• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Signal (Signalling Theory)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Teori Signal (Signalling Theory)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory)

Teori Signal (signaling theory) pertama kali dikemukakan oleh Spence (1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak penerima (investor).

Menurut Jogiyanto (2017:392), Teori Signal adalah informasi yang dipublikasikan perusahaan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Hubungan teori signal dengan penelitian ini adalah pelaksanaan kebijakan dan standar akuntansi baru dalam perusahaan adalah salah satu bentuk bahwa pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan.

(2)

11 2.1.2 Pengertian Akuntansi

Pengertian Akuntansi Menurut American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) menyatakan, bahwa akuntansi adalah sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Sedangkan menurut American Acounting Association (AAA) menyatakan, bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

2.1.3 Pengertian Keuangan

Keuangan menurut Ridwan dan Inge (2003), Keuangan merupakan kegiatan dan suatu kemampuan atau otoritas dalam mencari atau menerima dana, mengelola dan mengeluarkan uang atau melakukan pembayaran.

Dimana dalam melakukan proses tersebut tidak memiliki standart dan aturan yang baku seperti pada akuntansi. Dimana dalam proses keuangan pada saat mencari dana dapat berupa dari pinjaman atau penerbitan saham. Selanjutnya dana tersebut akan dikelola untuk modal bisnis seperti misalnya pembelian bahan baku. Kemudian dari hasil pengelolaan dana tersebut maka diharapkan akan menghasilkan dana berupa keuntungan. Tentunya ketika perusahaan mampu melakukan proses keuangan dengan baik maka akan mendorong terjadinya kinerja perusahaan yang lebih produktif.

(3)

12

2.1.4 Perbedaan Akuntansi dan Keuangan

Pada dasarnya perbedaan akuntansi dan keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi dalam perusahaan yang menjalankan bisnis lebih mengarah pada aktivitas keuangan. Sedangkan keuangan lebih mengarah pada kondisi finansial dari perusahaan tersebut. Dimana suatu perusahaan yang menjalankan bisnis dalam bidang apapun perlu melakukan pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan tersebut dilakukan atas standart dan aturan yang ada pada akuntansi. Sehingga hal tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang baik. Menurut Ramadhan (2020) perbedaan keuangan dan akuntansi adalah sebagai berikut :

a) Perbedaan dari segi pengertian: Akuntansi merupakan suatu seni atau ilmu dalam hal pencatatan dan juga pelaporan transaksi keuangan suatu bisnis. Sedangkan keuangan merupakan ilmu dalam pengelolaan dana suatu bisnis.

b) Perbedaan dari segi karir: Profesional akuntansi menjadi akuntan, konsultan pajak dan auditor serta yang lainnya. Sedangkan keuangan menjadi bankir investasi, konsultan keuangan dan analisis keuangan.

c) Perbedaan dari segi tujuan: Akuntansi akan memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak internal maupun eksternal suatu bisnis.

Sedangkan keuangan akan memberikan informasi tentang keuangan kepada pihak internal perusahaan untuk kepentingan strategi di masa depan.

d) Perbedaan dari segi perangkat: Akuntansi meliputi laporan laba rugi,

(4)

13

laporan arus kas, neraca dan yang lainnya. Sedangkan bidang keuangan meliputi analisis rasio, leverage, manajemen modal kerja, penganggaran modal, dan analisis risiko lainnya.

2.1.5 Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 1 dikemukakan bahwa Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan laporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Menurut Kamsir (2018) dalam praktiknya, secara umum terdapat lima jenis laporan keuangan, yaitu :

1. Neraca

Neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar yang menggambarkan total

(5)

14

pendapatan dan total biaya, serta laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu. Laba atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi bagian dari kelompok ekuitas dan neraca.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir perusahaan yang dirinci atau arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih dari aktivitas investasi, serta arus kas bersih dari aktivitas pendanaan.

4. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar yang menunjukkan perubahan modal awal periode akuntansi menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive dalam perusahaan perorangan atau dividen dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas laporan keuangan yang menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi perusahaan, serta penjelasan atau pos-pos signifikan dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, dalam laporan- laporan keuangan hasil audit atau yang dipublikasikan secara resmi selalu terdapat catatan dibawahnya yang berbunyi “Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan keuangan secara keseluruhan.”

(6)

15 2.1.6 Definisi Pendapatan

FASB mendefinisikan pendapatan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 6 sebagai aliran masuk berupa peningkatan aset suatu perusahaan dan/atau penyelesaian kewajiban yang berasal dari produksi barang hingga pengirimannya, menyewakan jasa, dan aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan. Santoso (2013: 90) menyatakan bahwa pendapatan adalah arus masuk atau penambahan aktiva atau penyelesaian suatu kewajiban atau kombinasi dari keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu perusahaan.

2.1.7 Pengakuan Pendapatan

Dalam SFAC No. 5, pendapatan dapat diakui jika telah memenuhi dua kriteria pengakuan pendapatan, yaitu terealisasi atau cukup pasti terealisasi dan terbentuk/terhak. Pendapatan terealisasi apabila terjadi kesepakatan antara perusahaan dan pelanggan dalam penjualan barang atau jasa kemudian menerima kas. Sedangkan, pendapatan terbentuk ketika perusahaan melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa yang sedang berjalan atau telah selesai. Secara konseptual, pendapatan dapat diakui hanya jika kualitas keterukuran dan keterandalan telah terpenuhi. Jenis pencatatan pengakuan pendapatan ada 2, yaitu :

(7)

16 1. Dasar akrual

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.

Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

2. Dasar kas

Dasar kas dalam Kieso, Weygandt, Warfield (2013: 98) adalah dasar pencatatan perusahaan dimana pendapatan diakui ketika kas diterima dan beban dicatat ketika kas dibayarkan. Sebagaian besar perusahaan tidak menggunakan pencatatan dasar kas yang tidak mengakui adanya prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pengakuan beban.

2.1.8 Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diartikan sebagai aliran masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa atau aktiva lain yang merupakan usaha terbesar atau utama/sentral perusahaan yang dilakukan secara terus menerus. Ada empat dasar pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, yaitu:

1. Harga pertukaran masa lalu, harga ini adalah harga pokok sumber daya tersebut saat mendapatkannya. Biasanya digunakan untuk mengukur persediaan, peralatan, dan aktiva lain.

(8)

17

2. Harga pertukaran pembelian, harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga pokok pergantian karena sumber daya yang ditimbulkan oleh sumber daya yang diukur dengan harga beli yang berlaku saat ini akan dibayar untuk memperoleh sumber daya tersebut apabila sumber daya ini tidak terpenuhi.

3. Harga pertukaran penjualan, harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga yang berlaku saat ini dan kondisi harga kemungkinan besar stabil atau perubahan tidak material, misalnya untuk pertukaran logam mulia.

4. Harga pertukaran masa mendatang, harga ini mencerminkan penerimaan tunai di masa mendatang dan mendiskontokannya terhadap nilai yang berlaku sehingga realisasi dan kesetaraan pendapatan dapat terjamin.

2.1.9 Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

PSAK adalah pedoman atau prosedur dalam pembuatan laporan akuntansi keuangan. Pada standar ini Indonesia mengadopsi dari IFRS untuk menemukan keselarasan dengan standar yang berlaku internasional. Indonesia mengadopsi IFRS juga karena Indonesia bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO (Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi. Walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan dalam

(9)

18

penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh. Selain itu IFRS mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitatif maupun kualitatif

2.1.10 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 72

IFRS 15: Revenue from Contracts with Customers diadopsi menjadi PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan. PSAK 72 disahkan tanggal 26 Juli 2017 oleh IAI dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2020.

