KODE ETIK KEPERAWATAN DAN KHASUS PELANGGARAN ( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan)
Oleh Kelompok II :
Khalida zia Hural ainia Nafisa turramah
Alvi nuri Nisatul fitri Revalina siregar
Putri saskia Syifatul ulya Nurul magfirah
Zakiatun nafiz Cut fadlina
Nurul aina
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDIKA NURUL ISLAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2024
i
KATA PENGANTAR
Assamualaikum wr,wb
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah. melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Serta tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibuk Ns Ainal mardiah.,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah konsep dasar keperawatan, yang telah membimbing saya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan utnuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah konsep dasar keperawatan. Makalah ini akan membahas mengenai kode etik. Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kode etik bagi pembacanya.
Akhir kata kami sampaikan terrimakaih atas perhatiannya terhadap makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi pembacanya. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca, guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Wassalamualaikum wr.wb
SIGLI,5 JAN 2024
Januari
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
A. Kode Etik Keperawatan ... 2
B. ANA ... 3
C. ICN ... 6
D. Kasus – Kasus Pelanggaran Etik Dalam Keperawatan ... 8
E. Cara Penyelesaian Kasus Kode Etik Keperawatan ... 12
BAB II KESIMPULAN ... 17
A. Kesimpulan ... 17
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang Kode Etik Keperawatan biasanya muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memberikan pedoman moral dan profesional kepada para perawat. Kode Etik Keperawatan bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan standar pelayanan kesehatan, mengamankan hak- hak pasien, dan memastikan bahwa prinsip-prinsip etika dan moral diterapkan dalam praktik keperawatan sehari-hari.
Ketika melibatkan pelanggaran Kode Etik Keperawatan, ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan kerja yang tinggi, kebingungan etika, atau kurangnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip etika keperawatan. Pelanggaran tersebut dapat mencakup ketidakpatuhan terhadap hak pasien, pelanggaran privasi, atau tindakan tidak etis dalam perawatan.
Sanksi untuk pelanggaran Kode Etik Keperawatan dapat bervariasi, mulai dari peringatan dan pelatihan tambahan hingga pencabutan lisensi atau tindakan hukum lebih lanjut, tergantung pada seriusnya pelanggaran dan hukum lokal atau regulasi profesi keperawatan.
2 BAB II PEMBAHASAN
A. KODE ETIK KEPERAWATAN
Ketika melibatkan pelanggaran Kode Etik Keperawatan, ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan kerja yang tinggi, kebingungan etika, atau kurangnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip etika keperawatan. Pelanggaran tersebut dapat mencakup ketidakpatuhan terhadap hak pasien, pelanggaran privasi, atau tindakan tidak etis dalam perawatan.
Sanksi untuk pelanggaran Kode Etik Keperawatan dapat bervariasi, mulai dari peringatan dan pelatihan tambahan hingga pencabutan lisensi atau tindakan hukum lebih lanjut, tergantung pada seriusnya pelanggaran dan hukum lokal atau regulasi profesi keperawatan.
Beberapa unsur yang umumnya tercakup dalam Kode Etik Keperawatan termasuk:
a. Integritas: Menekankan pada kewajaran, kejujuran, dan moralitas dalam semua aspek praktik keperawatan.
b. Kerahasiaan: Menuntut perawat untuk menjaga kerahasiaan informasi pasien dan menghormati hak privasi pasien.
c. Pelayanan kepada Pasien: Menegaskan pentingnya memberikan perawatan yang bermutu tinggi, berfokus pada kebutuhan pasien, dan memelihara hak-hak pasien.
d. Keadilan: Menekankan pada pemberian perawatan yang setara dan adil kepada semua individu tanpa diskriminasi.
e. Otonomi Pasien: Mengakui hak pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan mereka sendiri dan memberikan informasi yang cukup untuk mendukung keputusan tersebut.
f. Pendidikan dan Penelitian: Menuntut perawat untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta berpartisipasi dalam pendidikan dan penelitian keperawatan.
3
g. Hubungan Profesional: Mengatur perilaku perawat dalam hubungan dengan rekan kerja, pasien, keluarga pasien, dan masyarakat.
h. Tanggung Jawab Profesional: Menetapkan standar untuk tanggung jawab dan akuntabilitas perawat dalam melaksanakan tugas mereka.
i. Kewajiban Hukum: Memerintahkan perawat untuk mematuhi hukum dan peraturan yang mengatur praktik keperawatan.
