• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANTANGAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI

N/A
N/A
Candra Primandini

Academic year: 2024

Membagikan "TANTANGAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TANTANGAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Wayan Surpa, SH, M.Si

Oleh:

Nama : Ni Made Candra Primandini NIM : 2007531054

No. Absen : 17

Kelas : Pendidikan Pancasila C3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA 2020

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi negara, dasar negara, sistem filsafat, sistem etika, dan juga sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia merupakan hasil kesepakatan bapak pendiri bangsa ketika negara Indonesia ini didirikan hingga sekarang di era globalisasi, negara Indonesia tetap berpegangan teguh pada Pancasila sebagai pedoman berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Walaupun negara Indonesia saat ini masih berpedoman pada Pancasila, tidak dipungkiri telah terjadi beberapa penyimpangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi ini. Hal ini disebabkan oleh mudahnya pengaruh-pengaruh budaya asing baik positif maupun negatif yang mengglobal masuk ke negara Indonesia.

Globalisasi merupakan proses integrasi ke ruang lingkup mendunia. Karakteristik dari era globalisasi adalah kemajuan teknologi, transportasi yang pesat dan menyebabkan hubungan bersifat global yang meliputi semua hubungan terjadi dengan melampaui batas-batas ketataegaraan (Hutomo, 2020). Globalisasi ini menyentuh seluruh aspek penting kehidupan, baik ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, pengetahuan, dan lain-lain. Adanya globalisasi mengakibatkan batasan-batasan diantara negara seakan tidak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat. Oleh karena itu, di era globalisasi ini peran Pancasila sangat penting untuk menyikapi tantangan yang dibawa oleh interaksi global ini dan tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia.

Pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh globalisasi ini tentu menyebabkan dampak yang positif dan negatif bagi bangsa Indonesia, sehingga dalam menyikapinya kita harus mampu menyaring dengan baik berbagai hal yang dibawa oleh proses globalisasi ini.

Hal-hal positif akibat globalisasi dapat kita terapkan dikehidupan sehari-hari sehingga menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara didunia, sedangkan hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan Indonesia (Irhandayaningsih, n.d.). Di era globalisasi ini, Pancasila dihadapi oleh berbagai tantangan baik dalam menyikapi ideologi luar yang mulai berkembang dan mempengaruhi Indonesia, sistem filsafat, etika dan moral, hingga dasar nilai pengembangan ilmu. Kajian ini bertujuan memberikan gambaran dan informasi mengenai tantangan yang dihadapi oleh Pancasila di era globalisasi ini, serta bagaimana pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di era globalisasi.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara dan idologi bangsa Indonesia di era globalisasi?

2. Apa bentuk tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia di era globalisasi?

3. Bagaimana bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem etika dalam menghadapi globalisasi?

4. Bagaimana bentuk tantangan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dalam menghadapi globalisasi?

C. Tujuan

1. Mengetahui bentuk tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia di era globalisasi.

2. Mengetahui bentuk tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai sistem filsafat Indonesia di era globalisasi

3. Memahami bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem etika dalam menghadapi globalisasi

4. Memahami Bagaimana bentuk tantangan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dalam menghadapi globalisasi

(4)

PEMBAHASAN

A.

Bentuk Tantangan yang Dihadapi Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus berlandaskan dan harus sesuai dengan Pancasila. Hal tersebut bermakna bahwa Pancasila harus senantiasa menjadi spirit yang menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016). Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara menghadapi berbagai bentuk tantangan.

Salah satu tantangan yang paling dominan saat ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era saling keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa lain sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan demikian, kebudayaan global terbentuk dari pertemuanberagam kepentingan yang mnedekatkan masyarakat dunia. Beberapa karakteristi kebudayaan global sebagai berikut:

a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik.

b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.

c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerja sama dan bersaing sehingga tidak asa satu pun ideologi yang dominan.

d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tidak bersifat plural dan heterogen.

e. Nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda.

(Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016)

Pada era globalisasi ini, banyak hal yang merusak mental dan nilai moral Pancasila.

Adanya globalisasi menyebabkan munculnya tantangan-tantangan yang berasal dari derasnya paham-paham yang mulai beredar luas. Bentuk tantangan yang melanda bangsa Indonesia dapat dilihat dari kehidupan masyarakatnya, yakni salah satunya masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma dalam kehidupan bernegara. Akibatnya, sering ditemukan perilaku anarkisme yang dilakukan oleh elemen masyarakat terhadap fasilitas publik.

Masyarakat menjadi beringas karena code of conduct yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi. Selain itu kondisi euphoria politik juga dapat memperlemah integrasi

(5)

nasional. Dalam bidang pemerintahan, banyak terjadi fenomena aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer yang kurang mencerminkan kenegarawanan, contohnya perilaku aparatur yang mementingkan kepentingan kelompok pribadi dari pada kepentingan umum. Hal tersebut perlu dicegah dengan meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan melakukan upaya secara massif serta sistematis dalam membudayakan nilai-nilai Pancasila bagi aparatur negara di era globalisasi ini.

