MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MELALUI WORKSHOP
DI SD MUHAMMADIYAH SEKOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
MULIA SYAHRIL NIM 8126132024
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
Mulia Syahril, 8126132024. Improve The Ability of Teachers to Make the Learning Science Through Workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby.Tesis.Pascasarjana. Medan State University.2015
The role of teachers in the implementation of the learning process in the classroom is one determinant of achievement of the professionalism education. In duties, there is a set of tasks that must be prepared teachers relate to his profession as a teacher from planning, implementing learning activities, and assessment activities and learning outcomes . Task is related to the competence of teachers must have.
This study intends to describe the increase in the ability of teachers to make the learning science through workshops in SD Muhammadiyah Padangsidimpuan derby. To answer the research problem posed the hypothesis of action, namely: (1) the workshop can improve the ability of teachers to create lesson plans science, (2) the workshop can improve the ability of teachers to create teaching materials, (3) the workshop can improve the ability of teachers to make instructional media science, (4) the workshop can improve the ability of teachers to make science learning evaluation.
Subjects consisted of 16 teachers. Data collection techniques using research instruments, namely, the plan assessment instrument, the instrument valuation clause materials, instruments of learning media assessment and evaluation of learning assessment instruments. Teachers are considered successful if it reaches a value in both categories in accordance with the criteria of completeness that already. The procedures performed in this study include planning, action, observation and reflection are cyclical. The results of observations on a cycle that is in conformity completeness criteria are maintained or enhanced. The results are not in accordance completeness criteria will be fixed in the second cycle. This research was conducted in two cycles.
ABSTRAK
Mulia Syahril, 8126132021. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Membuat
Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan. Tesis.Pascasarjana.UniversitasNegeri Medan, 2015.
Peranan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas yang harus dipersiapkan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan melakukan penilaian kegiatan dan hasil belajar. Tugas guru
ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya.
Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA melalui workshop di SD Muhammadiyah se kota Padangsidimpuan. Untuk menjawab permasalahan penelitian diajukan hipotesis
tindakan yaitu: (1) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP IPA, (2) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat bahan ajar IPA, (3) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran IPA, (4) dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.
Subjek penelitian terdiri dari 16 orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yaitu, instrumen penilaian RPP, instrumen penilaian bahan ajar, instrumen penilaian media pembelajaran dan instrumen evaluasi pembelajaran. Guru dianggap berhasil jika mencapai nilai dalam kategori baik sesuai dengan kriteria ketuntasan yang sudah ditetapkan. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang bersifat siklus. Hasil observasi pada siklus satu yang sudah sesuai kriteria ketuntasan dipertahankan
atau ditingkatkan lagi. Hasil yang belum sesuai kriteria ketuntasan akan diperbaiki pada siklus kedua. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
KATA PENGANTAR مــيح رـلا نمحرـلا ه مــــــــسب
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT
yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan
mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Tesis ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Membuat
Perangkat Pembelajaran IPA Melalui Workshop di SD Muhammadiyah se
Kota Padangsidimpuan”. Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi
hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis
serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana
selama ini. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd,
selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam
mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Dr.Darwin, M. Pd, dan Prof. Dr. Paningkan Siburian, M. Pd sebagai
Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program
3. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd, Prof. Dr. H. Abdul Hamid
K, M.Pd, dan Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen
serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan
pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Kadis Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.
6. Bapak Ketua Yayasan Perguruan Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan
yang telah membantu dan memberikan izin penelitian di sekolah lingkungan
perguruan Muhammadiyah.
7. Teristimewa orangtua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda
Hazairin Nasution, Ibunda Faridah Hannum, yang telah memberikan kasih
sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan dorongan moril dan materil
yang tiada terhingga dan dorongan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.
8. Kepada istri tercinta Lola Pilana beserta ananda Rizqo Anugrah Nasution,
Perwira Madani Akbar Nasution, Humayraa Izzati Nasution yang selalu setia
mendampingi, mendukung dan memotivasi penulis sehingga tesis ini dapat
9. Kepada Seluruh rekan sejawat di Perguruan Muhammadiyah Kota
Padangsidimpuan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
10. Teman-teman jurusan AP khususnya angkatan XXI kelas B1, yang telah
banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.
11. Seluruh rekan-rekan, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus
yang telah memberi sumbangan moril dan materil kepada penulis.
Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan
penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari ALLAH SWT.
Medan, Pebruari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
3. Siklus 2... 146
a. Observasi siklus 2... 147
b. Refleksi Pelaksanan siklus 2... 148
B. Pembahasan... 168
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 172
A. Simpulan... 172
B. Implikasi... 173
C. Saran... 175
DAFTAR PUSTAKA... 176
DAFTAR TABEL
Tabel 10 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 138
Tabel 11 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media pembelajaran... 140
Tabel 12 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 142
Tabel 13 Rekapitulasi hasil observasi sarana pendukung... 148
Tabel 14 Rekapitulasi hasil observasi terhadap guru siklus 2... 149
Tabel 15 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek RPP... 150
Tabel 16 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek bahan ajar... 153
Tabel 17 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek media Pembelajaran... 155
Tabel 18 Tingkat ketercapaian setiap unsur aspek evaluasi Pembelajaran... 156
Tabel 19 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek RPP... 159
Tabel 20 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek bahan ajar... 160
Tabel 21 Skor dan persentase nilai kemampuan guru pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 aspek media pembelajaran... 161
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 1... 138
Gambar 7 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 1... 140
Gambar 8 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 1... 142
Gambar 9 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 1... 144
Gambar 10 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek RPP siklus 2... 152
Gambar 11 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek bahan ajar siklus 2... 154
Gambar 12 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek media pembelajaran siklus 2... 156
Gambar 13 Diagram skor dan persentase tingkat ketercapaian aspek evaluasi pembelajaran siklus 2... 158
Gambar 19 Diagram pencapaian persentase aspek media pembelajaran... 164
Gambar 20 Diagram pencapaian skor aspek evaluasi pembelajaran... 165
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen penilaian RPP... 179
Lampiran 2 Intrumen penilaian bahan ajar... 182
Lampiran 3 Intrumen penilaian media pembelajaran... 184
Lampiran 4 Instrumen penilaian evaluasi pembelajaran... 186
Lampiran 5 Instrumen penilaian peserta... 187
Lampiran 6 Instrumen observasi sarana pendukung... 188
Lampiran 7 Acuan Kegiatan Workshop... 189
Lampiran 8 Jadwal Workshop... 190
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang
paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju
tujuannya. Posisi guru sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia peserta
didik dan perwujudan tujuan pendidikan nasional. Keberadaan guru di kelas tidak dapat
digantikan oleh teknologi dan media serta perangkat pembelajaran, sebab secanggih apapun
teknologi dan media pembelajaran tidak akan dapat berinteraksi atau berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik. Peserta didik membutuhkan guru sebagai manajer, fasilitator,
inovator dan motivator di kelas. Di samping itu guru diposisikan juga sebagai orang tua di
sekolah yang akan menanamkan kasih sayang, kearifan, kejujuran dan merupakan sosok
teladan bagi siswa. Dengan posisi seperti itu maka guru dituntut tampil sebagai seorang
profesional.
Dalam menjalankan tugas keprofesionalannya tersebut, terdapat seperangkat tugas
yang harus dilaksanakan guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian kegiatan
dan hasil belajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus dimilikinya.
Untuk dapat menjalankan tugas keprofesionalannya dengan maksimal guru dituntut
memiliki empat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi yang dimiliki guru
tersebut sangat memengaruhi kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen
pembaharuan yang diharapkan memberikan nuansa baru dalam bidang pendidikan sehingga
kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut yang menjadi sorotan adalah kompetensi yang
berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan pembelajaran, dimana guru dituntut mampu
menyusun rencana dan program pembelajaran dengan baik, serta mampu memilih dan
menggunakan media serta metode pembelajaran yang tepat. Kompetensi ini merupakan
bagian dari kompetensi pedagogik.
Menurut Undang Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 Pasal 10 dinyatakan
bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi
berbagai potensi yang dimilikinya (Kunandar 2007:76).
Pada umumnya guru membuat perangkat pembelajaran hanya sekedar untuk memenuhi
kewajiban administratif ketika di supervisi. Ini diketahui dari jawaban 34 orang guru yang
langsung peneliti survey di seluruh SD Muhammadiyah di Kota Padangsidimpuan yang
menyatakan membuat perangkat pembelajaran hanya ketika akan disupervisi oleh pengawas
sekolah atau kepala sekolah. Perangkat yang dibuat adalah silabus, RPP, dan LKS. Perangkat
pembelajaran tersebut juga kadang kadang tidak dipergunakan ketika melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan atau kompetensi guru
masih rendah dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan dan pemanfaatan perencanaan
pembelajaran.