Setiap organisasi profesi keperawatan atau badan regulasi keperawatan biasanya memiliki Kode Etik sendiri yang sesuai dengan nilai dan standar etika yang berlaku di negara atau wilayah mereka. Perawat diharapkan untuk mengikuti dan mematuhi Kode Etik tersebut dalam setiap aspek praktik keperawatan mereka. Pelanggaran terhadap Kode Etik Keperawatan dapat mengakibatkan sanksi, mulai dari peringatan hingga pencabutan lisensi keperawatan, tergantung pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
B. ANA
Dalam konteks kode etik keperawatan, "ANA" dapat merujuk kepada American Nurses Association. Kode etik keperawatan adalah seperangkat norma dan pedoman etis yang mengatur perilaku para perawat. American Nurses Association (ANA) memiliki Kode Etik Keperawatan yang dikenal sebagai "Code of Ethics for Nurses with Interpretive Statements" yang memberikan panduan moral dan etika bagi perawat dalam praktik mereka.
Kode etik ini mencakup prinsip-prinsip dasar yang harus diikuti oleh perawat, seperti keadilan, otonomi pasien, integritas, dan kepercayaan. ANA juga memberikan interpretasi lebih lanjut tentang bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi praktik keperawatan.
Jika ada perubahan atau pembaruan setelah tahun 2022 (waktu batas pengetahuan saya), saya menyarankan untuk merujuk langsung ke sumber- sumber terkini dari American Nurses Association untuk mendapatkan informasi terkini tentang kode etik keperawatan.
1. Peran ANA: American Nurses Association (ANA) adalah organisasi profesional terkemuka yang mewakili perawat di Amerika Serikat. ANA
4
berkomitmen untuk meningkatkan standar praktik keperawatan, mengadvokasi kepentingan perawat, dan memajukan kesehatan masyarakat.
2. Proses Perkembangan Kode Etik: Kode Etik Keperawatan ANA dikembangkan melalui proses partisipatif dan melibatkan kontribusi dari perawat-prawat berpengalaman serta pemangku kepentingan lainnya dalam keperawatan. Proses ini mencakup diskusi, evaluasi, dan pembaruan secara berkala untuk memastikan relevansi dan keterlibatan yang berkelanjutan
Inti Prinsip Kode Etik Keperawatan ANA:
1. Keperawatan sebagai Profesi: Mendorong pengembangan dan pemeliharaan standar profesional untuk memastikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
2. Keputusan Etis: Mendorong perawat untuk membuat keputusan etis berdasarkan nilai-nilai keperawatan dan prinsip-prinsip etika.
3. Integritas: Menekankan pada kewajiban untuk berprilaku jujur, adil, dan etis dalam semua interaksi.
4. Keperawatan dan Hak Asasi Manusia: Menekankan hak setiap individu untuk menerima pelayanan keperawatan tanpa diskriminasi dan dengan menghormati martabat manusia.
5. Partisipasi dalam Aktivitas Publik: Mendorong peran aktif perawat dalam advokasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan.
6. Pedoman Interpretatif: ANA juga menyediakan pedoman interpretatif yang membantu perawat dalam memahami dan menerapkan prinsip- prinsip Kode Etik Keperawatan dalam situasi praktik sehari-hari.
Visi dan Misi ANA:
ANA memiliki visi untuk menjadi pemimpin dalam pemberdayaan perawat untuk meningkatkan perawatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Misi ANA adalah memajukan keperawatan sebagai profesi dan mewakili kepentingan perawat di tingkat nasional.
5 Peran Advokasi ANA:
Selain menetapkan standar etika, ANA juga berperan sebagai advokat untuk perawat dalam hal kebijakan kesehatan, hak dan keamanan perawat, serta masalah-masalah yang memengaruhi profesi keperawatan.
Proses Pengembangan Kode Etik:
Kode Etik Keperawatan ANA dikembangkan melalui proses konsultasi yang melibatkan perawat dari berbagai latar belakang, memastikan representasi yang luas dalam pandangan etika keperawatan.
Pembaruan Kode Etik dilakukan secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam praktik keperawatan, perkembangan teknologi, dan tantangan etis kontemporer.
Inti Prinsip Kode Etik Keperawatan ANA:
Pertanggungjawaban dan Tanggung Jawab:
Mendorong perawat untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka dalam memberikan pelayanan keperawatan yang aman dan efektif.
