• Tidak ada hasil yang ditemukan

tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Universitas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Universitas Indonesia"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Universitas Indonesia yang selanjutnya disebut Kode Etik dan Pedoman Perilaku adalah pedoman dalam berperilaku. dan berperilaku untuk setiap pengguna saat mereka melakukan aktivitasnya, baik di lingkungan antarmuka pengguna maupun di komunitas yang lebih luas. Satgas merupakan tim yang dibentuk oleh dekan di tingkat fakultas atau tim yang dibentuk oleh rektor di tingkat universitas yang bertugas menangani pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI bagi warga non akademik. Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI adalah sikap dan tindakan yang dilakukan warga UI yang bertentangan dengan Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI.

Penanganan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI adalah. tindakan yang dilakukan DGBF terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh civitas akademika atau pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang dilakukan oleh warga UI selain civitas akademika melalui tim khusus yang dibentuk oleh Dekaa berdasarkan kewenangannya masing-masing. Terlapor merupakan warga UI yang dilaporkan melanggar Kode Etik dan Perilaku UI. Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran yang selanjutnya disebut SIPDUGA adalah mekanisme pelaporan tindakan atau tindakan yang diduga melanggar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Universitas Indonesia dan/atau peraturan internal dan/atau peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Universitas Indonesia. Warga UI.

Nilai dasar keadilan adalah memberikan kesempatan dan perlakuan yang setara atau tidak diskriminatif kepada setiap warga UI dalam menjalankan tugasnya masing-masing, termasuk mengembangkan kegiatan akademik dan kegiatan lain yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang bersifat ras, suku, agama, atau politik. jenis kelamin, status perkawinan, usia, disabilitas dan orientasi seksual. Nilai mendasar dari tanggung jawab adalah bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsi, serta menghindari benturan kepentingan yang dapat merugikan kepentingan UI dan/atau kepentingan warga UI. Hal ini mencakup upaya menghindari konflik kepentingan, yaitu menolak suap atau hal serupa yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pada jabatan dan kedudukan seseorang. yang dapat mengakibatkan kerugian bagi UI dan/atau warga UI.

UI yang muncul karena adanya benturan kepentingan antara dirinya sebagai individu dengan sebagai warga UI. untuk menghargai dan mendukung umat manusia yang beragam sebagai. hadiah, kekayaan, keistimewaan dan/atau kerugian sebagai. sebuah kekuatan yang benar-benar menyatukan dan menjadi sebuah gerakan. memahami jati diri pendidik, peneliti, dan pekerja sosial; menunjang keserbagunaan dalam kemajuan dan perkembangan. ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi khususnya dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara; Dan. mendukung keberagaman atau keberagaman suku, agama, dan ras sebagai kekayaan budaya, namun mengelola keberagaman tidak. bukan untuk memperparah perbedaan dan kemungkinan perselisihan, melainkan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, seni dan budaya. harus dikembangkan oleh civitas akademika untuk kehidupan dan kemanusiaan. mempunyai sifat terbuka, sederhana dan inklusif; mewujudkan keterbukaan dan kerendahan hati dalam bentuk kesediaan mendengarkan dan mempertimbangkan. menanggapi pendapat orang lain dengan serius, bersedia menerima kritik, informasi, dan temuan akademis dari pihak lain dan/atau bersikap siap. mereka menyebarkan semua informasi dan pengetahuan yang mereka miliki. kepada orang-orang yang mempunyai hak untuk mengetahui atau pihak-pihak yang berkepentingan, kecuali yang bersifat rahasia; Dan. mereka mendukung nilai-nilai toleransi.

