• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENTIFIKASI ELEMEN URBAN DESIGN DI KAWASAN KALPATARU

N/A
N/A
Maira Hasanah

Academic year: 2023

Membagikan "DENTIFIKASI ELEMEN URBAN DESIGN DI KAWASAN KALPATARU "

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

TU G AS BE SA R AR SI TE KT U R KO TA

IDENTIFIKASI ELEMEN URBAN

DESIGN DI KAWASAN KALPATARU

M a i r a H a s a n a h - 2 0 1 5 0 1 2 0 5 1

(2)

LINGKUP

PENDAHULUAN

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Maksud, Tujuan dan Manfaat Identifikasi, Metodologi Pembahasan

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Analisis Masing-Masing Elemen Citra Kota dan Kesimpulan Hasil Analisis

GAMBARAN WILAYAH STUDI

Lokasi dan Penyebaran Elemen Urban Desain dan Potensi dan Permasalahan dari Elemen Urban Desain pada Kawasan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan dan Rekomendasi Desain

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Maksud,

Tujuan dan Manfaat Identifikasi, Metodologi

Pembahasan

(4)

LATAR BELAKANG

Secara Umum Pengertian Urban Design merupakan suatu perpaduan kegiatan antara profesi perencana kota, arsitektur, lansekap, rekayasa sipil, dan transportasi dalam wujud fisik. Produk perancangan kota tersebut dapat dikategorikan dalam dua bentuk umum yang disebut Ruang Kota (Urban Space) dan Ruang Terbuka (Open Space). (Prof. Eko; Kota Berkelanjutan,1999,59)

1. Ruang Kota (Urban Space)

Urban Space secara harafiah adalah pusat kegiatan dimana masyarakat melakukan aktivitasnya. Maka pengertian ruang terbuka publik sebagai urban space adalah suatu ruang luar yang terjadi dengan membatasi alam dan komponen-komponennya bangunan menggunakan elemen keras seperti pedestrian, jalan, plaza, pagar, dan sebagainya, maupun elemen lunak seperti tanaman dan air sebagai unsur pelembut dalam lansekap dan merupakan wadah aktivitas masyarakat yang berbudaya dalam kehidupan kota.

1 Ruang Terbuka (Open Space)

Ruang terbuka dapat dikatakan sebagai unsur ruang alam yang dibawa ke dalam kota atau lapangan

terbuka yang dibiarkan tetap seperti keadaan aslinya. Skala ruang terbuka ini lebih banyak ditentukan

oleh pohon,semak, batu-batuan dan permukaan tanah daripada ditentukan oleh lebar dan panjangnya.

(5)

LATAR BELAKANG

Kawasan adalah sebuah tempat yang mempunyai ciri serta mempunyai kekhususan untuk menampung kegiatan manusia berdasarkan kebutuhannya dan setiap tempat yang mempunyai ciri dan identitas itu akanlebih mudah untuk dicari ataupun ditempati untuk lebih melancarkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatannya. Kawasan merupakan bagian-bagian wilayah yang ada di dalam sebuah Kota.

Kawasan ini terbagi menjadi kawasan pemukiman, Kawasan perkantoran, kawasan industri, Kawasan pemerintahan, kawasan perdagangan, kawasan area hijau, dan kawasan wisata.(A. W. Purwantiasning, Masruroh, & Nurhidayah,2013).

Citra suatu kawasan merupakan hasil proses dua arah antara pengamat dengan lingkungannya.

Lingkungan memberi kesan perbedaan dan keterhubungan, sedangkan pengamat dengan kemampuan

adaptasi yang besar serta dalam sudut pandangnya sendiri menyeleksi, mengorganisasi dan memberi

dengan pemahaman dari apa yang dia lihat. Persepsi pengamat terhadap apa yang mereka lihat pada

kenyataannya berbeda-beda, antara pengamat yang satu dengan yang lainnya. Hal inisangat dipengaruhi

oleh latar belakang pendidikan, pengalaman yang dialaminya, suasana batin, waktu dimana saat

mengamati, sudut pengamatan dan sebagainya

(6)

2. Bagaimana potensi dan permasalahan yang ada di Kawasan kalpataru?

RUMUSAN MASALAH

1. B agaimana penerapan elemen citra kota

teori konsep

pada K awasan

kalpataru ?

(7)

MAKSUD IDENTIFIKASI

TUJUAN

IDENTIFIKASI Kawasan kalpataru.

1. Mengkaji dan menent ukan elemen- elemen pembent uk cit r a 2. Mengkaji pot ensi dan per masalahan dalam elemen per ancangan

Kawasan kalpataru sebagai pembentuk citra kawasan.

