• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

N/A
N/A
ali tofan

Academic year: 2024

Membagikan " Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/370003460

MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY 5.0: TANTANGAN DAN PELUANG DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Article · April 2023

CITATIONS

0

READS

1,594 4 authors, including:

Raudhafilhaq Alfitrah Telkom University 1PUBLICATION   0CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Raudhafilhaq Alfitrah on 14 April 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN DI ERA SOCIETY 5.0: TANTANGAN DAN PELUANG DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh Kelompok 1:

Adam Al Aziz Olii 1103204045

Nurdin 1103204006

Kreshna Putra Sudewo 1103202215 Raudhafilhaq Alfitrah 1103200147

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

TELKOM UNIVERSITY 2022

(3)

Abstrak

Artikel ini membahas perubahan paradigma pendidikan dalam era Society 5.0, yang merupakan era revolusi industri ke-4 yang diperkaya dengan teknologi digital dan terhubung secara global. Artikel ini menyoroti tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk ketidakcocokan antara kurikulum tradisional dengan kebutuhan kemajuan teknologi, kesenjangan akses terhadap teknologi, dan tantangan dalam menghadapi perubahan tuntutan kerja di masa depan. Selain itu, artikel ini juga mengidentifikasi peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk penggunaan teknologi sebagai alat pembelajaran yang inovatif, pengembangan keterampilan abad ke-21, dan pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa. Beberapa saran untuk menghadapi tantangan dan mengoptimalkan peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan di era Society 5.0 juga disajikan. Artikel ini menggali pemikiran dari para ahli pendidikan dan sumber terpercaya sebagai dasar dalam memahami perubahan paradigma pendidikan di era Society 5.0 serta memberikan wawasan bagi pembaca mengenai tantangan dan peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan inovasi.

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pendidikan tidak hanya memberikan akses terhadap pengetahuan dan keterampilan, namun juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemajuan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara.

Namun, pada kenyataannya masih terdapat berbagai tantangan dalam mencapai pendidikan yang berkualitas dan inklusif bagi semua orang, terutama di negara-negara berkembang. Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah minimnya akses terhadap pendidikan, kurangnya ketersediaan guru yang berkualitas, infrastruktur pendidikan yang kurang memadai, dan kurangnya dana untuk mendukung sistem pendidikan yang berkualitas.

selain itu, pada era Society 5.0 dan revolusi industri 4.0, tantangan baru muncul dalam bidang pendidikan, seperti perubahan paradigma pembelajaran dan kebutuhan akan pengembangan keterampilan abad ke-21 yang lebih fokus pada teknologi. Oleh karena itu, SDG 4 menekankan pentingnya menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, responsif terhadap perubahan, dan berkualitas, guna memastikan akses terhadap pendidikan yang setara dan memenuhi kebutuhan masa depan.

B. Tujuan

Tujuan dari artikel Menjaga Kualitas Pendidikan di Era Society 5.0:

Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 ini, yaitu pentingnya pendidikan berkualitas dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan, adalah untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua orang, serta memberikan kesempatan belajar sepanjang hayat.

Tujuan tersebut mencakup beberapa aspek, antara lain:

(4)

1. Memastikan akses terhadap pendidikan yang setara dan inklusif bagi semua orang, tanpa terkecuali.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperkuat infrastruktur pendidikan, meningkatkan kualitas guru dan pengajaran, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana pendidikan.

3. Menyediakan pendidikan yang responsif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masa depan, termasuk keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja dan teknologi informasi dan komunikasi.

4. Meningkatkan persentase siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah dengan baik, serta meningkatkan keterampilan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung, bagi mereka yang belum mampu melakukannya.

5. Meningkatkan akses terhadap pendidikan tinggi, vokasional, dan profesional yang terjangkau, serta memperkuat keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

II. Pembahasan

A. Perubahan Paradigma Pendidikan

Perubahan paradigma pendidikan merupakan suatu konsep yang menggambarkan pergeseran dalam cara pendidikan diselenggarakan dan dihadapi dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi, yang pesat di era digital dan inovasi. Era Society 5.0 menekankan pada pemanfaatan teknologi, konektivitas, dan inovasi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan solusi terhadap berbagai tantangan global.

Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era society 5.0 ini. Termasuk yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai gerbang utama dalam mempersiapkan SDM unggul. Era society 5.0 sendiri diperkenalkan oleh pemerintah jepang pada tahun 2019, yang dibuat sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu (VUCA). Dikhawatirkan invasi tersebut dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan yang dipertahankan selama ini. Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain pendidikan beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang. Kemendikbud mengatakan bahwa untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun dibutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Diantaranya pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk Merdeka Belajar.

Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 seperti internet of things, Artificial Intelligence, Big data, dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Society 5.0 juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.

Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi di dunia digital. Kemudian literasi teknologi,

(5)

memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, dll). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu humanities, komunikasi dan desain, sebagai pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan di bidang digital dan berpikir kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat society 5.0 guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas.

Oleh karena itu, ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, diantaranya IoT (Internet of Things), VR (Virtual Augmented Reality), pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) dalam dunia pendidikan untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar.

Menurut Sifia dalam Rahayu Dinamika transformasi pendidikan telah berkembang secara pesat, seiring dengan teknologi yang semakin berkembang.

Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya sistem dan metode pembelajaran yang didukung oleh teknologi dunia digital. Perkembangan tersebut ditandai dengan determinasi era globalisasi. Indrawarman dan Hafidhoh dalam Rahayu Determinasi globalisasi ini ditandai dalam era industri 5.0. Era revolusi industri 5.0 dapat dimaknai sebagai masyarakat yang di mana setiap kebutuhan harus disesuaikan dengan standar gaya hidup setia masyarakat serta pelayanan produk yang sudah berkualitas tinggi dan memberi rasa nyaman terhadap semua orang.

Era society 5.0 merupakan penyelesaian dari keresahan masyarakat terhadap era revolusi 4.0 mengenai teknologi yang semakin akan menggantikan tenaga manusia yang mengakibatkan mengurangi lapangan pekerjaan. Era society 5.0 ini sangat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi antara masyarakat dengan masalah ekonomi di 10 tahun yang ke depan atau bahkan lebih.

Pendidik juga harus memiliki kecakapan hidup abad 21 yaitu memiliki kemampuan leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, dll. Fokus keahlian bidang pendidikan abad 21 saat ini dikenal dengan 4C yang meliputi creativity, critical thinking, communication, dan collaboration.

Tenaga pendidik di abad 21 ini harus menjadi penggerak yang mengutamakan murid dibandingkan dirinya, inisiatif untuk melakukan perubahan pada muridnya, mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid. Akan tetapi dengan adanya perubahan ini banyak yang mempertanyakan apakah peran guru dapat tergantikan oleh teknologi? Namun, ada peran guru yang tidak ada di teknologi diantaranya interaksi secara langsung di kelas. ikatan emosional guru dan siswa, penamaan karakter dan modelling.

keberhasilan suatu negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0, turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi pendidikan harus mempersiapkan orientasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan.

Literasi lama mengandalkan baca, tulis, dan matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data, teknologi dan sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital. Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan

(6)

teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter.

menurut Rakhmawati dalam Kurniawan Pada dua tahun terakhir pendidikan indonesia telah mengalami dinamika baru, yaitu pergantian era semula revolusi industri 4.0 menjadi era society 5.0. Perkembangan teknologi informasi saat ini dianggap menjadi gerbang pembuka peradaban era society 5.0. Situasi yang terjadi dapat ditinjau dari terjadinya perubahan fungsi sosial menuju fungsi teknologi informasi dalam setiap aktivitas kehidupan di berbagai aspek, termasuk pendidikan. Penggunaan media belajar dan pembelajaran berbasis online menjadi salah satu ciri khas yang tampak pada pendidikan era society 5.0 dan mampu menjaga fungsi pendidikan saat ini.

Pendidikan menjadi salah satu fungsi sosial yang berjalan seiring dengan peradaban termasuk peradaban di era society 5.0. Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara utuh meliputi aspek psikis, jasmani dan rohani, dan sosial (UU RI 2003).