Unsur-unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara di era globalisasi ini meliputi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dapat berupa menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi asing karena keterbukaan informasi dan meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Faktor internalnya dapat berupa penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016). Dengan demikian, Indonesia harus berupaya agar ketahanan mental- ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara, yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama di era globalisasi ini.

B. Bentuk Tantangan yang Dihadapi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Indonesia di Era Globalisasi

Pancasila sebagai sistem filsafat sangat penting karena dapat memberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

Bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem filasafat dalam menghadapi globalisasi dapat berupa tantangan kapitalisme dan komunisme. Kapitalisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk mengembangkan usahanya untuk meraih keutungan maksimal dan merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat di era globalisasi ini adalah meletakkan kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain-lain.

(6)

Sedangkan komunisme merupakan paham yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat di era globalisasi ini adalah dominasi negara yang berlebihan sehingga dapat menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara.

Pancasila sebagai sitem filasafat dalam menghadapi globalisasi ini haruslah dapat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai ideologi dunia yang berkembang. Selain itu Pancasila sebagai sistem filsafat juga harus dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sendi- sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak, serta Pancasila dapat menjadi way of life dan way of thinking bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan pemikiran. Kehidupan yang serba modern ini dapat membahayakan jika terjadi ketidakseimbangan anatara cara bertindak dan cara berpikir sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan mental dari suatu bangsa.

C. Bentuk Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika Dalam Menghadapi Globalisasi Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016). Saat ini Pancasila sebagai sistem etika mendapat tantangan nyata dalam menghadapi globalisasi. Tantangan yang dihadapi Pancasila ini berkaitan dengan etika, moral, dan juga budaya luar yang mulai masuk mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Contoh tantangan-tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai sistem etika adalah munculnya gerakan-gerakan ekstremis, politik adu domba dengan menggunakan isu SARA, adu domba oleh pihak-pihak asing, penyebaran informasi hoax, serta tindakan-tindakan provokasi melalui media sosial (Aulia, n.d.).

Tantangan tersebut dapat kita hadapi apabila kita dalam bertingkah laku dan bertutur kata berpedoman pada nilai-nilai luhur Pancasila yang sudah tersusun hierarkis berhubungan antara sila yang satu dengan yang lainnya.

Dalam era globalisasi ukuran atau standar nilai sosial budaya masyarakat global ikut mempengaruhi eksistensi kepribadian bangsa pada umumnya dan khususnya bagi bangsa Indonesia. Mengaktualisasikan Pancasia di era globalisasi dapat dilakukan dengan cara penggalian kembali nilai-nilai luhur Pancasila dengan mempertimbangkan rasionalitas dan

(7)

aktualisasinya dalam mengatasi masalah-masalah kekinian. Penguatan pada pedoman beretika Pancasila merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan saat ini. Menempatkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga negara.

Pancasila sebagai sistem etika juga memberi guidance bagi setiap warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun internasional serta baik secara langsung atau dalam media sosial. Selain itu Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang mempengaruhi pemikiran warga negara Indonesia (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016). Sehingga dapat dikatakan untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam wujud etika, moral, dan budaya asing yang berkembang era globalisasi ini, masyarakat Indonesia harus mampu memperkuat pemikiran mereka untuk beretika, bertingkat laku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kesadaran dan kesiapan untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dalam praktik di kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat, melalui pendidikan, maupun dalam kenyataan hidup sehari-hari.

D. Bentuk Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dalam Menghadapi Globalisasi

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia dikarenakan ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek di era globalisasi tidak terlepas dari nilai-nilai spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah maupun upaya peningkatan kesejahteraan perlu mendapat perhatian yang serius. Apabila kerusakan lingkungan ini terus berlanjut, maka generasi mendatang akan menerima resikonya.

2. Penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek menjadi sarana utuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.

(8)

3. Nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah muali digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong yang mulai digantikan dengan sikap individualis, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah dan konsumerisme, solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis, musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.

(Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016)

Saat ini Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu telah mendapat tantangan yang luar biasa dari globalisasi. Tantangan ini berupa globalisasi yang menyebabkan melemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen dari pada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain, konsumerisme yang sangat berpengaruh saat ini menyebbakan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya, serta pragmatism yang berorientasi pada tiga ciri yakni: workability (keberhasilan, satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016).

Sehingga dalam menghadapi tantangan ini, Pancasila berperan penting dalam realisasi pengembangan iptek di Indonesia. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri bukan berorientasi pada ilmu yang dikembangkan oleh negara Barat (western oriented) dan realisasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus melibatkan masyarakat luas bukan hanya menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016).