MANFAAT IDENTIFIKASI

ini dimaksud unt uk menget ahui pot ensi dan per masalahan pada perancangan kota sebagai pembentuk

citra Kawasan kalpataru.

1. Unt uk member ikan pedoman dan umpan balik bagi per encana, perancang, dan pengambil keputusan terhadap pengembangan Kawasan kalpataru.

2. Merupakan sumbangan pemikiran bagi konsep perencanaan untuk

Kawasan kalpataru.

(8)

1.

2. Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber bacaan.Data-data ini kemudian dibandingkan dengan teori Elemen Citra Kotaoleh Kevin Lynch untuk diambil hubungan antara keduanya.

Data primer yaitu data yang diambil langsung dari lapangan, berupa pengamatan langsung di lapangan.

METODOLOGI PEMBAHASAN

(9)

GAMBARAN

WILAYAH STUDI

L oka si d a n Penyeb a ra n Elem en U rb a n D esa in

p a d a Kawasan

(10)

LOKASI

Sebelah Utara : Kelurahan Sumber Rejo Sebelah Selatan : Kelurahan Beringin Jaya Sebelah Barat

Sebelah Timur

: Kelurahan Pinang Jaya

: Kelurahan Sumber Sejahtera Kawasan Kalpataru terletak di Beringin Raya, Kec.

Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung 35155.

Adapun lokasi dalam penelitian ini berada di Beringin Raya,adapun

Kelurahan Beringin Raya

batas sebagai Kelurahan

administrasi

berikut :

(11)

PENYEBARAN ELEMEN URBAN DESAIN

T r i b u n T r a n s i t G a p u r a d a n A r e a P a r k i r

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

F a s i l i t a s b a g i p a r a a t l e t

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

K a n t o r P e n g e l o l a

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

J o g g i n g T r a c k

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

T r i b u n P e n o n t o n

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

(12)

PENYEBARAN ELEMEN URBAN DESAIN

Lapangan Kalpataru

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

(13)

PENYEBARAN ELEMEN URBAN DESAIN

Area Bermain Anak

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

Tulisan RTH Kalpataru

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

T e m p a t D u d u k - d u d u k

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

J a l u r P e n d e s t r i a n

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

(14)

PEMBAHASAN

Analisis Masing-Masing Elemen Citra Kota dan

Kesimpulan Hasil Analisis

(15)

ANALISIS MASING-MASING ELEMEN CITRA KOTA

Pengamatan penyebaran elemen urban desain yang akan membentuk citra kota pada kawasan ini dilakukan berdasarkan delapan elemen urban desain yang dikemukakan oleh Hamid Shirvani. Menurut Hamid Shirvani (1985), seorang pakar arsitektur kota, elemen urban design dapat diklasifikasikan menjadi 8,yaitu:

Tata Guna Lahan (Land Use),

Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing), Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking),

Ruang Terbuka (Open Space),

Area Pedestrian (Pedestrian Area),

Pendukung Kegiatan (Activity Support), Papan Penanda (Signage),

Preservasi (Preservation).

HAMID SHIRVANI (1985)

Gambar Hamid Shirvani

Sumber : https://alchetron.com/Hamid-Shirvani

(16)

TATA GUNA LAHAN (LAND USE)

Tata Guna Lahan (LandUse) pada kawasan Kalpataru ini didominasi dengan bangunan Perkantoran karena W ilayah ini merupakan

Kec.Kemiling.

wilayah Terdapat

pusat kantor

administrasi

Kecamatan Kemiling, KUA Kemiling,

Polsub Sektor

Kantor

K emiling, Beringin Raya, dll yang

Polsekta Kantor menjadi K ecamatan

Kemiling, Kelurahan

bangunan pendukung aktivitas masyarat,

khususnya masyarakat BandarLampung.

(17)

BENTUK DAN MASSA BANGUNAN (BUILDING FORM AND MASSING)

Kawasan kalpataru terdiri dari beberapa jenis bangunan dengan ketinggian bangunan yang berbeda-beda dan jarak bangunan satu dengan bangunan yang lainnya jauh, sehingga tidakdapat membentuk Skyline di setiap lingkungannya.

Pembatas antara area satu dengan yang lainnya pun terlihat jelas dari mulai kontur tanah hingga pagar pembatasnya.