Society 5.0 sebagai sebuah gagasan kepeloporan harapannya mampu menyelesaikan isu ini. Namun, masih perlu banyak perkembangan terutama dari sisi teknologi untuk “menjemput” era kemasyarakatan kelima ini. Untuk melakukan sebuah revolusi besar-besaran, perlu adanya modal yang cukup kuat. Dalam hal ini, kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang cukup krusial dalam membentuk sistem terintegrasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Jika semua sumber daya mencukupi, sewajarnya mimpi untuk mengubah dunia menjadi society 5.0 bukan lagi merupakan kemustahilan. Justru hal ini sangat mungkin, meninjau berbagai perkembangan teknologi di seluruh belahan dunia yang sangat cepat, ditandai dengan penemuan-penemuan baru dibidang teknologi yang dapat mempermudah pekerjaan dan kehidupan manusia.

B. Kualitas Pendidikan di Era Society 5.0

Era society 5.0 diperkenalkan oleh pemerintah Jepang pada 2019 untuk mengantisipasi disrupsi akibat revolusi 4.0 yang dapat menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Dunia pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan SDM unggul di era society 5.0 dengan perlu adanya perubahan paradigma pendidikan. Pendidik harus menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik dan berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi, dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik. Selain pendidikan, pemerintah, organisasi masyarakat, dan seluruh masyarakat turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang.

Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang berfokus kepada kebutuhan manusia dan didukung oleh teknologi seperti contoh adalah Internet Of Things, kecerdasan buatan (artificial Intelligence), dan big data. Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan SDM yang unggul dan berkualitas untuk menghadapi era ini. Di era society 5.0 saat ini, para pendidik perlu memiliki keterampilan dalam hal digital dan kreatif agar dapat mengajar secara inovatif dan dinamis di kelas. Kemampuan dalam hal literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia adalah hal yang menjadi penting untuk dimiliki dalam menghadapi era ini.

Untuk menghadapi era society 5.0, diperlukan 6 keterampilan dasar yaitu literasi data untuk membaca, menganalisa, dan menggunakan informasi

(7)

dalam dunia digital (big data), literasi teknologi untuk memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi seperti coding, kecerdasan buatan (artificial intelligence), machine learning, engineering principles, dan biotech. serta literasi manusia yang mencakup humanities, komunikasi, dan desain.

Seorang pendidik dalam era society 5.0 juga harus memiliki keterampilan dalam segi kepemimpinan, literasi digital, kecerdasan emosional, kewirausahaan, kewarganegaraan global, kerja tim, dan pemecahan masalah.

Fokus pada keahlian pendidikan saat ini adalah 4C yaitu creativity, critical thinking, communication, dan collaboration. Pendidik juga harus memiliki keterampilan inovatif dan proaktif. Namun dalam hal teknologi dalam pendidikan juga memiliki masalah,

Keberhasilan suatu negara dalam menghadapi era revolusi industri 5.0 bergantung kepada kualitas pendidik, terutama guru yang harus memilki keahlian dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru serta tantangan global yang terus berkembang. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan. Selain literasi yang sudah ada seperti membaca, menulis, dan matematika, pendidikan juga harus memperkuat literasi baru seperti literasi data, teknologi, dan sumber daya manusia.

Gagasan society 5.0 diharapkan dapat menyelesaikan isu-isu yang ada, tetapi masih perlu banyak pengembangan terutama di bidang teknologi untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Modal yang kuat dibutuhkan untuk melakukan revolusi besar-besaran dan kualitas sumber daya manusia menjadi krusial dalam membentuk sistem terintegrasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jika semua sumber daya tersedia, maka mimpi untuk mengubah dunia menjadi society 5.0 bukanlah sesuatu yang mustahil, mengingat perkembangan teknologi yang sangat cepat dan penemuan-penemuan baru yang dapat mempermudah kehidupan manusia.

C. Tantangan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Era revolusi industri 4.0 adalah era yang membutuhkan perubahan yang cepat. Era ini ditandai dengan adanya sistem cyber-fisik, komputasi awan, Internet of Things, yang semuanya terkait dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan big data. Dengan berkembanganya teknologi juga harus diiringi perkembangan sumber daya manusia itu sendiri sehingga bisa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan yang ada. Hal ini juga menjadi tantangan untuk dunia pendidikan dalam menyiapkan SDM yang berkualitas tersebut.

