• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Kontribusi Warga Negara dalam Menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

N/A
N/A
Nattaya Resyafahira Putri

Academic year: 2023

Membagikan "Tantangan dan Kontribusi Warga Negara dalam Menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Tantangan dan Kontribusi Warga Negara dalam Menegakkan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Arifa Nila Sya’nia 3211422115

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi Ilmu Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Negeri Semarang ABSTRAK

Penegakan hak asasi manusia di Indonesia melibatkan sejumlah tantangan yang perlu dihadapi oleh warga negara, tetapi juga mencakup kontribusi yang signifikan dalam memastikan hak-hak ini dihormati dan dilindungi. Artikel ini membahas tantangan dan kontribusi warga negara dalam konteks hak asasi manusia di Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi oleh warga negara Indonesia termasuk kurangnya kesadaran akan hak asasi manusia, ketidaksetaraan dan diskriminasi, tekanan politik, keterbatasan sumber daya, dan ketidakpatuhan hukum oleh lembaga penegak hukum. Meskipun terdapat undang- undang yang melindungi hak asasi manusia, pelaksanaannya seringkali tidak sesuai dengan standar internasional. Di sisi lain, warga negara Indonesia juga memberikan kontribusi penting dalam penegakan hak asasi manusia. Mereka aktif dalam memantau, melaporkan, dan memperjuangkan hak-hak tersebut melalui kampanye, advokasi, dan aksi kolektif. Selain itu, beberapa warga negara bekerja sebagai advokat hak asasi manusia atau dalam lembaga bantuan hukum yang membela korban pelanggaran hak asasi manusia. Teknologi dan media sosial telah memungkinkan warga negara untuk menyebarkan informasi dan mengoordinasikan upaya penegakan hak asasi manusia.

Kesadaran, aksi kolektif, dan pengawasan warga negara adalah kunci dalam memastikan penegakan hak asasi manusia di Indonesia. Meskipun tantangan tetap ada, kontribusi aktif warga negara berperan penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berbudaya hak asasi manusia. Dengan kerjasama dan kesatuan, Indonesia dapat mencapai kemajuan dalam penegakan hak asasi manusia.

Kata Kunci : Hak Asasi Manusia, Peran Warga Negara, Tantangan, Kontribusi

(2)

PENDAHULUAN

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang dianugerahkan kepada setiap individu secara kodrati dan tanpa diskriminasi, hanya karena mereka adalah manusia. HAM mencerminkan nilai-nilai dasar tentang martabat manusia, kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. HAM adalah prinsip universal yang melintasi batas negara dan budaya, dan mereka diakui sebagai hak yang tak terpisahkan dari setiap individu, tidak peduli latar belakang, suku, agama, jenis kelamin, atau status sosial.

Hak asasi manusia seharusnya adalah hak yang tak dapat dicabut, dasar, dan dianugerahkan secara ilahi yang harus dijunjung, dijaga, dan dilindungi. Tujuan hak asasi manusia adalah untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik guna melindungi keamanan dan integritas eksistensi manusia.

Sebagaimana hal ini, setiap orang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati, mempertahankan, dan mengupayakan hak asasi manusia, termasuk warga negara, pemerintah (termasuk otoritas sipil dan militer), dan negara.

Hak asasi manusia berasal dari Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan kebebasan dasar yang tidak dapat disangkal karena manusia sangat dihargai sebagai ciptaan Tuhan.

Hak asasi manusia adalah nyata dan melekat pada semua orang, menjadikannya universal dalam arti bahwa berlaku di mana pun dan untuk siapa pun, dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Manusia membutuhkan hak-hak ini untuk menjaga martabat kemanusiaan mereka dan juga sebagai panduan moral dalam interaksi dan hubungan mereka dengan orang lain.

Menurut Thomas Hobbes yang menyatakan bahwa Hak Alamiah (The Right of Nature) merupakan suatu kebebesan milik manusia untuk menggunakan kekuasaannya sendiri sesuai dengan kehendaknya yang didasari oleh pemeliharaan atas dirinya demi hidupnya. Selain Thomas Hobbes, ada John Locke yang juga memiliki partisipasi dalam pemikiran mengenai hak asasi manusia. Berrbeda dengan Hobbes yang beranggapan bahwa state of nature yang dimana pada dasarnya manusia adalah makhluk yang egois dan saling mencurigai manusia lain sebagai sosok yang dapat mencederainya, Locke beranggapan bahwa hubungan antar manusia pada dasarnya sama-sama hidup di masyarakat yang diatur oleh hukum-hukum kodrat dimana setiap manusia memiliki hak- hak yang tidak boleh dirampas dari dirinya.