Untuk menyongsong kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP salah satu hal yang
paling mendasar adalah pembelajaran tematik diseluruh kelas. Implikasinya adalah
rencanaan pelaksanaan pembelajaran yang selama ini terdiri dari masing masing pelajaran
berubah menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran tematik integratif. Artinya dalam satu
rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari beberapa mata pelajaran yang sekaligus
pembelajaran harus ditingkatkan. Namun kenyataan di lapangan guru masih kesulitan dalam
membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.
Rendahnya kemampuan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran tersebut
dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru tentang apa dan bagaimana perangkat
pembelajaran yang baik dan benar. Untuk dapat meningkatkan pemahaman guru tentang
perangkat pembelajaran, maka diperlukan adanya upaya pembinaan dan pemberian bantuan
terhadap guru guru tersebut.
Berbagai cara sudah ditempuh oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru
demi tercapainya lulusan yang berkualitas yang akan mampu bersaing di tingkat nasional,
regional maupun internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui
sertifikasi guru sehingga diharapkan kinerja guru akan meningkat dan semakin profesional
dalam menjalankan tugasnya di kelas.
Menurut Pidarta (2008:53) bahwa setiap guru adalah merupakan pribadi yang
berkembang. Bila perkembangan ini dilayani sudah tentu dapat lebih terarah dan
mempercepat laju perkembangan itu sendiri, yang pada akhirnya memberikan kepuasan
kepada guru guru dalam bekerja di sekolah sehingga sebagai pekerja , guru harus memiliki
kemampuan yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi pelajaran, penguasaan profesional
keguruan dan pendidikan, penguasaan cara cara penyesuaian diri dan berkepribadian untuk
melaksanakan tugasnya.
Di lain pihak kemampuan guru juga terus berkembangkan melalui berbagai kegiatan,
seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), peningkatan kualifikasi pendidikan guru, kegiatan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), kelompok kerja guru (KKG), workshop
pembelajaran dan supervisi pendidikan. Namun fakta yang terjadi di lapangan masih banyak
keluhan yang memojokkan bahwa kinerja guru masih belum optimal dalam melaksanakan
sebab rendahnya mutu pendidikan adalah kurangnya kompetensi atau kemampuan guru
dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks ini kinerja guru adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu berupa aktivitas mengajar dalam proses pembelajaran
siswa.
Jalal dan Supriadi (2001:262) mengemukakan bahwa kenyataannya mutu guru amat
beragam. Tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode
mengajar yang inovatif masih kurang. Dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian guru SD,
hampir separuh guru SMP dan sekitar 20 % guru SMA masih berpendidikan kurang
(underquaified) dari yang diharapkan.
Fenomena yang ada sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan seluruh kepala
sekolah dan beberapa siswa di SD Muhammadiyah Padangsidimpuan yang mengindikasikan
kurang kompetennya guru dalam mengajar, disiplin guru yang masih kurang, semangat kerja
yang rendah, masih banyak yang mengajar dengan cara konvensional dan belum sepenuhnya
mengacu pada tuntutan kurikulum melalui pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, khususnya pada mata pelajaran IPA.
Dalam rangka pergantian kurikulum KTSP menuju Kurikulum 2013, salah satu upaya
perbaikan kualitas pembelajaran adalah perbaikan desain rencana pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini
dimungkinkan karena di dalam desain pembelajaran, tahapan tahapan yang akan
dilaksanakan guru dalam mengajar telah dirancang dengan baik, mulai dari tujuan
pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi yang tujuannya adalah untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan studi
pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 34 orang guru di SD Muhammadiyah Kota
Padangsidimpuan melalui wawancara terdapat 65 % guru masih merasa kesulitan dalam
keterampilan di kegiatan inti pembelajaran. Guru masih memandang bahwa perangkat
pembelajaran yang mereka susun hanya sebagai rutinitas untuk kepentingan administrasi
sekolah yang implementasinya kurang diperhatikan. Demikian juga dalam praktek
pembelajaran IPA di kelas atau laboratorium, masih banyak sekolah yang tidak lengkap alat
dan bahan praktikum sehingga belum mampu mengoptimalkan pembelajaran siswa dalam
bentuk keterampilan proses IPA, karena itu masih sulit untuk mengimplementasikan
pelaksanaan kurikulum 2013 yang akan diterapkan menyeluruh tahun ajaran 2014/2015.
