• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terima kasih yang tiada henti ku ucapkan atas doa dan pengorbanan yang telah kalian berikan selama ini.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Terima kasih yang tiada henti ku ucapkan atas doa dan pengorbanan yang telah kalian berikan selama ini. "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VII MTs NEGERI 2 SUMBAWA KABUPATEN

SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh AYU WAHYUNI NIM. 151.122.094

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2017

(2)

ii

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VII MTs NEGERI 2 SUMBAWA KABUPATEN

SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh AYU WAHYUNI NIM. 151.122.094

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2017

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh: Ayu Wahyuni, NIM: 151.122.094 dengan judul, ”Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/ 2017”

telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal:

Pembimbing I

M. Nurman, M.Pd NIP: 197512312009121001

Pembimbing II

Najamuddin S.Pd, M.Hum NIP.197401032007101001

(4)

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING Hal: Munaqasyah

Mataram, Kepada

Yth. Rektor UIN Mataram

di-

Mataram

Assalamu’laikum, Wr. Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Ayu Wahyuni

NIM : 151.122.094

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

Judul :Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/ 2017

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyahskripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I,

M. Nurman, M.Pd NIP: 197512312009121001

Pembimbing II,

Najamuddin S.Pd, M.Hum NIP.1974010310071010 01

(5)

vi

(6)

vii

Motto:

>>Life Is An Adventure>>

Apapun yang menjadi halangan dan rintangan janganlah menyerah dan tetaplah hadapi apa yang ada didepanmu. Karena sejatinya tiada usaha yang sia-sia dan kegagalan yang ada diawal perjuangan adalah awal dari kesuksesanmu.

(7)

viii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kesabaran, ketabahan, serta kemudahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi ini ku Persembahkan untuk:

 Kedua orang tuaku tersayang Bapak Sujiono dan ibu Siti Aisyah.

Terima kasih yang tiada henti ku ucapkan atas doa dan pengorbanan yang telah kalian berikan selama ini.

 Adik-adikku yang selalu mendoakan kesuksesanku serta keluarga besar yang selalu mendukungku

 Dosen-dosen program PBA FTK UIN Mataram

 Teman,kawan,sahabat serta kerabat (kkp, ppl,kelas) yang selalu memberikan semangat

 Almamaterku Tercinta

The Friend of My Heartyang telah membantu perjalanan suka dan

duka selama ini.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:

1. Bapak Muhammad Nurman M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Najamuddin S.Pd, M.Hum selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

2. Penguji sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini;

3. Bapak Drs.H.Fathul Maujud,MA selaku Ketua Jurusan dan bapak Murzal, M.Ag selaku sekjur S1 PGMI UIN Mataram;

4. Ibu Dra. Hj. Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram;

5. Bapak Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataramyang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi di UIN Mataram;

7. Bapak Ramli Yunus selaku Kepala Sekolah MIN3 Mataram dan para guru MIN 3 Mataram yang telah memberikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini;

(9)

x

8. Almamaterku tercinta UIN Mataram.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin Ya Rabbal „Alamin. Wassalam.

Mataram,02 November2017 Penulis,

AYU WAHYUNI NIP.15.1.12.2.094

(10)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat ... 4

D. Definisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESISPENELITIAN ... 6

(11)

xii

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Tinjauan Tentang Telaah Pustaka ... 6

2. Tinjauan Tentang Keterampilan Proses Sains ... ... 7

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ... 7

b. Aspek Keterampilan Proses Sains ... 9

3. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ... 11

a. Pengertian Hasil Belajar ... 11

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

4. Tinjauan Tentang Hakikat Sains ( IPA ) ... 19

a. Pengertian IPA ... 19

b. Aspek IPA ... 20

B. Kerangka Berfikir... 20

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 24

B. Populasi Dan Sampel ... 24

C. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 26

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Desain Penelitian ... 27

F. Instrumen Penelitian... 29

G. Teknik Penelitian ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 32

(12)

xiii

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Deskripsi Lokasi Dan Hasil ... 38

2. Pengumpulan Dan Penyajian Data ... 46

3. Analis Data ... 48

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Sampel Penelitian , 25.

