• Tidak ada hasil yang ditemukan

teknologi pengolahan buah naga dan pengemasan produk

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "teknologi pengolahan buah naga dan pengemasan produk"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH NAGA DAN PENGEMASAN PRODUK OLAHANNYA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAGI IBU PKK KELURAHAN CIRACAS

Liszulfah Roza1), Nyai Suminten2)

1,2)Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

email:liszulfahroza@gmail.com, nyaisuminten87@gmail.com ABSTRAK

Pengabdian masyarakat ini sesuai dengan kebutuhan dari mitra yaitu untuk dapat memberdayakan, memotivasi, dan mendorong jiwa kewirausahaan setiap anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.

Berdasarkan hasil survei melalui wawancara, bahwa anggota PKK Kecamatan Ciracas tersebut belum pernah mendapat pelatihan tentang alternatif olahan buah naga, padahal pada saat ini buah naga yang memiliki kandungan gizi yang tinggi tersebut banyak beredar di pasaran dengan harga yang relatif murah. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melaksanakan pendampingan terhadap anggota PKK Kelurahan Ciracas dalam pengolahan buah naga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada, salah satunya dengan memanfaatkan buah naga sebagai bahan baku. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan pelatihan yaitu dengan memberikan informasi cara pengawetan buah naga melalui metode penggulaan, memberikan informasi tentang kategori produk yang sesuai dengan standar, memberikan alternatif produk olahan buah naga, memberikan informasi dan demonstrasi tentang pengemasan dan labelling yang tepat. Adapun luaran alternatif olahan buah naga berupa permen buah naga, sari buah naga, selai, keripik, sirup (biasa dan special grade), dan minuman instan buah naga. Evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada aspek input, proses, produk, dan kepuasan peserta. Hasil yang diperoleh adalah mitra memiliki pengetahuan tentang potensi dan peluang bahan baku buah naga yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha dan mitra sudah mampu memproduksi alternatif olahan buah naga secara mandiri.

Kata Kunci: alternatif olahan buah naga; pelatihan; kewirausahaan Pendahuluan

Buah naga atau dragon fruit merupakan buah dari tanaman Hylocereus undatus yang termasuk buah pendatang baru yang cukup popular dikalangan masyarakat. Menurut laporan penelitian dari sebuah oranisasi yang secara khusus meneliti buah naga ini, yaitu AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, buah naga yang berasal dari jenis kaktus madu

diketahui cukup kaya akan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia. Salah satu usaha yang dapat dimanfaatkan oleh para ibu rumah tangga yaitu beragam alternatif olahan buah naga, dengan mengolahnya menjadi panganan salah satunya sirup. Menurut AFRC

(2)

Institute of Food Research (1989), sirup buah adalah produk yang dibuat dari saribuah yang telah disaring dengan penambahan pemanis yaitu gula. Selain itu dapat berupa selai buah naga, selai buah adalah produk makanan yang bersifat semi basah yang dibuat dari pengolahan bubur buah-buahan yang telah ditambahankan gula dengan atau tanpa penambahan makanan yang diizinkan (Dewan Standardisasi Nasional, 1995). Buah naga juga dapat diolah menjadi permen yaitu sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat dengan mencairkan gula di dalam air. Alternatif olahan tersebut dapat menjadi peluang usaha kuliner yang dapat dipasarkan kembali dengan keuntungan yang menjanjikan.

Bisnis kuliner berupa pengolah buah menjadi produk yang berdaya tahan lama namun tetap dapat memperthankan nutrisi yang dikandung buah tersebut sangat sejalan dengan program yang di anjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia

(WHO). WHO secara umum

menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari.

Sedangkan, remaja hingga dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari.

Beberapa cara mudah dan menarik yang bisa dilakukan agar anak terbiasa mengkonsumsi buah khususnya buah naga adalah dengan mengolah dan mengemas

buah tersebut dalam bentuk lain seperti permen buah naga, selai buah naga, dan sirup buah naga.

Maka dari itu, Lembaga pengabdian masyarakat UHAMKA memberikan fasilitas dalam memberdayakan, memotivasi, dan mendorong jiwa kewirausahaan dengan mengadakan pelatihan tentang alternatif olahan buah naga kepada mitra yaitu para ibu khususnya anggota gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Ciracas Jakarta Timur.

Adapun Program PKK dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan berbagai upaya atau usaha dan kegiatan, seperti meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan, ikut mengupayakan dalam kehidupan bangsa serta meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan kualitas adan kuantitas pangan keluarga, meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung. Dalam melakukan kegiatan tersebut perlu adanya pengelolaan PKK baik kegiatan pengorganisasian maupun pelaksaan program-program, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat (Sutedjo, 2006: 3).