Keadilan:
Mendorong perawat untuk mendukung keadilan dalam pelayanan kesehatan, termasuk distribusi sumber daya yang adil dan pengakuan hak-hak setiap individu.
Perlindungan Privasi dan Keamanan:
Menekankan pentingnya menjaga privasi dan keamanan informasi pasien, serta menghormati hak-hak individu terkait kerahasiaan.
Pedoman Interpretatif:
ANA menyediakan pedoman interpretatif yang memberikan contoh kasus- kasus praktis dan membantu perawat memahami cara menerapkan prinsip-prinsip etika dalam situasi nyata.
Pedoman ini membantu perawat menavigasi situasi kompleks dan mengevaluasi implikasi etis dari keputusan-keputusan klinis.
Pelatihan dan Sumber Daya:
ANA menyediakan pelatihan dan sumber daya untuk membantu perawat memahami, menginternalisasi, dan menerapkan Kode Etik Keperawatan dalam
6
praktik sehari-hari.Pelatihan ini mencakup seminar, webinar, dan materi edukatif online.
Komite Etika ANA:
ANA memiliki komite etika yang berperan dalam membimbing dan menilai isu-isu etis serta memberikan saran tentang interpretasi dan implementasi Kode Etik Keperawatan.
Pentingnya Kode Etik Keperawatan:
Kode Etik Keperawatan ANA bukan hanya panduan etis, tetapi juga alat untuk membangun kepercayaan pasien, meningkatkan profesionalisme, dan memperkuat identitas dan tanggung jawab profesi keperawatan.
C. ICN
ICN dalam konteks kode etik keperawatan merujuk pada International Council of Nurses (ICN). International Council of Nurses adalah organisasi internasional yang mewakili profesi keperawatan di seluruh dunia. ICN telah mengembangkan Kode Etik Keperawatan Internasional yang memberikan pedoman etika bagi perawat di seluruh dunia.
Kode Etik Keperawatan ICN memberikan dasar prinsip-prinsip moral untuk praktek keperawatan yang etis. Kode ini dirancang untuk membimbing perawat dalam pengambilan keputusan etis dan mempromosikan standar tinggi dalam pelayanan keperawatan. Beberapa nilai dasar yang tercakup dalam Kode Etik Keperawatan ICN melibatkan penghormatan terhadap kehidupan, penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia, keadilan, dan komitmen terhadap kesejahteraan pasien.
Kode Etik Keperawatan ICN bersifat panduan dan diharapkan agar diadopsi oleh organisasi keperawatan nasional di seluruh dunia. Ini adalah suatu upaya untuk memastikan bahwa praktek keperawatan diakui dan dihormati secara global, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai etika yang tinggi.
7
International Council of Nurses (ICN) memiliki peran penting dalam dunia keperawatan dan pelayanan kesehatan global. Beberapa alasan pentingnya ICN termasuk:
Pengakuan Profesi Keperawatan:
ICN membantu memperkuat dan mengakui profesi keperawatan di tingkat internasional. Dengan mempersatukan perawat dari berbagai negara, ICN memberikan suara bersama bagi perawat di forum internasional.
Kode Etik Internasional:
ICN telah mengembangkan Kode Etik Keperawatan Internasional yang memberikan kerangka kerja etika bagi perawat di seluruh dunia. Kode ini membimbing praktik keperawatan yang etis dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dalam pelayanan keperawatan.
Advokasi untuk Kesejahteraan Perawat:
ICN terlibat dalam advokasi untuk hak, kesejahteraan, dan kondisi kerja yang adil bagi perawat di tingkat global. Ini mencakup pekerjaan dalam hal regulasi profesi, standar pendidikan, dan perlindungan hak perawat.
Forum untuk Kolaborasi:
ICN menyediakan forum di mana perawat dari berbagai belahan dunia dapat berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan belajar satu sama lain. Ini memungkinkan pertukaran pengalaman dan ide untuk meningkatkan standar keperawatan di seluruh dunia.
Pemberdayaan Perawat:
ICN bekerja untuk memberdayakan perawat sebagai pemimpin dalam pelayanan kesehatan. Ini mencakup pendidikan, pelatihan, dan mendukung peran perawat dalam pengambilan keputusan terkait dengan perawatan pasien.