Upaya peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran
memerlukan pembinaan melalui sosialisasi dan pelatihan, baik dari pengawas sekolah
maupun dari kepala sekolah. Salah satu bentuknya adalah dengan mengadakan workshop
pembuatan perangkat pembelajaran. Workshop dipilih karena dalam motode pelatihan ini
teori dan praktek berlangsung seimbang. Dengan kata lain peserta langsung mengaplikasikan
teori yang disampaikan ke dalam bentuk produk yang diharapkan. Di samping itu
pelaksanaannya ditekankan pada terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Sosialisasi
dan pelatihan seperti halnya workshop tersebut perlu diarahkan pada upaya upaya yang
sifatnya memberikan kesempatan kepada guru agar potensi sumber daya guru dapat tumbuh
dan berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu melaksanakan tugas
pokoknya, yaitu melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
Di dalam kegiatan workshop perangkat pembelajaran ini, terdapat kegiatan
sosialisasi, diskusi dan cara penyusunan RPP yang benar berdasarkan Permendikbud
Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses Pendidikan dasar dan
menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang mengamanatkan agar
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Berdasarkan latar belakang permasalahan
di atas penulis tertarik melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul: Meningkatkan
Kemampuan Guru dalam menyusun Perangkat Pembelajaran IPA melalui workshop di SD
Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang memengaruhi kompetensi
guru dalam merencanakan pembelajaran. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa
masalah, yaitu: (1) Kurangnya kemampuan guru untuk memahami, menyusun dan mendesain
Rencana Perangkat Pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum; (2) Kurangnya
penguasaan guru tentang strategi dan metode pembelajaran; (3) RPP dan seluruh perangkat
pembelajaran lainnya hanya dianggap sebagai administrasi yang sifatnya hanya diperlukan
ketika akan ada supervisi; (4) Guru tidak menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada berkaiatan dengan
kemampuan guru, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada yang berkaitan dengan
kemampuan guru dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar,
media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran IPA.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA ?
2. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat
bahan ajar IPA ?
3. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat
media pembelajaran IPA ?
4. Apakah dengan workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat
evaluasi pembelajaran IPA ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam membuat rancangan pelaksaan pembelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam membuat bahan ajar IPA.
3. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam media pembelajaran IPA.
4. Untuk mengetahui sejauh mana workshop dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam membuat evaluasi pembelajaran IPA.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberi masukan yang berarti sebagai sumbangan
pemikiran terhadap beberapa pihak. Secara teoretis dapat menambah wawasan pengetahuan
teori tentang kompetensin guru dalam menyusun perangkat pembelajaran. Secara praktis
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.
2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam pelaksanaan workshop untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran.
3. Sebagai penambah wawasan dan pendorong bagi guru untuk dapat lebih meningkatkan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah yang sudah diuraikan pada Bab IV,
ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu:
1. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2
yaitu: 34,80 % menjadi 58,33 % menjadi 89,33 %. Selisih peningkatan rata rata
persentase kemampuan guru dalam membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dari pra siklus ke siklus 1 adalah 23,53. Sedangkan peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2 adalah sebesar 31,00. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar
54,53.
2. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat bahan pembelajaran kurikulum 2013
melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 32,31 % menjadi
57,31 % menjadi 84,53 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru
dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 25,00. Sedangkan
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 27,22. Total peningkatan
kemampuan guru adalah sebesar 52,22.
3. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran kurikulum 2013
melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 31,96 % menjadi
45,29 % menjadi 76,16 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru
dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 13,33. Sedangkan
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 30,87. Total peningkatan
4. Peningkatan kemampuan guru dalam membuat evaluasi pembelajaran kurikulum 2013
melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke siklus 2 yaitu: 23,62 % menjadi
33,37 % menjadi 73,00 %. Selisih peningkatan rata rata persentase kemampuan guru
dalam membuat bahan ajar dari pra siklus ke siklus 1 adalah 9,75. Sedangkan
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar 39,63. Total peningkatan
kemampuan guru adalah sebesar 49,38.