(3)

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip universal yang mencerminkan nilai- nilai dasar tentang martabat manusia, kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. Di Indonesia, pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia menjadi bagian integral dari perkembangan negara dan masyarakat yang semakin matang. Berikut adalah sebuah narasi mengenai hak asasi manusia di Indonesia:

Manusia dilahirkan dengan hak dan kewajiban, dan hak serta kewajiban ini akan menyertainya sepanjang hidupnya. Kewajiban negara adalah untuk menjunjung dan melindungi hak asasi manusia. UUD 1945 menegaskan bahwa hak asasi manusia harus dilindungi. Meskipun hak asasi manusia tidak selalu terjamin dan ditegakkan, peran masyarakat, terutama lembaga negara, sangat penting. Sebenarnya, menurut Pasal 28I ayat (4), entitas pengaturan nasional selain instansi pelaksana (pemerintah) juga bertanggung jawab dalam pelaksanaan hak asasi manusia. Perlindungan hak asasi manusia di Indonesia sangat dipengaruhi oleh lembaga Ad Hoc, yang terdiri dari otoritas hukum dan yudisial, sebagai hasil dari makna Amandemen Konstitusi tahun 1945. Selain itu, sistem peradilan yang berlaku saat ini biasanya melaksanakan hak asasi manusia dalam praktiknya. Ada berbagai keputusan yudisial yang diambil ketika Mahkamah Konstitusi (MK) mengajukan peninjauan terhadap hukum, salah satunya adalah perkembangan modern yang akan menjadi pintu masuk untuk menjamin hak asasi manusia.

Indonesia, sebagai negara dengan keragaman etnis, agama, budaya, dan tradisi yang luar biasa, mengakui pentingnya menjaga hak asasi manusia sebagai landasan bagi masyarakat yang adil, demokratis, dan inklusif. Hal ini tercermin dalam Konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). UUD 1945 menegaskan hak-hak dasar individu, termasuk hak hidup, kebebasan, dan martabat manusia.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi berbagai perjanjian internasional tentang hak asasi manusia, seperti Konvensi Hak-hak Anak, Konvensi tentang Penghapusan Diskriminasi Rasial, dan lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mematuhi standar hak asasi manusia yang diakui secara global.

Di Indonesia, terdapat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang berperan penting dalam pemantauan dan perlindungan hak asasi manusia. Komnas HAM

(4)

bertugas memantau, melaporkan, dan memberikan rekomendasi terkait pelanggaran hak asasi manusia. Selain itu, ada Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang khusus melindungi hak-hak anak.

Penegakan hukum adalah suatu keharusan yang tak terbantahkan untuk mencegah berbagai pelanggaran hukum yang sering kali dilakukan oleh sejumlah besar orang.

Gerakan G30S/PKI, yang mengakibatkan kematian beberapa pejabat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan dilakukan oleh PKI, adalah kasus pelanggaran hukum yang paling signifikan di Indonesia, menurut hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Informasi terbaru yang ditemukan oleh Komnas HAM pada tahun 2012 mengindikasikan bahwa mungkin ada sebanyak 1,5 juta korban yang tewas atau meninggal. Meskipun masih terdapat banyak pelanggaran dan penyimpangan dalam legislasi hak asasi manusia, Indonesia telah mendirikan sejumlah lembaga yang bertugas untuk menjaga dan mengawasi hukum. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah dua dari organisasi tersebut. Partisipasi masyarakat dalam melindungi hak asasi manusia di Indonesia tetap penting meskipun ada lembaga yang mengawasi penerapan hukum hak asasi manusia, karena mereka memiliki dampak signifikan dalam menentukan kekuatan hukum tersebut dan mendorong perilaku yang menjunjung hak asasi manusia daripada merugikan dan berdampak negatif pada banyak orang.

Dalam penegakkan hak asasi manusia, peran warga negara sangatlah penting sehingga akan mengalami berbagai tantangan dan perlu untuk berkontribusi secara positif dalam upaya menjaga dan melindungi hak-hak dasar individu. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa peran warga negara dalam menjaga dan melindungi hak asasi manusia di Indonesia?