Dengan demikian, peran ICN mencakup pengakuan, advokasi, pendidikan, dan pemberdayaan perawat di tingkat internasional, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan keperawatan secara global.
8
D. KASUS-KASUS PELANGGARAN ETIK DALAM KEPERAWATAN Kasus pelanggaran etika dalam keperawatan dapat bervariasi, dan beberapa contoh melibatkan berbagai aspek praktik keperawatan. Berikut adalah beberapa contoh kasus pelanggaran etika dalam keperawatan:
Privasi dan Kerahasiaan Pasien:
Mengungkapkan informasi pasien tanpa izin yang sesuai.
Mengabaikan hak pasien untuk privasi saat memberikan perawatan.
Kekurangan Keterampilan atau Pengetahuan:
Memberikan perawatan di luar bidang keterampilan atau pengetahuan keperawatan yang dimiliki.
Menolak untuk meningkatkan keterampilan atau pengetahuan yang diperlukan.
Pelanggaran Terhadap Prinsip Otonomi:
Memaksakan keputusan kepada pasien tanpa memberikan informasi yang cukup atau tanpa mempertimbangkan keinginan pasien.
Tidak menghormati hak pasien untuk membuat keputusan sendiri tentang perawatan mereka.
Tidak Profesionalisme:
Perilaku kasar atau tidak sopan terhadap pasien atau rekan kerja.
Penyalahgunaan substansi terlarang atau alkohol yang dapat mempengaruhi kemampuan memberikan perawatan yang aman.
Pelanggaran Terhadap Standar Keamanan Pasien:
Mengabaikan protokol keamanan pasien.
Tidak memberikan perawatan yang aman atau melakukan tindakan yang dapat membahayakan pasien.
Penyalahgunaan Wewenang atau Kekuasaan:
Penyalahgunaan wewenang terhadap pasien atau rekan kerja.
Menggunakan posisi atau informasi keperawatan untuk keuntungan pribadi.
Tidak Melakukan Laporan Pelaporan Klinis yang Sesuai:
Tidak melaporkan tindakan yang dapat membahayakan pasien.
9
Menyembunyikan atau merahasiakan informasi yang seharusnya dilaporkan.
Pelanggaran Terhadap Kode Etik Profesi:
Melanggar prinsip-prinsip yang tercantum dalam kode etik profesi keperawatan.
Tidak berperilaku sesuai dengan standar etika yang ditetapkan oleh badan keperawatan.
Diskriminasi:
Memberikan perawatan yang tidak setara atau tidak adil kepada pasien berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, orientasi seksual, atau faktor lain yang tidak relevan.
Memperlakukan pasien atau rekan kerja dengan tidak adil atau membeda-bedakan mereka berdasarkan karakteristik pribadi.
Pelanggaran Terhadap Informed Consent:
Tidak memberikan informasi yang memadai kepada pasien sebelum meminta persetujuan untuk tindakan medis atau perawatan.
Melakukan tindakan medis tanpa mendapatkan persetujuan yang sah dari pasien atau wali pasien yang berkompeten.
Pelanggaran Terhadap Standar Profesional:
Tidak mematuhi standar profesi keperawatan yang ditetapkan oleh badan keperawatan setempat.
Tidak menjaga dan memperbarui pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan.
Pelanggaran Terhadap Etika Riset:
Melibatkan pasien dalam penelitian tanpa mendapatkan persetujuan yang tepat dan tanpa menjaga hak dan kenyamanan pasien.
Merilis atau menggunakan data penelitian tanpa izin atau melibatkan praktik penelitian yang tidak etis.
Pelanggaran Terhadap Kesehatan Mental dan Emosional Pasien:
Melakukan perilaku tidak etis yang dapat merugikan kesehatan mental atau emosional pasien.
10
Tidak memberikan dukungan yang memadai bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan mental.
Pelanggaran Terhadap Kesehatan Lingkungan:
Mengabaikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keselamatan lingkungan dalam memberikan perawatan.
Menggunakan bahan kimia atau prosedur yang dapat merugikan lingkungan tanpa pertimbangan yang memadai.
Kolusi atau Konspirasi:
Terlibat dalam kolusi atau konspirasi dengan rekan kerja untuk melanggar aturan atau prosedur etika.
Menutup-nutupi kesalahan atau pelanggaran etika orang lain.
Pelanggaran Terhadap Batas Profesional:
Melibatkan diri dalam hubungan yang tidak profesional dengan pasien atau rekan kerja.
Melanggar batas profesional yang ditetapkan untuk melindungi kepentingan pasien dan integritas profesi keperawatan
Pelanggaran Hak Pasien untuk Keputusan Akhir (Autonomi):
Memaksa pasien untuk menerima perawatan tertentu tanpa mempertimbangkan hak mereka untuk membuat keputusan sendiri.
Menyediakan informasi yang bias atau menyesatkan untuk memengaruhi keputusan pasien.
Pelanggaran Privasi dan Keamanan Informasi:
Membagikan informasi medis pasien tanpa izin yang sah atau memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi.
Menggunakan atau mengakses catatan medis pasien tanpa alasan yang jelas atau izin yang sesuai.
Tidak Melibatkan Pasien dalam Proses Keperawatan:
Tidak mendengarkan kekhawatiran atau preferensi pasien dalam perencanaan perawatan.
Mengabaikan pemahaman pasien tentang kondisinya atau peran mereka dalam pengambilan keputusan.
11
Pelanggaran Etika dalam Hubungan Interprofesional:
Tidak bekerja secara efektif dengan anggota tim kesehatan lainnya.
Berkonflik atau tidak menghormati keputusan dan peran profesi kesehatan lainnya dalam perawatan pasien.
Pelanggaran Etika dalam Pengelolaan Sumber Daya:
Menggunakan sumber daya kesehatan dengan tidak efisien atau boros.
Memprioritaskan pasien berdasarkan faktor yang tidak etis, seperti status sosial atau finansial.
Pelanggaran Etika dalam Situasi Darurat:
Tidak memberikan perawatan yang adil atau memprioritaskan pasien dengan cara yang tidak etis selama situasi darurat.
Menarik diri dari memberikan bantuan dalam keadaan darurat tanpa alasan yang jelas.
Pelanggaran Etika dalam Pemberian Obat atau Terapi:
Memberikan dosis obat yang tidak sesuai dengan kebijakan dan protokol yang ada.
Menggunakan atau memberikan terapi yang tidak terbukti secara ilmiah tanpa persetujuan pasien yang tepat.
Pelanggaran Etika dalam Pendidikan dan Pembelajaran:
Tidak memberikan bimbingan atau supervisi yang memadai kepada mahasiswa keperawatan atau rekan kerja.
Menyalahgunakan kekuasaan atau posisi otoritas dalam konteks pendidikan keperawatan.
Pelanggaran Etika Terkait dengan Keterlibatan dalam Praktik Penelitian Beresiko Tinggi:
Melakukan penelitian pada pasien dengan risiko tinggi tanpa memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka.
Tidak memperoleh izin etis sebelum memulai penelitian yang melibatkan pasien
12
Setiap kasus pelanggaran etika dalam keperawatan harus ditangani secara serius dan sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.
Keperawatan adalah profesi yang menuntut integritas dan etika tinggi untuk memberikan perawatan yang bermutu dan aman bagi pasien.
Penting untuk diingat bahwa praktik keperawatan yang etis adalah inti dari memberikan perawatan yang berkualitas dan aman bagi pasien.
Pelanggaran etika dapat memiliki dampak serius pada kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan dan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, setiap pelanggaran etika harus ditangani dengan tegas dan sesuai dengan pedoman etika dan hukum yang berlaku.
Penting untuk diingat bahwa setiap situasi dapat memiliki nuansa etika yang unik, dan penilaian terhadap pelanggaran etika harus
mempertimbangkan konteks spesifik dari praktik keperawatan tersebut.
Keperawatan yang etis mencakup pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban profesional, serta komitmen untuk memberikan perawatan yang bermutu tinggi dan menghormati martabat setiap individu.
E. CARA PENYELESAIAN KASUS KODE ETIK KEPERAWATAN Penyelesaian kasus etika keperawatan melibatkan pendekatan sistematis untuk memahami, mengevaluasi, dan mengatasi dilema etika yang mungkin timbul dalam praktik keperawatan.
Langkah-langkah ini membantu memastikan bahwa penyelesaian dilema etika dilakukan secara sistematis, mempertimbangkan nilai-nilai etika, dan mengutamakan kepentingan pasien. Pada beberapa kasus yang sangat kompleks, konsultasi dengan ahli etika medis atau komite etika rumah sakit juga dapat memberikan pandangan dan panduan tambahan.
