• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Nur Aini

Academic year: 2024

Membagikan "TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Masalah kognitif yang terjadi pada anak usia sekolah dasar dilihat dari teori perkembangan kognitif Piaget antara lain disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Dari definisi-definisi tersebut dapat kita pahami bahwa yang dimaksud dengan perkembangan kognitif adalah perubahan tahap demi tahap kemampuan kognitif yang meliputi proses berpikir, ingatan dan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah untuk dilepaskan dan merencanakan masa depan. Kata kunci perkembangan kognitif WDKDS LQL DGDODK SURVHV ´desentrasiµ $UWLQ\D SDGD

8 Ahmad Syarifin, Percepatan Perkembangan Kognitif Anak: Analisis Peluang dan Permasalahan, Jurnal Al-Bahtsu Vol. 2, No. 1, Juni. 10 Teori Perkembangan Kognitif Siti Aisyah Mu·PLQ Jean Piaget, Jurnal Al-7D·GLE 9RO 1R -DQXDUL-Juni 2013. Menurut Piaget, setiap tahap perkembangan kognitif merupakan perbaikan dan pengembangan dari tahap sebelumnya.

Faktor lingkungan sebagai salah satu bagian yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak berkaitan dengan teori tabularasa yang dipopulerkan oleh John Locke. Anak sekolah dasar adalah anak yang berumur 7-12 tahun ke atas atau dalam sistem pendidikan dapat disebut anak usia sekolah dasar. Teori kognitif Piaget mengemukakan bahwa kegiatan belajar harus menyesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak.

Oleh karena itu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembelajaran menyimpang dari karakteristik fase individu perkembangan kognitif anak. 17 Dian Andesta Bujuri, Analisis Perkembangan Kognitif Anak Sekolah Dasar Dan Konsekuensinya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Jurnal LITERASI, volume IX, no. Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Indonesia yang ditempati oleh anak usia 7 hingga 12 tahun merupakan anak yang berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkrit yang mengacu pada penggolongan usia manusia menurut tingkat kematangan kognitifnya.18 Dalam Pada tahap atau tingkatan ini, anak dapat berpikir sistematis namun terbatas pada objek.

Berbeda dengan anak pada tahap sensorik, anak pada tahap operasi konkrit tidak lagi mengandalkan panca indera untuk memahami lingkungan alam. Perkembangan kognitif pada tingkat operasi konkrit, yang meliputi penyortiran, penyortiran (pengelompokan menurut ukuran, berat, ciri-ciri, dan lain-lain), desentralisasi (mempertimbangkan aspek-aspek ketika menyelesaikan suatu masalah), reversibilitas (kemampuan melakukan operasi kebalikan, misalnya 2 +2). =4, yaitu 4-2=2), konservasi (pemahaman bahwa kuantitas tidak berhubungan dengan penataan dan tampilan objek luar) dan penghapusan egosentrisme yang merupakan ciri tahap perkembangan kognitif sebelumnya (pra-operasional). Gangguan perkembangan kognitif yang mungkin terjadi pada anak usia SD/MI (tahap operasi konkret) berkaitan dengan aspek perkembangan kognitif, kesulitan belajar, dan gaya belajar anak usia tersebut. Sebelumnya kita telah membahas aspek perkembangan kognitif.

Sedangkan ketidakmampuan belajar pada anak usia SD/MI meliputi: 1) rendahnya daya ingat; Dalam perkembangan kognitif anak, kesulitan belajar akan digolongkan menjadi 3 gangguan belajar, yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Tanda-tanda penyakit disleksia pada anak usia sekolah dasar adalah (a) Kesulitan membaca dan mengeja; (b) Huruf dan angka sering tertukar; c) Kesulitan mengingat alfabet atau tabel pembelajaran; (d) Kesulitan memahami tulisan yang dibacanya; (e) Tulisan tangan lambat; (f) Sulit.

Oleh karena itu, anak yang mengalami kesulitan membaca juga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika dalam bentuk cerita tertulis.

