• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teman ku (Boby Yustarmiza) yang telah memberikan ku semangat dan selalu membatu ku untuk menyelesaikan studi ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Teman ku (Boby Yustarmiza) yang telah memberikan ku semangat dan selalu membatu ku untuk menyelesaikan studi ini"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka

Kesepakatan tersebut terletak pada setting yaitu Bengkulu dan pembahasan mengenai perlawanan masyarakat Bengkulu akibat politik kolonial Belanda yang memunculkan perlawanan. Kesepakatannya, keduanya akan membahas persoalan perlawanan dampak politik kolonial Belanda.

Landasan Teori

Jurnal yang ditulis oleh Lidyanti berjudul “Menuju Tanah Harapan: Penjajahan Masyarakat Jawa di Bengkulu” jurnal ini berisi tentang peserta penjajahan yang didatangkan dari Pulau Jawa untuk bekerja di perkebunan dan persawahan milik pemerintah kolonial Belanda. Persamaannya terletak pada lingkungan tempat dan sama-sama membahas tentang sosial ekonomi yang menjadi bagian dari politik kolonial. Teori konflik muncul sebagai reaksi terhadap merebaknya teori fungsionalisme struktural yang dianggap kurang memperhatikan fenomena konflik sebagai gejala dalam masyarakat yang perlu mendapat perhatian.

Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi landasan teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Dalam penelitian ini konflik muncul ketika Belanda datang ke Bengkulu, dan mulai menunjukkan sikap yang buruk, bahkan Belanda menyesuaikan adat istiadat masyarakat Bengkulu yang sudah ada sejak lama. Hal ini membuktikan bahwa kehadiran bangsa Belanda yang datang ke Bengkulu benar-benar membawa perubahan bagi masyarakat Bengkulu baik dari segi pemerintahan, perekonomian, sosial dan sebagainya.

Metode Penelitian

  • Sistematika Penulisan

Dalam kritik sumber, penulis akan berusaha mencari kebenaran sumber yang diperoleh agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu buku yang dijadikan perbandingan adalah Sejarah Bengkulu 1500-1990 karya Pak Abdullah Siddiq yang menggambarkan kehidupan masyarakat Bengkulu dari masa swasembada hingga kemerdekaan. Kritik internal digunakan untuk mengkaji secara mendalam keaslian dan keabsahan sumber, terlepas apakah isi dokumen yang dijadikan acuan dapat dipercaya atau tidak.

Ada dua metode yang digunakan dalam interpretasi, yaitu analisis dan sintesis. Analisis artinya menjelaskan, dan sintesis artinya menetapkan. Menulis dan membandingkan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori ini untuk menganalisis kekuasaan Belanda atas Bengkulu dan membawa perubahan-perubahan yang menjadi ciri kekuasaan Belanda atas Bengkulu. Agar penelitian ini berkesinambungan, hasil penelitian ini telah ditulis secara sistematis dan disajikan dalam beberapa bab yang saling melengkapi sehingga mudah untuk dipahami.

POLITIK HEGEMONI DAN EKSPLOITASI

Kebijakan Bidang Pemerintahan

Asisten Residen Bengkulu yang pertama adalah E.A Francis setelah digantikan oleh Asisten Residen J.H Knoerle selama menjabat di Bengkulu. Knoerle menerapkan sistem tanam paksa dan menghina masyarakat 27 Bengkulu beserta pemimpinnya hingga akhirnya dibunuh. Walland menjabat sebagai asisten residen Bengkulu, ia menghapuskan dan mengganti pemerintahan yang ada, seperti membagi wilayah Lais menjadi beberapa marga. Dan digantikan oleh Asisten Residen H.C. Humme yang memerintahkan pejabat bawahannya untuk melakukan penanaman paksa kopi dan lada, kewajiban pembayaran pajak dan pelaksanaan UU Simbur Cahaya harus dilaksanakan secara tuntas dan konsisten.

Kemudian Van Amstel (1873) mengangkat seorang asisten residen Bengkulu dan menerapkan kebijakan pajak kepala yang sangat memberatkan rakyat. Hal ini menimbulkan beberapa perlawanan dari beberapa Pasir yang tidak menyukai kebijakan ini, khususnya Pasir Mardjati atau Ratu Samban. Selain mengangkat pengelola, para Asisten Residen Belanda juga melakukan inspeksi terhadap wilayah yang diawasinya. Terbagi menjadi Afdelingeen yang dipimpin oleh seorang asisten residen Belanda, afdeleenen dibagi lagi menjadi onderafdeelingen yang dipimpin oleh seorang pengontrol Belanda, dan onderafdeelingen dibagi menjadi distrik-distrik dan dipimpin oleh seorang Demang (pribumi).

Kebijakan Bidang Ekonomi

Namun di Bengkulu, penerapan sistem tanam paksa tidak sepenuhnya berhasil, dan Belanda menghapuskan kebijakan tanam paksa pada tahun 1872. Yang pro dan setuju bahwa tanam paksa akan terus dilakukan adalah kelompok konservatif dan pejabat pemerintah. Begitu pula dengan pemegang saham perusahaan NHM (Nederlansche Handel Matschappij) yang mendukung pelaksanaan tanam paksa karena mempunyai hak monopoli untuk mengangkut hasil tanam paksa dari Hindia Belanda ke Eropa.

Sedangkan yang menentang praktik tanam paksa adalah kelompok masyarakat yang merasa kasihan atas penderitaan masyarakat adat. Oleh karena itu, penanaman paksa secara bertahap mulai ditinggalkan dan pada tahun 1995 diperkenalkan sistem politik dan ekonomi liberal. Sejarah Indonesia abad ke-19 – awal abad ke-20: sistem politik kolonial dan administrasi pemerintahan Hindia Belanda.

Kebijakan Bidang Sosial

Peluang baik ini dimanfaatkan oleh modal swasta dari Belanda dan negara Eropa lainnya yang berkedudukan di Bengkulu. Gelar pangeran pertama kali dianugerahkan Sultan Banten kepada Depati Bangsa Raja (dari Kerajaan Sungai Lemau) dan Depati Bangsa Radin (dari Kerajaan Sungai Selebar). Dengan dihapuskannya gelar pangeran, mereka tidak lagi mendapat dukungan intensif dari pemerintah Belanda.

Walland juga menetapkan UU Simbur Cahaya untuk seluruh peradilan adat di Karesidenan Bengkulu yang isinya hampir sama dengan UU Simbur Cahaya di Karesidenan Palembang yang dibuat oleh Van De Bosch. Walland yang disebutkan di atas sebenarnya bertentangan dengan keinginan masyarakat Suku Rejang, khususnya masyarakat Karesidenan Bengkulu. Umumnya mereka mempunyai hukum adat sendiri dan mereka tidak tahu apa-apa tentang lembaga marga dan kebenarannya, apalagi hukum Simbur Cahaya.38.

Kebijakan Bidang Pendidikan

Nasution Sejarah Pendidikan Indonesia, Cet II, (Bandung: Jemmars, 1987) hal. 3. Adanya pendidikan membawa perubahan besar di Bengkulu. Untuk wilayah Bengkulu, E.L.S hanya ada di kota Bengkulu sebagai ibukota Karesidenan Bengkulu, mulai tahun 1935 menggunakan bangunan milik Yayasan Semarak Bengkulu yang sebelumnya diperuntukkan bagi MULO Semarak Bengkulu. Dalam pertemuan tersebut, Castens menyampaikan kepada kepala daerah yang datang atas instruksi Asisten Residen Bengkulu H.van Amstel bahwa seluruh warga yang datang ke Lais dikenakan pajak kepala dan UU Perpati Sebatang diganti dengan UU Simbur Cahaya.

Sarekat Islam berkembang pesat dalam waktu singkat, organisasi ini selanjutnya membuka cabang di berbagai daerah, termasuk salah satunya di Bengkulu. Kebijakan pendidikan mulai dilaksanakan ketika muncul politik etis, barulah kemudian didirikan sekolah-sekolah di Bengkulu oleh Belanda. Amran.F.Dailami dkk, Sejarah Yayasan Semarak Bengkulu: Peran dan Kontribusinya Terhadap Dunia Pendidikan di Provinsi Bengkulu, (Bengkulu: Yayasan Semarak Bengkulu, 2016).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Daerah Bengkulu (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan 1977/1978). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Survei Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Bengkulu (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Survei Kebudayaan Daerah: 1978/ 1979).

Gambar 2.2 para kolonis yang dipekerjakan di perusahaan Lebong tandai,  mereka semua di datangkan dari pulau jawa
Gambar 2.2 para kolonis yang dipekerjakan di perusahaan Lebong tandai, mereka semua di datangkan dari pulau jawa

POLITIK ETIS

Faktor Bidang Pemerintahan

Faktor Bidang ekonomi

Faktor Bidang Sosial

Faktor Bidang Pendidikan

DAMPAK POLITIK KOLONIAL

Pembunuhan Asisten Resident Knoerle (1831-1833)

Pemberontakan Masa Asisten Residen P.J. de Perez (1833-1835)

Terdapat sekumpulan lelaki dari Dusun Termedak dan Kota Agung yang diketuai oleh Ginde Ubei dan Ginde Sebetok datang menyambut panglima Belanda dan rombongannya. Manakala pembawa tandu yang lain diganti kecuali Ginde Ubei dan Ginde Sebetok yang tidak boleh diganti kerana ini adalah arahan panglima. Dusun Tertik dan Dusun Termedak, tiba-tiba pengurus pasukan itu terkencing di atas pengusung dan memukul Ginde Ubei tepat di kepala.