Penting untuk diingat bahwa penyelesaian kasus etika keperawatan memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, serta penerapan prinsip-prinsip etika dan hukum yang relevan. Dalam situasi yang sangat kompleks, kerja sama dengan ahli etika medis atau komite etika dapat menjadi sumber bimbingan yang berharga.
13 Identifikasi Dilema Etika:
Mengumpulkan informasi secara cermat untuk mengidentifikasi permasalahan etika yang muncul.
Membuat catatan rinci tentang konteks dan fakta-fakta kunci yang terkait dengan situasi tersebut.
Membedakan antara konflik nilai, kebingungan etika, dan dilema etika yang sebenarnya.
Kumpulkan Informasi:
Bicarakan dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan untuk mendapatkan sudut pandang yang lengkap.
Pertimbangkan informasi medis, psikososial, dan spiritual yang relevan.
Pastikan pemahaman terhadap nilai dan preferensi pasien.
Gunakan Kerangka Kerja Etika:
Terapkan prinsip-prinsip etika fundamental seperti autonomy (otonomi), beneficence (kebaikan), non-maleficence (tidak merugikan), dan justice
(keadilan).
Gunakan kerangka kerja etika seperti Model Prinsip Etika Beauchamp dan Childress atau pendekatan empat prinsip dari American Nurses Association.
Konsultasikan dengan Rekan Kerja:
Diskusikan kasus dengan tim interprofesional, termasuk dokter, perawat, terapis, dan spesialis lainnya.
Konsultasikan dengan ahli etika medis atau komite etika rumah sakit jika diperlukan.
Identifikasi Solusi Alternatif:
Identifikasi berbagai solusi yang dapat memecahkan dilema etika.
Tinjau dan diskusikan setiap opsi dengan tim kesehatan dan pasien (jika memungkinkan).
Pertimbangkan etika situasional dan konteks budaya dalam mengevaluasi solusi.
14 Evaluasi dan Pilih Solusi Terbaik:
Evaluasi setiap solusi alternatif berdasarkan konsekuensi etika, kemanfaatan, dan keadilan.
Pilih solusi yang konsisten dengan nilai-nilai etika dan meminimalkan dampak negatif.
Implementasikan Solusi:
Komunikasikan solusi kepada semua pihak yang terlibat, termasuk pasien dan keluarga.
Pastikan bahwa implementasi solusi mematuhi standar etika dan kebijakan yang berlaku.
Evaluasi Hasil:
Evaluasi hasil dari solusi yang diimplementasikan.
Tinjau apakah hasilnya sesuai dengan tujuan etika yang ditetapkan sebelumnya.
Revaluasi keputusan jika diperlukan dan beri tindak lanjut sesuai kebutuhan.
Refleksi dan Pembelajaran:
Refleksikan pengalaman dan evaluasi kasus etika.
Identifikasi pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan keterampilan etika dan pengambilan keputusan di masa depan.
Bagikan pembelajaran dengan tim kesehatan untuk perbaikan kolektif.
Dokumentasikan Kasus:
Dokumentasikan seluruh proses penyelesaian kasus etika dengan rinci dan akurat.
Catat keputusan, pemikiran etika, dan tindakan yang diambil.
Pastikan bahwa dokumentasi sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.
Identifikasi Dilema Etika:
Pahami dengan jelas permasalahan etika yang muncul dalam situasi tersebut.
15
Identifikasi konflik antara nilai-nilai, prinsip-prinsip etika, atau norma- norma yang terlibat.
Kumpulkan Informasi:
Dapatkan informasi lengkap dan relevan yang terkait dengan kasus tersebut.
Pertimbangkan perspektif pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan.
Gunakan Kerangka Kerja Etika:
Terapkan kerangka kerja etika, seperti prinsip-prinsip autonomy, beneficence, non-maleficence, dan justice.
Pertimbangkan aspek-aspek seperti privasi, keadilan, dan hak-hak pasien.
Konsultasikan dengan Rekan Kerja:
Diskusikan kasus dengan anggota tim kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan ahli etika medis jika tersedia.
Dapatkan berbagai sudut pandang untuk memperkaya pemahaman situasi.
Identifikasi Solusi Alternatif:
Identifikasi berbagai solusi alternatif yang mungkin dapat memecahkan dilema etika.
Pertimbangkan konsekuensi dari masing-masing solusi.
Evaluasi dan Pilih Solusi Terbaik:
Evaluasi kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi alternatif.