5. Rata rata keseluruhan peningkatan kemampuan guru dalam membuat perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan alat evaluasi
pembelajaran kurikulum 2013 melalui workshop dari pra siklus ke siklus 1 dan ke
siklus 2 yaitu: 30,67 % menjadi 48,55 % menjadi 81,24 %. Selisih peningkatan rata rata
persentase kemampuan guru dalam membuat seluruh perangkat pembelajaran dari pra
siklus ke siklus 1 adalah 17,88. Sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebesar
32,69. Total peningkatan kemampuan guru adalah sebesar 50,57.
A. Implikasi
Berdasarkan uraian dan simpulan hasil penelitian yang menyatakan bahwa,
kemampuan guru dalam membuat perangkat pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se
Kota Padangsidimpuan meningkat setelah mengikuti workshop perangkat pembelajaran.
Untuk dapat mengetahui upaya meningkatkan kemampuan guru membuat perangkat
pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah se Kota Padangsidimpuan, maka dapat
dilakukan workshop perangkat pembelajaran dengan strategi: (a) memahami, (b)
menjelaskan, dan (c) mengerjakan.
Agar dapat memahami maka narasumber dan peneliti menyampaikan kepada guru
pentingnya workshop perangkat pembelajaran dengan materi pelatihan membuat rencana
alat evaluasi pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional
guru. Setelah guru memahami apa yang disampaikan narasumber dan peneliti dilanjutkan
pada tingkat menjelaskan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat
bahan ajar, membuat media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran. Setelah
narasumber dan peneliti menjelaskan kepada guru, maka diminta kepada guru untuk
mengerjakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat
media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran serta mengaplikasikannya di sekolah.
Berdasarkan temuan penelitian ini bahwa kemampuan guru dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat bahan ajar, membuat media pembelajaran dan
alat evaluasi pembelajaran IPA di SDS Muhammadiyah Kota Padangsidimpuan meningkat
setelah mengikuti workshop, maka diharapkan agar guru terus berupaya meningkatkan
kompetensi diri demi kemajuan dunia pendidikan.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, dapat diberikan beberapa saran:
1. Dari pelaksanaan workshop perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, bahan ajar,
media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dapat diketahui bahwa guru sudah
mampu membuat RPP dan bahan ajar dengan baik, namun untuk media dan perangkat
evaluasi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
2. Aspek perangkat media pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk
ditingkatkan adalah terkait kemampuan media sebagai stimulus belajar bagi siswa dan
kesesuaian media dengan lingkungan belajar.
3. Aspek perangkat evaluasi pembelajaran yang perlu mendapat perhatian untuk
ditingkatkan adalah terkait daya pembeda soal dan sistematika penyajian.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun. 2013. Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ali, Moh. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Ali, Mohammad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Bandung.
Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi – Kompetensi – Sertifikasi guru – Kepala sekolah – Pengawas. Bandung, Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2.Jakarta: Bumi Aksara.
Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasara Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas.
Guza, Afnil. 2008. Himpunan Permendiknas Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga
Pendidikan. Jakarta: Asa Mandiri.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
Husamah dan Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Istarani. 2011. 58 model pembelajaran inovatif. Medan: Media persada.
Kemmis, S dan R. Taggart. 1988. The Active Research Planner. Geelong Victoria.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Materka, Pat Roessle. 1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta: Kanisius.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan standar Kompetensi
Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.
Nawawi, H. 2003. Perencanaan SDM Untuk Organisasi profit dan yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nawawi, H. 1983. Perundang Undangan Pendidikan. Jakarta. Ghalia Indonesi
Pariata, Westra et.all. 1977. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung.
Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud.
Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineke Cipta.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta : Pustaka belajar.
Rusman. 2013. Model model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sagala. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sadiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemamfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Situmorang, Robinson. 1997. Model model Pembelajaran Interaktif. Jakarta : STIA-LAN press
Sukardi, H.M. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas, Implikasi dan
Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005. Pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan : Problema. Solusi, dan Reformasi Pendidikan
Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Wibowo. 2007. Manajemen Kerja. Jakarta : Rajawali Press.
Zaini, Dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CYDS IAIN Sunan Kalijaga.
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga