• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat sampah otomatis ini dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno untuk mengatur kerja keseluruhan dari tempat sampah (3)tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tempat sampah otomatis ini dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno untuk mengatur kerja keseluruhan dari tempat sampah (3)tersebut"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah sebuah penelitian sebelumnya dan dapat digunakan untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan sekarang. Lebih dari itu, tinjauan pustaka harus mampu memberikan ulasan kritis terhadap berbagai literatur tersebut sehingga dapat memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan

Tinjauan pustaka diperlukan untuk memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas sebuah penelitian akan tampak dengan menunjukkan bahwa buku-buku, artikel, skripsi, tesis hingga disertasi yang ditelaah belum atau tidak menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti. Dengan demikian, tinjauan pustaka memiliki manfaat yang besar bagi calon peneliti untuk menelusuri lebih jauh apa yang akan dipermasalahkan dan bagaimana penelitian yang akan ia lakukan dapat mengisi kekosongan karena belum adanya penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya (research gap).

Berikut tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu :

Tabel 2. 1 Tabel Literatur

No Penulis Tahun Judul

1

Lilik Harmaji,

Khairullah 2019

Rancang bangun tempat pemilah sampah logam dan non logam otomatis berbasis mikrokontroler

(2)

2

Yusuf Ari Bahtiar, Dedy Ariyanto, Muhammad

Taufik,Trie Handayani

2019

Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif

3

Deni Almanda, Haris Isyanto, Riza

Samsinar 2018

Perancangan Prototype Pemilah Sampah Organik dan Anorganik Menggunakan Solar Panel 100 Wp Sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan

4

Husnenimukhtar, Doan Perdana, Parman Sukarno, Asep Mulyana

2020

Sistem Pemantauan Kapasitas Sampah Berbasis IoT(SiKaSiT) untuk Pencegahan Banjirdi Wilayah Sungai Citarum Bojongsoang Kabupaten Bandung

5

Hani Dewi

Ariessanti, Martono,

Joko Widiarto 2019

Sistem Pembuangan Sampah Otomatis Berbasis IOT Menggunakan Mikrokontroler pada SMAN 14 Kab.Tangerang

2.1.1 Tinjauan Terhadap Literatur 1

Lilik Harmaji, Khairullah, Program Study Teknik Informatika STMIK Banjarbaru, tahun 2019 dengan judul “Rancang bangun tempat pemilah sampah logam dan non logam otomatis berbasis mikrokontroler”. Dengan latar belakang Model tempat pemilah sampah logam dan nonlogam berbasis mikrokontroler bertujuan untuk memberikan kemudahan pada setiap orang yang akan membuang sampah dengan cara memisahkan jenis sampah secara otomatis, terutama sampah logam dan non logam. Tempat sampah otomatis ini dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Uno untuk mengatur kerja keseluruhan dari tempat sampah

(3)

tersebut. Model tempat sampah ini menggunakan sensor proximity sebagai pendeteksi sampah yang mengandung logam, Sensor ultrasonik sebagai pendeteksi manusia yang akan membuang sampah, serta motor servo sebagai pembuka dan penutup pintu tempat sampah. Hasil uji coba model menunjukkan Sensor ultrasonic aktif ketika ada objek yang mendekati tempat sampah pada jarang yang disesuaikan, dan akan memutar servo untuk membuka pintu tempat sampah dan menutupnya kembali. Dari 50 kali percobaan, alat bekerja dengan baik memisahkan sampah logam dan non logam, dengan tingkat keberhasilan 88%.