2. Apa saja tantangan yang dihadapi dan kontribusi yang dapat diberikan oleh warga negara dalam upaya melindungi hak asasi manusia di Indonesia?

KAJIAN PUSTAKA

Hak Asasi Manusia disebut sebagai perangkat hak yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dari setiap individunya yang dimana keberadaan manusia sebagai makhluk

(5)

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib untuk selalu dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia yang sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Pengakuan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum di dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang sebenarnya telah terlebih dahulu ada dibandingkan dengan Deklarasi PBB (Universal Declaration of Human Rights) tanggal 10 Desember 1948. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pada Alinea pertama dinyatakan bahwa “…Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa…”, Alinea ini menunjukkan pengakuan hak asasi manusia berupa hak kebebasan atau kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan atau penindasan. Kemudian pada Alinea kedua dinyatakan

“…mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Alinea ini menunnjukkan adanya pengakuan atas hak asasi di bidang politik berupa kedaulatan dan ekonomi.

Pasal-pasal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini menegaskan tentang Hak Asasi Manusia dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Hak Asasi Manusia disebutkan dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 28j Undang-Undang Dasar 1945

Theo Huijbers menyatakan bahwa ketika hak diakui sebagai komponen yang diperlukan dalam kehidupan yang memadai, yang dimulai begitu orang menyadari tempat dan fungsi mereka di alam semesta, makna hak asasi manusia menjadi jelas. Hak-hak ini terkait langsung dengan martabat manusia dan melekat pada individu karena mereka adalah manusia. Manusia tidak dapat tumbuh sepenuhnya dalam kehidupan sosial tanpa hak asasi manusia.

Hendarmin Ranadireksa mengklaim bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hukum atau peraturan yang bertujuan untuk melindungi warga negara dari risiko penindasan, penahanan, dan/atau pembatasan kebebasan oleh negara. Menurut Mahfud MD, hak asasi manusia adalah hak yang bersifat fitri (kodrati) bukan hak yang diciptakan oleh manusia atau diberikan oleh pemerintah. Hak-hak ini melekat pada martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan, yang manusia bawa bersama sejak konsepsi hingga ke permukaan bumi. Dalam tulisannya yang berjudul "Instrumen dan Penegakan Hak Asasi Manusia di

(6)

Indonesia," Suwandi menggambarkan hak asasi manusia sebagai kebebasan-kebebasan dasar yang diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan menjadi tanggung jawab mereka untuk mempertahankannya. Kebebasan-kebebasan ini bukanlah pemberian manusia atau negara.

Hak asasi manusia didefinisikan oleh Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Pasal 1, Angka 1 Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, selain definisi yang diberikan oleh para pakar, sebagai seperangkat hak yang melekat pada sifat dan eksistensi manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan anugerah-Nya yang harus dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintah, dan setiap individu demi martabat dan perlindungan harkat manusia.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar manusia yang tanpanya manusia tidak dapat benar-benar hidup sebagai manusia.

Presiden diwajibkan untuk melaksanakan sekitar 7 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang telah dikembangkan dalam bentuk Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tujuan pembangunan nasional menyatakan bahwa:

"Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, berdaulat, dan bersatu dalam masyarakat yang damai dan tertib." Meskipun ada persepsi bahwa GBHN dari tahun 1973 hingga 1988 tidak mengatasi hukum dan hak asasi manusia secara serius.

Resolusi MPR tahun 1998 memerintahkan pemerintah untuk menyusun undang- undang tentang hak asasi manusia. Berdasarkan keputusan MPR ini, Undang-Undang No.

39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia diundangkan. Resolusi MPR tersebut menyebutkan beberapa hak asasi manusia yang berbeda, termasuk hak untuk hidup, hak untuk memiliki keluarga dan anak-anak, hak untuk keadilan, hak untuk kebebasan dan akses informasi, hak untuk keamanan dan kesejahteraan, serta hak untuk kemajuan.