Tabel 2 Rancangan Penelitian Posttets-Only Control Design , 28.

Tabel 3 .Data Pegawai Berdasarkan Status 39.

Tabel 4 Data Guru, 40.

Tabel 5 Sarana Dan Prasarana Lainnya, 41.

Tabel 6 Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Eksprimen Dan Kelas Kontrol, 44.

Tabel 7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Dengan Uji Che Kuadrat, 46 Tabel 8 Uji Normalitas Hasil Belajar, 51.

Tabel 9 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar, 52.

Tabel 10 Analisis Data Hasil Belajar Dengan Uji T-Test, 55.

(14)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Berfikir ,22.

Bagan 2 Desain Penelitian Eksprimen ,29.

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 5 Nilai Hasil post-test Siswa kelas Eksperimen Lampiran 6 Nilai HasilPosttest PesertaDidikKelasKontrol Lampiran 7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Lampiran 8Ujihomogenitaspost-test

Lampiran 9Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

(16)

xvii

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP MINAT BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS VII MTs NEGERI 2 SUMBAWA KABUPATEN

SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 OLEH:

AYU WAHYUNI NIM:1515122094

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber belajar siswa dalam meningkatkan minat belajar Bahasa Arab siswa tahun pelajaran 2016/2017 pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif karena data yang diinginkan berupa angka.

Teknik analisis data menggunakan regresi yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji tes melalui angket yang di isi oleh siswa (responden). Dan untuk mengetahui minat belajar besar sekali pengaruhnya terhadap apa yang diperoleh oleh siswa sebab dengan minat seorang akan melakukan sesuatu yang dimilikinya. Sebaliknya tanpa minat seorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Begitu juga sumber tanpa alat dan bahan pembelajaran tidak dapat diperoleh secara efektif. Untuk itu sumber dan minat belajar sangat erat kaitannya untuk menunjang keberhasilan dalam peroses belajar mengajar.

Kata kunci: Minat,adalah sumber belajar

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran merupakan proses yang membutuhkan berbagai Resource

untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan pun sangat beragam sesuai materi dan kondisi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebab semakin lengkap resources yang digunakan maka akan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa menjadi sumber informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu menganalisis kebutuhan, merancang, mendesain, menemukan, memproduk, dan menggunakan berbagai jenis sumber belajar. Berdasarkan pada asumsi bahwa satuan pelajaran akan berhasil apabila semua strategi, alat serta bahan yang digunakan sesuai gengan situasi siswa, serta sesuai dengan keadaan yang dihadapinya, dan tidak menyimpang dari konsep yang akan dicapai. Disinilah peran dan fungsi sumber belajar menjadi penting dalam proses pembelajaran. Tidak hanya berorientasi pada siswa tetapi juga berorientasi pada kemampuan guru dalam menggunakan sumber belajar dalam proses pembelajaran. Selain ketepatan memilih sumber belajar, guru juga dituntut untuk bisa mengoperasionalkan dan mengembangkan sumber belajar agar pembelajaran

(18)

menjadi efektif. Tujuan pembelajaran tercapai secara singkat dengan sumber daya yang sedikit, dalam arti efektif dan efisien.

Definisi tentang sumber belajar telah dipaparkan para pakar pendidikan dengan berbagai sudut pandang. Sehingga memunculkan definisi berbeda karena aspek analisis yang ditekankan tidak sama. Sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri siswa yang keberadaannya memudahkan terjadinya proses belajar (Rohani, 1997:102). Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita baik itu Guru, dosen, teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan maupun sumber-sumber belajar lainnya. Di luar kelas (sekolah) kita banyak belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, koran, radio, televise, film, atau dari pengalaman, peristiwa dan kejadian- kejadian tertentu. Semua sumber tersebut mempengaruhi proses belajar anak didik dan terkadang membantu memudahkan proses pembelajaran. Berbagai sumber belajar tersebut juga memungkinkan perubahan pada diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Karena sumber-sumber belajar itulah anak didik bisa membedakan mana yang baik, buruk, tercela, perintah dan mana larangan. Bahkan dari sumber belajar seseorang dapat memahami sikap-sikap atau norma-norma tertentu.1

1Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif,(PT Rineka Cipta,Jakarta 1997), h.102

(19)

Dari uraian ini dapat dipahami bahwa komponen sumber belajar adalah meliputi: pesa, manusia, material (media-software), peralatan (hardware), teknik (metode), dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar.

Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih rinci selanjutnya diuraikan pengertian dari setiap jenis serta contoh-contohnya, sebagai berikut:

a. Pesan (massage); informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Contoh: semua bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa dan lain sebagainya.

b. Orang-manusia (people); adalah manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengola, dan penyampai pesan. Contoh: guru, teman, dan lain-lain

c. Media-software (materials); yaitu sesuatu yang menyimpang pesan untuk ditransmisikan dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri (selfdisplaying). Contoh: transparansi, slide, film, tape record, bahan pengajaran, buku, jurnal dan lain sebagainya.

d. Peralatan-hardware (divide); yaitu sesuatu yang disebut juga denagn hardware, yang mentransmisikan pesan yang tersimpan dalam material (media). Contoh:

OHP, proyektor slide, video tape record, dan lainnya.

e. Teknik-metode (technique); ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, (material), peralatan, lingkungan, dan orang untuk mentransmisikan pesan. Contoh: pengajaran dengan bantuan komputer, pengajaran terprogram, dan lain-lain.

(20)

f. Lingkungan (setting); yaitu lingkungan sekitar di mana pesan itu diterima.

Contoh: lingkungan fisik berupa: gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, studio. Lingkungan nonfisik seperti: penerangan, sirkulasi udara dan lain-lain.2

Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Bahkan, kalau mundur lebih jauh, kita akan mendapatkan bahwa pendidikan mulai berproses sejak Allah SWT menciptakan manusia pertama Adam AS di surga dan Allah telah mengajarkan kepada beliau semua nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali (Q.S. Al-Baqarah: 31-33)

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu pendidik dan peserta didik.

Pendidik sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar peserta didik yang desain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan peserta didik sebagai pendidik. Kemudian dalam keseluruhan proses pendidikan di Madrasah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil

2 Musfiqun, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran (Jakarta 2012), h.14

(21)

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh guru adalah dengan menyediakan sumber belajar untuk dapat digunakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Sumber belajar yang beraneka ragam di sekitar kehidupan peserta didik, baik yang di desain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecendrungan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington sebagaimana dikutip Iskandar, bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga di perkuat oleh suatu hasil penelitian mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa banyak sumber belajar di perpustakaan yang belum dikenaldan belum diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga masih bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan. Di sisi lain sebenarnya banyak sumber belajar di sekitar kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.3

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecendrungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat

3 Zuldafrial, Strategi Belajar Mengajar, (Surakarta: Cakrawala Media,2012), h.172

(22)

kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.4

Minat adalah kecendrungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selanjutnya, mengemukakan bahwa minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang di minati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.5

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

Dari segi pelaksanaan aktivitas pendidikan usaha tersebut terwujud dalam bentuk belajar mengajar. Proses belajar mengajar sebagai aktivitas pendidikan

4 Winkel, Minat Belajar Siswa,(Surakarta 1996),hal. 24

5 Drs. Slameto,Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(PT Rineka Cipta:Jakarta,2010)h.57

(23)

selalu melibatkan guru dengan peserta didik. Guru dan peserta didik dalam belajar mengajar saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Proses belajar mengajar dalam bentuk tatap muka antara guru dengan peserta didik, ada beberapa hal yang tidak dapat disampaikan secara sempurna kepada peserta didik, salah satu usaha untuk memperbaikinya adalah dengan memilih dan memanfaatkan sumber belajar pendidikan secara lebih optimal dan sistematis. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru berharap agar minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Arab tinggi, sehingga hasil belajar tercapai dengan baik dan sempurna.6

