• Tidak ada hasil yang ditemukan

Template Jurnal IJCCS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Template Jurnal IJCCS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Kesejahteraan Barefoot Entrepreneurs Melalui Pemanfaatan Limbah Pasar Di “Pasar Semangat Dalam”

Hastin Umi Anisah*1, Meiske Claudia2, Wimby Wandary3, Rr. Yulianti P4

1,2,3,4Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat

*e-mail: [email protected]1, [email protected]2 , [email protected]3 , [email protected]4 Received: 10 Oktober 2021/ Accepted: dd mm, yyyy

Abstract

This service activity aims to empower MSMEs, traders associations in the “Semangat Dalam” Market (barefoot entrepreneurs) so that in the end they can improve their welfare. The approach method to achieve the goals of the service activities carried out is to provide counseling to the target audience - through the delivery of discourse to open insights or bring up new ideas in their entrepreneurial activities. The target audience is a handful of market traders located at Jalan Semangat Dalam, Hadil Bhakti. The result of this service activity is the opening of the target audience's insight so that they are willing and able to make more efforts in utilizing market waste that has the potential to increase the variety of trade products, and to be more introspective not to get involved with debt, especially from loan sharks in an effort to increase the variety of their trading products.

Keywords: barefoot entrepreneurs, MSME’s, market waste utilization Abstrak

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM Perkumpulan pedagang di Pasar

“Semangat Dalam” (barefoot entrepreneurs) sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Metode pendekatan untuk mencapai tujuan kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah dengan melakukan penyuluhan kepada khalayak sasaran – melalui penyampaian wacana untuk membuka wawasan atau memunculkan ide baru dalam aktivitas kewirausahaan mereka. Khalayak sasaran adalah pedagang pasar sejumput yang berlokasi di Jalan Semangat Dalam, Hadil Bakti. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah terbukanya wawasan khalayak sasaran sehingga berkemauan dan berkemampuan untuk melakukan upaya lebih dalam memanfaatkan limbah pasar yang berpotensi dapat meningkatkan ragam produk dagangnya, dan lebih mawas diri untuk tidak terlibat dengan hutang terutama dari lintah darat dalam upaya meningkatkan ragam produk dagangnya tersebut.

Kata kunci: barefoot entrepreneurs, UMKM, pemanfaatan limbah pasar 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(2)

Kemampuan UMKM untuk bertahan hidup dan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia telah terbukti saat terjadinya krisis global, dan dalam perekonomian Indonesia merupakan kelompok usaha sektor riil dengan jumlah terbanyak. Secara khusus, ketahanan usaha kecil di Indonesia terbukti saat krisis ekonomi tahun 1998 yang mana pada saat itu menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi – mencapai 88,66%

dibandingkan dengan perusahaan sedang dan perusahaan besar (Faiz, 2013).

Kalimantan Selatan, terutama di lokasi kegiatan pengabdian, UMKM- yang dalam hal ini adalah usaha kecil, tampak sebagai aktivitas harian masyarakat dengan praktik khas, dengan menyoroti aktivitas pasar sejumput. Pada praktiknya, kegiatan pasar sejumput terjadi di lokasi yang dinilai strategis karena pasar mendekati masyarakat pembeli – bukan praktik pasar konvensional yang mana masyarakat pembeli menempuh jarak yang lebih jauh untuk dapat mengakses pasar – seperti akses menuju kumpulan klaster perumahan di wilayah tertentu. Hasil pengamatan tim pengabdian pada lokasi pengabdian menemukan bahwa sejak dua (2) tahun terakhir, Jalan Semangat Dalam menjadi lokasi pasar sejumput. Pasar sejumput di Jalan Semangat Dalam adalah pasar sejumput pindahan dari lokasi sebelumnya, yakni halaman Masjid di seberang jalan utama, yang berjarak + 100 meter – yang kemudian dikenal sebagai Pasar Semangat Dalam (PSD). Pasar ini berada pada ruas jalan Semangat Dalam, yang merupakan satu- satunya akses menuju komplek-komplek perumahan di wilayah tersebut. Sebagian besar pedagang yang berjualan di pasar Semangat Dalam berasal dari daerah tersebut. Akses pedagang menuju lokasi pindahan pasar sejumputnya ditempuh dengan 2 moda transportasi, yakni moda transportasi sungai (berupa jukung dan kelotok) dan moda transportasi darat (berupa motor roda 2 dan roda 3). Aktivitas perdagangan pasar tersebut diramaikan dengan produk harian umum, berupa produk pangan konsumsi harian (buah, sayur, ikan baik ikan air tawar maupun laut, ayam, telur dan lain-lain) dan produk pangan jadi (lauk pauk, sayur masak, kue dan wadai). Selain produk pangan, aktivitas perdagangan juga menyediakan produk sandang harian (berupa baju, kerudung, alas kaki dan lain-lain) dan perkakas rumah tangga (seperti pecah belah, peralatan/ perlengkapan makan dan dapur). Perbedaan pasar ini dengan pasar non-sejumput adalah jumlah dan keragaman barang dagangan yang disediakan oleh pedagang relatif kecil dan sedikit (kurang variatif).

