SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN
PURSED LIP BREATHING MENGURANGI FATIQUE PADA PASIEN CKD ON HD
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
Oleh:
TIRTA DEVIRA NIP : 197712172006042011
RSUP DR MDJAMIL PADANG PADANG
2023
SATUAN ACARA RONDE
Materi Ronde : Purshed Lip Breathing pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
Pokok Bahasan : Pursed Lip Breathing
Sasaran : Pasien dan keluarga yang menemani pasien selama dirawat di ruang Interne Pria A
Hari/ Tanggal : Rabu/ 17 Januari 2024 Waktu : 20 menit
Tempat : Interne Pria (Wing A)
A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik atau Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan suatu keadaan pada ginjal yang sudah mengalami kerusakan atau gangguan fungsional maupun structural. kerusakan ini sifatnya tidak dapat diubah sehingga semua fungsi ginjal akan terganggu. Masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien CKD salah satunya adalah hypervolemia atau kelebihan volume cairan. Pada pengidap gagal ginjal kronik sering di temukan keadaan edema. Edema adalah adanya penumpukan cairan secara berlebih diantara sel– sel tubuh atau di dalam beberapa rongga tubuh, Umumnya Edema terbagi menjadi infeksi edema atau eksudat dan edema non-infeksi atau transudat. Faktor yang sangat mempengaruhi edema pada pasien gagal ginjal kronik diantaranya yaitu kurangnya kepatuhan pengontrolan pengobatan diet, kurang memperhatikan pembatasan asupan cairan, retensi cairan dan natrium. Dampak dari edema yang tidak diatasi akan mengakibatkan adanya gangguan pernapasan, Sistem kardiovaskular, sistem neurologi.
Salah satu tindakan penatalaksanaan untuk mengurangi edema pada pasien CKD on HD adalah dengan pursed lip breathing. Pursed lip breathing merupakan metode yang Purse lips breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau dimonyongkan dengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang. Terapi rehabilitasi paru-paru dengan purse lips breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif seperti pemakaian obat-obatan (Suzanne c.
Smeltzer, 2013).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diimplementasikan selama 20 menit diharapkan klien dan keluarga mampu memahami dan selanjutnya melaksanakan teknik pursed lip breathing sesuai dengan instruksi.
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan professional pemberi asuhan keperawatan
c. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
C. MATERI Terlampir D. METODE
Diskusi dan tanya jawab E. MEDIA
a. Leaflet
b. Materi yang akan disampaikan c. Dokumen dan status pasien F. PENGORGANISASIAN
Kepala Ruangan : Tazkia Alyaa
Ketua Tim : Silvi Triana Helmi
PA : Fuja Rahimna
Nina Nisrina Zahro Dhea Irma Putri
Perawat Konselor : Ns. Farida Kurniati, S. Kep G. SETTING TEMPAT
Keterangan:
: Kepala Ruangan : Ketua Tim
: Pembimbing : Keluarga Pasien
: Pasien : Perawat Assosiate
H. PROSES KEGIATAN RONDE
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan pasien
Tempat 1 hari
sebelum drk
Pra drk Pra drk
1. Menentukan kasus dan topik 2. Menentukan tim drk
3. Menetukan literature 4. Membuat SAP
5. Mempersiapkan pasien 6. Diskusi pelaksanaan
7. Melakukan persetujuan untuk menandatangani informed concent
8. Mengkaji keadaan pasien
Karu, Katim, PA
-
P dan K memberi respon
Nurse Station
Ruang E 20
5 menit DRK (Nurse Station)
Pembukaan
1. Salam pembukaan 2. Memperkenalkan tim drk 3. Menyampaikan identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan dari ronde
Kepala Ruangan (Karu)
- Nurse
Stadion
15 menit Penyajian Masalah
1. Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
2. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang
Karu, katim, PA, Perawat Konselor
- Nurse
Station
telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan
5 menit Validasi data (bed pasien)
1. Mencocokkan data pasien
2. Penyampaian masalah pasien.
3. Penyampaian rencana tindakan.
4. Diskusi
5. Demonstrasi tindakan
Karu, katim, PA, Perawat Konselor
P dan K Memberika n respon dan
menjawab pertanyaan
E 20
10 menit Lanjutan diskusi
1. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien serta rencana yang akan dilakukan
2. Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan
- Nurse
Station
10 menit Pasca drk
1. Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim
2. Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan 4. Penutup
Karu, katim, PA, perawat konselor
- Nurse
Station
I. KRITERIA EVALUASI a. Evaluasi struktur
Kegiatan drk terlaksana tepat waktu
Peserta ronde dapat hadir sesuai rencana b. Evaluasi Proses
Peserta drk berperan aktif dalam kegiatan ronde
Selama drk berlangsung, pasien dan keluarga dapat mengikuti dengan penuh perhatian
c. Evaluasi Hasil
Pasien puas dengan hasil kegiatan
Masalah pasien belum teratasi
Perawat dapat:
Berpikir kritis
Tumbuh pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien
Meningkatkan pola pikir sistematis
Mengaplikasikan latihan pembelajaran pada praktek klinik
MATERI 1. Gagal Ginjal Kronik
a. Pengertian
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan suatu kerusakan ginjal dengan proses patofisiologi dan berbagai ragam penyebab yang memicu adanya degradasi fungsi ginjal secara berturut - turut dan pada sebagian besar berakhiran pada penyakit gagal ginjal. Pada tahap akhir penyakit ginjal, ginjal tidak mampu memfiltrasi urin dengan normalnya, reaksi pada ginjal yang semestinya pada peralihan cara kerja input cairan dan elektrolit tidak berhasil. Pasien kebanyakan menimbun natrium dan elektrolit, akibatnya meningkatkan kemungkinan berkembangnya edema.
b. Tanda dan Gejala
1) Kardiovaskuler, seringnya terjadi hipertensi, artmia, perkarditis uremik, efusi perikardial (mungkin dengan tamponade jantung, gagal jantung, edema periorbital , dan edema periferal), dan kondisi lain sering terjadi
2) Integumen, terdapat scalp, kering, kekuning-kuningan, dan tampak pucat.