Dari semua kegiatan yang dilakukan, tidak ada artinya kalau tidak di dukung oleh para guru. Guru mempunyai peranan penting untuk meningkatkan minat baca siswa-siswanya. Jika guru salah atau kurang tepat dalam menggunakan metode belajar maka akan membuat siswa malas membaca, tidak memberikan motivasi (dorongan) pada anak didik untuk gemar belajar. Guru yang tidak memberikan kesempatan atau tidak menciptakan suasana diskusi di dalam kelas, akan mematikan minat anak didik untuk ingin tau atau mencari sesuatu jawaban.

Guru yang mengajar dengan metode ceramah saja atau yang lebih buruk lagi dengan menyalin saja (baik di papan tulis atau didiktekan), akan menjadikan kelas

6 Ibid,Hal. 170-172

(24)

itu kelas yang pasif, kelas yang siswa-siswanya selalu menunggu apa yang akan diberikan oleh gurunya. 7

Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul : Pengaruh Sumber Belajar Terhadap Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Sumbwa besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH 1. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana penggunaan sumber belajar dalam pembelajara Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Bagaimana minat belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

c. Apakah ada pengaruh Sumber Belajar Terhadap Minat Belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Batasan Masalah

a. Batasan subjek Penelitian

7 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, Peranan Guru dalam Mengakulturasi Minat Baca Siswa (cetakan pertama,Desember 2014), h.160

(25)

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun pelajaran 2016/2017

b. Batasan Objek Penelitian

Penelitian ini terbatas pada minat belajar siswa yang menggunakan sumber pembelajaran (buku paket, kamus, dan lain sebagainya) pada mata pelajaran Bahasa Arab

C. TUJUAN DAN MANFAAT A. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Untuk mengetahui minat belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sumber belajar terhadap minat belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

(26)

B. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan wacana bagi dunia pendidikan, seiring dengan implementasi kurikulum 2013 yang mengarah pada terciptanya proses belajar mengajar yang tidak baik dan pembaharuan dalam dunia pendidikan.

2. Sebagai masukan bagi sekolah, guru PBA, dan siswa agar selalu bekarja sama memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam meningkatkan minat belajar Bahasa Arab.

3. Bagi peneliti, penelitian ini sangat berguna untuk menjadi motivasi kedepan bagi peneliti untuk selalu menggunakan sumber belajar yang beraneka ragam dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di sekolah.

D. DEFINISI OPERASIONAL

a. Sumber belajar adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pedoman. Misalnya buku paket/panduan, kamus, penunjuk, dan lain sebagainya.

b. Minat belajar adalah daya penggerak atau kemauan dari dalam dan dari luar diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu agar mencapai tujuan.

c. Pembelajaran pendikan Bahasa Arab lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan mengembangkan penghafalan kosa kata karena dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Arab siswa diharapkan memperoleh

(27)

pemahaman terhadap sejumlah kosa kata tau kalimat yang menggunakan Bahasa Arab dan mengembangkan serta melatih berbicara, membaca, dan keterampilannya lainnya.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka 1. Sumber Belajar

a) Pengertian Sumber Belajar

Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Kalau kita ingat kembali pengalaman kita sejak SD hingga sekarang begitu banyak sumber sekarang ini. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman kelas, buku, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Di luar kelas (sekolah) kita banyak belajar pula dari orang tua, saudara, teman, tetangga, tokoh masyarakat, buku, majalah, Koran, radio, televisi, film atau dari pengalaman, peristiwa dan kejadian-kejadian tertentu.

Sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Karena sumber-sumber itu pula kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang terlarang. Dari sumber-sumber itu kita mendapatkan sikap-sikap

(29)

tertentu atau norma-norma. Sumber-sumber itulah yang kita namakan sumber belajar. Namun sumber belajar tidaklah terbatas itu saja.

b) Manfaat Sumber Belajar

Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Sebab, sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.