Berikut ini gambaran kondisi aktivitas pedagang di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti Kecamatan Alalak.

(3)

Gambar 1. Pedagang di Pasar Semangat Dalam Sumber: Dokumentasi kegiatan, 2017

Berdasarkan gambar 1 diatas menunjukkan aktivitas pedagang sayur di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti. Sayur-sayuran yang dijual pada umumnya merupakan sayur lokal yang didapatkan dari petani atau masyarakat setempat atau merupakan hasil kebun sediri. Sayur- sayuran yang dijual seperti bayam, kangkung, daun keladi, kelasi, daun papaya, kemangi, terung, jagung, waluh, timun, daun waluh, tomat, kentang, labu siam, labu dan lain-lain.

(4)

Gambar 2. Pedagang di Pasar Semangat Dalam Sumber: Dokumentasi kegiatan, 2017

Berdasarkan gambar 2 diatas menunjukkan aktivitas pedagang buah-buahan di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti. Biasanya pedagang buah-buahan juga menjual sayur-syauran.

Buah yang dijual pada umumnya merupakan buah lokal yang didapatkan dari petani atau masyarakat setempat atau merupakan hasil kebun sediri. Buah yang dijual seperti buah semangka, nanas, belungkah batu, berbagai jenis pisang, berbagai jenis jeruk dan lain-lain.

Gambar 3. Pedagang di Pasar Semangat Dalam Sumber: Dokumentasi kegiatan, 2017

Gambar 1,2,dan 3 diatas merupakan sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh

pedagang di Pasar Semangat Dalam yaitu dengan berjualan sayur dan buah. Berkaitan dengan

(5)

produk buah dan sayur, biasanya bersumber dari hasil alam di sekitar rumah tinggal pedagangnya, sehingga mereka berperan sebagai produsen/

supplier dan penjual sekaligus

dengan ragam produk yang selalu sama seperti tersaji pada Gambar 1. Barang dagangan mereka cenderung murni olahan sendiri dan merupakan hasil alam di sekitar tempat tinggal yang mereka bawa ke pasar untuk diperjual-belikan. Di satu sisi, untuk produk peralatan/

perlengkapan makan dan dapur, juga produk sandang serta sembako, biasanya mereka berperan sebagai reseller/ pedagang murni dengan jumlah produk yang sedikit. Hal-hal tersebut menyiratkan keterbatasan yang melekat pada para pedagang pasar sejumput – yang mengarahkan asumsi bahwa mereka tergolong pada usaha mikro (dari rumpun usaha lainnya, yakni usaha kecil dan menengah) dan sebagai pelaku wirausaha, bahkan berpotensi termasuk jenis barefoot entrepreneurs (Wilson & Weston, 2012) mereka adalah trader, yang memiliki harapan bahwa aktivitas jual beli yang dilakukan umumnya berupaya menghasilkan margin atau laba untuk meningkatkan kesejahteraan, namun hanya sebatas untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup saja. Pada kondisi pedagang yang seperti itu maka dapat diasumsikan bahwa pendapatan yang diperoleh sangat kecil sehingga menjadi perhatian tim pengabdian untuk membuka wawasan para pedagang agar dapat menambah ragam produk dagangannya sehingga pendapatan mereka dapat meningkat.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan khalayak sasaran adalah kurangnya wawasan/pengetahuan untuk menambah ragam jualan yang berasal dari hasil kebun sendiri, dimana aktivitas jual beli pada umumnya berupaya menghasilkan margin atau laba untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup.

Pada kondisi pedagang yang seperti itu maka dapat diasumsikan bahwa pendapatan yang diperoleh sangat kecil. Berdasarkan permasalahan khalayak sasaran tersebut, berikut rumusan masalah: apakah kesejahteraan barefoot entrepreneurs dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan limbah pasar di “Pasar Semangat dalam” Handil Bhakti Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala?

1.3. Tujuan Kegiatan

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM Perkumpulan pedagang di Pasar “Semangat Dalam (barefoot entrepreneurs) Kecamatan Alalak sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pedagang.

1.4. Kajian Literatur

Barefoot Entrepreneur/ Pedagang Kaki Lima

Berikut beberapa pengertian terkait dengan barefoot entrepreneur atau pedagang kaki lima. Pedagang merupakan sesorang yang melakukan aktivitas perniagaan (perdagangan) sebagai bentuk pekerjaan yang dilakukan sehari-hari (Purwosutjipto, 1999). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pedagang kaki lima merupakan pedagang atau orang yang melakukan aktivitas atau usaha kecil tanpa didasari atas ijin dan menempati pinggiran jalan (trotoar) untuk menggelar dagangan. Sedangkan menurut (HD & Korff, 2002) mendefinisikan pedagang kaki lima adalah bagian dari sektor informal kota yang yang mengembangkan aktivitas produksi barang dan jasa di luar kontrol pemerintah dan tidak terdaftar.

Pedagang Kaki Lima merupakan bagian dari sektor informal yang biasanya banyak terlihat dikota-kota negara berkembang seperti Indonesia. Dari beberapa penelitian yang sering dilakukan terkait dengan pedagang kaki lima, sering berpendapat bahwa PKL adalah ciri kota- kota di negara berkembang. Para peneliti berpendapat bahwa ekonomi sektor informal seperti PKL timbul dari keadaan sosial ekonomi negara berkembang. Oleh sebab itu kegiatan sektor

(6)

informal tidak dapat ditiadakan dengan tanpa merusak sistem ekonomi negara berkembang secara keseluruhan. Dengan demikian seluruh kebijaksanaan hendaknya memasukkan sektor informal sebagai pertimbangan dan saling menguntungkan (Sonny, 2009).

Entrepreneurial Skill

Para manajer perusahaan-perusahaan kecil adalah juga pemilik, mereka berada dalam kedudukan untuk mengambil keputusan-keputusan mereka sendiri dan melakukan banyak fungsi seperti merencanakan, mengorganisir, staffing, menganggarkan, mengkoordinasi dan mengendalikan (Fayol, 1985). Oleh karena itu, deskripsi seorang wiraswasta berkaitan dengan pengambilan risiko, fungsi wiraswasta termasuk supervisi, pengendalian, dan menyediakan arahan untuk perusahaan.

Deskripsi seorang wiraswastawan berkaitan dengan pengambilan risiko, fungsi wiraswasta termasuk supervisi, pengendalian, dan menyediakan arahan untuk perusahaan.

Berkaitan sifat UMKM hendaknya selalu berdasarkan dengan kemampuan mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian seorang entrepreneur harus tetap berlandaskan pada kemampuannya menerapkan fungsi-fungsi manajemen agar usaha yang dijalankannya dapat berhasil dengan baik. Istilah entrepreneurial skill yang diartikan sebagai kemampuan entrepreneur dalam menjalankan usahanya berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, motivasi dan kepegawaian.

Berdasarkan karakteristik UMKM di Indonesia yang rata-rata masih tidak sebesar serta semaju di negara-negara maju yaitu para pemiik UKM/pelaku usaha adalah juga seorang manajer pada usahanya dan bagi orang-orang yang bekerja/terlibat dalam usahanya, maka pemilik usaha adalah orang yang menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Mereka mengambil keputusan, mengalokasikan sumber daya, dan mengarahkan aktivitas orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Apa yang dilakukan manajer adalah dengan mengimplementasikan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Manajer juga adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen dengan fungsinya masing-masing yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, maka diperlukan beberapa keahlian manejer (manajerial skills).

Memanfaatkan Limbah Yang Ada Dipasar

Hasil penelitian (Nurdyanti et al., 2017) mengenai pemanfaatan sampah organik pasar menjadi pupuk kompos dan pupuk organik cair (MOL) dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke TPA Kopiluhur Kota Cirebon. Hasil dari pengolahan sampah tersebut kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan penghijauan di lingkungan perkotaan di Kota Cirebon melalui kegiatan penanaman apotek hidup. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Kelurahan Pulasaren dan Kelurahan Harjamukti Kota Cirebon yang berlokasi di 5 RW. Kegiatan berlangsung selama 40 hari. Warga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kader PKK dan perangkat RW. Metode yang dilakukan, adalah (1)Memberi pelatihan (teori dan praktek)mengenai efek samping sampah pasar, pengolahan sampah organik pasar (Kompos dan MOL) dan manfaat apotek hidup. (2)Pendampingan warga mengenai pengolahan sampah organic pasar dan pembuatan apotek hidup. Pada saat pendampingan, di tiap-tiap RW difasilitasi rumah kompos dan peralatan pengomposan. Bahan baku kompos dikumpulkan dari Pasar Jagasatru di Kelurahan Pulasaren dan Pasar Kalitanjung di Kelurahan Harjamukti.