Kantor Kecamatan Kemiling

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

Kantor Pengelola Stadion Kalpataru

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

Kantor Polsekta Kemiling

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

Musholla

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

Sentra IKM Tapis

S u m b e r : F o t o P r i b a d i 2 0 2 2

(18)

SI RKULASI DAN PERPARKI RAN ( CI RCULATI ON AND PARKI NG)

Di K awasan Lapangan K alpataru terdapat Sirkulasi Jalan berupa jalan primer dan jalan sekunder.Jalan primer terletak di

Lapangan Kalpataru yaitu kiri,kanan,belakang dan depan yang

sekeliling bagian bernama Jl.Kalpataru ,disimbolkan dengan warna kuning pada gambar di atas.Jalan ini hanya memiliki lebar 3m dan biasa dilewati oleh kendaraan mobil dan motor. Namun,saat sore hari jalan ini dipakai oleh para pengunjung sebagai jalur pendestrian dan jalur jogging pengunjung. Di seberang Lapangan Kalpataru (bagian depan) terdapat jalan sekunder yaitu Jl.Teuku cik ditiro yang merupakan jalur kendaraan mobil dan

motor.

Untuk depan

Parkiran terdapat parkiran di bagian

stadion kalpataru yang disimbolkan

dengan warna abu2.

(19)

RUANG TERBUKA (OPEN SPACE)

Ruang terbuka di Kawasan kalpataru ini cukup banyak karena memang Kawasan ini merupakan kawasan Ruang terbuka untuk kec.Kemiling.

Stadion Mini Kalpataru

Stadion Mini Kalpataru dilengkapi dengan tribun penonton, tribun transit, kantor pengelola, gazebo, area parkir, gapura dan jogging track. Stadion ini diharapkan dapat menjadi fasilitas bagi masyarakat dalam berinteraksi, sosialisasi, rekreasi dan olahraga. Stadion ini juga dapat menjadi fasilitas bagi pembinaan atlet sekitar, untuk sarana berlatih guna menciptakan atlet dan olahragawan di masa depan

Lapangan Kalpataru

Lapangan Kapataru sering dipakai sebagai tempat bermain bola oleh para pemuda yang tinggal di kemiling.Lapangan berada di di tengah- tengah di kelilingi oleh jogging track.

Taman Kalpataru

RTH di Kawasan berada tepat di belakang Stadion Mini Kalpataru, taman rakyat ini ramai dikunjungi seluruh kalangan mulai dari muda- mudi, orang tua, hingga anak-anak. Cocok dijadikan sebagai sarana anak bermain sebab di dalam Taman Kalpataru terdapat banyak wahana permainan. Wahana permainan di dalam area tersebut seperti Jungkat-jungkit, Perosotan, Ayunan, dan permainan Outbond. Seluruh fasilitas bisa digunakan secara gratis sepuasnya oleh anak-anak.

(20)

JALUR PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN WAYS)

Jalur pejalan kaki di Kawasan ini masih kurang memadai, dikarenakan pedestarian di Kawasan Kalpataru ini masih berupa tanah sehingga lumayan menyatu dengan jalan, memiliki Batasan yang kurang jelas dan hanya berukuran 1meter saja dan hampirsemua pedestarian pun digunakan oleh pedagang kaki lima sebagai tempat mereka berdagang.

Oleh karena kondisi tersebut, banyak pedagang kaki berjalan di jalan raya sehingga menimbulkan masalah bagijalur kendaraan.

J alur Pendest r ian di Sekitar Kawasan

J alur Pendest r ian di

Taman Bermain Anak

(21)

AKTI VI TAS PENDUKUNG (ACTIVITY SUPPORT )

Selain sebagi pusat Olahraga, aktivitas pendukung dikawasan ini sangat beragam yaitu sebagai aktivitas berkuliner, berinteraksi, sosialisasi, rekreasi dan taman bermain anak.Di area parkir juga terdapat pendopo yang menjadi fasilita s bagi pembinaa

n atlet sekitar, untuk sarana

berlatih.

(22)

ELEMEN PENANDA (SIGNAGE)

Di kawasan ini dilengkapi papan penanda di tiap tempat seperti papan penanda RTH KALPATARU DAN papan penanda STADION MINI KALPATARU.

Namun permasalahannya adanya papan penanda

masih untuk

kurang

rambu-

rambu di kawasan ini.

(23)

PRESERVASI DAN KONSERVASI (PRESERVATION)

Kawasan kalpataru awalnya hanyalah sebuah lapangan sepak bola yang disertai pendestrian yang sering dijadikan tempat jogging dan olahraga masayarakat kec.Kemiling.Pada tahun 2020 Lapangan Kalpataru sudah mulai di rehabilitasi yang kemudian, di Kawasan kalpataru ini terdapat stadion mini kalpataru, Lapangan Kalpataru dan Taman Kalpataru.