Manfaat suber belajar antara lain meliputi:

1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. Missal, karyawisata ke objek-objek seperti pabrik, pelabuhan, kebun binatang, dan sebagainya.

2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak munkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung dan konkret. Missal denah, Sketsa, foto-foto, film, majalah, dan sebagainya.

3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. Missal buku teks, foto-foto, film, narasumber, majalah, dan sebagainya.

4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru. Missal buku-buku bacaan, encyclopedia, dan majalah.

5. Dapat mebantu masalah-masalah pendidikan baik dalam bentuk mikro maupun makro. Missal, secara mikro: siatem belajar jarak jauh (SBJJ)

(30)

melalui modul. Secara mikro: pengaturan ruang (lingkungan) yang menarik, simulasi, penggunaan film dan OHP.

6. Dapat member motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatan secara tepat.

7. Dapat merangsang untuk berfikir, berkembang dan bersikap lebih lanjut.

Missal, buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang peserta didik untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.8

c) Ciri-ciri Sumber Belajar

Telah di kemukakan bahwa sumber belajar adalah sesuatu daya, kekuatan yang dapat member sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karena itu, apabila suatu daya tidak dapat member terhadap apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar. Misalnya di saat kita memerlukan ahli bidang A padahal yang tersedia ahli bidang B yang tidak dapat menjelaskan tentang bidang A berarti bahwa ahli bidang B tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau bidang B dapat sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.

Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia, agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan efisien.

8 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (PT Rineka Cipta,Jakarta1997)

(31)

Secara garis besar sumber belajar mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

1. Sumber belajar mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.

2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.

3. Denagn adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.

b. Tidak mempunyai instruksional yang eksplisit.

c. Hanya di gunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu.

d. Dapat di pergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.

4. Sumber belajar yang di rancang (resources by designed), mempunyai cirri-ciri yang spesifik sesuai denagn tersedianya media.

d) Komponen Sumber Belajar

Setelah diadakan pembahasan lebih lanjut sebenarnya komponen sumber belajar itu sendiri juga merupakan suatu sistem. Artinya, sumber belajar itu sendiri merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud semua bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang di rancang maupun yang di rencanakan.

(32)

Bagian-bagian ini merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri, meskipun kadang-kadang dapat di gunakan secara terpisah. Adapun komponen-komponen sumber belajar dapat di analisis sebagai berikut:

1. Tujuan dan fungsi sumber belajar

Sumber belajar yang di rancang mempunyai tujuan-tujuan insruksional tertentu. Karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh setiap jenis variasi sumber belajar yang di gunakan.

Sehingga sumber belajar yang di rancang, tujuan dan fungsinya akan lebih eksplisit, dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber itu sendiri, serta sangat tergantung karakteristik masing-masing jenis sumber belajar yang digunakan.

Contoh:

Kegiatan observasi di pusat sumber belajar (PSB) yang di dalamnya terdapat banyak komponen, bentuknya beraneka ragam.

Misal, komponen perpustakaan, laboratorium, ruang observasi untuk micro teaching, ruang produksi media dan sebagainya. Kesemuanya sebagai media penunjang dalam pengembangan sistem instruksional.

2. Faktor-faktor Sumber belajar

Agar dapat diketahui hakikat sumber belajar secara jelas, di samping komponen-komponen, ciri-ciri serta dapat memanfaatkan sumber belajar lebih efektif dan efisien perlu pula diketahui faktor-faktor sumber belajar pada umumnya antara lain meliputi faktor:

(33)

1. Perkembangan teknologi 2. Nilai-nilai budaya setampat 3. Keadaan ekonomi pada umumnya 4. Keadaan pemakai (user)9

2. Minat Belajar Bahasa Arab a. Pengertian minat belajar

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Mengatakan bahwa minat berhubungan denagn gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang di rangsang oleh kegiatan itu sendiri.10

Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainklan diperoleh kemudian.