(9)

PENUTUP

A. Simpulan

Adanya globalisasi ini menyebabkan munculnya tantangan-tantangan yang berasal dari paham-paham yang mulai beredar luar secara global. Bentuk tantangan yang dihadapi Pancasila dapat dilihat dari kehidupan masyarakatnya, salah satunya yakni perilaku anarkisme akibat rasa bebas akan tuntutan nilai dan norma dalam kehidupan bernegara. Selain itu, euphoria politik juga memperlemah integrasi nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor eksternal dan juga internal. Faktor eksternalnya dapat berupa menguatnya isu kebudayaan global dan meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk serta kemajuan teknologi. Faktor internalnya dapat berupa penyalahgunaan kekuasaan yang mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa. Sehingga Pancasila memiliki peranan penting untuk menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara.

Dalam konteks sistem filsafat, Pancasila menghadapi tantangan berupa kapitalisme dan komunisme di era globalisasi ini. Bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila akibat globalisasi salah satunya adalah kebebasan individual secara berlebihan yang menimbulakn dampak negatif seperti monopoli, konsumerisme, dan lain-lain. Sedangkan bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila saat ini, yakni dominasi negara yang berlebihan sehingga menghilangkan peran rakyat dalam kehidupan bernegara. Pancasila sebagai sistem filsafat harus dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak

Perilaku kehidupan masyarakat yakni dalam beretika juga menjadi tantangan Pancasila dalam menghadapi globalisasi khusunya sebagai sistem etika dan moral di negara Indonesia. bentuk tantangan Pancasila sebagai sistem etika dalam menghadapi globalisasi dapat berupa munculnya gerakan-gerakan ekstremis, politik adu domba dengan menggunakan isu SARA, adu domba oleh pihak-pihak asing, penyebaran informasi hoax, serta tindakan- tindakan provokasi melalui media sosial. Semua tantangan ini haruslah dapat dihadapi oleh Pancasila dengan berperan sebagi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang mempengaruhi pemikiran warga negara Indonesia. masyarakat Indonesia juga hrus memperkuat pemikiran untuk beretika, bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

(10)

Dalam dunia iptek, Pancasila juga mendapat berbagai tantangan akibat globalisasi, contohnya seperti melemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen dari pada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain, dan konsumerisme yang sangat berpengaruh saat ini menyebbakan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya.

Untuk menghadapi tantangan ini, Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri bukan berorientasi pada ilmu yang dikembangkan oleh negara Barat.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, S. S., n.d. PANCASILA DI ARUS GLOBALISASI DALAM MEMPERKUAT REFORMASI. [Online]

Available at:

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10775/7%20Syifa%20Siti%2 0Aulia.pdf?sequence=1&isAllowed=y

[Accessed 15 December 2020].

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016. PENDIDIKAN PANCASILA untuk Perguruan Tinggi. 1st ed. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Hutomo, M. S., 2020. Globalisasi: Pengertian, Dampak dan Manfaat. [Online]

Available at: https://indomaritim.id/globalisasi-pengertian-dampak-dan-manfaat/

[Accessed 13 December 2020].

Irhandayaningsih, A., n.d. PERANAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN. [Online]

Available at: https://media.neliti.com/media/publications/5021-ID-peranan-pancasila- dalam-menumbuhkan-kesadaran-nasionalisme-generasi-muda-di-era.pdf

[Accessed 14 December 2020].

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kemampuan Menghadapi Tantangan ... Pengertian kemampuan menghadapi tantangan

Dalam hal inilah tantangan guru PKn menghadapi kurikulum 2013 yang arahnya tidak hanya memberi pengetahuan tetapi juga mengajar cara berpikir?. Pendidikan Pancasila dan

Pada Era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini tentu tantangan-tantangan yang akan dihadapi Bangsa Indonesia akan semakin kompleks dan beragam, mulai

Sebagai kajian teoritis, filsafat Pancasila bisa dipahami dengan lebih mudah dengan cara melihat nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan ideologi Pancasila

Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan dasar filsafat negara Republik Indonesia, menurut M.Yamin bahwa berdirinya

Peran Pancasila dalam Rangka Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme di Era Globalisasi bagi Siswa Sekolah Dasar Setelah pembahasan mengenai peran Pancasila, menumbuhkan kesadaran

Aulia dkk 2018 menguraikan bahwa saat ini identitas nasional bangsa Indonesia menghadapi beragam tantangan, diantaranya seperti ; 1 memudarnya nilai-nilai luhur dalam praktik kehidupan

Landasan Pancasila sebagai Sistem Filsafat 3.1 Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus dan Subjectivus Pancasila sebagai genetivus-objektivus, artinya nilai-nilai Pancasila