Seluruh program terlaksana dengan baik. Warga berhasil membuat pupuk kompos dan MOL. Warga telah memiliki tanaman apotek hidup di pekarangan rumahnya, meskipun baru sedikit koleksi jenis tanaman apotek hidup yang mereka miliki. Sebaiknya kegiatan ini dapat terus dilanjutkan terutama dalam pemutakhiran peralatan pembuatan kompos dan pemasaran produk kompos ataupun produk tanaman apotek hidup yang dihasilkan.

Selanjutnya, berdasarkan artikel dari Agroinovasi mengenai pemanfaatan limbah pasar sebagai pakan Ruminansia sapi dan kamibing di DKI Jakarta menemukan bahwa limbah organik pasar berpotensi sebagai bahan pakan ternak, akan tetapi limbah tersebut sebagian besar mempunyai kecenderungan mudah mengalami pembusukan dan kerusakan, sehingga perlu

(7)

dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpan serta untuk menekan efek anti nutrisi yang umumnya berupa alkaloid. Dengan teknologi pengolahan pakan, limbah sayuran dapat diolah menjadi tepung, silase, maupun asinan, yang dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Manfaat dari teknologi pengolahan pakan antara lain dapat meningkatkan kualitas nutrisi limbah sebagai pakan, serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan.

Tepung Limbah Organik Pasar

Pengolahan limbah sayuran menjadi tepung merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa simpan. Di mana kandungan kadar air menjadi rendah sehingga aktivitas air (Aw) yaitu jumlah air bebas yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme sedikit jumlahnya. Hampir semua jenis limbah sayuran dapat diolah menjadi tepung.

Tahapan proses pembuatan tepung limbah organik pasar untuk pakan ternak, adalah:

1. Pemilahan, pemisahan dan pembersihan limbah organik pasar

2. Pencacahan dan pengepresan. Limbah organik pasar terutama yang mempunyai kadar air tinggi (>70%) seperti kol, caisim dan sawi putih terlebih dahulu dicacah dan dipres dengan menggunakan mesin pencacah dan pengepres untuk membantu mengurangi kadar airnya, sehingga mempercepat proses pengeringan. Akan tetapi apabila proses pengeringan terhambat, limbah sayuran yang sudah melalui proses pencacahan dan pengepresan umumnya akan lebih mudah mengalami proses pembusukan.

3. Pengeringan. Pengeringan limbah sayuran dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, mesin pengering (dryer), maupun dengan menggunakan oven pada suhu 65 derajat C hingga kadar airnya menjadi 10%. Lama pengeringan limbah organik pasar dengan kadar air yang tinggi dapat mencapai 2-5 hari.

4. Penepungan. Limbah organik pasar yang sudah kering kemudian digiling menjadi tepung hingga lolos saringan 100 mesh dan siap digunakan sebagai bahan pakan.

2. METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah dengan melakukan penyuluhan kepada khalayak sasaran melalui penyampaian wacana untuk membuka wawasan atau memunculkan ide baru dalam aktivitas kewirausahaan mereka. Khalayak sasaran adalah pedagang pasar sejumput yang berlokasi di Jalan Semangat Dalam, Hadil Bakti Kecamatan Alalak Kabupaten Barito. Pendekatan dengan penyuluhan merupakan metode yang dipilih pada kegiatan pengabdian ini karena dinilai efektif untuk mengkomunikasikan penyelesaian permasalahan khalayak sasaran. Adapun tahapan penyampaian penyuluhan adalah sebagai berikut:

(8)

Ga

mbar 4. Tahapan Pelaksanaan Penyuluhan

Berdasarkan pada gambar 4 diatas, maka tahapan pelaksanaan penyuluhan diawali dengan kegiatan pertama persiapan kegiatan penyuluhan. Dimana kegiatan dalam tahap persiapan penyuluhan adalah:

- Berkoordinasi untuk lokasi penyuluhan terkait dengan perijinan, undangan dan administrasi lainnya.