Pilih solusi yang paling sesuai dengan nilai-nilai etika, prinsip-prinsip, dan norma-norma yang terlibat.
Implementasikan Solusi:
Implementasikan solusi yang dipilih dengan hati-hati dan sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.
Berkomunikasi secara jelas dan terbuka dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan terkait implementasi tersebut.
Evaluasi Hasil:
Evaluasi hasil dari solusi yang diimplementasikan.
Apakah solusi tersebut telah menghormati hak dan kepentingan semua pihak terlibat?
16 Refleksi dan Pembelajaran:
Refleksikan pengalaman dan pertimbangan etika yang muncul dari kasus tersebut.
Gunakan pengalaman ini sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan etika dan pengambilan keputusan di masa depan.
Dokumentasikan Kasus:
Dokumentasikan langkah-langkah penyelesaian kasus etika dengan jelas dan akurat.
Pastikan catatan yang dibuat sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.
17 BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kode Etik Keperawatan adalah suatu pedoman atau norma perilaku yang mengatur praktik keperawatan agar sesuai dengan nilai-nilai moral, etika, dan standar profesional.
Dengan mematuhi Kode Etik Keperawatan, para perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, etis, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan. Kesimpulan utamanya adalah bahwa etika keperawatan menjadi landasan penting untuk memberikan pelayanan yang bermartabat, aman, dan berorientasi pada kepentingan pasien.
Ana, atau Asuhan Keperawatan adalah bagian integral dari praktik keperawatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi keperawatan.
kesimpulan, dapat dipahami bahwa etika tetap menjadi landasan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang efektif, responsif terhadap kebutuhan pasien, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan.
ICN, atau International Council of Nurses (Dewan Internasional Keperawatan), adalah organisasi internasional yang mewakili perawat dari seluruh dunia. kesimpulan yang berkaitan dengan ICN dapat menggarisbawahi pentingnya peran organisasi ini dalam membentuk etika keperawatan, mengembangkan standar global, dan mempromosikan praktik keperawatan yang bermartabat dan beretika di seluruh dunia.
Kesimpulan dari sebuah kasus terkait dengan kode etik keperawatan dan cara penyelesaian masalah dapat mencakup beberapa aspek penting:
Refleksi terhadap Kode Etik: Kesimpulan harus melibatkan refleksi terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Kode Etik Keperawatan. Perawat perlu menilai apakah tindakan atau keputusan yang diambil sesuai dengan norma etika dan standar profesi keperawatan.
18
Identifikasi Dilema Etika: Jika kasus melibatkan dilema etika, kesimpulan perlu mencakup pengenalan dan identifikasi dilema tersebut. Hal ini dapat membantu perawat dan tim kesehatan untuk memahami kompleksitas situasi dan mencari solusi yang paling etis.
Pertimbangan Pasien: Kesimpulan harus memasukkan pertimbangan terhadap kepentingan dan hak-hak pasien. Perawat perlu memastikan bahwa keputusan atau tindakan yang diambil menghormati otonomi pasien, memberikan perlindungan terhadap risiko, dan bersifat keadilan.
Kolaborasi Tim: Kesimpulan perlu menekankan pentingnya kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya. Keputusan etis seringkali memerlukan pemikiran kolaboratif dan pertukaran perspektif antara berbagai profesional kesehatan yang terlibat.
Pelaporan dan Dokumentasi: Jika terdapat pelanggaran kode etik atau situasi yang memerlukan tindakan lebih lanjut, kesimpulan harus mencakup langkah-langkah pelaporan dan dokumentasi yang sesuai. Hal ini penting untuk menjaga akuntabilitas dan integritas praktik keperawatan.
Pengembangan Keputusan Etis: Kesimpulan dapat mencakup rekomendasi atau langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah.
Perawat perlu mengembangkan keputusan etis yang mempertimbangkan semua faktor yang relevan dan mengarah pada tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai etika.
Pendidikan dan Pengembangan Profesional: Kesimpulan juga dapat menyoroti pentingnya pendidikan berkelanjutan dan pengembangan profesional. Situasi etika seringkali memerlukan perawat untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka agar dapat menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Melalui kesimpulan yang mencakup aspek-aspek ini, perawat dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai dan etis untuk menyelesaikan masalah yang muncul, serta memastikan bahwa praktik keperawatan tetap sesuai dengan standar etika yang berlaku.