(3)

Metode

Pelaksaan pelatihan ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Metode Ceramah.

Pada tahapan ini pemateri memberikan penjelasan karakteristik buah naga dan penyebab kerusakan, teknologi pengolahan buah naga, teknik pemasaran produk olahan dari buah naga, diversifikasi produk olahan dari buah naga pengemasan dan labelling. Dengan penjelasan ini diharapkan khalayak sasaran mempunyai pengetahuan awal tentang pelatihan yang akan diadakan pada tahap berikutnya.

b. Pelatihan diversifikasi produk olahan buah naga

Kegiatan pelatihan diversifikasi produk olahan buah naga dilakukan dengan cara demonstrasi dihadapan khalayak sasaran, yang selanjutnya dipraktekkan oleh semua peserta.

Produk olahan buah naga yang dipraktekkan adalah pembuatan permen buah naga, sari buah naga, selai, keripik, sirup (biasa dan special grade), dan minuman instan buah naga. Pelaksanaan praktek ini dilakukan secara berkelompok, dimana kelompok dibagi menjadi 8, masing-masing kelompok beranggota

4 orang. Pelatihan ini berlangsung selama 4 jam dengan peserta 32 orang anggota PKK.

c. Pelatihan cara pengemasan dan labelling pada produk olahan buah naga.

Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan.

Menurut Buckle (1987), syarat suatu kemasan adalah :

1. harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.

2. harus memberi perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar.

3. harus berfungsi secara benar, efisien, dan ekonomis dalam proses pengepakan.

4. harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan.

5. harus memberi pengenalan, keterangan, dan daya tarik penjualan.

Kegiatan pelatihan cara pengemasan permen buah naga menggunakan kertas minyak sebagai kemasan primer dan plastik bermotif sebagai kemasan

(4)

sekunder. Sedangkan pengemasan sari buah menggunakan botol sirup yang sudah disterilisasi dan diberi label yang mencantumkan identitas produk, nama/merk produk, identitas produsen, komposisi, informasi nilai gizi, dan waktu kadaluwarsa.

d. Pemberian materi kewirausahaan Pemberian materi kewirausahaan bertujuan agar peserta termotivasi memanfaatkan peluang dan kesempatan berdasarkan studi lapangan. Sehingga dapat menjadi bekal para ibu anggota PKK untuk dapat mengembangkan produk lainnya.

Pembahasan dan Hasil

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini berjalan dengan baik. Kegiatan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama koordinasi dengan ketua PKK dan perwakilan peserta dalam kegiatan observasi anlisis kebutuhan anggota PKK.

Koordinasi ini juga untuk mencari informasi tentang buah naga dan cara menikmati buah naga pada kalangan ibu- ibu rumah tangga. Pertemuan kedua adalah koordinasi tim pengabdian dengan perwakilan PKK dan pembekalan materi tentang buah naga dan teknik pengawetan makanan dengan proses penggulaan.

Pertemuan ketiga adalah pemberian

penjelasan dan demonstrasi pembuatan sirup biasa dan sirup food grade serta permen jelly. Pertemuan keempat melakukan proses pelatihan dan evaluasi serta kepuasan peserta terhadap materi yang telah di berikan.

Selama kegiatan berlangsung, peserta sangat antusias dengan materi yang diberikan. Kegiatan PKM ini sangat di dukung oleh perangkat pengurus PKK dan tentu saja para anggota PKK Kecamatan yang selama ini belum pernah memperoleh pelatihan teknologi pengawetan buah naga

Respon dan komunikasi yang baik antara Tim Pengabdi dengan peserta pelatihan sangat menentukan keberhasilan dan kelancaran selama program berlangsung. Faktor pendukung lain adalah motivasi dan semangat yang cukup tinggi dari peserta pelatihan, terbukti dengan tingkat kehadiran peserta perwakilan dari kelurahan se kecamatan mencapai 75%

dan mewakili keseluruhan anggota PKK Kelurahan yang di naungi oleh PKK Kecamatan tersebut. Selain itu, peralatan yang cukup memadai mempermudah tim pengabdi untuk melakukan PKM tersebut.