PSAK 72 akan menggantikan seluruh standar yang ada di Indonesia terkait dengan pendapatan, yaitu PSAK 23: Pendapatan, PSAK 34: Kontrak Konstruksi, ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 21: Perjanjian Kontruksi Real Estate, ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.

Berdasarkan PSAK 72, yang mensyaratkan atau mewajibkan entitas perusahaan untuk melaksanakan analisa transaksi sesuai kontrak terlebih dahulu, yang terdiri dari lima tahapan untuk menetapkan pengakuan pendapatan, yaitu sebagai berikut :

1) Melakukan pengindentifikasian Kontrak Dengan Pelanggan Suatu entitas perusahaan bisa melakukan pengakuan kontrak dengan pelanggan apabila telah sesuai persyaratan berikut ini:

a) Seluruh pihak setuju atas suatu kontrak dan memegang komitmen masing-masing untuk menyelesaikan kewajibannya berdasarkan yang termaksud dalam kontrak tersebut.

(10)

19

b) Suatu entitas bisa melaksanakan identifikasi hak atas barang atau jasa yang akan dialihkan.

c) Suatu entitas bisa melaksanakan identifikasi atas jangka waktu atau periode pembayaran barang atau jasa yang akan dilakukan pengalihan.

d) Suatu kontrak memiliki substansi komersial dalam hal risiko yang mungkin terjadi, waktu pelaksanaaan kontrak atau perkiraan jumlah arus kas di masa yang akan datang.

e) Suatu entitas bisa melakukan penagihan imbalan yang merupakan haknya dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dilakukan pengalihan ke pelanggan.

2) Kombinasi Kontrak

Kombinasi kontrak mendeskripsikan mengenai kombinasi yang bisa dilaksanakan dari dua atau lebih kontrak yang disetujui berdasarkan periode atau jangka waktunya. Kombinasi kontrak tersebut bisa berdiri sendiri apabila satu atau lebih kriteria berikut dapat dipenuhi:

a) Kontrak yang dinegosiasikan adalah kontrak yang memiliki tujuan komersial tunggal pada satu paket tertentu.

b) Total imbalan yang diberikan oleh satu pihak sesuai pada harga pelaksanaan dari kontrak yang lain.

c) Barang atau jasa yang disepakati dalam kontrak adalah kewajiban pelaksanaan.

(11)

20 3) Modifikasi Kontrak

Modifikasi kontrak mendeskripsikan mengenai pergantian kontrak yang kemungkinan terjadi dilaksanakan yaitu harga kontrak atau ruang lingkup yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk di kemudian hari. Entitas melakukan pencatatan sebagai kontrak terpisah apabila situasi berikut ini terpenuhi:

a) Ruang lingkup kontrak terjadi peningkatan disebabkan bertambahnya barang atau jasa yang dijanjikan bersifat bisa dibedakan.

b) Harga kontrak terjadi peningkatan apabila terjadi penyesuaian atau perubahan harga jual yang berasal dari barang atau jasa yang awalnya disetujui dan harga jual tersebut bersifat tunggal atau berdiri sendiri yang menggambarkan harga terhadap suatu kontrak tertentu.

4) Mengidentifikasi Kewajiban

Pelaksanaan Pada tahapan ini suatu entitas perusahaan melakukan penilaian barang atau jasa yang termaksud dalam kontrak dengan pelanggan dan melakukan pengakuan suatu kewajiban pelaksanaan setiap janji untuk melakukan pengalihan terhadap pelanggan baik:

a) Barang atau jasa yang terdapat dalam kontrak bisa dilakukan identifikasi dan bisa dilihat perbedaannya.

b) Barang atau jasa yang bisa dilihat perbedaannya secara substansial sama dan mempunyai pola pengalihan yang sama terhadap

(12)

21 pelanggan.

5) Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan

Pada tahapan ini entitas perusahaan melakukan pengakuan pendapatan apabila entitas tersebut sudah melakukan kewajibannya baik dalam penyelesaian jasa atau pengiriman barang pada pelanggan. Aset dapat dialihkan pada pelanggan pada saat aset tersebut telah diterima dengn ketetapan berikut ini:

a) Kewajiban pelaksanaan yang telah dirampungkan performance obligation over time (sepanjang waktu) atau dimana entitas melakukan pengalihan asetnya sesudah kewajibannya pada pelanggan telah terpenuhi.

b) Kewajiban pelaksanaan yang telah dirampungkan performance obligation at a point in time (pada waktu tertentu), mendeskripsikan apabila entitas tidak mampu memenuhi kewajibannya sehingga entitas tersebut harus melakukan kewajiban yang sama terhadap periode waktu tertentu yang disetujui lebih lanjut dengan melakukan pertimbangan persyaratan pengendalian atas kewajiban entitas tersebut yang terdiri dari:

1) Entitas mempunyai hak kini atas pelunasan aset.

2) Pelanggan mempunyai hak kepemilikan legal atas aset.

3) Entitas telah melakukan pengalihan kepemilikan fisik atas aset.

4) Pelanggan mempunyai risiko dan kegunaan signifikan atas kepemilikan aset.

(13)

22

Pengukuran kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu, entitas mengakui pendapatan sepanjang waktu dengan mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh. Tujuan ketika mengukur kemajuan adalah untuk menggambarkan kinerja entitas dalam mengalihkan pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan (yaitu penyelesaian dari kewajiban pelaksanaan entitas). Entitas menerapkan metode tunggal atas pengukuran kemajuan untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu dan entitas menerapkan metode tersebut secara konsisten terhadap kewajiban pelaksanaan serupa dan dalam keadaan serupa. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengukur kembali kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh yang diselesaikan sepanjang waktu.

2.1.11 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23

IAS 18: Revenue diadopsi menjadi PSAK 23: Pendapatan yang berlaku mulai 1 Januari 2016. Menurut PSAK 23, pendapatan merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Dalam PSAK 23, pendapatan terdiri dari:

(14)

23 1. Penjualan barang;

2. Penjualan jasa;

3. Bunga, royalti dan dividen

Pengakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK adalah:

1. Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;

b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal;

d. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan

e. Biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur dengan andal.

Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi penjualan, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.

2. Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan bahwa jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir periode

(15)

24

pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:

a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan andal; dan

d. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu transaksi penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu pendapatan.

3. Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen diakui jika:

a. Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;

b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Ukuran untuk menilai adanya kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas menunjukkan bahwa SAK sangat konservatif terhadap pengakuan pendapatan.

(16)

25 2.1.11 Perbedaan PSAK 72 dan PSAK 23

PSAK 72 dan PSAK 23 memiliki perbedaan yang utama, yaitu pada prinsip pengakuan pendapatan. Terdapat beberapa perbedaan lain antara kedua PSAK tersebut disajikan dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan PSAK 23 dan PSAK 72

Keterangan PSAK 23 PSAK 72

Pengakuan pendapatan

Mengakui pendapatan saat kemungkinan besar manfaat ekonomi dimasa mendatang akan mengalir ke perusahaan dan diukur secara andal.

Pendapatan diakui saat terjadi transaksi maupun belum selesai proses transaksi.

Pendapatan diakui oleh perusahaan ketika perusahaan telah melaksanakan

kewajiban dengan

mengalihkan barang atau jasa yang telah dijanjikan kepada pelanggan (aset). Pelanggan

akan mendapatkan

pengendalian atas aset ketika aset telah dialihkan.

Pendapatan diakui setelah transaksi telah terjadi.

Pengukuran pendapatan

Pendapatan dapat diukur menggunakan nilai wajar imbalan atau yang dapat diterima dikurangi dengan potongan dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.

Pendapatan diakui sejumlah harga transaksi (tidak termasuk estimasi imbalan variabel yang dibatasi) yang dialokasikan terhadap kewajiban pelaksanaan.

Pengungkapan Perusahaan menyatakan bahwa kegiatan akuntansi dilakukan untuk pengakuan pendapatan, metode yang digunakan untuk meningkatkan penyelesaian transaksi pada penjualan jasa.