BAB IV KODE PERILAKU

Kode Etik dan perangkatnya meliputi: penghormatan terhadap integritas moral dan etika dalam penerapannya. tidak melakukan kegiatan yang mengarah pada pelanggaran hukum, kesusilaan, pelecehan seksual, perundungan, korupsi, jangan memakai. senjata tajam, senjata api dan bukan peredaran atau konsumsi narkotika; tanpa pengaruh dan kepentingan partai politik dan kelompok tertentu; menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dosen untuk mengamalkan Tridharma perguruan tinggi dengan sebaik-baiknya; mereka bertindak jujur, transparan, bertanggung jawab, mereka menyalahgunakan posisi dominan mereka. Apabila terdapat pelanggaran etika sebagaimana tertuang dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI, maka kasus tersebut akan diselesaikan berdasarkan prosedur. sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Penanganan Pelanggaran Kode Etik Penanggulangan Pelanggaran Etik tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Rektor ini. Mengatasi dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku UI sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Rektor ini.

Dekan membentuk tim khusus untuk menangani penyelesaian pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang dilakukan oleh warga UI, selain sivitas akademika di tingkat fakultas, berdasarkan Pedoman Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Tata tertib UI sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Rektor ini. Tata cara penyelesaian pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang tidak dapat ditangani di tingkat Fakultas adalah sebagai berikut: apabila DGBF dan/atau Tim Khusus yang dibentuk oleh Dekan tidak dapat menyelesaikan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Kode. Perilaku di lingkungan fakultas masing-masing, lalu DGBF. dan/atau Dekan menyampaikan kepada DGB dan/atau Rektor mengenai dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku;

DGB UI mengirimkan laporan DGBF kepada Komite Etik atau Rektor mengirimkan laporan Dekan kepada Tim Khusus yang dibentuk oleh Rektor untuk menyelesaikan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku di lingkungan Fakultas. Komite Etik menangani penyelesaian pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku oleh sivitas akademika di tingkat Universitas berdasarkan Pedoman Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku. Tim Khusus yang dibentuk Rektor menangani penyelesaian pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku yang dilakukan oleh warga UI selain sivitas akademika di tingkat Universitas berdasarkan Pedoman Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Kode Etik UI. Lakukan seperti yang tertera pada lampiran.

SANKSI

BAB VII

BAB VIII

  • Dewan Guru Besar Fakultas yang selanjutnya disingkat DGBF mencatat pengaduan tersebut di dalam buku yang disedialan untuk
  • DGBF melakukan analisis awal untuk menentukan kelayakan pengaduan untuk ditindaklanjuti berdasarkan ketersedian bukti-
  • Apabila diperlukan, DGBF dapat memanggil Terduga untuk memberikan penjelasan tentang berkas pembelaannya;
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa benar telah
  • Tim Khusus yang dibentuk Dekan melakukan analisis awal untuk menentukan kelayakan pengaduan untuk ditindaklanjuti berdasarkan
  • Apabila Terduga tidak hadir memenuhi panggilan meskipun telah dipanggil secara patut 3 (tiga) kali berturut-turut, maka berdasarkan
  • Apabila Terduga memenuhi panggilan Tim Khusus yang dibentuk Dekan maka proses berlanjut;
  • Tim Khusus yang dibentuk Dekan meminta Terduga untuk menyerahkan pembelaan tertulis dalam jangka waktu paling lama l0
  • Apabila diperlukan, Tim Khusus yang dibentuk Dekan dapat
  • Tim Khusus yang dibentuk Dekan dapat memanggil pihak yang mengadukan tindakan pelanggaran atau pihak lain yang terkait untuk
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran, maka Tim Khusus yang dibentuk Dekan menyampaikan
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa benar telah te{adi pelanggaran Kode Etik dan Kode perilaku UI, maka Tim Khusus
  • Apabila kasus tidak mungkin dapat diselesaikan oleh Tim Khusus, kasus dapat dilanjutkan ke tingkat Universitas
  • Apabila Terduga tidak hadir memenuhi panggilan meskipun telah dipanggil secara patut 3 (tiga) kali berturut-turut, maka berdasarkan
  • Apabila Terduga menyampaikan pembelaan secara tertulis, maka Komite Etik mempelajari berkas pembelaan yang dimaksud;
  • Apabila diperlukan, Komite Etik dapat memanggil Terduga untuk memberikan penjelasan tentang berkas pembelaaanya;
  • Komite Etik dapat memanggil pihak yang mengadukan tindakan pelanggaran atau pihak lain yang terkait untuk menambahkan bukti
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa tidak tedadi pelanggaran, maka Komite Etik menyampaikan kepada pihak yang
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa benar telah terjadi pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku UI, maka Komite Etik
  • Tim Khusus yang dibentuk Rektor menangani pengaduan atas pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku oleh warga UI selain sivitas
  • Tim Khusus yang dibentuk Rektor melakukan analisis awal untuk menentukan kelayakan pengaduan untuk ditindaklanjuti berdasarkan
  • Apabila Terduga tidak hadir memenuhi panggilan meskipun telah dipanggil secara patut 3 (tiga) kali berturut-turut, maka berdasarkan
  • Apabila Terduga memenuhi panggilan Tim Khusus yang dibentuk Rektor maka proses berlanjut;
  • Tim Khusus yang dibentuk Rektor meminta Terduga untuk menyerahkan pembelaan tertulis dalam jangka waktu paling lama l0
  • Apabila diperlukan, Tim Khusus yang dibentuk Rektordapat memanggil Terduga untuk memberikan penjelasan tentang berkas
  • Tim Khusus yang dibentuk Rektor dapat memanggil pihak yang mengadukan tindakan pelanggaran atau pihak lain yang terkait untuk
  • Apabila hasil rapat atau sidang menyimpulkan bahwa benar telah te{adi pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku UI, maka Tim Khusus
  • Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik dan atau Kode perilaku oleh Mahasiswa dapat berupa
  • Padatanggal 16 Agll^ 4Otg