2.1.2 Tinjauan Terhadap Literatur 2

Yusuf Ari Bahtiar, Dedy Ariyanto, Muhammad Taufik,Trie Handayani, Electrical Engineering Department of National Institute of Technology Yogyakarta, tahun 2019 dengan judul “Pemilah Organik dengan Sensor Inframerah Terintegerasi Sensor Induktif dan Kapasitif”, Dengan latar belakang Setiap sudut gedung dan ruangan tersedia tempat sampah. Tapi tidak semua tempat sampah mempunyai perbedaan warna. Kondisi ini membuat kinerja kurang tepat dan optimal dalam penggunaan. Masih ditemukan sampah yang salah masuk ke tempat yang tersedia. Seperti sampah organik yang masuk di tong sampah anorganik atau sebaliknya. Akibatnya, pemilahan sampah yang kurang tepat dapat menimbulkan masalah yang berdampak pada lingkungan. Maka, perlu suatu inovasi agar sampah dapat dibuang berdasarkan jenisnya, sehingga pemilahan dan pengelolaan menjadi lebih mudah. Pemilah sampah organik akan bekerja untuk memiliha jenis jenis sampah organik. Dengan cara pengunaan sensor sampah akan terdeteksi melalui kombinasi antara sensor infrared serta sensor induktif dan kapasitif. Kombinasi ketiga jenis sensor yang akan menentukan jenis sampah dan tutup bak sampah yang

(4)

terbuka. Dengan sistem ini sampah yang berjenis organik akan berada pada tempat yang tepat dan tidak bercampur dengan sampah anorganik. Hal ini kan membuat pengelolaan sampah lebih mudah. Dimana sampah organik yang tidak bercampur akan mudah utuk dikomposkan dan sampah anorganik akan mudah untuk didaur ulang

2.1.3 Tinjauan Terhadap Literatur 3

Deni Almanda, Haris Isyanto, Riza Samsinar, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Jakarta, tahun 2018 dengan judul “Perancangan Prototype Pemilah Sampah Organik dan Anorganik Menggunakan Solar Panel 100 Wp Sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan” Dengan latar belakang Sampah merupakan masalah yang sering menjadi trending topik di hampir semua negara berkembang. Dengan melakukan pengolahan sampah seperti pemilahan sampah, proses daur ulang sampah dan memanfaatkannya, diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah di masyakat kita. Kondisi sampah yang ada di lingkungan di sekitar kita, saat ini sampahnya masih dalam kondisi tercampur jenisnya, belum dilakukan pemilahan sampah. Sehingga menjadi masalah ketika dilakukan daur ulang.Dari permasalahan tersebut dirancang prototype alat pemilah sampah secara otomatis, sampah jenis organik dan jenis anorganik dengan menggunakan Solar Panel 100 WP sebagai sumber energi listrik terbarukan. Dengan perancangan prototype alat ini diharapkan alat mampu memilah-milah sampah secara otomatis dan masing-masing langsung masuk ke dalam box sampah, baik sampah jenis logam maupun sampah jenis anorganik dan organik.Penggunaan Solar Panel 100 WP sebagai sumber energi listrik diharapkan mampu menekan penggunaan energi fosil dan keselamatan lingkungan terhadap dampak polusi CO2.. Maka diharapkan

(5)

mampu menunjang program penggunaan energi terbarukan yang dicanangkan oleh pemerintah dapat terwujudkan.

2.1.4 Tinjauan Terhadap Literatur 4

Husnenimukhtar, Doan Perdana, Parman Sukarno, Asep Mulyana, FakultasTeknik Elektro, UniversitasTelkom, tahun 2020 dengan judul “Sistem Pemantauan Kapasitas Sampah Berbasis IoT(SiKaSiT) untuk Pencegahan Banjirdi Wilayah Sungai Citarum Bojongsoang Kabupaten Bandung”, Dengan latar belakang Kebutuhan penanggulangan bencana banjir mendorong berbagai upaya dari semua disiplin ilmu baik dari bidang sains, teknologi dan sosial. Dalam artikel ini, penulis membahas upaya pencegahan banjir akibat kebiasaan membuang sampah ke sungai melalui inovasi sistem manajemen sampah menggunakan pendekatan dan penerapan teknologi berbasis Internet of Things (IoT). Pada riset sebelumnya telah dihasilkan sebuah prototype sistem monitoring level sampah.