Jumlah kategori yang signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode, termasuk pendapatan berikut ini :

1. Penjualan barang 2. Penjualan jasa

Perusahaan menyatakan bahwa informasi yang cukup diharapkan bagi pengguna laporan keuangan dapat memahami sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan kas timbul dari kontrak dengan pelanggan.

Perusahaan memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai sebagai berikut :

(17)

26 3. Bunga

4. Royalti 5. Dividen, dan

Pendapatan dari pertukaran barang atau jasa setiap kategori signifikan dari pendapatan.

1. Kontrak dengan pelanggan

2. Pertimbangan

signifikan dan perubahan

pertimbangan dalam menerapkan

Pernyataan terhadap pelanggan

3. Pengakuan aset dari

biaya untuk

mendapatkan dan memenuhi kontrak dengan pelanggan.

Biaya yang diakui ketika pengakuan pendapatan

Bunga diakui dengan metode suku bunga efektif seperti yang telah dijelaskan pada PSAK 55:

Instrumen Keuangan : pengakuan dan pengukuran.

Royalti diakui menggunakan dasar akrual dengan substansi perjanjian yang relevan.

Dividen diakui ketika hak pemegang saham saat menerima pembayaran yang telah ditetapkan.

Perusahaan mengakui aset atas biaya yang terjadi untuk memenuhi kontrak jika biaya yang telah memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Biaya yang berkaitan langsung dengan kontrak atau kontrak yang diantisipasi dapat diidentifikasi dengan spesifik oleh perusahaan

2. Biaya yang

menghasilkan sumber daya perusahaan dapat digunakan dalam penyelesaian

kewajiban

pelaksanaan dimasa mendatang.

Perusahaan berharap biaya dapat dipulihkan.

(18)

27 2.1.12 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2018: 142) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan memberikan informasi mengenai keberhasilan yang telah dicapai perusahaan, juga membantu perusahaan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, serta membantu pengambilan keputusan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan dapat dinilai salah satunya dengan cara melakukan analisis rasio keuangan yang dihitung berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi, laporan arus kas).

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya yang dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan diantaranya sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang-utang jangka

(19)

28

pendeknya. Jenis-jenis rasio likuiditas, yaitu (a) rasio lancar (current ratio), (b) rasio cepat (quick ratio), (c) rasio kas (cash ratio), (d) rasio perputaran kas, (e) inventory to net working capital. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar karena merupakan ukuran yang paling umum dipakai untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi liabilitas lancar dengan menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aset yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh liabilitasnya. Jenis- jenis rasio solvabilitas, yaitu (a) debt to asset ratio (debt ratio), (b) debt to equity ratio, (c) long term debt to equity ratio, (d) tangible assets debt coverage, (e) current liabilities to net worth, (f) times interest earned, (g) fixed charge coverage. Dalam penelitian ini, rasio solvabilitas yang digunakan adalah debt to asset ratio (debt ratio) karena menggambarkan perbandingan antara total liabilitas dan total aset sehingga dapat diketahui apakah aset perusahaan cukup (solvable) atau tidak cukup (insolvable) untuk membayar semua liabilitasnya.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan untuk periode

(20)

29

waktu tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas, yaitu (a) profit margin ratio (profit margin on sales) terbagi menjadi gross profit margin ratio dan net profit margin ratio, (b) return on investment (ROI), (c) return on equity (ROE), (d) laba per lembar saham (earning per share of common stock). Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah net profit margin ratio. Rasio ini dipilih karena merupakan salah satu rasio yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba.

2.1.13. Covid- 19

Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan. Berbagai macam rintangan harus dilalui oleh bangsa Indonesia bahkan oleh seluruh dunia.