Dengan kemajuan teknologi banyak kemudahan yang bisa membantu manusia membantu segala aktivitasnya. Salah satunya adalah berkembangnya dunia industri online, namun manusia harus dapat juga mengikuti perubahan agar dapat bersaing dan bertahan hidup. Oleh karena itu, revolusi industri 4.0 memiliki dua sisi, bisa menawarkan kemudahan dan juga bisa menimbulkan tantangan yang besar salah satunya ialah dunia pendidikan.

Menurut A. Malik Fadjar menyatakan bahwa terdapat tiga tantangan berat yang sedang dihadapi saat ini: Pertama, bagaimana mempertahankan diri dari serangan krisis dan apa yang kita capai jangan sampai hilang. Kedua, kita berada dalam suasana global di bidang pendidikan. Menurutnya kompetisi adalah sesuatu yang niscaya, baik kompetisi dalam skala regional, nasional, dan internasional. Ketiga, melakukan perubahan dan penyesuaian sistem

(8)

pendidikan nasional yang mendukung proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keragaman kebutuhan atau keadaan daerah dan peserta didik serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Disamping kendala di atas, terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan di era society 5.0, diantaranya adalah tidak tersedianya sumber daya yang memadai dalam dunia pendidikan seperti guru, dosen maupun tenaga pendidikan lainnya. Dalam menghadapi tantangan pendidikan di era society 5.0 yang begitu kompleks dalam menghadapi era 5.0 yang semakin didengungkan oleh Jepang yang tentunya akan berdampak dan berpengaruh ke semua negara. Oleh karena itu, pendidikan era society 5.0 harus mampu menghadapi tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut.

Selain itu pendidikan era society 5.0 juga mempunyai kemampuan-kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat.

Tiga kemampuan utama tersebut diantaranya:

● Kemampuan dalam memecahkan masalah

● Kemampuan untuk bisa berfikir secara kritis

● Kemampuan untuk berkreativitas

Tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu tersebut diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat dan dalam dunia pendidikan. pendidikan era society 5.0 harus mampu menghadapi tantangan yang ditimbulkan akibat munculnya revolusi industri 4.0 yang mau tidak mau akan dihadapi. Oleh karena itu, setiap komponen individu, harus mampu dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, harus mampu mempertahankan dan menghadapi berbagai serangan krisis dan apa yang sudah dicapai oleh pendidikan jangan sampai hilang.

Pendidikan era Society 5.0 harus senantiasa meningkatkan kompetensi dalam segala bidang terutama para pengajar, dan para pengajar harus mampu melakukan inovasi ke arah yang lebih baik dan jangan sampai tertinggal dan tergerus oleh zaman yang semakin berkembang dan kemajuan teknologi saat ini.

D. Peluang dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Dr. Tony Wagner, seorang peneliti pendidikan dari Universitas Harvard, berpendapat bahwa peluang dalam meningkatkan kualitas pendidikan melibatkan pendekatan pembelajaran yang terdapat pada siswa, di mana siswa diberdayakan untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Peluang ini dapat dicapai melalui penggunaan teknologi, metode pembelajaran aktif, dan pengintegrasian konteks dunia nyata dalam pembelajaran.

Terdapat berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era society 5.0. Salah satu peluang tersebut adalah pengembangan teknologi dan digitalisasi pembelajaran. Saat ini, teknologi dan digitalisasi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Pemanfaatan teknologi dan digitalisasi dalam pembelajaran dapat memperkaya metode dan sumber belajar. Guru dapat menggunakan aplikasi

(9)

dan platform online untuk menyampaikan materi pembelajaran secara interaktif dan menyediakan bahan-bahan belajar yang lebih beragam. Siswa juga dapat mengakses bahan-bahan pembelajaran yang lebih mudah dan fleksibel melalui perangkat digital seperti laptop, tablet, atau smartphone.

Selain itu, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi juga dapat membantu memperbaiki sistem evaluasi dan monitoring kinerja siswa serta memfasilitasi kolaborasi antara siswa dan guru. Teknologi dan digitalisasi juga dapat membantu mengatasi kendala geografis dan infrastruktur, khususnya di daerah-daerah terpencil.