Kemudian pada riset ini prototype tersebut dikembangkan menjadi suatu teknologi tepat guna, dinamakan dengan SiKaSiT (Sistem Pemantauan Kapasitas Sampah Berbasis IoT). Teknologi ini bertujuan untuk membantu petugas kebersihan dalam memantau, mengontrol dan memperoleh informasi tentang kapasitas sampah dan waktu pembuangan sampah dengan mudah melalui aplikasi di smartphone secara real time dan online. Sistem dibuat dengan menggunakan sensor deteksi ketinggian sampah yang diintegrasikan dengan NodeMCU dan WiFi, protokol MQTT broker dan aplikasi berbasis android pada smartphone. Selanjutnya sistem diimplementasikan di daerah Bojongsoang yang berdekatan dengan sungai Citarum yang airnya sering meluap akibat tingginya curah hujan dan volume sampah di sekitarnya. Hasil pengujian sistem di lapangan menunjukkan kinerja yang baik

(6)

dengan kisaran nilai reliability adalah (99,785 – 99,944) % dan availability adalah (99,786 – 99,945) %. SiKaSiT memiliki beberapa kelebihan dibanding sistem serupa lainnya. Pertama, adanya aplikasi di smartphone pengguna untuk memonitor kapasitas sampah dan notifikasi saat tempat sampah penuh. Kedua, sistem mampu beroperasi pada jaringan internet bandwith kecil karena waktu throughput-nya hanya sekitar 0,59 kbps sehingga menghemat konsumsi bandwith internet. Sistem ini juga telah membantu menanggulangi permasalahan pengelolaan sampah masyarakat Kampung Cijagra, dimana 60% masyarakat memberi feedback

“setuju”dan sisanya “sangat setuju”.

2.1.5 Tinjauan Terhadap Literatur 5

Hani Dewi Ariessanti, Martono, Joko Widiarto, Program Studi Sistem Komputer Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Raharja, tahun 2019 dengan judul “Sistem Pembuangan Sampah Otomatis Berbasis IOT Menggunakan Mikrokontroler pada SMAN 14 Kab.Tangerang”, Dengan latar belakang Penggunaan otomatisasi dalam sistem kontrol sebagai sarana efisiensi pekerjaan sudah umum digunakan dan merupakan suatu mekanisme yang berjalan otomatis menggunakan media pengontrol secara terus-menerus sesuai perintah. Pada SMAN 14 Kab. Tangerang guna meningkatkan program adiwiyata harus memiliki lingkungan yang bersih dan berjalan dengan baik, namun dalam hal sistem pembuangan sampah masih terdapat kekurangan yaitu belum adanya informasi kepada petugas kebersihan sekolah ketika tempat sampah sudah penuh sehingga sampah menjadi menumpuk, masih menggunakan metode konvensional dalam hal pemindahan sampah menuju tempat penampungan. Serta kurangnya informasi kepada petugas truk sampah yang datang sehingga sampah menjadi menumpuk.

(7)

Dengan adanya penelitian ini dibuatlah sistem pembuangan sampah secara otomatis yang bertujuan sebagai alat bantu pekerjaan dan pemberian informasi kebersihan.

Alat yang akan dibuat terdiri dari sensor ultrasonik dan Wemos D1. Di mana sensor Ultrasonik akan memberikan informasi volume tempat sampah kepada Wemos D1 yang terhubung dengan Adafruit, jika sudah penuh Wemos D1 pada penampungan akan mengambil data dengan metode MQTT. Selanjutnya akan melakukan aksi mengantarkan penampungan menuju tempat sampah penuh melalui linear aktuator untuk melakukan pembuangan. Dengan dibuatnya penelitian ini dapat menghasilkan sebuah alat dengan sistem kontrol secara otomatis yang membantu pekerjaan manusia serta notifikasi mengenai kapasitas pada penampungan dan tempat sampah.

2.2 Sampah

2.2.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa baik itu dari tumbuhan, hewan, atau manusia yang tidak dipakai lagi dan dilepaskan kea lam dalam betuk padat, cait, ataupun gas. Definisi sampah menurut Aswar A [13]:

2.2.2 Sampah Logam

Sampah logam adalah limbah yang di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun, contohnya besi, kaleng minuman.