Rintangan yang cukup berat dan dalam jangka waktu cukup lama yang harus dilalui seluruh umat manusia yaitu pandemi Covid-19. Informasi pertama dari munculnya pandemi ini yaitu dari negara China. Menurut pemerintah China, awal mula virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini berasal dari pasar basah yang menjual berbagai macam hewan yang biasa dikonsumsi oleh orang China seperti tikus, kelelawar, dll (Handayani, 2020: 120).

Informasi selanjutnya yaitu banyaknya kasus penularan yang terjadi, baik melalui kontak fisik antar orang maupun dengan benda mati. Penularan tersebut semakin merata antar negara disebabkan oleh beberapa orang yang pulang setelah berwisata dari China dan kembali pulang ke negaranya kemudian menularkan virus tersebut ke orang-orang di negaranya (Susilo,

(21)

30

dkk. 2020: 45). Jadi, dapat diketahui bahwa awal mula virus corona yaitu berasal dari China, yang diidentifikasi penyebab utamanya yaitu dari hewan.

Kemudian virus tersebut menyebar antar manusia, dan hampir seluruh negara di dunia terkontaminasi, termasuk Indonesia.

Covid-19 atau Corona Virus Disease-19 merupakan penyakit jenis baru yang muncul pertama kali di China. Covid-19 (Corona virus disease 19) adalah nama penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama virus corona (Yuliana, 2020: 187). Virus corona merupakan virus jenis baru. Virus corona menyerang seluruh manusia tanpa melihat umur. Dari bayi, balita, anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan lansia dapat terserang virus corona. Gejala- gejala yang ditimbulkan setelah terserang virus corona bermacam-macam, diantaranya yaitu batuk, pilek, flu, demam, sesak nafas, bahkan kematian, sedangkan beberapa orang yang terpapar tidak menunjukkan gejala (WHO, 2020: 1).

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Penelitian terdahulu

Penelitian sebelumnya dampak penerapan PSAK 72 tersebut telah dilakukan, diantaranya Veronica, Utami, Elisabet (2018) dalam penelitian Analisis Dampak Penerapan Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Real Estat di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018, hasil penelitian menunjukan bahwa PSAK 72 memberikan pengaturan

(22)

31

yang membuat nilai pendapatan pada PT Pakuwon Jati Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk tahun 2018 menjadi lebih rendah jika dibanding berdasarkan PSAK 44 sehingga menyebabkan kinerja keuangan ketiga perusahaan tersebut terlihat tidak lebih baik jika menerapkan PSAK 72 dibanding dengan standar sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian pada perusahaan Real Estet di Indonesia yang terdaftar di BEI tahun 2018, sedangkan penelitian sekarang fokus pada perusahaan telekomunikasi dan Real Estat di Indonesia tahun 2020.

Anggraini (2018) dalam penelitian Studi Komparatif Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 23 dan ED PSAK 72 Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi, hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja keuangan berdasarkan tiga rasio keuangan utama menunjukkan angka yang lebih baik apabila PSAK 23 digunakan namun lebih rata apabila ED PSAK 72 yang digunakan. Perbedaan dengan Penelitian sebelumnya menggunakan metode komparatif kualitatif dan tahun penelitian 2018, sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan tahun penelitian 2020.

Farida (2018) dalam penelitian Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan dan Beban dari Kontrak dengan Pelanggan pada Pengembang Real Estat berdasarkan PSAK 72 (Studi Kasus PT Griya Prima Investama), hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 membuat kinerja keuangan

(23)

32

perusahaan tidak lebih baik jika dibanding dengan menggunakan standar sebelumnya. Pengaturan pada PSAK 72 membuat pendapatan dari kontrak jangka panjang pada ketiga perusahaan tidak dapat diakui pada tahun 2018. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah analisis dilakukan dengan menguji angka hipotetis, sedangkan penelitian sekarang analisis tanpa pengujian angka hipotesis.

