Perangkat

pembelajaran tersebut juga kadang kadang tidak dipergunakan ketika melaksanakan proses

pembelajaran di kelas. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan atau kompetensi guru

masih rendah dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan dan pemanfaatan perencanaan

pembelajaran.

Untuk menyongsong kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP salah satu hal yang

paling mendasar adalah pembelajaran tematik diseluruh kelas. Implikasinya adalah

rencanaan pelaksanaan pembelajaran yang selama ini terdiri dari masing masing pelajaran

berubah menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Artinya dalam satu

rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa mata pelajaran yang sekaligus

(17)

pembelajaran harus ditingkatkan. Namun kenyataan di lapangan guru masih kesulitan dalam

membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.

Rendahnya kemampuan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran tersebut

dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang apa dan bagaimana perangkat

pembelajaran yang baik dan benar. Untuk dapat meningkatkan pemahaman guru tentang

perangkat pembelajaran, maka diperlukan adanya upaya pembinaan dan pemberian bantuan

terhadap guru guru tersebut.

Berbagai cara sudah ditempuh oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru

demi tercapainya lulusan yang berkualitas yang akan mampu bersaing di tingkat nasional,

regional maupun internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui

sertifikasi guru sehingga diharapkan kinerja guru akan meningkat dan semakin profesional

dalam menjalankan tugasnya di kelas.

Menurut Pidarta (2008:53) bahwa setiap guru adalah merupakan pribadi yang

berkembang. Bila perkembangan ini dilayani sudah tentu dapat lebih terarah dan

mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan

kepada guru guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja , guru harus memiliki

kemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional

keguruan dan pendidikan, penguasaan cara cara penyesuaian diri dan berkepribadian untuk

melaksanakan tugasnya.

Di lain pihak kemampuan guru juga terus berkembangkan melalui berbagai kegiatan,

seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), peningkatan kualifikasi pendidikan guru, kegiatan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), kelompok kerja guru (KKG), workshop

pembelajaran dan supervisi pendidikan. Namun fakta yang terjadi di lapangan masih banyak

keluhan yang memojokkan bahwa kinerja guru masih belum optimal dalam melaksanakan

(18)

sebab rendahnya mutu pendidikan adalah kurangnya kompetensi atau kemampuan guru

dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks ini kinerja guru adalah kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu berupa aktivitas mengajar dalam proses pembelajaran

siswa.

Jalal dan Supriadi (2001:262) mengemukakan bahwa kenyataannya mutu guru amat

beragam. Tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode

mengajar yang inovatif masih kurang. Dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian guru SD,

hampir separuh guru SMP dan sekitar 20 % guru SMA masih berpendidikan kurang

(underquaified) dari yang diharapkan.

Fenomena yang ada sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan seluruh kepala

sekolah dan beberapa siswa di SD Muhammadiyah Padangsidimpuan yang mengindikasikan

kurang kompetennya guru dalam mengajar, disiplin guru yang masih kurang, semangat kerja

yang rendah, masih banyak yang mengajar dengan cara konvensional dan belum sepenuhnya

mengacu pada tuntutan kurikulum melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Dalam rangka pergantian kurikulum KTSP menuju Kurikulum 2013, salah satu upaya

perbaikan kualitas pembelajaran adalah perbaikan desain rencana pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini

dimungkinkan karena di dalam desain pembelajaran, tahapan tahapan yang akan

dilaksanakan guru dalam mengajar telah dirancang dengan baik, mulai dari tujuan

pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya adalah untuk mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan studi

pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 34 orang guru di SD Muhammadiyah Kota

Padangsidimpuan melalui wawancara terdapat 65 % guru masih merasa kesulitan dalam

(19)

keterampilan di kegiatan inti pembelajaran. Guru masih memandang bahwa perangkat

pembelajaran yang mereka susun hanya sebagai rutinitas untuk kepentingan administrasi

sekolah yang implementasinya kurang diperhatikan. Demikian juga dalam praktek

pembelajaran IPA di kelas atau laboratorium, masih banyak sekolah yang tidak lengkap alat

dan bahan praktikum sehingga belum mampu mengoptimalkan pembelajaran siswa dalam

bentuk keterampilan proses IPA, karena itu masih sulit untuk mengimplementasikan

pelaksanaan kurikulum 2013 yang akan diterapkan menyeluruh tahun ajaran 2014/2015.