Namun, peluang ini juga harus diimbangi dengan keterampilan dan pengetahuan yang cukup bagi para guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan digitalisasi. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan terus-menerus bagi para guru dan siswa mengenai penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam pembelajaran sangat penting untuk memastikan peluang ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dalam kesimpulannya, pengembangan teknologi dan digitalisasi dapat menjadi peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era society 5.0. Namun, perlu dilakukan upaya-upaya yang tepat dan berkelanjutan untuk memanfaatkan peluang ini dengan baik dan memastikan keterampilan dan pengetahuan yang cukup bagi para guru dan siswa.

E. Peran Dunia Pendidikan di Era Society 5.0

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Selain beberapa elemen dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, Organisasi Masyarakat dan seluruh masyarakat juga turut andil dalam menyambut era society 5.0 mendatang.

Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dari society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration).

Sementara, abad 21 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh pelajar adalah memiliki kemampuan 6 literasi dasar. Tidak hanya literasi dasar namun juga memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar, kreatif, berkomunikasi, kolaborasi serta memiliki kemampuan problem solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku yang mencerminkan profil pelajar pancasila seperti rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian sosial dan budaya.

Sebagai pendidik di era society 5.0, para pendidik harus memiliki keterampilan dibidang digital dan berpikir kreatif. Menurut Zulfikar Alimuddin, Director of Hafecs (Highly Functioning Education Consulting Services) menilai di era masyarakat 5.0 (society 5.0) pendidik dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar di kelas. Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0. diantaranya Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar.

Konsep Industry 4.0 dan Society 5.0 memiliki persamaan yaitu terfokus pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi seperti Internet Of things (IOT), Artificial Intelligence, dan Big Data. Konsep Industry 4.0 dan

(10)

Society 5.0 memiliki Perbedaan dimana orientasi industry 4.0 terfokus pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk keperluan produktivitas dan proses bisnis, Sedangkan Society 5.0 berorientasi pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Realisasi konsep Masyarakat 5.0 mengarah pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Strategi yang bisa diambil oleh instansi pendidikan seperti perguruan tinggi dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan produktivitas di bidang penelitian , pengabdian , serta riset berbasis inovasi yang mengarah pada terbentuknya konsep Smart City/ Smart Campus.

Memperkuat kerja sama baik baik tingkat nasional maupun internasional. 6.

Mengadakan pelatihan kompetensi berskala nasional maupun internasional, demi mendukung jumlah profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan

III. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menjaga kualitas pendidikan di era Society 5.0 memerlukan perhatian yang lebih besar dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan.

Tantangan besar dihadapi dalam menghadapi revolusi industri 4.0, karena teknologi yang semakin maju mengubah tuntutan dunia kerja dan menghasilkan perubahan sosial yang signifikan. Namun, era Society 5.0 juga membuka peluang baru bagi pendidikan, termasuk penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk dunia kerja masa depan yang berbeda.

Untuk menjaga kualitas pendidikan, diperlukan peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik, pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, peningkatan keterampilan digital siswa, dan peningkatan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini juga memerlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di era Society 5.0. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan efektif dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan yang semakin kompleks dan dinamis.

(11)

Daftar Pustaka

Kahar Iksan M., Cika Hairuddin, Afni Nur, Wahyuningsih Eka Nur. (2021). PENDIDIKAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 MENUJU ERA SOCIETY 5.0 DI MASA PANDEMI COVID 19. Moderasi.

Hadi Putra Pristian. (2019). Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Society 5.0.

Islamika.

View publication stats

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan lulusan PTKIS wajib memiliki kemampuan literasi data,

Industri transportasi juga berubah secara signifikan selama Revolusi Industri. 

Apabila kondisi pendidikan Hindu yang tidak mampu menghadapi perkembangan di era revolusi industri 4.0 yang berbasis digital, tentu akan membuat generasi muda Hindu

Tantangan Notaris sebagai Pejabat Umum di Era Revolusi Industri 4.0 dan Pandemi

Begitu banyak tantangan yang ada di era revolusi industri 4.0 saat ini menuntut guru BK untuk selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam

Pendidikan Bahasa Indonesia di era Revolusi Industri 4.0 juga seharusnya mengajarkan kesadaran multikulturalisme dan kemampuan berkolaborasi dalam jaringan, sehingga mahasiswa dapat

Dokumen ini membahas tentang peran pendidikan dalam menghadapi tantangan era digital di era Revolusi

Pendidikan karakter siswa pondok pesantren di era revolusi industri