Wisnantiasri (2018) dalam penelitian Pengaruh PSAK 72:

Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan Terhadap Shareholder Value (Studi pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate and Building Construction), hasil menunjukkan bukti empiris bahwa pengumuman PSAK 72 meningkatkan shareholder value. Pada standar akuntansi tersebut, pengakuan pendapatan konstruksi dapat diakui secara bertahap berdasarkan kontrak dengan pelanggan sehingga laba atau rugi di industri ini tidak lagi fluktuatif sehingga menguntungkan investor dalam membaca laporan keuangan. Investor mengharapkan standar akuntansi ini dapat memperbaiki kualitas informasi dalam laporan keuangan menjadi lebih handal sehingga estimasi resiko investasi akan menurun.

Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih akurat. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian pada kinerja perusahaan dengan rasio reaksi pasar, sedangkan penelitian sekarang fokus pada rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

(24)

33

Casnila dan Nurfitriana (2020) dalam penelitian Analisis Dampak Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak 72 Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dampak current ratio sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72. Sedangkan tidak terdapat perbedaan dampak debt to equity ratio dan net profit margin sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah adanya pengujian hipotesis dalam penelitian dengan program SPSS, sedangkan penelitian sekarang tidak melakukan pengujian hipotesis dan menggunakan bantuan Microsoft Excel dalam pengolahan data.

Tabel 2.2

Relevansi Hasil Penelitian Terdahulu dengan Peneliti

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Veronica

et al

(2020)

Analisis Dampak Penerapan

Pengakuan Pendapatan

Berdasarkan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Real Estat di Indonesia yang Terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018.

Penerapan pengakuan pendapatan

berdasarkan PSAK 72 membuat kinerja keuangan perusahaan terlihat tidak lebih baik jika dibanding dengan menggunakan standar sebelumnya.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian pada perusahaan Real Estet di Indonesia yang terdaftar di BEI tahun 2018, sedangkan penelitian sekarang fokus pada perusahaan telekomunikasi dan Real Estat di Indonesia tahun 2020.

(25)

34 Anggraini

(2018)

Studi Komparatif Pengakuan

Pendapatan

Berdasarkan PSAK 23 dan ED PSAK 72 Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Telekomunikasi

Kinerja keuangan berdasarkan tiga rasio keuangan utama menunjukkan angka yang lebih baik apabila PSAK 23 digunakan namun lebih rata (smooth) apabila ED PSAK 72 yang digunakan.

Penelitian sebelumnya menggunakan metode komparatif kualitatif dan tahun penelitian 2018, sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan tahun penelitian 2020.

Farida (2018)

Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan dan Beban dari Kontrak dengan Pelanggan pada Pengembang Real Estat berdasarkan PSAK 72.

Penerapan pengakuan pendapatan

berdasarkan PSAK 72 membuat kinerja keuangan perusahaan tidak lebih baik jika dibanding dengan menggunakan standar sebelumnya.

Pengaturan pada PSAK 72 membuat pendapatan dari kontrak jangka panjang pada ketiga perusahaan tidak dapat diakui pada tahun 2018.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah analisis dilakukan dengan menguji angka hipotetis, sedangkan penelitian sekarang analisis tanpa pengujian angka hipotesis.

Wisnantia sri (2018).

Pengaruh PSAK 72:

Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan Terhadap Shareholder Value

(Studi pada

Perusahaan Sektor Property, Real Estate and Building Construction)

Hasil penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa pengumuman PSAK 72 meningkatkan shareholder value.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah fokus penelitian pada kinerja perusahaan dengan rasio reaksi pasar, sedangkan penelitian sekarang fokus pada rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Casnila dan Nurfitrian a (2020)

Analisis Dampak Kinerja Keuangan

Sebelum Dan

Sesudah Penerapan Psak 72 Pada Perusahaan

Telekomunikasi Yang Terdaftar Di

Bursa Efek

Terdapat perbedaan dampak current ratio sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72.