Upaya peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran

memerlukan pembinaan melalui sosialisasi dan pelatihan, baik dari pengawas sekolah

maupun dari kepala sekolah. Salah satu bentuknya adalah dengan mengadakan workshop

pembuatan perangkat pembelajaran. Workshop dipilih karena dalam motode pelatihan ini

teori dan praktek berlangsung seimbang. Dengan kata lain peserta langsung mengaplikasikan

teori yang disampaikan ke dalam bentuk produk yang diharapkan. Di samping itu

pelaksanaannya ditekankan pada terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Sosialisasi

dan pelatihan seperti halnya workshop tersebut perlu diarahkan pada upaya upaya yang

sifatnya memberikan kesempatan kepada guru agar potensi sumber daya guru dapat tumbuh

dan berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas

pokoknya, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.

Di dalam kegiatan workshop perangkat pembelajaran ini, terdapat kegiatan

sosialisasi, diskusi dan cara penyusunan RPP yang benar berdasarkan Permendikbud

Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses Pendidikan dasar dan

menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan

mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang mengamanatkan agar

(20)

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan latar belakang permasalahan

di atas penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul: Meningkatkan

Kemampuan Guru dalam menyusun Perangkat Pembelajaran IPA melalui workshop di SD

Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang memengaruhi kompetensi

guru dalam merencanakan pembelajaran. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa

masalah, yaitu: (1) Kurangnya kemampuan guru untuk memahami, menyusun dan mendesain

Rencana Perangkat Pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum; (2) Kurangnya

penguasaan guru tentang strategi dan metode pembelajaran; (3) RPP dan seluruh perangkat

pembelajaran lainnya hanya dianggap sebagai administrasi yang sifatnya hanya diperlukan

ketika akan ada supervisi; (4) Guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada berkaiatan dengan

kemampuan guru, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada yang berkaitan dengan

kemampuan guru dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar,

media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.

D. Rumusan Masalah

(21)

1. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat

rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA ?

2. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat

bahan ajar IPA ?

3. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat

media pembelajaran IPA ?

4. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat

evaluasi pembelajaran IPA ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru

dalam membuat rancangan pelaksaan pembelajaran IPA.

2. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru

dalam membuat bahan ajar IPA.

3. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru

dalam media pembelajaran IPA.

4. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru

dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberi masukan yang berarti sebagai sumbangan

pemikiran terhadap beberapa pihak. Secara teoretis dapat menambah wawasan pengetahuan

teori tentang kompetensin guru dalam menyusun perangkat pembelajaran. Secara praktis

(22)

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.

2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam pelaksanaan workshop untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.

3. Sebagai penambah wawasan dan pendorong bagi guru untuk dapat lebih meningkatkan

(23)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang sudah diuraikan pada Bab IV,

ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran

(RPP) kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2

yaitu: 34,80 % menjadi 58,33 % menjadi 89,33 %. Selisih peningkatan rata rata

persentase kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dari pra siklus ke siklus 1 adalah 23,53. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke

siklus 2 adalah sebesar 31,00. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar

54,53.

2. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat bahan pembelajaran kurikulum 2013

melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 32,31 % menjadi

57,31 % menjadi 84,53 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru

dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 25,00. Sedangkan

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 27,22. Total peningkatan

kemampuan guru adalah sebesar 52,22.

3. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran kurikulum 2013

melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 31,96 % menjadi

45,29 % menjadi 76,16 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru

dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 13,33. Sedangkan

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 30,87. Total peningkatan

(24)

4. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013

melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 23,62 % menjadi

33,37 % menjadi 73,00 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru

dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 9,75. Sedangkan

peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 39,63. Total peningkatan

kemampuan guru adalah sebesar 49,38.

5. Rata rata keseluruhan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat

pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan alat evaluasi

pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke

siklus 2 yaitu: 30,67 % menjadi 48,55 % menjadi 81,24 %. Selisih peningkatan rata rata

persentase kemampuan guru dalam membuat seluruh perangkat pembelajaran dari pra

siklus ke siklus 1 adalah 17,88. Sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar

32,69. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 50,57.

A. Implikasi

Berdasarkan uraian dan simpulan hasil penelitian yang menyatakan bahwa,

kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se

Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop perangkat pembelajaran.