(8)

2.2.3 Sampah Non Logam

Sampah non logam adalah sampah yang bukan bersifat logam seperti plastik, kertas, daun, serta jenis sampah yang tidak menghatar listrik

2.3. Arduino UNO

2.3.1 Pengertian Arduino UNO

Arduino UNO adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino UNO memiliki 14 pin digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino UNO ke converte dengan menggunakan kabel USB atau adaptor AC ke DC atau memberikan tegangan DC dari baterai untuk menjalankannya. Arduino UNO menggunakan Atmega8U2 yang converter sebagai converter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-toserial (Sumber:

http://ilearning.me/sample-page-162/arduino/pengertian-arduinouno/)

Gambar 2. 1 Arduino Uno (Sumber : https://www.ntu.edu.sg)

(9)

Tabel 2. 2 Spesifikasi Arduino UNO

Microcontroller Atmega328P

Operating Voltage 5 V

Input Voltage (recommended) (7 – 12) V Input Voltage (limit) (6 – 20) V

Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)

PWM Digital I/O Pins 6

Analog Input Pins 6

DC Current per I/O Pin 20 mA DC Current for 3.3V Pin 50 mA

Flash Memory 32 KB (Atmega328P)of which 0.5 KB

used by bootloader

SRAM 2 KB (Atmega328P)

EEPROM 1 KB (Atmega328P)

Clock Speed 16 MHz

Length 68.6 mm

Width 53.4 mm

Weight 25

(Sumber: https://www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno) 2.3.2 Catu Daya dan Pin Tegangan Arduini UNO

Arduino UNO dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Catu daya eksternal dapat berasal baik dari ke adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan ke soket POWER pada Arduino UNO sedangkan jika menggunakan baterai maka ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam GND dan Vin pin header dari konektor POWER. Kebutuhan daya yang disarankan untuk board Arduino UNO adalah 7 sampai 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7 V kemungkinan pin 5 V UNO dapat 42 beroperasi tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12 V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak board UNO. Pin-pin tegangan pada Arduino UNO adalah:

1. Vin adalah pin untuk sumber tegangan masuk ke board Arduino Uno ketika menggunakan sumber daya ekstrnal (sebagai paengganti dari 5 V koneksi USB atau sumber daya lainya.

(10)

2. 5V adalah pin yang menyediakan tegangan sebesar 5V berasal dari regulator Arduino UNO.

3. 3v3 adalah pin yang menyediakan tegangan sebesar 3,3 V berasal dari regulator Arduino UNO.

4. GND adalah pin ground.

2.3.3 Pin Masukan dan keluaran Arduino Uno

Masing-masing dari 14 pin digital di UNO dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead (), setiap pin beroperasi dengan tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus) dari 20-50 kOhms (Arief, 2016). Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

1. Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial.

2. Eksternal Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat dikonfigurasi untukmemicu interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atauturun, atau saat terjadi perubahan nilai.

3. Pulse Width Modulation (PWM): pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11, menyediakanoutput PWM 8-bit dengan fungsi analog Write.

4. Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO),13(SCK), pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library.

5. LED: pin 13, terdapat built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai HIGH maka LED menyala, ketika pin bernilai LOW makaLED mati.Arduino UNO memiliki 6 masukan analog yang berlabel A0 sampai dengan A5,

(11)

setiap label menyediakan resolusi 10 bit (1024 nilai yang berbeda).Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:

1. Inter Integrated Circuit (I2C): pin A4 (SDA) dan A5 (SCL), digunakan untukkomunikasi Two Wire Interface (TWI) menggunakan Wire Library.

2. AREF: pin yang mengukur tegangan referensi dari 0 sampai 5V untuk inputanalog. Digunakan fungsi analogReference.

3. Reset : pin ini digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

2.4. NodeMCU ESP8266

NodeMCU ESP8266 adalah sebuah platform IoT yang bersifat opensource.

Terdiri dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266. dari ESP8266 buatan Espressif System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan bahasa pemrograman scripting Lua. [Sumardi, 2016] Istilah NodeMCU ESP8266 secara default sebenarnya mengacu pada firmware yang digunakan dari pada perangkat keras development kit NodeMCU ESP8266 bisa dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP8266.

Spesifikasi yang dimliki oleh NodeMCU ESP8266 sebagai berikut :

1. Board ini berbasis ESP8266 serial WiFi SoC (Single on Chip) dengan onboard USB to TTL. Wireless yang digunakan adalah IEE 802.11b/g/n.

2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad.

3. 3.3v LDO regulator.

