• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Makna Peribahasa dalam Bahasa Makassar skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Telaah Makna Peribahasa dalam Bahasa Makassar skripsi"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Peribahasa Makassar”, dan sumber datanya adalah buku Peribahasa Makassar karya Zainuddin Hakim, 1995 yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat meneliti 50 peribahasa Makassar yang mempunyai makna kiasan dan 25 peribahasa yang mempunyai makna denotatif (makna sebenarnya. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang turut memberikan rahmat dan rahmat-Nya sebagai kekuatan bagi penulis untuk menyelesaikan proposal yang berjudul “Kajian Makna Peribahasa Dalam Bahasa Makassar”.

Bahasa Makassar disebut juga Basa Mangkasara' adalah bahasa yang digunakan oleh suku Makassar, penduduk Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa Makassar merupakan bahasa ibu dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi satu sama lain. Bahasa makassar mempunyai peribahasa tersendiri yang berbeda dengan peribahasa bahasa Indonesia pada umumnya, contohnya: peribahasa makassar ada pepatah “Ejapi na Doang” yang artinya kalau warnanya merah pasti udang yang artinya ada yang tidak. bisa dipercaya hanya dengan kata-kata, tapi juga harus dibarengi dengan tindakan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis bertujuan untuk mencari kajian yaitu untuk mencari makna peribahasa dalam bahasa makassar, maka dari itu penulis membuat judul “Kajian Makna Peribahasa Dalam Bahasa Makassar” sekaligus memberikan wawasan dan juga mengembangkan unsur budaya peribahasa Makassar yaitu dengan menemukan makna semantik dalam peribahasa tersebut. . Dalam uraian permasalahan yang muncul atas latar belakang permasalahan tersebut, maka skripsi ini harus lebih fokus pada persoalan makna seperti apa yang terkandung dalam bahasa vernakular Makassar. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud makna dalam peribahasa Makassar.

Secara praktis penelitian ini dapat memperluas pengetahuan pembaca tentang makna peribahasa Makassar yang banyak digunakan masyarakat Sulawesi Selatan.

Penelitian yang Relevan

Dalam hal ini, tujuan utama penelitian kontrastif adalah menemukan ciri pembeda atau komponen semantik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat enam ciri pembeda bentuk, yaitu: pola kalimat, unsur puisi, penggunaan simile, unsur pembanding, alat pembanding, dan unsur pembanding. Penelitian ini mengkaji tentang revitalisasi istilah-istilah Jawa seperti paribasan (peribahasa Jawa), merdekan (peribahasa Jawa), Saloka (ayat Jawa), Pelahan (peribahasa Jawa) dan Isbat (Filsafat Jawa).

Penelitian berikut ini merupakan jurnal ilmiah karya Akbar (2020). Penelitian ini fokus pada analisis makna peribahasa dalam bahasa Konjho kecamatan Sinjai Barat kabupaten Sinjai.

Bahasa

Semantik

Makna

Pengertian Makna

Jenis Makna

Sedangkan Leech (dalam Abdul Chaer 2009:59) membaginya menjadi tujuh makna, yaitu makna konseptual, makna denotatif, makna stilistika, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, dan makna tematik. Chaer (2009) membagi jenis-jenis makna menjadi dua.Menurut beberapa sudut pandang, berdasarkan jenis semantiknya, dapat dibedakan makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya rujukan dalam suatu kata/leksem, makna referensial dan makna dapat dibedakan non-referensial. dibedakan, berdasarkan ada tidaknya suatu nilai makna pada suatu kata/leksem, dapat dibedakan makna denotatif dan makna denotatif, berdasarkan ketepatan makna diketahui adanya makna kata dan istilah atau makna umum. makna dan makna khusus, maka berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat dikatakan ada makna asosiatif, bersama, reflektif, idiomatis, dan sebagainya. Sedangkan Djajasudarma membagi jenis makna menjadi 12 jenis, yaitu makna sempit, makna luas, makna kognitif, makna denotatif/emotif, makna gramatikal dan leksikal, makna konstruksional, makna referensial, makna kiasan kata, makna esensial, makna ideasional. makna proposisional, makna piktorial, dan makna idiomatik (Djajasudarma.

Peribahasa

Peribahasa Indonesia

Perumpamaan menurut Nababan (2008) dan Trianto (2006) adalah peribahasa yang mengandung perumpamaan, biasanya perumpamaan menggunakan kata-kata: ibarat, ibarat, ibarat, dsb. Tamsil merupakan peribahasa yang mengandung praanggapan untuk menjelaskan suatu perumpamaan dan disebut digunakan untuk memberi nasehat disertai kritik, misalnya: semakin tua talas, semakin tua maka semakin manis, seperti manisnya tebu yang dibuang (Sembobo 2009).