Untuk dapat mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru membuat perangkat

pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan, maka dapat

dilakukan workshop perangkat pembelajaran dengan strategi: (a) memahami, (b)

menjelaskan, dan (c) mengerjakan.

Agar dapat memahami maka narasumber dan peneliti menyampaikan kepada guru

pentingnya workshop perangkat pembelajaran dengan materi pelatihan membuat rencana

(25)

alat evaluasi pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional

guru. Setelah guru memahami apa yang disampaikan narasumber dan peneliti dilanjutkan

pada tingkat menjelaskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat

bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran. Setelah

narasumber dan peneliti menjelaskan kepada guru, maka diminta kepada guru untuk

mengerjakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat

media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran serta mengaplikasikannya di sekolah.

Berdasarkan temuan penelitian ini bahwa kemampuan guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan

alat evaluasi pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan meningkat

setelah mengikuti workshop, maka diharapkan agar guru terus berupaya meningkatkan

kompetensi diri demi kemajuan dunia pendidikan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, dapat diberikan beberapa saran:

1. Dari pelaksanaan workshop perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar,

media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dapat diketahui bahwa guru sudah

mampu membuat RPP dan bahan ajar dengan baik, namun untuk media dan perangkat

evaluasi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.

2. Aspek perangkat media pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk

ditingkatkan adalah terkait kemampuan media sebagai stimulus belajar bagi siswa dan

kesesuaian media dengan lingkungan belajar.

3. Aspek perangkat evaluasi pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk

ditingkatkan adalah terkait daya pembeda soal dan sistematika penyajian.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. 2013. Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ali, Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Ali, Mohammad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Bandung.

Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi – Kompetensi – Sertifikasi guru – Kepala sekolah – Pengawas. Bandung, Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2.Jakarta: Bumi Aksara.

Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasara Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas.

Guza, Afnil. 2008. Himpunan Permendiknas Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga

Pendidikan. Jakarta: Asa Mandiri.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.

Husamah dan Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada.

Kemmis, S dan R. Taggart. 1988. The Active Research Planner. Geelong Victoria.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Materka, Pat Roessle. 1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(27)

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi, H. 2003. Perencanaan SDM Untuk Organisasi profit dan yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nawawi, H. 1983. Perundang Undangan Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesi

Pariata, Westra et.all. 1977. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.

Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineke Cipta.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Pustaka belajar.

Rusman. 2013. Model model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sadiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemamfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Situmorang, Robinson. 1997. Model model Pembelajaran Interaktif. Jakarta : STIA-LAN press

Sukardi, H.M. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implikasi dan

Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan : Problema. Solusi, dan Reformasi Pendidikan

Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta : Rajawali Press.

(28)

Zaini, Dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CYDS IAIN Sunan Kalijaga.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga

Referensi

Dokumen terkait

Penyebab terjadinya keretakan pada beton terpasang disebabkan oleh (1) retak susut plastis (plastic shrinkage crack), retak susut plastis terjadi pada saat beton masih

Akibatnya meskipun ekstrak biji srikaya disimpan dalam lama waktu penyimpanan yang berbeda yaitu 0, 1, 2 ,dan 3 minggu tetap memiliki daya bunuh yang sama terhadap larva

indeks kehabluran selulosa dalam sampel gentian jagung tanpa rawatan adalah lebih tinggi iaitu 50.30% berbanding sampel yang dirawat iaitu 25.92%. ini jelas menunjukkan

Adapun yang dimaksud dengan manajemen kegiatan ekstrakurikuler adalah seluruh proses yang direncanakan dan diusahakan secara terorganisir mengenai kegiatan sekolah

Kemudian kita akan beralih pada graph dan digraph berbobot dan menjelaskan algoritma untuk menemukan sebuah path terpendek (shortest path) dari suatu vertex ke

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dalam rangka mendukung penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil yang akuntabel, perlu mengatur jabatan pelaksana pada

a) Menerima naskah dinas dan kartu kendali lembar III dan IV berwarna kuning dan merah dari pengendali. b) Membubuhkan paraf pada kartu kendali lembar III berwarna

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian MP-ASI pada usia yang tidak sesuai pada anak yang tidak diberikan ASI lagi mempunyai risiko 1,6 kali lebih besar untuk mengalami