Sedangkan tidak terdapat perbedaan dampak debt to equity ratio dan net profit margin sebelum dan

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah adanya pengujian hipotesis dalam penelitian dengan program SPSS, sedangkan penelitian sekarang tidak melakukan pengujian hipotesis dan menggunakan bantuan Microsoft Excel dalam

(26)

35

Indonesia (BEI) sesudah penerapan PSAK 72 pada perusahaan

telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

pengolahan data.

2.3 Kerangka Pemikiran

Adanya penerapan standar baru di Indonesia mengakibatkan dampak pada beberapa sektor termasuk sektor telekomunikasi dan kontruksi. Standar baru yang akan diterapkan tersebut salah satunya adalah PSAK 72 yang mengatur tentang pendapatan kontrak dari pelanggan.

Sebelumnya, pendapatan diatur dalam PSAK 23, namun setelah adanya penerapan PSAK 72 menyebabkan perbedaan pengakuan, penyajian, pelaporan dan pengungkapan pada pendapatan suatu entitas.

Pertama, pendapatan yang dihasilkan dari kontrak dengan pelanggan yang belum dilakukan akan menimbulkan pengakuan terhadap kewajiban sehingga semakin besar kontrak yang belum diselesaikan akan meningkatkan jumlah kewajiban yang harus dipenuhi maka dengan adanya penerapan PSAK 72 ini bisa berdampak pada tingkat likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan. Di sisi lain, semakin besar tingkat likuiditas suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya. Jika banyak kontrak yang belum selesai maka semakin besar kewajiban yang harus dipenuhi sehingga tingkat likuiditas suatu perusahaan akan semakin kecil yang menandakan bahwa perusahaan tidak mampu menyelesaikan

(27)

36

kewajiban lancarnya dengan aset yang dimiliki.

Kedua, pendapatan yang diakui di laporan laba rugi nantinya akan diakui di bagian modal pada laporan posisi keuangan. Semakin besar pendapatan yang diakui karena sudah selesainya kewajiban akan menurunkan rasio solvabilitas sehingga perusahaan dianggap mampu untuk mengelola kegiatannya dengan penggunaan modal yang lebih besar dari hutang. Ketiga, dari adanya pengakuan pendapatan yang timbul karena berkurangnya kewajiban, maka akan meningkatkan pencapaian laba bersih satu perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk memperoleh keuntungan yang maksimal sehingga bisa memberikan manfaat kepada stakeholders.

Kinerja keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan pada periode tertentu didasarkan pada rasio keuangan. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yaitu rasio likuiditas berupa current ratio, rasio solvabilitas berupa debt to aset ratio, dan rasio profitabilitas berupa net profit margin.

(28)

37

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengakuan dan Perhitungan Pendapatan untuk Perusahaan Subsektor Telekomunikasi dan Kontruksi

Sebelumnya, pengakuan dan perhitungan pendapatan tersebut berdasarkan PSAK 23 tentang Pendapatan

Muncul standar baru, yaitu PSAK 72 tentang Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan yaitu menggantikan

beberapa standar lain, termasuk PSAK 23

Bagaimana dampak penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 terhadap akun pendapatan telekomunikasi dan kontruksi yang memenuhi kriteria dan

terdaftar sumber rincian pendapatan pada laporan keuangannya berdasarkan BEI

Bagaimana dampak penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 terhadap kinerja keuangan telekomunikasi dan kontruksi yang memenuhi kriteria dan

terdaftar sumber rincian pendapatan pada laporan keuangannya berdasarkan BEI

Referensi

Dokumen terkait

i UNDERGRADUATE THESIS THE USE OF SCAMPER TECHNIQUE TO IMPROVE WRITING SKILL AMONG THE TENTH GRADERS AT SMKN 1 NEGERI KATON IN THE ACADEMIC YEAR OF 2019/2020 By : Sartika Sari

Xác định điều kiện thủy phân phụ phẩm cá hồi nhằm thu nhận peptit Trong nghiên cứu này, phản ứng thuỷ phân phụ phẩm cá hồi bằng enzym sẽ được tiến hành trong các điều kiện khác nhau,