Dengan gerakan spontan, Ginde Ubei dan Ginde Sebetok melemparkan usungan ke tanah bersamaan dengan jatuhnya sersan Belanda itu. Ginde Ubei segera mencabut senjata tajamnya dan menyerang pasukan dan panglima Belanda hingga tewas di tempat. Selain itu, Pak Bos juga menerapkan aturan yang melarang warga membawa senjata tajam, termasuk masyarakat Pasemah.

Pemberontakan Masa Asisten Residen J.Walland (1861-1865)

Berdirinya organisasi tersebut sebagai bentuk perlawanan baru untuk melawan para penyerang, namun pada tahun tersebut masuk ke dalam politik etis. Pada tahun 1921, organisasi Sarekat Islam menjadi sebuah partai yaitu Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Organisasi Muhammadiyah di Bengkulu didirikan sekitar tahun 1926, dipelopori oleh Almaini atau dikenal dengan Bustanul Ichsan.

Pada awal kemunculannya, Muhammadiyah di Bengkulu tidak mendapat perlawanan dari kalangan adat, selama mereka diam-diam berupaya mendirikan pesantren. Perti didirikan di Bengkulu pada tahun 1931 dan dibawa oleh para alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah Candung yaitu Buya Abdul Muttalib yang berasal dari Kerkap, Buya Zaidin yang berasal dari Curup dan Buya Abdul Majid yang merupakan alumni Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho Padang Panjang . Dengan didirikannya organisasi perempuan di Bengkulu, banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat Bengkulu, sehingga menambah semangat dan mengangkat derajat perempuan di Bengkulu.

Di bidang perekonomian, Belanda mulai mengeksploitasi sumber daya alam di Bengkulu, antara lain membuka tambang emas di Lebong Donok, Simpang dan Lebong Marki, serta perkebunan teh di Kabawetan. Van Amstel (1873), Pemberontakan Residen J.Walland (1861) dan Masa Perlawanan Rakyat yang terdiri dari Respon Masyarakat terhadap Politik Etis. Periode ini terdiri dari 2 bentuk perlawanan yaitu Perlawanan Menggunakan Senjata, Peristiwa Tujuh Kapal (1933), Munculnya organisasi gerakan sebagai perlawanan.

Pemberontakan Masa Asisten Residen H. Humme (1872-1873)….…

Pemberontakan Masa Asisten Residen Van Amstel (1873)

Oleh karena itu, sebagian besar pemimpin pribumi memprotes perintah yang diberikan oleh Asisten Residen Bengkulu H. Pembunuhan direncanakan di Sungai Bintunan dengan memantau jalur penyeberangan yang akan dilalui Asisten Residen H. Pada tanggal 1 September 1873, rombongan Amstel keluar. kota Bengkulu ingin melakukan inspeksi terhadap Lais dan Muko-muko.

Pengendali Carstens turun dari rakit terlebih dahulu, dibantu oleh putri Mardjati yang dengan sopan memegang tangannya. Begitu kakinya menginjak palang, dalam hitungan detik Pesirah Mardjati mengeluarkan kerisnya lalu menusuk badannya. Sementara itu, di saat yang sama, Ketip Payung 67 juga melakukan hal serupa bersama Controleur Carstens.

Perlawanan Rakyat Periode 1901-1942

  • Pemberontakan Kapal Tujuh

Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah untuk mengembangkan dan memperkuat perekonomian masyarakat agar mampu bersaing dengan negara-negara asing yang menguasai pasar batik saat itu69, seperti Tiongkok dan Arab. Pada tahun 1915 ada delegasi anggota Sarekat Islam Bengkulu yang menghadiri Kongres Sarekat Islam di Surabaya. Sarekat Islami juga berlangsung di berbagai daerah di Bengkulu seperti Lais, Lebong, Seluma, Manna, Kaur dan Krui.

76 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah. 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan Daerah Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Bengkulu (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian dan Pencatatan Sejarah dan Kebudayaan Daerah hal. 130. Wita, Pejuang Rakyat Pangeran Aliruddin dari Skripsi Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam Bengkulu IAIN Bengkulu 2020.

Gambar

Gambar 1.1 jalur emas Mijnbouw Maatschappijen Simau En Ketahoen
Gambar 2.2 para kolonis yang dipekerjakan di perusahaan Lebong tandai,  mereka semua di datangkan dari pulau jawa
Gambar 3.3 pendapatan emas yang di hasilkan perusahaan Mijnbouw Simau  Sumber: email dari Mr

Referensi

Dokumen terkait

Overall, based on the study of this single variable, it can be concluded that the relationship between the variables of the Head of the City Business Integrated Service