Tidak hanya ikan air tawar, tanaman air hias air tawar juga mempunyai potensi strategis yang patut segera digali dan dikembangkan. Tanaman hias air tawar merupakan komoditas yang luput dari perhatian dan disentuh secara tidak patut. Mengingat banyaknya kompetisi tanaman hias air di dunia, saya yakin pasar ekonomi tanaman hias air sangat tinggi dan mampu bersaing dengan ikan hias lainnya.
Menurut saya, Indonesia, negara tropis yang eksotik, mempunyai banyak tanaman hias air yang tidak dimiliki negara lain. Semoga buku pertama ini menjadi pintu pembuka penelitian dan pengembangan tanaman hias air di Indonesia. Kami mencoba menuliskan sejumlah manfaat yang dapat dipelajari dan diambil oleh manusia dan ilmu pengetahuan dari tanaman hias Air Tawar tersebut.
Kami berharap buku tanaman hias air ini dapat menjadi pencerahan bagi ilmu pengetahuan, karena setiap hari, setiap ruang adalah pembelajaran bagi kita semua. Akhir kata, semoga buku ini dapat membawa manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tanaman hias air.
PROLOG
APA ITU TANAMAN AIR?
Menurut Bowes G (1987), tumbuhan air adalah tumbuhan yang terendam air segar atau air mengalir. 6 I TANAMAN AIR TAWAR LISAN Manfaat perairan, perbanyakan konvensional dan invitro .. 2009) melaporkan bahwa spesies tumbuhan air Typha angustifolia (Gambar 3) tahan terhadap cekaman Cr dan asam sitrat serta meningkatkan fitoekstraksi. Beberapa tumbuhan yang diketahui dapat menyerap bikarbonat dalam air alkali dan menetralkan pH air ditunjukkan pada Tabel 4. TANAMAN AIR TAWAR LISAN Manfaat akuatik, perbanyakan konvensional dan invitro I 25 .
TANAMAN AIR DALAM AQUARIUM
Hipereutrofik adalah perairan bermasalah yang disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tanaman air dan alga yang disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran yang merupakan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman. Perairan ini memiliki warna air yang cenderung tampak gelap hingga agak transparan akibat padatnya pertumbuhan alga atau flora air lainnya. Perairan hipereutrofik juga memiliki lebih dari 100 mikrogram/liter fosfor dan lebih dari 40 mikrogram/liter total klorofil.
Pertumbuhan alga yang berlebihan seringkali menyebabkan kematian fauna perairan dan menciptakan zona mati di bawah permukaan air (Thiébaut 2008). Dalam sebuah studi eksperimental yang dilakukan oleh Moorhead dan Reddy (1988), laju pelepasan oksigen diukur untuk beberapa tanaman air. “Harus dipilih tanaman hias akuarium yang mampu beradaptasi terhadap kadar CO2 yang terus berubah (tidak stabil) dengan serapan CO2 dan hara sedang serta mampu menghilangkan seluruh CO2 di dalam air pada siang hari.”
Tumbuhan air yang muncul ke permukaan menyerap lebih banyak CO2 dan juga melepaskan lebih banyak O2, seperti Sagittaria latifolia. Padahal semua tanaman air perlu mengangkut oksigen ke daerah akar dan melepaskannya melalui akar. Para penghobi aquascape perlu mengetahui bahwa selain mengeluarkan oksigen, tanaman yang terendam juga mempengaruhi ekologi substrat di dalam akuarium.
Semua akar tanaman akan mengeluarkan oksigen dan senyawa organik lainnya untuk proses amonifikasi, yaitu menghasilkan asam dan reduksi.
PERSPEKTIF MANFAAT TANAMAN AIR DALAM AKUAKULTUR
Jika potensi tanaman air dikembangkan maka pasar dalam negeri merupakan peluang pasar yang cukup baik bagi usaha tanaman hias air. Beberapa jenis tanaman hias perairan yang ditanam pada kondisi terendam antara lain capi (Hottonia inflate), cabomba hijau (Cabomba caroliana), Rotala makranda, Rotala indica, Bacopa caroliana, teratai merah (Nymphaea rubra), teratai merah tutul (Nymphaea lotus). Tanaman hias air yang ditanam di bawah air sebaiknya disimpan di kolam yang tergenang.
Beberapa tanaman hias air tidak membutuhkan terlalu banyak cahaya untuk tumbuh dan berkembang. Cabomba sp merupakan tanaman hias air yang banyak dikenal dan sering ditanam di akuarium. Namun merawat tanaman ini di akuarium lebih rumit dibandingkan beberapa tanaman air hias lainnya.
Gulma Air : Tumbuhan lain yang diperkirakan tidak ada dan hidup pada areal tempat ditanami tanaman hias air. Pada tahun tersebut terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap tanaman hias air tawar Indonesia, khususnya spesies khas pulau Kalimantan, yaitu bucephalandra.
HARA MIKRO
Tahap Induksi akar
Aklimatisasi tanaman hias air merupakan kegiatan pemindahan eksplan dari ruang aseptik ke akuarium. Tanaman hias air disebut juga tanaman air merupakan tanaman yang mampu beradaptasi dengan hidup di air. Hemanthus caliltricoides berasal dari Kuba, tanaman hias perairan ini telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2000.