Baru terhitung 2 tahun sejak direhabilitasi nya kawasan tersebut, sudah banyak kerusakan yang ada di kawasan ini. fasilitas di dalam stadion mini kalpataru yang tidak terawat dan kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar dan juga pengunjung.Sangat disayangkan kamar mandi di stadion mini kalpataru ini sangat kotor sekali dan terlihat tidak ada upaya pembersihan secara rutin,di area tribun juga terdapat banyak sekali sampah baik sampah pengunjung maupun dedaunan yang menumpuk.

Permasalahan lainnya adalah terdapat TPS di Kawasan ini yang membuat di area sekitar TPS dapat

tercium bau sampah.Selain itu, area di sekitar TPS juga terlihat kumuh dan tidak terawat yang membuat

Kawasan kalpataru terlihat makin tidak menarik dan terkesan kumuh.

(24)

PRESERVASI DAN KONSERVASI

(PRESERVATION)

(25)

POTENSI PERMASALAHAN ELEMEN URBAN DESAIN

NO. ELEMEN URBAN

DESAIN POTENSI PERMASALAHAN

1. TATA GUNA LAHAN

(LAND USE)

Kawasan ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan dengan peruntukan komersial. Hal ini disebabkan oleh mobilitas dalam kawasan yang cukup tinggi.

Permasalahan terkait dengan tata guna lahan pada kawasan ini adalah penataan yang belum optimal.

2.

BENTUK DAN MASSA

BANGUNAN (BUILDING FORM AND MASSING)

Beberapa bangunan di kawasan ini sudah memiliki bentuk yang cukup unik dan menarik perhatian.

Ketinggian bangunan yang berbeda-beda dan jarak antar bangunan yang tidak beraturan menyebabkan

skyline pada

kawasan ini kuranag beraturan. Akan tetapi perbedaan ketinggian ini tidak terlalu signifikan

3. SIRKULASI DAN PARKIR (CIRCULATION AND PARKING)

Kawasan ini memiliki sirkulasi kendaraan yang sudah cukup baik. Setiap bangunan pada kawasan ini juga sudah menyediakan lahan parkir sendiri.

Lahan parkir yang disediakan pada bangunan sudah cukup. Namun, untuk area jualan belum ada area parkir yang optimal.

4. RUANG TERBUKA

(OPEN SPACE)

Kawasan ini cukup banyak memiliki ruang terbuka baik untuk olahraga dan rekreasi.

Permasalahan ruang terbuka pada kawasan ini adalah tenpat bermain anak yang masih tertutupi orang berjualan sehingga kurang terlihat keberadaannya

(26)

POTENSI PERMASALAHAN ELEMEN URBAN DESAIN

NO. ELEMEN URBAN

DESAIN POTENSI PERMASALAHAN

5. AREA PEDESTRIAN

(PEDESTRIAN AREA)

Kawasan ini sangat berpotensi untuk mengembangkan jalur pedestrian yang lebih baik.

Kondisi jalur yang cukup sempit, kurang mendapat perlindungan dari panas dan hujan serta, tidak

adanya pembatas antara jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan membuat jalur ini tidak nyaman untuk dilalui.

6. KEGIATAN PENDUKUNG (ACTIVITY SUPPORT)

Aktivitas pendukung seperti berdagang

makanan,minuman dan pakaian cukup berpotensi untuk dikembangkan

Aktivitas pendukung seperti berdagang makanan dan minuman seringkali menimbulkan kemacetan.

7. PAPAN PENANDA

(SIGNAGE)

Keberadaan papan penanda berupa rambu lalu lintas sangat penting dan juga berpotensi untuk dikembangkan pada kawasan ini

Papan penanda yang digunakan sebagai media promosi memiliki ukuran yang beragam dan ditempatkan secara tidak beraturan.

8. PRESERVASI

(PRESERVATION)

Kawasan ini sangat berpotensi untuk mengembangkan preservasi yang lebih baik.

Masih banyak area yang kurang pemeliharaannya sehingga bertebaran sampah yang mengganggu pemandangan

(27)

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disumpulkan bahwa :

• Kawasan Kalpataru memiliki elemen-elemen urban desain pembentuk citra kota yang sesuai terhadap teori Hamid Shirvani

• Beberapa elemen urban desain pembentuk citra kota pada Kawasan Kalpataru masih terdapat permasalahan yang harus ditangani.