PEMBAHASAN

1. Peran Warga Negara Dalam Menjaga Dan Melindungi Hak Asasi Manusia Di Indonesia

Ada perbedaan antara era Orde Baru dan era Reformasi di Indonesia. Perjuangan untuk penegakan hak asasi manusia memberikan lebih banyak harapan di era

(7)

transformasi ini. Meskipun hasil dari berbagai inisiatif yang dijalankan oleh pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan Organisasi Non-Pemerintah (LSM) masih jauh dari harapan rakyat Indonesia, telah terjadi perbaikan yang signifikan sejak masa pemerintahan Orde Baru. Penting untuk mengakui berbagai inisiatif dan upaya yang berkelanjutan dalam perlindungan hak asasi manusia. Hak asasi manusia di Indonesia, yang pernah dianggap sebagai salah satu masalah paling sulit dalam sejarah negara sebelum perkembangan saat ini, telah mengalami perubahan yang signifikan. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan :

a) Kegiatan belajar bersama atau berdiskusi untuk memahami apa itu hak asasi manusia;

b) Mempelajari peraturan perundang-undangan mengenai hak asasi manusia yang berlaku;

c) Mempelajari peran lembaga-lembaga perlindungan hak asasi manusia;

d) Memberikan pembelajaran atau informasi mengenai pentingnya memahami dan melaksanakan hak asasi manusia agar kehidupan bersama menjadi tertib, damai, dan sejahtera kepada lingkungan masing-masing;

e) Menghormati dan menghargai hak orang lain;

f) Mematuhi peraturan yang berlaku;

g) Mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak adil.

Karena mengubah atau menghapus klausul konstitusi, seperti dalam sistem negara Indonesia, memerlukan proses yang sangat ketat dan berlarut-larut, termasuk amandemen dan referendum, kelebihan pengaturan hak asasi manusia dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat erat. Namun, satu kelemahan dari konstitusi adalah bahwa konstitusi hanya mencakup hukum yang saat ini berlaku secara global, seperti jaminan hak asasi manusia dalam Konstitusi Indonesia tahun 1945.

Upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia harus diapresiasi oleh setiap elemen bangsa, dikarenakan :

a) Karena hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang mutlah yang harus dimiliki oleh setiap manusia

b) Pelanggaran terhadap hak asasi manusia ditentang oleh ajaran agama manapun, HAM mendapatkan perhatian yang serius

(8)

c) Tujuan bangsa Indonesia akan dapat dicapai jika nilai-nilai kemanusiaan ini juga dapat dijunjung tinggi dan mendapatkan perhatian yang memadai d) Penegakan HAM di Indonesia telah melakukan langkah-langkah yang

konkret, antara lain :

a. Memasukkan poin hak asasi manusia ke dalam berbagai perundang- undangan. Berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia sebenarnya telah sangat akomodatif terhadap HAM.

b. Meratifikasi dan mengadopsi instrument-instrumen HAM internasional,

c. Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan mengenai HAM. Kesadaran masyarakat sangat perlu ditumbuhkan dan dibangun sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang memang harus dilindungi dan diperjuangkan. Membangun kesadaran dapat pula diartikan sebagai pembudayaan penghormatan terhadap nilai-nilai dasar kemanusiaan.

Peran warga negara dalam menjaga dan melindungi hak asasi manusia sangatlah penting untuk memastikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak dasar individu dalam masyarakat. Berikut beberapa peran warga negara :

a) Warga negara harus menghormati hak asasi manusia lain, terutama hak-hak dasar seperti hak untuk hidup, privasi, kebebasan untuk berbicara, beragama, dan lainnya. Mereka harus menghindari tindakan diskriminatif atau merendahkan martabat individu.

b) Warga negara memiliki peran dalam memilih pemimpin dan wakil rakyat yang berkomitmen untuk menjaga dan melindungi hak asasi manusia. Melalui pemilihan umum, mereka dapat memilih pemimpin yang memiliki catatan hak asasi manusia yang baik.

c) Warga negara harus aktif dalam memantau tindakan pemerintah dan memastikan bahwa pemerintah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Mereka dapat mengkritik tindakan atau kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan hak asasi manusia dan meminta akuntabilitas.

(9)

d) Warga negara dapat terlibat dalam advokasi dan aktivisme hak asasi manusia.