Untuk memperoleh tanaman hias perairan yang unggul, dapat dikembangkan penampilan yang lebih menarik dengan menggunakan teknik mutasi dan kultur in vitro (Yamaguchi, 2018, Pechkong 2010, Sahidin dkk, 2011). Teknik mutasi untuk menghasilkan varietas baru tanaman hias telah lama dikembangkan untuk mencapai perubahan warna, bentuk dan ukuran bunga (Kharkwal et al, 2004; Raina et al, 2016). Perakitan tanaman hias air secara mutasi telah dilakukan di berbagai negara seperti Thailand, Malaysia dan.
Perbanyakan tanaman hias perairan dengan kultur in vitro sangat diperlukan terutama pada tanaman yang sulit diperbanyak secara konvensional (Kam et al, 2016; Micheli et al. 2006; Yapabandara & Ranasinghe, 2016). Aponogeton ulvaceus merupakan tanaman hias air yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup besar, selain sebagai pemanis akuarium juga mempunyai khasiat sebagai obat, perbanyakan tanaman ini secara konvensional menghadapi kesulitan sehingga perlu dikembangkan teknik perbanyakannya secara in vitro (Kam et al., 2016). ). Berikut ini contoh tanaman hias air yang berhasil diperbanyak dan dibudidayakan, antara lain Bacopo australis (Yunita dkk, 2018).
Sebanyak 8 varietas baru tanaman hias krisan berhasil dikembangkan, salah satunya varietas Mustika Kaniya yang diciptakan dengan teknik mutasi iradiasi. Kultivar baru tanaman hias perairan Cryptocoryne willisii diperoleh dengan iradiasi gamma 25 Gy, yang membuat tanaman lebih pendek dari induknya dan tanaman tumbuh lebih tinggi karena adanya pigmen pada daun (Sahidin dkk, 2011). Pengembangan varietas baru tanaman hias dengan menggunakan mutagen kimia (EMS) dan mutagen fisik (iradiasi gamma) telah melahirkan berbagai varietas tanaman hias unggul dengan ciri-ciri baru seperti warna yang lebih menarik, bentuk dan ukuran yang lebih eksklusif.
Perbanyakan tanaman hias air Bacopa Australis secara in vitro dalam berbagai formulasi hormonal media pertumbuhan.
EPILOG
Penulis menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Jurusan Pemuliaan Tanaman pada tahun 2002. Pendidikan magister (S2) diselesaikan di Program Bioteknologi IPB, diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan doktoralnya diselesaikan di 2 universitas berbeda dengan Beasiswa Pemerintah Perancis melalui Bourse Government France (BGF) yaitu Universite de Montpellier jurusan ekologi evolusioner, genetika sumber daya dan paleologi. Kursus doktor kedua diselesaikan pada tahun 2015 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan akuakultur dengan dana hibah dari L‟ínstitute de recherche pour le Développement (IRD) Perancis.
Penulis merupakan peneliti bidang genetika dan biologi molekuler dengan fokus biota perairan, khususnya tumbuhan air dan ikan hias pada Balai Penelitian Pembibitan Ikan Hias – Penelitian dan Sumber Daya Manusia – Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selama karirnya, penulis mendapat dana penelitian penelitian tanaman air endemik di Sulawesi dari Kemenristekdikti Insina pada tahun 2017 dan 2018. Penulis menemukan 8 spesies baru ikan pelangi hias atau ikan pelangi asal wilayah Papua Barat yang dipublikasikan. di jurnal ilmiah internasional pada tahun 2015.
Penulis menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tahun 1998, pendidikan magister (S2) pada Program Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diselesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan doktoralnya diselesaikan di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2017. Pada tahun 2008-2009, peneliti mengikuti pelatihan lanjutan bioteknologi industri selama satu tahun di Jerman yang didanai oleh InWEnt dan Helmholz Zentrum fur Infectionforschung.
Pada tahun 2010, penulis mengambil pekerjaan profesional di Balai Pembibitan Ikan Hias (BRBIH) dan bergabung dalam kelompok penelitian bidang Teknologi Lingkungan dan Budidaya Perairan. Pada tahun 2018, penulis menjadi ketua kelompok penelitian bidang sistem teknologi lingkungan hidup dan budidaya perikanan (Kelti Lingsistek) di BRBIH. Penulis menerima Penghargaan Presiden RI Lencana Anugrah Satya Wirakarya pada tahun 2016. Penulis merupakan peneliti madya pada Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Bali Besar, Badan Litbang Pertanian.
Hasil penelitian yang dilakukan antara lain teknik mikropropagasi pada berbagai tanaman perkebunan dan hortikultura, serta perakitan varietas unggul menggunakan teknik mutasi dan seleksi in vitro pada tanaman padi dan sorgum. Saat ini bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian di bidang kultur sel dan jaringan. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain teknik mikropropagasi pada berbagai tanaman industri, tanaman obat dan tanaman hortikultura serta perakitan varietas unggul menggunakan teknik mutasi dan kultur in vitro pada tanaman padi, kedelai, pisang, nilam, gandum dan sorgum.