KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DITJEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT KEMITRAAN KOMUNIKASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN/KOTA (Peraturan Menkominfo No. : 22/PER/M.KOMINFO/12/2010)
LATAR BELAKANG
Kekosongan infrastruktur komunikasi dan informasi di daerah, pasca pembubaran Deppen.
Pemberdayaan masyarakat di bidang komunikasi dan informasi
Perubahan paradigma komunikasi dengan
masyarakat (communication with the people) bukan lagi komunikasi untuk masyarakat
(communication for the people).
Tingginya terpaan media massa
Pemanfataan potensi kearifan lokal
Hasil KTT WSIS (World Summit Information Society) Th 2003 di Tunisia dan Th 2005 di Jenewa untuk mewujudkan masyarakat
informasi pada th. 2015
Hak masyarakat untuk mendapatkan informasi
DASAR HUKUM
1. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah 2. PP Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan SPM
3. PP Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan pemeritahan daerah
4. PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan
5. PP Nomor 19 tahun 2010 tentang tata cara pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta kedudukan Keuangan Gubernur sebagai wakil Pemerintahan di Wilayah Propinsi
6. Permendagri nomor 6 tahun 2007 tentang Juknis Penyusunan dan Penerapan SPM
7. Permendagri nomor 79 tahun 2007 tentang Pedoman penyusunan rencana Pencapaian SPM
8. Permen Kominfo Nomor 17 tahun 2009 tentang Diseminasi Informasi Nasional oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab/Ko 9. Permen Kominfo Nomor 8 tahun 2010 tentang Pedoman
Pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial 10.Permen Kominfo nomor 17 tahun 2010 tentang Organisasi dan
tata kerja Kemenkominfo
Tujuan SPM
1. Dengan adanya SPM maka masyarakat akan terjamin menerima suatu pelayanan publik dari Pemda dengan mutu tertentu.
2. SPM sebagai alat untuk menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan dasar. dan
menjadi landasan dalam penentuan perimbangan keuangan dan bantuan lain yang lebih adil dan transparan.
3. SPM dapat dijadikan dasar dalam menentukan Anggaran Kinerja berbasis manajemen kinerja. SPM dapat menjadi dasar dalam alokasi anggaran daerah dengan tujuan yang lebih terukur.
4. SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkan akuntabilitas Pemda terhadap masyarakat. Masyarakat dapat mengukur sejauhmana Pemda dapat memenuhi kewajibannya untuk menyediakan
pelayanan publik.
5. Adanya SPM dapat menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah karena baik Pemda dan masyarakat dapat
melihat keterkaitan pembiayaan dengan pelayanan publik yang disediakan Pemda.
6. SPM dapat merangsang rationalisasi kelembagaan Pemda, karena Pemda akan lebih berkonsentrasi pada pembentukan kelembagaan yang berkorelasi dengan pelayanan masyarakat.
7. Adanya SPM dapat membantu Pemda dalam merasionalisasi jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan. Kejelasan
pelayanan akan membantu Pemda dalam menentukan jumlah dan kualifikasi pegawai untuk mengelola pelayanan publik tersebut.
5
IMPLIKASI SPM
Masyarakat akan terjamin menerima suatu pelayanan dari Pemerintah Daerah.
Menjadi landasan dalam menentukan anggaran suatu pelayanan publik, perimbangan keuangan dan anggaran berbasis kinerja.
Membantu penilaian kinerja Kepala Daerah secara lebih akurat, terukur, transparan dan akuntabel.
Menjadi argumen bagi peningkatan pajak dan retribusi daerah.
Merangsang rasionalisasi kelembagaan dan
personil Pemda,
HUBUNGAN ANTAR TINGKATPEMERINTAHAN DLM SPM
Basis penerapan SPM ada di Kabupaten/Kota dan Prov
Pemerintah Pusat melalui Kementerian sektor / LPNK bertugas membuat SPM untuk masing-masing pelayanan yang menjadi bidang tugasnya
Gubernur sebagai wakil Pemerintah, bekerjasama dengan
Kabupaten/Kota membahas bagaimana pencapaian SPM tersebut.
Kabupaten/Kota menentukan tata cara pelaksanaan pelayanan
berdasarkan SPM yg telah disepakati pencapaiannya dgn Provinsi.
SPM yandi-ig mplementasikan di tingkat Kabupaten/Kota menjadi dasar bagi pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah.
Pemerintah Pusat wajib membiayai daerah dlm penyediaan pelayanan dasar bagi daerah-daerah yang kurang mampu
Pusat dpt menarik otonomi suatu daerah bila daerah tsb tdk mampu melaksanakan kewenangan wajib yg telah ditentukan SPM-nya, padahal Pemerintah sudah mengalokasikan biayanya.