Selain itu, juga menunjukkan adanya purpura, ekimosiis, petechiae, dan tertimbunnya urea pada kulit.
3) Respiratori system, terdapat pleuritis, edema pulmonal, nyeri pleura, efusi pleura, sputum terasa kental, dan sesak napas semua kemungkinan itu mungkin terjadi
4) Gastrointestinal, terdapat kondisi stomatitis, ulserasi, dan pendarahan gusi, di antara kondisi lainnya, terdapat peradangan dan ulserasi pada mukosa.
Parotitis, esofagitis, gastritis, ulserasi duodenum, lesi pada usus besar dan usus halus, dan pankreatitis
5) Neurologi, terdapat neuropati perifer dan gatal nyeri pada lengan dan kaki.
Selain itu juga terdapat kram pada permukaan dan refleksi kedutan pada mata, serta daya ingat mengalami penurunan, apatis, rasa kantuk berlebih, mudah tersinggung, nyeri kepala, koma, dan kejang.
6) Muskuloskeletal, terdapat nyeri pada tulang dan sendi, demineralisasi tulang, patah tulang patologis, dan kalsifikasi (otak, mata, gusi, sendi, miokard)
c. Penatalaksanaan
Mengingat kerja ginjal yang sudah tidak dapat berfungsi normal dan pengembalian kefungsi semula sangat sulit untuk dilakukan, maka butuh dilakukan tindakan langsung kepada pasien gagal ginjal kronik, yaitu dengan melakukan beberapa cara diantaranya, pembatasan asupan cairan, pengaturan diet, penggunaan obat-obatan, terapi penggantian ginjal seperti transplantasi ginjal dan hemodialisa
2. Fatique pada Pasien HD
Pasien hemodialisa yang mengalami kelelahan biasanya terjadi disebabkan oleh anemia, anemia yang dialami pada pasien hemodialisa terjadi karena sel darah merah mengalami kerusakan, dengan begitu pasien yang sedang mengalami anemia, maka keadaan tubuhnya mendeskripsikan adanya fatigue. Fatigue juga dapat disebabkan oleh produksi eritropoietin yang menurun sehingga kapiler darah dapat pecah dengan mudah dan dapat mengakibatkan kehilangan darah, bukan hanya itu kapiler darah yang pecah juga dapat mengakibatkan fungsi trombosit yang menurun dan inhibitor sitokin yang meningkat, pasien yang sedang menjalani hemodialisa akan merasakan fatigue apabila kadar hb pasien
≤10 gr/dl.
3. Pursed Lip Breathing
Purse lips breathing adalah latihan pernapasan dengan menghirup udara melalui hidung dan mengeluarkan udara dengan cara bibir lebih dirapatkan atau dimonyongkan dengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang. Terapi rehabilitasi paru-paru dengan purse lips breathing ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif seperti pemakaian obat-obatan (Suzanne c. Smeltzer, 2013).
4. Cara Kerja Pursed Lip Breathing 1. Persiapan alat
- Jam Detik - Buku catatan.
- Alat tulis.
- Lembar informed consent 2. Tahap orientasi
a. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP.
b. Sampaikan salam dan memperkenalkan diri.
c. Lakukan identifikasi pasien sesuai dengan SOP.
d. Sampaikan maksud dan tujuan tindakan.
e. Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
f. Kontrak waktu dengan pasien.
g. Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
h. Berikan privasi untuk pasien jika pasien membutuhkan.
3. Tahap kerja
1) Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler.
2) Instruksikan pasien untuk mengambil napas dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan-lahan melalui bibir yang membentuk seperti huruf O.
3) Ajarkan bahwa pasien perlu mengontrol fase ekhalasi lebih lama dari fase inhalasi.
4) Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat lalu jaga mulut agar tetap tertutup selama inspirasi dan tahan napas selama 2 detik.
5) Hembuskan napas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil mengkontraksikan otot-otot abdomen selama 4 detik. Lalukan inspirasi dan ekspirasi selama 5 sampai 8 kali latihan.
6) Selama prosedur, tingkatkan keterlibatan dan kenyamanan pasien.
7) Kaji toleransi pasien selama prosedur
DAFTAR PUSTAKA
Maryana. (2023). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Pekalongan: PT Nasya Expanding Management.
Noor, M. A., Riska, W. M., Suyanto, S., & Wahyuningsih, I. S. (2023). Pengaruh Kombinasi Ankle Pump Exercise Dan Elevasi Kaki 30° Terhadap Edema Kaki Pada Pasien Ckd. Jurnal Keperawatan Sisthana, 8(1), 25-36.
Prastika, P., Supono, S., & Sulastyawati, S. (2019). Ankle Pumpling Exercise And Leg Elevation In 30° Has The Same Level Of Effectiveness To Reducing Foot Edema At Chronic Renal Failure Patients In Mojokerto. International Conference of Kerta Cendekia Nursing Academy, 1(1)
Manawan, S., & Rosa, M. E. (2021). Efektivitas Latihan Kaki Terhadap Diameter Edema. Journal of Telenursing (JOTING), 3(2), 771-776.