Faktor penghambat kegiatan PKM ini adalah tidak adanya kebun buah naga di sekitaran lingkungan PKK sehingga Tim pengabdian memberikan fasilitas dengan cara membelikan buah naga yang di butuhkan sebagai bahan utama dalam kegiatan ini. Hambatan yang paling utama

(5)

adalah tidak tersedianya laptop di PKK tersebut dan hanya segelintir ibu-ibu peserta yang paham tentang penggunaan laptop dalam mendesian. Hal ini membuat peserta hanya dapat mengamati Tim penelitian untuk mendesain Label. Namun hambatan ini di tanggulangi dengan pengenalan tempat-tempat yang memungkin kan menyediakan jasa untuk membuatakn label. Semua hambatan ini tidak mengurangi nilai segala kegiatan yang telah dilakukan karena semuanya dapat teratasi dengan baik.

Pada akhir pertemuan dan penutup acara pelatihan ini dilakukan proses evaluasi dari aspek input, proses, dan produk. Kegiatan input di evaluasi dengan mengobservasi harga buah naga di pasaran, Di samping itu juga dilakukan observasi ketersediaan sumber daya manusia yaitu peserta dari anggota PKK yang tertarik untuk memanfaatkan buah naga menjadi produk olahan yang disukai dan layak jual.

Kegiatan, evaluasi aspek proses dengan menggunakan teknologi tepat guna pengawetan buah naga yang mudah, murah dan sederhana sehingga dapat diterapkan menggunakan peralatan masak rumah tangga. Selain itu, proses pembuatan produk olahan buah naga membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama dan ketersediaan pasar penyedia dan penyuplai buah yang sangat dekat sangat membantu

dalam mendapatkan bahan mentah dengan harga yang lebih murah. Kendala yang dihadapi adalah ketersediaan alat pengemasan produk seperti cup sealer dan alat pemanasan untuk sterilisasi. Hal ini diatasi dengan membawakan contoh hasil pengemasan dengan cup yang sudah dipersiapkan dari tim PKM.

Sementara untuk evaluasi terhadap aspek produk yang di hasilkan dengan cara memberikan peserta pelatihan produk yang sudah jadi dan memberikan penilaian terhadap produk tersebut. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta (80%) menyatakan bahwa produk olahan buah naga sudah sesuai dengan kriteria produk. Bahkan produk olahan buah naga yang dihasilkan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran, yaitu penggunaan buah asli dan tanpa pemanis buatan sehingga lebih aman bagi kesehatan. Pada pembuatan sirup biasa, ada beberapa kelompok yang menghasilkan produk sirup dengan rasa yang kurang manis, karena selama proses penggulaan mereka kurang banyak memasukan gula dan mengganggap bahwa gula sudah dari hasil sirup yang sudah mengental, tetapi meraka lupa bahwa pengentalan tersebut bukan karena proses karamelisasi gula tetapi karena penambahan bahan pengental CMC.

(6)

Kemudian untuk tingkat kepuasan peserta pelatihan, selama kegiatan pengabdian ini peserta sangat puas karena bersesuaian dengan kebutuhan peserta pengabdian. Selain itu telah terjalinnya kerjasaman yang baik antara anggota dan perangkat PKK Kecamatan dengan Tim pengabdian, memberdayakan, memotivasi, produk bisa dimanfaatkan, serta mampu mendorong jiwa kewirausahaan dari PKK Kematan Ciracas.

Simpulan

Kegiatan ini memberikan pengetahuan bagi para ibu PKK peserta pelatihan tentang bagaimana teknik pengolahan buah naga menjadi bermacam-macam produk olahan, Para peserta juga mendapatkan pengalaman membuat secara langsung produk-produk olahan buah naga, sehingga dengan adanya pelatihan teknik pengolahan buah naga dan pengemasan produk olahannya betul-betul memberikan manfaat dan bekal sesuai tujuan utama dari program pelatihan ini yaitu sebagai upaya peningkatan jiwa kewirausahaan bagi ibu PKK kelurahan Ciracas.

Daftar Pustaka

AFRC Institute of Fruit Research. 1989.

Home Preservation of Fruit and Vegetables. HMSO Publications Centre. London.

Buckle, K.A., R.A. Edward., G.H. Fleet, M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.

Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. UI-Press. Jakarta.

Cruess, W.V. 1958. Commercial Fruit and Vegetable Products. Mc.Graw-Hill Co. New York.

Desrosier, N.W., 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Terj. Muchji Muljoharjo. Jakarta : UI Press Dewan Standarisasi Nasional. 1998. SNI

01-3544-1994: Sirup. Departemen Perindustrian. Jakarta.

_________________________. 1995.

Standar Nasional Indonesia : Selai Buah. SNI 01-3746-1995

Goel, R.K. 1975. Technology of Food Products : Small Business Publications. New Delhi.

Satuhu, S. 1994. Penanganan dan Pengolahan Buah. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

The first chapter of this study describes the research motivation, identifies the targeted audience, and articulates the life change after giving birth to a microtia child.. The second