Gubernur sebagai wakil pusat di Daerah membina dan mengawasi pelaksanaan SPM di Kabupaten/Kota.
BANGNAS RPJM
UU No. 25 / 2004
RPJMD
Keppres 25/2010 ttg KIB II
Permen 17 / 2010 ttg Organ dan Tata
Kerja Kemkominfo NSPK
Permen 17/2009 Permen 07/2010 Permen 08/2010
UU No. 32 / 2004 Pemda
PP No. 38 / 2007 Pembagian Urusan
Pemda melakukan tugas wajib bid.
kominfo
Permen 22/2010
Target : Diseminasi
Pemberdayaan KIM
Diseminasi Infromasi via : Bakohumas
Media Publik Media Massa Media Publik Media Online Lemkomsos
Masyarakat Informasi
PERMENKOMINFO NO. 22 TAHUN 2010 TENTANG SPM BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Permen No. 22 Th. 2010 Permen No. 8
Tahun 2010 Permen No. 7
Tahun 2010 Permen No. 17 th.
Tahun 2010 UU No. 32 Tahun
2004
PP No. 38 Tahun 2007
JUKNIS SPM
Permenkominfo No. 17 Th. 2007 Tentang
Diseminasi Informasi Nasional Oleh Pemerintah, Pemda Provinsi
dan Pemda Kab/Kota
Pemanfaatan saluran komunikasi dalam diseminasi Pemanfaatan saluran komunikasi dalam diseminasi informasi melalui jalur media massa, jalur birokrasi informasi melalui jalur media massa, jalur birokrasi
(pemerintah, Pemda prov/kab/ko) dan jalur (pemerintah, Pemda prov/kab/ko) dan jalur lembaga komunikasi sosial (Kelompok Informasi lembaga komunikasi sosial (Kelompok Informasi
Masyarakat dan Lembaga Media Tradisional) Masyarakat dan Lembaga Media Tradisional)
Permenkominfo No. 8 Th. 2010 Permenkominfo No. 8 Th. 2010
Tentang Tentang
Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga
Komunikasi Sosial Komunikasi Sosial
Bagaimana melakukan Pengembangkan dan Bagaimana melakukan Pengembangkan dan
Pemberdayakan Kelompok Pemberdayakan Kelompok
informasi Masyarakat (KIM), Kelompok Pertunjukan informasi Masyarakat (KIM), Kelompok Pertunjukan Rakyat, Lembaga Pemantau Media dan Lembaga Rakyat, Lembaga Pemantau Media dan Lembaga Komunikasi organisasi Profesi untuk dimanfaatkan Komunikasi organisasi Profesi untuk dimanfaatkan
dalam diseminasi informasi dan literasi media dalam diseminasi informasi dan literasi media
Permenkominfo No. 22 Th. 2010 Permenkominfo No. 22 Th. 2010 Tentang Standar Pelayanan Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kominfo Minimal (SPM) Bidang Kominfo
di Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota
TARGET DAN PANDUAN OPERASIONAL SPM BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN/KOTA
I.Target Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika di
Kabupaten/Kota
Dapat dilihat dalam tabel berikut:
No Jenis Pelayanan
Dasar
Standar Pelayanan Minimal Batas waktu Pencapaian
(Tahun)
Satuan Kerja / Lembaga Penanggung
Jawab
Indikator Nilai
1. Pelaksanaan Diseminasi Informasi Nasional
• Pelaksanaan diseminasi dan pendistribusian informasi nasional melalui:
• Media massa seperti majalah, radio, dan televisi;
• Media baru seperti website (media online);
• Media tradisional seperti pertunjukan rakyat;
• Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau
• Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
12 kali pertahun Setiap hari 12 kali pertahun 12 kali pertahun
Setiap kecamatan 12 kali pertahun
2014
2014 2014
2014
2014
SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika
2. Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
Cakupan pengembangan dan permberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat ecamatan
50% 2014 SKPD yang
menangani urusan bidang komunikasi dan informatika
II. Panduan Operasional Standar Pelayanan
Minimal Bidang Komunikasi dan Informatika di Kabupaten/Kota
A. Pelaksanaan Diseminasi Informasi Nasional
1.Pelaksanaan Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional melalui:
• Media massa seperti majalah, radio, dan televisi;
• Media baru seperti website (media online);
• Media tradisional seperti pertunjukan rakyat;
• Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau
• Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
a. Pengertian
Diseminasi Informasi Nasional adalah penyebaran
informasi secara timbal balik dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Peerintahan Daerah Kabupaten/Kota kepada masyarakat baik diminta maupun tidak diminta, yang dapat dilakukan melalui media massa maupun
bentuk media komunikasi lainnya dan/atau lembaga- lembaga kounikasi masyarakat.
a. Definisi Operasional
Pelaksanaan penyampaian dan pendistribusian informasi nasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di tiap kelurahan/desa/kampung atau sebutan lainnya, melalui:
• Media massa seperti majalah, radio, dan televisi;
• Media baru seperti website (media online);
• Media tradisional seperti pertunjukan rakyat;
• Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; dan/atau
• Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho.
a.Sumber Data
1) SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.