Peribahasa Makassar

Artinya : Nasehat kepada kita agar tidak tidur di waktu senja karena itu merupakan salah satu larangan Nabi Muhammad SAW. Perumpamaan yaitu sejenis peribahasa yang berbentuk perbandingan, dalam bahasa Makassar kata-kata yang biasa digunakan adalah kamma, sangkamma, sangkontu, sanrapang yang artinya ibarat, ibarat, ibarat, danlaksana, ebarak yang artinya ibarat. Frasa atau idiom, yaitu gabungan kata yang maknanya seragam dan tidak dapat diartikan atau ditafsirkan satu per satu.

Kerangka Pikir

Metode penelitian merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Perpustakaan. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang menggali teori-teori yang ada dan berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan suatu permasalahan dengan mencari langkah-langkah dan teknik penelitian, baik mengumpulkan data maupun menganalisis penelitian sebelumnya. Hal ini dikarenakan data yang diperlukan dalam penelitian ini tidak berbentuk angka atau tidak dapat dihitung karena dalam analisis datanya mengandung kata-kata dan tidak berbentuk angka (rumusan statistik).

Peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk mencari makna semantik dalam peribahasa Makassar dan menganalisis data yang diperoleh.

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Makna Kias

Makna Denotatif

Peribahasa ini mengandung pengertian informasi atau berita yang direduksi atau dibesar-besarkan dari fakta yang ada. Pepatah ini berarti sebelum Anda mulai berbicara, sebaiknya pikirkan atau pertimbangkan dulu untung ruginya. Pepatah ini mengandung pesan bahwa kita harus lebih pintar mengatur keuangan agar bisa menabung dan menabung untuk kebutuhan lain.

Frasa ini berarti bahwa orang lain tidak dapat mengetahui/mendengar atau melakukan percakapan rahasia yang dapat dilakukan sendiri. Pepatah ini berarti seseorang yang selalu ingin tersanjung atau menerima pujian dari orang lain ketika melakukan suatu kegiatan. Ungkapan ini berarti seorang perawan yang baru saja mencapai usia dewasa atau seorang gadis kecil yang sedang tumbuh menjadi gadis remaja.

Kalimat ini berarti seseorang yang bertubuh kecil namun mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat, cerdas dan pandai. Pepatah ini ditujukan pada seseorang yang seenaknya saja dan tidak mau menuruti perintah atau peraturan. Pepatah ini ditujukan kepada dua orang atau lebih yang mempunyai pendapat dan pilihan yang sama dalam menentukan hukum agama.

Pepatah ini merupakan semboyan masyarakat Makassar yang sangat dijunjung tinggi di daerah ini dalam hal besarnya harga diri dan menjaga rasa gotong royong terhadap sesama manusia. Pepatah ini berarti seseorang yang dikenal sangat pelit atau tidak bersedekah atau membagi hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. Pepatah ini bermakna seseorang yang siap menghadapi kematiannya, hanya berharap akan datangnya mukjizat yang dapat menyembuhkannya kembali.

Kalimat ini bermakna sama-sama punya, sama-sama kekurangan, sama-sama kenyang, sama-sama lapar. Maknanya adalah ketika kita menghadapi kehidupan ini, kita berdua sama-sama bahagia, kita sama-sama bahagia untuk maju bersama meraih prestasi. Hal ini didasarkan pada perolehan peribahasa dalam bahasa Makassar melalui pembelajaran buku berjudul “Bahasa Makassar” karya Zainuddin Hakim.

Makna dalam peribahasa Makassar secara umum berkaitan dengan tatanan kehidupan sosial dan nilai-nilai atau perilaku agama dan moral yang berlaku dalam masyarakat, sebagaimana diyakini oleh masyarakat etnis di Makassar. Di era milenial ini penggunaan peribahasa makassar mulai tergerus atau sudah tidak digunakan lagi akibat adanya bahasa-bahasa baru yang terus berkembang di masyarakat sehingga peribahasa makasar hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja yang masih melestarikan penggunaan peribahasa makassar tersebut. . .

Referensi

Dokumen terkait

Nayeem Arefin BSc in Electrical and Electronic Engineering Vice Chancellor's Honour List CGPA: 3.92 Spring 2019 Semester Vice Chancellor's Honour List CGPA: 3.91 Summer 2019 Semester

Correlation Between Dietaty Intake With Protein Energy Malnutrition Of Child 1-5 Years Old In Posyandu Kenanga 3 Bulak Banteng Surabaya Use Food Recall Instrument The results of the