• Elemen urban desain pembentuk citra kota di Kawasan Kalpataru masih perlu diperbaiki dan dikembangkan dengan harapan dapat memperkuat citra kota di kawasan tersebut.

KESIMPULAN HASIL ANALISIS

(28)

KONSEP RE-DESIGN

(29)

LAND USE (TATA GUNA LAHAN)

• Permasalahan yang sangat terlihat jelas dan cukup parah sehingga harus segera diperbaiki pada kawasan ini adalah permasalahan kenyamanan pejalan kaki dan juga sirkulasi yang sering terhambat. Oleh karena itu, konsep utama dalam redesain ini adalah kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna sehingga konsep penataan elemen urban desain harus mendukung konsep tersebut. Sehingga konsep mere- design yang bisa diberikan adalah melebarkan menggunakan lahan bekas pkl sebagai jalur pendestrian.

• Dalam mere-design tata guna lahan dengan membuat area foodcourt khusus. Diharapkan area foodcourt ini bisa dipakai oleh para pedagang kaki lima, sehingga sudah tidak ada lagi pkl yang berjualan di pinggir jalan.

• Dibuat juga lahan parkir di dekat foodcourt tersebut.

Sebenarnya lahan parkir di depan stadion kalpataru sudah cukup baik. Namun, untuk mempermudah pengunjung menuju ke foodcourt dan agar tidak terjadi kemacetan maka dibuat lahan parkir tersebut.

.

KONSEP RE-DESIGN :

(30)

BENTUK DAN MASSA BANGUNAN (BUILDING FORM AND MASSING)

KONSEP RE-DESIGN :

Memperluas musholla menjadi masjid yang berlantai 2, agar ketinggian bangunan sama dengan bangunan lainnya agar terlihat selaras dan memberikan tanaman agar terbentuk syline antara bangunan.

(31)

AKTI VI TAS PENDUKUNG (ACTIVITY SUPPORT )

KONSEP RE-DESIGN :

• Untuk mendukung aktivitas pendukung pada Kawasan ini, ditambahkan tempat-tempat pendukung seperti foodcourt, balai warga dan masjid. Di Kawasan ini sudah memiliki masjid, Namun, masjid tersebut sudah lama tidak terpakai karena sudah terjadi kerusakan bangunan. Sehingga sudah lama tidak ada tempat penunjang untung ibadah para pengunjung. Selain itu di daerah sekitar kalpataru belum memiliki masjid yang cukup besar sehingga masjid yang telah di re-design ini diharapkan bisa menjadi pusat beribadah warga sekitar juga.

• Re-design selanjutnya adalah area foodcourt. Di dalam food court tersebut PKL bisa berjualan disana dan juga para pengunjung disediakan tempat makan yang nyaman

• Untuk Balai Warga Kalpataru, dijadikan sebagai tempat penunjang para warga berkumpul membahas kegiatan RT/RW sekitar. Dikarenakan daerah ini dekat juga dengan area pemukiman.

(32)

TERIMA KASIH

Gambar

Gambar Hamid Shirvani

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian pada kawasan Perumahan Taman Setibudi Indah ini adalah ditemukannya beberapa sifat karakter yang dapat membentuk elemen citra kawasan perumahan; yaitu

Konsep Urban Catalyst berawal di Amerika sebagai jawaban dari keresahan para urban designer/arsitek dalam menata kawasan/kota, dimana pemikiran dari Eropa kurang sesuai

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk mengidentifikasi kelima elemen citra kawasan di Kawasan Kayutangan Kota Malang dan melihat kualitas visual dari

1) Analisa sejarah perkembangan dan pertumbu- han Kota Jayapura sehingga dapat ditelusuri struk- tur rancangan kota yang ada. 2) Analisa elemen-elemen pembentuk citra kota Jayapura.

Berdasarkan hasil penelitian,(1) Ditinjau dari RTRW elemen-elemen pembentuk citra Kota Bitung yaitu elemen path (Jl. Sam Ratulangi, Jl. Piere Tendean, Jl. Yos Sudarso,

Untuk mengetahui Karakteristik Pecinan Lasem saat ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi elemen fisik pembentuk kotanya dengan memakai teori Elemen Pembentuk Kota

Pada kawasan Talang Semut ini ruang terbuka merupakan salah satu elemen fisik pembentuk pola ruang kota yang merupakan bagian dari pembentukan pola ruang

Menurut Kevin Lynch 1960, terdapat lima elemen pembentuk citra kota yaitu Landmark Penanda, Path Jalur, District Kawasan, Nodes Simpul, Edge Batas atau Tepian.. Kota Marisa merupakan