2) Kelurahan/desa/kampung atau sebutan lainnya.
a.Rujukan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17/PER/M.KOMINFO/3/2009 tentang Diseminasi
Informasi Nasional Oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pmeerintah Daerah Kabupaten/Kota
e. Target
Pelaksanaan penyampaian dan pendistribuasin informasi nasional melalui:
a) Media massa seperti majalan, radio, dan televisi; 1 bulan sekali
b) Media baru seperti website (media online); setaip hari diupdating
c) Media tradisional seperti pertunjukan rakyat; 1 bulan sekali
d) Media interpesonal seperti sarasehan, ceramah,/diskusi, dan lokakarya; 1 bulan sekali
e) Media luar ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk, dan baliho; 1 bulan sekali.
f. Langkah Kegiatan
1) Koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi
2) Kerjasama dan fasilitasi
3) Kemitraan dengan mendayagunakan media massa dan lembaga komunikasi sosial; dan
a. SDM
1) Kualitas dan kuantitas pejabat pelayanan dan penyampai informasi (tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pranata humas/penyuluh).
2) Aparatur SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.
a. Konten Informasi
1) Paket Informasi Nasional adalah gugus informasi yang terdiri dari Undang Undang Dasar 1945, Undang-
Undang dan kebijakan-kebijakan, rencana kebijakan, program dan kinerja badan publik dan permasalahan masyarakat yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harus didistribusikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang sesuai dengan karakteristik masyarakat daerah dan berdasarkan standar kelengkapan, dan kelayakan informasi nasional. Dalam konteks SPM, informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat, diprioritaskan pada antara lain Pemilu, penanggulangan bencana, dan
peningkatan pendidikan masyarakat.
2) Informasi diambil dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
i. Penanggung Jawab Kegiatan
SKPD yang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.
A. Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
1. Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan
a. Pengertian
Kelompok Informasi Masyarakat, selanjutnya disebut KIM, adalah kelompok yang dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat secara mandiri dan kreatif yang aktivitasnya melakukan kegiatan pengelolaan informasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah.
Definisi Operasional
Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan adalah cakupan pengembangan fasilitasi dan kerja sama yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten/Kota terhadap KIM dalam pengelolaan informasi guna peningkatan nilai tambah di tingkat kecamatan.
Cara Hitung Indikator
1)Rumus
Persentase KIM yang dikembangkan dan
diberdayakan oleh pemda Kabupaten/Kota di tingkat kecamatan:
Jumlah KIM
Jumlah Kecamatan yang ada dalam Kab/Kota
Contoh Perhitungan
Misalkan suatu wilayah Kabupaten/Kota memiliki jumlah kecamatan sebanyak 10 kecamatan, namun jumlah KIM yang ada dalam Kabupaten/Kota tersebut sebanyak 5 KIM. Maka persentase KIM yang dikembangakan dan
diberdayakan oleh Pemda Kab/Kota di wilayah tersebut pada tahun berjalan adalah:
5 KIM
10 Kecamatan yang ada dalam Kab/Kota Artinya: Baru 50% dari jumlah kecamatan di wilayah tersebut yang telah memiliki KIM.
Target
50% cakupan pada tahun 2014 Langkah Kegiatan
1) Bimbingan Teknis;
2) Pengembangan model;
3) Penyelenggaraan jaringan komunikasi;
4) Sarana dan prasarana;
5) Workshop, sarasehan, forum;
6) Penyediaan bahan-bahan informasi;
7) Simulasi aktivitas;
8) Kompetisi dan pemberian pengahargaan bagi yang berprestasi secara berkala; dan
9) Studi Banding
a. SDM
1)Kualitas dan kuantitas penyampai informasi (KIM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pranata
humas/penyuluh).
2)Aparatur SKPD ang menangani urusan bidang komunikasi dan informatika.
a. Konten Informasi
1)Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
2)Informasi diambil dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
a. Penanggung Jawab Kegiatan