4. Blue led sebagai indikator.

5. Cp2102 usb to UART bridge

6. Tombol reset, port usb, dan tombol flash.

(12)

7. Terdapat 9 GPIO yang di dalamnya ada 3 pin PWM, 1 x ADC Channel, dan pin RX TX

8. 3 pin ground

9. S3 dan S2 sebagai pin GPIO

10. S1 MOSI (Master Output Slave Input) yaitu jalur data dari master dan masuk ke dalam slave, sc cmd/sc

11. S0 MISO (Master Input Slave Input) yaitu jalur data keluar dari slave dan masuk ke dalam master.

12. SK yang merupakan SCLK dari master ke slave yang berfungsi sebagai clock.

13. Pin Vin sebagai masukan tegangan.

14. Built in 32-bit MCU.

Gambar 2. 2 GPIO NodeMCU ESP8266 v3 (Sumber : https://www.google.com)

Berikut adalah penjelasan pin-pin yang terdapat pada node MCU ESP8266 pada Gambar 2.2 :

(13)

1. RST : berfungsi mereset modul.

2. ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan 0-1v, dengan skup nilai digital 0-1024

3. EN: Chip Enable, Active High

4. IO16 :GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan chipset dari mode deep sleep

5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK 6. IO12 : GPIO12: HSPI_MISO

7. IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CT 8. VCC: Catu daya 3.3V (VDD)

9. CS0 :Chip selection

10. MISO : Slave output, Main inpu 11. IO9 : GPIO9

12. IO10 GBIO10

13. MOSI: Main output slave input 14. SCLK: Clock

15. GND: Ground

16. IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS 17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD

18. IO0 : GPIO0 19. IO4 : GPIO4 20. IO5 : GPIO5

21. RXD : UART0_RXD; GPIO3 22. TXD : UART0_TXD; GPIO1

(14)

2.5. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran fisis alias bunyi menjadi besaran listrik, begitupun sebaliknya.

[Yakob Lilikwati, 2012] Prinsip kerja sensor ultrasonic ini cukup simpel, yakni berdasarkan pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat digunakan untuk mendefiniskan eksisten suatu jarak suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Gelombang ultrasonic sendiri memiliki frekuensi yang sangat tinggi, mencapai 20.000 Hz yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia. Bunyi dengan frekwensi setinggi itu hanya bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti kucing, anjing, kelelawar, sampai dengan lumba-lumba. Bunyi dari sensor ultrasonic sendiri dapat merambat melalui benda padat, cair, atau gas. Namun yang paling bagus adalah benda cair.

Gambar 2. 3 Sensor Ultrasonic (Sumber : https://www.google.com)

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang

(15)

menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali.

Gambar 2. 4 Gambar Cara Kerja Sensor Ultrasonik Dengan Transmitter dan Receiver

(Sumber : https://www.elangsakti.com)

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:

 Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk

(16)

mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.

 Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut

 Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus : S = 340.t/2

2.6. Sensor Proximity inductive

Sensor proximity inductive adalah sensor jarak elektronik yang mendeteksi benda logam tanpa menyentuhnya. Jarak pendeteksian sensor ini adalah 5mm atau kurang dari 1 inci.

Gambar 2. 5 Sensor proximity inductive (Sumber : https://www.google.com)

Prinsip kerja sensor proximity inductive dengan memancarkan gelombang elektromagnetik dan mendeteksi perubahan bentuk gelombang elektromagnetik tersebut saat sensor mendeteksi logam dan akan menghasilkan output yang

(17)

selanjutnya akan menghasilkan output yang selanjutnya akan di proses oleh kontroler. Saat sensor mendeteksi keberadaan object logam maka akan terjadi perubahan bentuk sinyal yang mengakibatkan hilangnya energi dan mengakibatkan amplitudo yang kecil pada osilasi sehingga akan memicu trigger circuit dan memberikan output pada sensor tersebut.

Gambar 2. 6 Prinsip kerja sensor proximity inductive (Sumber : https://www.duniapembangkitlistrik.com) 2.7. IR Obstacle Sensor

IR Obstacle sensor infrared merupakan sebuah modul yang berfungsi sebagai pendeteksi halangan atau object di depanya. Komponen yang terdapat pada sensor ini terdiri dari IR emitter dan IR receiver phototransistor. Cara kerjanya yaitu ketika power-up, IR emitter akan memancarkan infrared yang tidak terlihat, cahaya tersebut kemudian dipantulkan oleh objek yang ada didepanya. Cahaya terpantul ini kemudian diterima oleh IR receiver. Terdapat Op-Amp LM363 yang berfungsi

(18)

sebagai komparator antara resistansi IR receiver dan resistansi trimpot pengatur sensivitas. Saat terkena cahaya infrared objek tadi,resistansi IR akan mengecil sehingga output Op-Amp menjadi high/5V dan menghidupkan LED sensor. Output Op-Amp juga terhubung dengan pin “OUT” yang dihubungkan ke arduino.