- Mengkoordinir khalayak sasaran sebagai peserta penyuluhan.

- Mempersiapkan modul dan materi.

-

Kegiatan yang kedua adalah melaksanakan penyuluhan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pada Hari H yang meliputi:

- Siap di lokasi penyuluhan dengan modul dan materi

- Siap di lokasi dengan berkas administrasi kegiatan, konsumsi, dan logistik - Menyampaikan materi yang telah disusun, sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Apa itu Wirausaha (Entrepreneur) a. Pengertian Wirausaha

b. Ciri-ciri dan Karakter Wirausaha c. Membangun Mental Wirausaha 3. Membangun kreatifitas dan ide kreatif a. Apa itu kreatifitas

b. Ciri-ciri orang yang kreatif

c. Beberapa hal yang harus dihindari dari orang kreatif d. Pengembangan kreativitas dan inovasi

4. Bagaimana Membangun usaha dari ide kreatif 5. Memanfaatkan limbah yang ada di pasar

6. Contoh-contoh produk dari limbah yang ada dipasar a. Dari buah-buahan

b. Dari sayur

Kegiatan yang ketiga adalah mengambil umpan balik dari peserta. Kegiatan ini terdiri dari evaluasi dimana pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mereview pelaksanaan penyuluhan, menganalisis umpan balik peserta dan menyusunan laporan sesuai dengan standar penyusunan yang digunakan sebagai Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat..

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan. Adapun maksud awal dari tim pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan tambahan kepada khalayak sasaran terkait dengan pemanfaatan limbah pasar seperti biji buah- buahan sebagai bibit untuk menjadi tanaman baru sehingga dengan proses penanaman tersebut para pedagang dapat memperoleh nilai tambah dari hasil penjualan tanaman tersebut ataupun dengan memanfaatkan sampah dari buah-buahan dan sayuran yang dijual oleh khalayak sasaran.

Walaupun dalam pelaksanaannya, narasumber lebih menekankan pada pemanfaatan limbah pasar untuk dijadikan pupuk kompos dan sebagainya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dari khalayak sasaran. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

Persiapan kegiatan penyuluhan

Pelaksanaan

penyuluhan Evaluasi Pembuatan

Laporan

(9)

bahwa pengumpulan limbah pasar lebih mudah dilakukan dan tidak memerlukan upaya lebih lanjut dalam proses penanaman dan pemeliharaan. Selain itu, narasumber beranggapan bahwa pengelolaan limbah pasar hingga menjadi pupuk kompos yang siap untuk dijual memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi jika dibanding dengan penjualan bibit tanaman.

Berikut ini gambaran jalannya pelaksanaan kegiatan penyuluhan ada pada gambar 5, 6, dan 7 dibawah ini:

Gambar 5.

Suasana Pemberian Penyuluhan kepada pedagang di Pasas Semangat Dalam Sumber: Hasil Dokumentasi Pengabdian tahun 2017

Gambar 6.

Suasana Pemberian Penyuluhan kepada pedagang di Pasas Semangat Dalam Sumber: Hasil Dokumentasi Pengabdian tahun 2017

(10)

Gambar 7.

Suasana Pemberian Penyuluhan kepada pedagang di Pasas Semangat Dalam Sumber: Hasil Dokumentasi Pengabdian tahun 2017

Melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan terhadap masyarakat/khalayak sasaran diperoleh hasil bahwa pada dasarnya para pedagang dapat memahami materi penyuluhan yang diberikan. Antusiasme yang mereka tunjukkan sangat tinggi hingga sampai pada pertanyaan bagaimana tindak lanjut dari kegiatan ini. Mereka menunjukkan adanya keinginan untuk membentuk suatu kelompok kerja dan mengharapkan sekali adanya bantuan dari pemerintah setempat atau dinas terkait untuk dapat memfasilitasi pendirian bank sampah. Mereka berjanji akan menjalankan dengan baik kegiatan produksi pupuk kompos melalui kehadiran bank sampah tersebut. Terkait hal tersebut, tim pengabdian dan narasumber menyatakan akan mengupayakan mengajukan usulan tersebut kepada pihak pemerintah daerah atau instansi terkait.

