• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK LEIT MOTIF SCORING SEBAGAI PENANDA PERUBAHAN SUASANA DALAM FILM THE GOD FATHER 1972

N/A
N/A
Juan Raharjo

Academic year: 2023

Membagikan "TEKNIK LEIT MOTIF SCORING SEBAGAI PENANDA PERUBAHAN SUASANA DALAM FILM THE GOD FATHER 1972"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK LEIT MOTIF SCORING SEBAGAI PENANDA PERUBAHAN SUASANA DALAM FILM THE GOD FATHER 1972

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada penelitian ini peneliti mengkaji mengenai teknik light motif scoring dalam film The Godfather. Peneliti memilih teknik light motif scoring karena merupakan salah satu teknik music scoring yang sering digunakan dalam penanda perubahan suasana pada film. Music scoring memiliki banyak teknik salah satunya adalah light motif, yaitu teknik scoring yang sengaja dibuat untuk adegan tertentu.

Objek formal dalam penelitian adalah teknik light motif scoring pada film The Godfather.

Objek material penelitian adalah film The Godfather. Peneliti memilih film The Godfather karena merupakan salah satu film masterpiece yang wajib ditonton, selain itu film ini merupakan film yang mempunyai soundtrack yang iconic, bahkan tanpa menonton gambar penonton akan dapat mengetahui soundtrack yang diputar adalah soundtrack film The Godfather.

The Godfather merupakan film kriminal Amerika tahun 1972, yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola dan diproduksi oleh Albert S. Ruddy. Film ini dibintangi oleh Marlon

Brando dan Al Pacino sebagai pemimpin dari keluarga kriminal di New York, setting film ini sekitar tahun 1945-1955, berfokus pada transformasi Michael Corleone yang kemudian menjadi bos Mafia yang kejam dengan menceritakan Vito sebagai kepala Keluarga Corleone. Film The Godfather merupakan adaptasi dari novel karya Puzo dengan judul yang sama, The

Godfather secara umum dianggap sebagai salah satu film terbesar di dunia perfilman, dan juga sebagai salah satu film yang paling berpengaruh, terutama dalam film berjenis Gangster.

Peringkat kedua setelah Citizen Kane diperuntuhkan oleh American Film Institute pada tahun

(2)

2007, film tersebut dipilih untuk dilestarikan di Amerika Serikat National Film Registry pada tahun 1990. Dalam film The Godfather terdapat banyak cue dalam music scoringnya, termasuk salah satu cue yang menggunakan teknik light motif yang berperan sebagai penanda perubahan suasana dalam film.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan pembahasan yang disampaikan pada latar belakang di atas mengenai Teknik Light Motif Scoring pada film The Godfather, maka terdapat poin rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Teknik Light Motif Scoring sebagai penanda perubahan suasana dalam film The Godfather

C. Tujuan Penelitian

Membahas teknik light motif scoring sebagai penanda perubahan suasana pada film The Godfather. Selain itu sebagai bahan referensi untuk mempelajari tentang music scoring khususnya teknik light motif.

(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian serta menujukkan orsinalitas dari penelitian (Triono, 2016). Penelitian terdahulu juga dapat digunakan sebagai referensi peneliti untuk menentukan objek, teori, dan metode penelitian.

Pada tahun 2015, Lutfi Ryan, melakukan penelitian dalam skripsinya yang berjudul Perancangan Tata Suara Bergaya Klasik dalam Film Pendek Fiksi Prosopagnosia. Penelitian ini bertujuan menganalisis perancangan tata suara film tentang prosopagnosia, yaitu tentang orang yang tidak mampu mengenali wajah, bahkan wajahnya sendiri, sehingga audience merasa tersentuh dan dapat membangun mood. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembuatan film, suara dan musik ilustrasinya, menjadi sarana pembangkit suasana atau mood seseorang dalam menyaksikan 9 film. Pada film Samar masih banyak suara-suara yang tidak diperlukan karena pengambilan suara saat shooting tergolong sulit. Perbedaan penelitian Ryan dengan penelitian pada film drama Whiplash terletak pada sound design sebagai pembentuk dramatik, yang meliputi speech, musik, dan sound effect dengan menekankan unsur penunjang seperti konflik, suspense, curiosity, serta surprise.

2.2. Kerangka Teoritis

Peneliti menggunakan pendekatan editing yang mengkaji mengenai teknik light motif scoring pada film The Godfather. Peneliti akan menggunakan teori utama Music Scoring dan teori semiotika sebagai teori pendukung.

(4)

A. Scoring/Sound Desain

Sound design adalah penataan atau penyusunan unsur suara dalam film, seperti dialog, ambience, sound effect (SFX), serta musik. Kemudian orang yang bertanggungjawab terhadap hasil akhir suara film dinamakan sound designer. (Iwan Darmawan. 2007)

1. Diegetic Sound

Diegetic Sound adalah sound yang ada hubungannya dan tampak di layar, seperti dialog, ambient kota, dan suara langkah kaki

2. Non-Diegetic Sound

Sound yang tidak terdapat di dalam layar sebuah film, seperti music scoring dan soundtrack.

B. Semiotika

Dalam Mythologies, suatu konsep baru tentang mitos bahwa mitos adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat mitos dan bukanlah konsep, gagasan, atau objek. Mitos adalah suatu cara untuk mengutarakan pesan, ia adalah hasil dari wicara bukan dari Bahasa, (Barthes)

(5)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Siyoto ( Dalam Alsa, 2003) Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Peneliti akan menggunakan pendekatan editing yang mengkaji tentang teknik light motif scoring dalam film The Godfather

3.2. Sumber Data A. Data Primer

Peneliti menggunakan data primer berupa film The Godfather yang diakses streaming melalui platform Netflix. Sumber data tersebut sebagai data satu-satunya yang original, dan dijadikan bahan utama dalam melakukan proses analisis dramatik. Sumber data primer tersebut diuraikan secara sistematis berdasarkan teori yang diacu dalam kerangka konseptual.

B. Data Sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan adalah berbagai referensi buku-buku, web, e-books. Data sekunder lain yang digunakan yakni informasi film yang diperoleh dari internet. Informasi tersebut di antarannya sinopsis, review, prestasi, dan resensi film. Fungsi lain dari data sekunder yaitu sebagai data penguat untuk membantu dalam mendeskripsikan pemecahan masalah dari penelitian yang dilakukan.

(6)

3.3 Pengumpulan Data A. Observasi.

Observasi, yakni suatu aktivitas pengamatan yang terencana terhadap suatu objek secara cermat dan langsung di lokasi penelitian, diikuti dengan pencatatan secara sistematis berkenaan dengan gejala-gejala yang diteliti. Tujuan pengamatan ini adalah untuk memperoleh informasi atau membuktikan kebenaran suatu hal dalam penelitian (Ilham, 2019:154).

Peneliti melakukan observasi seperti menonton dan mencatat bagian-bagian penting yang berhubungan dengan music scoring film The Godfather.

B. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahanbahan publikasi yang tersedia di

perpustakaan. Peneliti dalam melakukan olah studi literatur kepustakaan, menggunakan sumber referensi buku, jurnal, dan internet searching untuk mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian di antaranya melalui alamat-alamat website. Peneliti akan membaca dan mempelajari referensi baik berupa buku maupun literatur melalui internet.

Referensi

Dokumen terkait