Simpulan

Hindari mengatakan bahwa anak tidak bisa belajar matematika karena merupakan warisan dari ayah dan ibunya, karena sebenarnya semua orang bisa belajar matematika sampai batas tertentu, juga belajar bagaimana membuat anak memahami kegagalan. Misalnya menyamakan simbol minus GHQJDQ NDWD ¶KLODQJ· DWDX ¶SHUJL· . jadi angkanya berkurang GDQ VLPERO SOXV GHQJDQ ¶GD WDQJ· VHKLQJJD MXPODKQ\D EHU ditambah. Misalnya menggunakan pensil warna yang berbeda untuk menuliskan tanda atau simbol matematika yang berbeda, sehingga anak tidak bingung dalam mengenali simbol tersebut.

Mengacu pada garis besar pengertian kognisi di atas, Jean Piaget, seorang ahli biologi dan psikologi, merumuskan tahapan perkembangan kognitif manusia menurut tahap kematangan perkembangan otak. Tahap pertama yang disebut tahap sensorik-motorik (0-2 tahun) adalah masa ketika manusia berkomunikasi dan belajar tentang lingkungan dengan panca inderanya. Pada tahap ini, anak mulai mengenal lingkungannya, tidak hanya mengandalkan panca inderanya, tetapi juga mulai menggunakan bahasa dan simbol untuk melakukan kontak dengan lingkungan sekitarnya.

Pada tahap ini, anak sudah mampu memilah, mengklasifikasikan, memperlakukan sesuatu sebagai solusi pemecahan masalah, mengenali keterkaitan, dan menerjemahkan konsep-konsep yang sudah dikenal ke dalam kehidupan nyata. Sehingga anak pada tahap operasi konkrit (usia SD/MI) dapat menghubungkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan konsep-konsep ilmiah yang dipelajari di kelas. Tahap keempat adalah operasional formal (remaja-dewasa), anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir kemungkinan.

Jadi pada usia ini tuntutan kognitif tidak hanya sekedar pemahaman tetapi juga penciptaan. Manfaat mengetahui tahapan perkembangan kognitif menurut teori kognitif Piaget bagi guru adalah untuk membimbing guru dalam memahami kemampuan kognitif anak sesuai tahap kematangan otak dan interaksinya dengan lingkungan. Sehingga guru dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa di kelas.

Hal ini juga dapat memperkecil kemungkinan keinginan guru untuk menuntut seluruh siswa mempunyai tingkat kognitif yang sama, karena setiap anak sebenarnya mempunyai tahapan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam perkembangan kognitifnya, tergantung dari faktor yang mendasarinya.

Daftar Pustaka

Ibda, Fatimah, Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget, Jurnal INTELEKTUALITA - Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015. Bujuri, Dian Andesta, Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah dan Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Jurnal LITERASI Jilid IX, no.Artikel dimuat pada laman http://repository.unhas.ac.id/ dan diakses pada Kamis 14 November 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pembelajaran IPA kelas IV semester 1 dengan perkembangan kognitif anak pada tahap operasional kongkrit, karena

 Jean Piaget menyebut perkembangan anak usia dini sebagai tahap operasional dalam perkembangan kognitif, karena anak pada usia ini belum siap terlibat dalam operasi mental logis

Sedangkan capaian siswa yang berada pada tahap formal akhir, yaitu menjawab semua tipe soal yaitu tipe operasi logika klasifikasi, pola barisan, logika penggandaan,

Dalam tahap ini anak memperoleh kemandirian dalam pembuatan keputusan moral, atau anak memperoleh kemampuan untuk memainkan peran sesuai dengan perkembangan

Pengertian perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk.. menghubungkan, menilai dan

Piaget memiliki argumentasi bahwa pembelajaran bahasa adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan (parsial) dari perkembangan kognitif secara keseluruhan.. 27

Karena baginya proses mengetahui dalam diri seseorang harus berorientasi pada tindakan yang berinteraksi langsung dengan lingkungan (menekankan keaktifan seseorang dalam

konsep konservasi Konsep Konservasi Konservasi adalah salah satu konsep kunci dalam teori perkembangan kognitif Jean Piaget, yang merujuk pada pemahaman bahwa jumlah, volume, atau