Adapun target luaran dari kegiatan penyuluhan dengan kedua topik tersebut adalah: (1) terbukanya wawasan pada pedagang di Pasar Semangat Dalam Kecamatan Alalak untuk mau dan mampu berupaya lebih pemanfaatan limbah pasar seperti biji buah-buahan pemanfaatan limbah pasar untuk dijadikan pupuk kompos dan sebagainya Hal ini dapat diketahui setelah beberapa kurun waktu tertentu, antara 3 – 6 bulan pasca penyuluhan; (2) Dengan mengingatkan bahwa aspek finansial bukan sepenuhnya dasar berwirausaha, diharapkan pedagang untuk dapat lebih memanfaatkan limbah pasar; (3) selain itu l

uaran yang dihasilkan adalah berupa Modul Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Barefoot Entrepreneurs.

Monitoring dan Evaluasi

Merupakan kegiatan pengawasan terhadap manfaat kegiatan PKM pada pedagang di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti Kecamatan Alalak mengenai pemanfaatan limbah pasar seperti biji buah-buahan pemanfaatan limbah pasar untuk dijadikan pupuk kompos dan sebagainya. Tim PKM melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pedagang di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti dengan mendatangi secara langsung ke lokasi pasar Semangat Dalam serta melihat hasil produk yang dihasilkan oleh pedagang di Pasar Semangat Dalam Handil Bhakti.

(11)

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan oleh tim pengabdian, berikut ini kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:

1. Kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh khalayak sasaran sehari-hari pada dasarnya masih bersifat sangat tradisional dimana produk yang mereka adalah berupa bahan makanan mentah (ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan) dan belum ada yang berusaha menjual dalam bentuk bahan makanan setengah jadi atau jadi. Hal ini menunjukkan bahwa para pedagang masih belum dapat menerapkan prinsip nilai tambah pada barang dagangan mereka.

2. Belum ada pedagang yang memiliki inisiatif memanfaatkan limbah pasar untuk dijadikan sebagai bibit tanaman baru.

3. Adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh tim pengabdian memberikan pengetahuan baru bagi para pedagang agar dapat memanfaatkan limbah pasar yang mereka hasilkan menjadi suatu produk baru bernilai jual (berupa pupuk kompos) sebagai salah satu alternatif kegiatan untuk menambah pendapatan mereka.

Berikut ini saran berdasarkan dari temuan dan hasil kegiatan penyuluhan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengupayakan fasilitasi pembentukan kelompok kerja masyarakat pedagang pasar sejumput Handil Bhakti.

2. Mengupayakan fasilitasi pendirian instalasi bank sampah melalui pendanaan dari pemerintah daerah setempat dan dinas terkait.

3. Melanjutkan kegiatan bimbingan teknis pengolahan pupuk kompos dari limbah pasar hingga pada tahapan pemasarannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih ditujukan kepada Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat yang telah mendanai kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada ketua Perkumpulan Pedagang “Pasar Semangat Dalam” Handil Bhakti” yang telah bersedia menyediakan tempat dan memfasilitasi untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Dan yang terutama adalah Bapak Ibu pedagang di Pasar Semangat Dalam sebagai peserta yang luar biasa dalam kegiatan pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Faiz, R. (2013). UMKM Sebagai Tameng Perekonomian Indonesia di Tengah Krisis Global. (Divisi Kajian KANOPI FEUI 2013). http://www.kompasiana.com/kanopi_feui/umkm-sebagai- tameng-perekonomian-indonesia-di-tengah-krisis-global_552052fda33311af4646cdf8

(12)

Fayol, H. (1985). Industri dan Manajemen Umum (Terj. Winardi (Ed.)). Sir Issac and Son.

HD, E., & Korff, R. (2002). Urbanisasi di Asia tenggara: Makna dan kekuasaan dalam ruang-ruang sosial. Yayasan Obor Indonesia.

Nurdyanti, D., Utami, A. S., Bastian, N., & Johan. (2017). Pemanfaatan Limbah Organik Pasar Sebagai Bahan Pupuk Kompos Untuk Penghijauan Di Lingkungan Masyarakat Kota Cirebon.

The 5Th Urecol Proceeding, February, 204–214.

Purwosutjipto. (1999). Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia: Pengetahuan Dasar Hukum Dagang. Djambatan.

Sonny, S. (2009). Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manuia. Graha Ilmu.

Wilson, N., & Weston, A. (2012). Barefoot entrepreneurs. Organization, pp.563–585.

doi:10.1177/1350508412459996.

Referensi

Dokumen terkait

Dan adapun tujuan dari proses pengolahan di pabrik gula termasuk gula kwala madu ptpn II adalah untuk mendapatkan produksi gula yang sesuai dengan target atau semaksimal

[r]