2l Pengaduan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku bagi sivitas akademika melalui Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (SIPDUGA). disampaikan kepada Dewan Guru Besar Fakultas oleh Komite Audit MWA; 7l Apabila bukti awal yang ada tidak cukup untuk dijadikan bukti adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI, maka DGBF mengembalikan berkas pengaduan... kepada pihak pengadu dengan disertai surat pernyataan bahwa pengaduan tidak disertai bukti yang cukup; Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI dilaporkan oleh SIPDUGA UI, sehingga DGBF wajib menyampaikan informasi perkembangan kasus tersebut kepada Komite Audit MWA.

241 Tim Khusus yang dibentuk Dekan menangani pengaduan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku oleh warga UI selain akademisi berdasarkan Pedoman Penyelesaian Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Universitas Indonesia; Apabila yang bersangkutan setelah dipanggil secara patut sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka Tim Khusus yang dibentuk oleh Dekan akan melimpahkan kepada Dekan sanksi yang dijatuhkan kepada Tersangka harus dilaksanakan dan ditetapkan; 10-. 7O) Berdasarkan bukti-bukti yang ada, Tim Khusus yang dibentuk Rektor.. melakukan analisis ada atau tidaknya pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku UI;

721 Apabila hasil rapat atau persidangan tidak terjadi pelanggaran, maka Tim Khusus yang dibentuk Rektor akan memberitahukan kepada pihak yang mengadu bahwa tidak terjadi pelanggaran terhadap Tata Tertib. Tim Khusus yang dibentuk Rektor wajib menyampaikan informasi perkembangan perkara kepada Komite Audit MWA. Pelanggaran terhadap Kode Etik dan Pedoman Perilaku ini akan ditindak tegas dan konsisten melalui pemberian sanksi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tentang penyelesaian pelanggaran Kode Etik Kepolisian berpotensi Pidana ... Upaya pengawasan Kode Etik

Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbuatan, dan busana yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa

Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada

Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dewan

Kode Etik Dosen diberlakukan untuk dosen STIE “Yasa Anggana” Garut dalam mengemban tugas dan kewajibannya sebagai pribadi maupun sivitas akademika sesuai dengan sifat dan

(3) Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik

Pengaduan terhadap Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi sebagai Teradu yang dianggap melanggar Kode Etik harus disampaikan secara tertulis disertai dengan

Makalah ini membahas tentang kode etik keperawatan dan khasus