Mereka dapat berpartisipasi dalam demonstrasi dalam, kampanye, dan upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.

e) Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia dalam masyarakat adalah peran penting warga negara. Mereka dapat berkontribusi dalam penyuluhan, kampanye Pendidikan, dan berbagi informasi tentang hak-hak dasar.

f) Warga negara harus melindungi dan membela hak asasi manusia individu yang rentan, seperti anak-anak, perempuan, orang tua, dan minoritas. Mereka harus aktif dalam mendukung keadilan sosial dan melindungi mereka dari penindasan.

g) Warga negara diharapkan untuk mematuhi hukum yang mendukung hak asasi manusia dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia kepada otoritas yang berwenang.

h) Warga negara dapat memberikan dukungan finansial atau sukarela kepada organisasi hak asasi manusia yang bekerja untuk memajukan dan melindungi hak asasi manusia.

i) Warga negara berperan dalam mempromosikan kesetaraan dan hak-hak individu tanpa memandang ras, agama, gender, atau latar belakang lainnya.

Ini mencakup mendukung kebijakan dan praktik yang menciptakan masyarakat yang inklusif.

2. Tantangan Dan Kontribusi Warga Negara

Dalam menegakkan hak asasi manusia, warga negara dihadapkan dengan berbagai tantangan, yang meliputi :

a) Tidak semua warga negara memiliki pemahaman yang cukup tentang hak asasi manusia dan pentingnya untuk melindungi hak asasi manusia.

b) Ketidaksetaraan dan diskriminasi masih menjadi masalah yang serius di kalangan masyarakat. Diskriminasi berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau latar belakang lainnya dapat merugikan individu dan menghambat upaya penegakan hak asasi manusia.

c) Pemerintah atau pihak berwenang dapat menekan warga negaranya yang mencoba untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Hal ini dapat berupa ancaman, penindasan, atau tindakan represif lainnya.

(10)

d) Tidak semua warga negara memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk melawan pelanggaran hak asasi manusia.

e) Beberapa bisnis atau korupsi mungkin melibatkan pelanggaran hak asasi manusia, dan mereka bisa memiliki pengaruh yang besar terhadap kebijakan pemerintah.

f) Beberapa warga negara mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke organisasi dan lembaga yang mendukung hak asasi manusia, seperti LSM atau kelompok advokasi.

g) Beberapa individu mungkin takut untuk berbicara atau bertindak dalam mendukung hak asasi manusia karena takut akan balasan atau represi dari pihak berwenang atau kelompok yang melanggar hak asasi manusia.

Walaupun ada banyak tantangan dalam menegakkan hak asasi manusia, peran warga negara yang aktif dan kesadaran akan pentingnya hak asasi manusia dapat membantu mengatasi permasalahan ini. Kesadaran, edukasi, solidaritas, dan tindakan kolektif warga negara merupakan langkah penting dalam melindungi dan memperjuangkan hak asasi manusia.

PENUTUP

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang dianugerahkan kepada setiap individu secara kodrati dan tanpa diskriminasi, hanya karena mereka adalah manusia. HAM mencerminkan nilai-nilai dasar tentang martabat manusia, kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. HAM adalah prinsip universal yang melintasi batas negara dan budaya, dan mereka diakui sebagai hak yang tak terpisahkan dari setiap individu, tidak peduli latar belakang, suku, agama, jenis kelamin, atau status sosial.

Indonesia, sebagai negara dengan keragaman etnis, agama, budaya, dan tradisi yang luar biasa, mengakui pentingnya menjaga hak asasi manusia sebagai landasan bagi masyarakat yang adil, demokratis, dan inklusif. Hal ini tercermin dalam Konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). UUD 1945 menegaskan hak-hak dasar individu, termasuk hak hidup, kebebasan, dan martabat manusia. Kesadaran, edukasi, solidaritas, dan tindakan kolektif warga negara merupakan langkah penting dalam melindungi dan memperjuangkan hak asasi manusia.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

A. Bazar Harapan, N. S. (2006). Hak Asasi Manusia dan Hukumnya. Jakarta: CV.

Yani's.

Besar. (April 2011). Pelaksanaan dan Penegakan Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di Indonesia. HUMANIORA Vol. 2 No. 1, 201-213.

Kurniawan Kunto Yuliorso, N. P. (2005). Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia:

Menuju Democratic Governance. Jurnal Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Vol. 8, No.

3.

Sardol, S. M. (2014). Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Indonesia.

Rechtsidee, Vol. 1, No. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses peradilan pelanggaran hak asasi manusia yang berat, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, kepada korban dan saksi