Gambar 2. 7 IR Obstacle Sensor (Sumber : https://www.google.com) 2.8. Motor Servo

Motor servo adalah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi dengan motor tersebut. Pada motor servo putaran sumbu (axis) dari motor akan di informasikan kembali kerangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Pada dasarnya,motor servo berfungsi berdasarkan lebar sinyal modulasi (Pulse Wide Modulation - PWM) yang menggunakan sistem kontrol. Lebar sinyal yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran pada poros motor servo.

(19)

Gambar 2. 8 Motor servo (Sumber : https://www.tokopedia.com) 2.9. Soket USB

Sambungan dari komputer ke board Arduino menggunakan USB, bukan serial atau parallel port,sehingga akan mudahmenghubungkan Arduino ke PC atau laptop yang tidak memiliki serial/parallel port. Arduino Uno menggunakan chip AVR Atmega328 yang memiliki fasilitas PWM, komunikasi serial, ADC, timer, interupt, SPI dan 12C. SehinggaArduino bisa digabungkan Bersama modul atau alat lain dengan protocolyang berbeda-beda.

Gambar 2. 9 Soket USB (Sumber : www.shoppe.co.id) 2.10. L298N

L298 merupakan driver motor DC yang sering digunakan untuk elektronika yang fungsinya untuk mengontrol kecepatan dan arah putaran motor DC. IC L298

(20)

merupakan IC tipe H-bridge yang dapat mengontrol komponen elektronik induktif seperti selenoid, relay, motor DC dan motor stepper, IC L298 terdiri dari transistor logis (TTL) dengan nand sebagai gerbang yang digunakan untuk memudahkan tentukan arah putaran motor DC atau motor stepper

Gambar 2. 10 L298N 2.11. Motor DC

Motor DC adalah perangkat elektronika yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Cara kerja motor DC dalam mengubah energi ialah dengan mengambil daya listrik melalui arus searah yang kemudian diubah menjadi rotasi mekanis.

Gambar 2. 11 Motor DC

2.12 LCD 16x2

LCD 16×2 adalah salah satu penampil yang sangat populer digunakan sebagai interface antara mikrokontroler dengan user nya. Dengan

(21)

penampil LCD 16×2 ini user dapat melihat/memantau keadaan sensor ataupun keadaan jalanya program. Penampil LCD 16×2 ini bisa di hubungkan dengan mikrokontroler apa saja

Gambar 2. 12 LCD 16x2 2.13 Android

Android adalah sebuah software open-source yang dibuat untuk beragam perangkat dengan faktor bentuk yang berbeda. Tujuanutama dari Android adalah untukmenciptakan sebuah platformperangkat lunak open tersedia untukoperator, OEM, dan pengembanguntuk membuat ide-ide inovatif mereka menjadi kenyataan dan untuk memperkenalkan sukses, produk dunia nyata yang meningkatkan pengalaman mobile bagi pengguna. Android juga ingin memastikan bahwa tidak ada titik pusat kegagalan, di mana satu pemain industri dapat membatasi atau mengontrol inovasi yang lain.Hasilnya adalah penuh, produkkonsumen produksi berkualitasdengan kode sumber terbuka untukkustomisasi (Eko Ihsanto, 2014).

2.14 Sistem Hadware

Sistem hadware adalah perangkat keras apa saja yang digunakan dalam pembuatan sistem ini, berikut adalah perangkat keras yang digunkan untuk merancang sistem ini :

1. Microkontroler Arduino

(22)

2. NodeMCU ESP8266 3. Sensor Ultrasonic

4. Sensor Proximity Induktif 5. IR Obstacle Sensor 6. Motor Servo 7. Ponsel Android 8. Kotak Sampah

2.15 Rancan Sistem Sensor Pemilah Sampah Logam dan Non Logam Berikut ini adalah perancangan untuk sensor pemilah sampah logam dan non logam dapat dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2. 13 Sistem untuk pemisah sampah logam dan non logam

2.16 Rancang Sistem Monitoring Sampah Berbasis IoT

Berikut ini adalah sistem perancangan untuk monitoring sampah berbasis IoT (Internet of Things) dapat dilihat pada gambar 2.11

Gambar 2. 14 Sistem untuk monitoring sampah berbasis IoT

(23)

2.17 Monitoring

Menurut (Mudjahidin, 2010), Monitoring adalah suatu proses yang dilakukan secara terus menerus yang merupakan bagian yang bersifat integral dari manajemen yang meliputi penilaian yang bersifat sistimatis terhadap kemajuan suatu pekerjaan. Adapun beberapa tujuan dari monitoring adalah mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana, mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi, melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan, mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan. Sedangkan manfaat monitoring proyek dibedakan menjadi dua, yaitu bagi penanggung jawab dan bagi pengelola. Bagi penanggung jawab, monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian, sebagai bentuk pertanggungjawaban, untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya. Sedangkan bagi pengelola, adanya monitoring dapat membantu dalam mempersiapkan laporan dalam waktu singkat serta sebagai informasi yang penting untuk melakukan evaluasi yang nantinya dapat mencapai hasil yang baik dan tertata rapi, dan meminimalisir sebuah kesalahan.

2.18 Internet of Things

Menurut (D. Giusto, et al., 2010), Internet of things (IoT) adalah paradigma baru yang dengan cepat mendapatkan landasan dalam skenario telekomunikasi nirkabel modern. Ide dasar dari konsep ini adalah keberadaan yang meresap di sekitar kita dari berbagai benda atau benda seperti Radio Frequency Identification (RFID), sensor, aktuator, ponsel, dan lain-lain yang melalui skema pengalamatan

(24)

yang unik, dapat berinteraksi satu sama lain dan bekerja sama dengan perangkat lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Adapun pengertian Internet of things lainnya menurut (Budioko, 2016), adalah infrastuktur global untuk masyarakat informasi, memungkinkan layanan yang canggih, dengan menghubungkan objek (things) baik fisik maupun virtual berdasarkan teknologi pertukaran informasi saat ini dan perkembangannya serta teknologi komunikasi. Secara garis besar Internet of things (IoT) memungkinkan terjadinya pertukaran data antar perangkat yang dibekali dengan sensor, pertukaran data ini dilakukan terus menerus selama perangkat memiliki akses dan sumber tegangan sebagai sumber daya. Dalam penerapannya Internet of things (IoT) memiliki empat lapisan (layer), yaitu : a. Sensing layer

Pada lapisan ini terintegrasi langsung dengan perangkat keras seperti sensor,actuator dan lain-lain. Sensing layer berfungsi untuk pembacan data dari sensor atau pengendalian perangkat keras sistem kendali.

b. Network layer

Menurut (Xu, et al., 2014), pada lapisan ini memiliki layanan sebagai media pengiriman data antar perangkat, baik dengan jaringan kabel maupun nirkabel.

Untuk merancang networki layer pada sistem Internet of things, desainer perlu mengatasi masalahnseperti teknologi manajemen jaringan untuk jaringan heterogonus.

c. Service Layer

Lapisan layanan bergantung pada teknologi middleware, yang menyediakan fungsionalitas untuk mengintegrasikan layanan dan aplikasi pada Internet of Things.

(25)

d. Interface layer

Pada layer ini memiliki fungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dengan aplikasi yang digunakan dalam Internet of things System.

2.19 Aplikasi BLYNK

Aplikasi BLYNK adalah platform untuk aplikasi mobile (IOS dan Android) yang bertujuan untuk kendali module Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, WEMOS D1, dan module sejenisnya melalui internet, dengan catatan terhubung ke internet dengan koneksi yang stabil dan inilah yang dinamakan dengan sistem Internet of Things(IOT).

Referensi

Dokumen terkait

Erosional surfaces - saline and non-saline interfluves and plains below low hills and stripped margins; - low hills, stony rises and stripped surfaces marginal to other units, short