9 Ibid hal. 105-107.

10 Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan kurikulum teori dan praktik,(PT Remaja Rosdakarya:1997),hal.145

(34)

b. Minat dan Usaha

Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengarahan usaha, daya, dan tenaga. Semakin sulit tugas, semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar. Penguasaan yang sempurna terhadap suatu mata pelajaran, memerlukan pencurahan perhatian yang rinci.

Minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Pada gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah minatnya yang bisa berlanjut sepanjang hayat.

c. Minat dan kelelahan

Kondisi lelah bisa aja ditimbulkan oleh kerja fisik. Akan tetapi, seringkali apa yang dianggap sebagai kelelahan, sebenarnya karena tidak ada atau hilangnya minat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seorang itu sendiri. Membaca buku pelajaran secara terus menerus dapat mengakibatkan anak mengemukakan kelelahan dan timbullah karenanya keinginan untuk menghentikan belajarnya. Akan tetapi, jika dia mengalihkan dari buku tersebut kepada buku baru atau buku lainnya yang menarik minat, dia bisa terus membacanya sampai berjam-jam.

Jadi, minat adalah perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Disamping itu, minat merupakan bagian dari ranah efeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai. Gerungan

(35)

menyebutkan minat merupakan pengarahan perasaan dan menafsirkan untuk sesuatu hal.

Jika dikaitkan dalam bidang kerja, teori minat Holland lebih sesuai.

Holland mengatakan, minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebetulan, misalnya minat belajar dan lainya.11

d. Minat dan Motif Belajar

Dalam perencanaan kurikulum sering dibedekan antara tujuan jangka panjang dantujuan jangka pendek. Seorang yang berpendirian lebih praktis, lebih mengutamakan tujuan jangka pendek, yang dapat di capai dengan penggunaan bahan yang singkat serta metode yang sederhana, orang yang ebih ideal, lebih mengutamakan tujuan jangka panjang, karena tujuan jangka pendek tidak memberikan arah sama sekali. Kedua macam tujuan tersebut sama pentingnya dan di perlukan dalam pelaksanaan program. Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir pendidikan (the end of education), penting, sebab merupakan sasaran akhir, tetapi tujuan jangka pendek juga penting sebab dengan tujuan tersebut lebih konkrit, lebih mudah di capai dan akan selalu di temukan tujuan yang baru menuju sasaran akhir.

Pendidikan di Amerika Serikat dewasa ini sangat menekankan pada keunggulan (excellence). Misalnya, untuk mencapai hal tersebut, apa yang harus di ajarkan, bagaimana mengajarkannya serta bagaimana

11.Djali, Psikologi pendidikan, (Jakatrta:Bumi Aksara,2008),h. 121-122

(36)

membangkitkan minat belajar murid. Pencapaian keunggulan bukan hanya bagi anak-anak yang cerdas tetapi juga ditunjukan bagi anak-anak biasa.

Konsep pendidikan atau pengajaran hanya di persiapkan bagi anak rata-rata agar sesuai bagi setiap kelompo anak, adalah kurang tepat. Persoalannya, bagaimana menyiapkan bahan pengajaran yang dapat merangsang minat belajar anak cerdas, tetapi juga tidak mematikan minat atau tetap mendorong minat belajar anak-anak yang tidak cerdas. Untuk mencapai cita-cita pendidikan unggul di butuhkan kurikulum yang sesuai, pendidikan guru yang efektif, menggunakan alat-alat bantu pengajaran yang cukup serta di ciptakan berbagai usaha pemberian motivasi

Pembangkitan motif belajar pada anak, sukar di laksanakan apabila proses belajar lebih menekankan pada satuan-satuan kurikulum, sistem kenaikan kalas, sistem ujian, serta mengutamakan kontinuitas dan pendalaman belajar.

Mengenai pemusatan perhatian dan minat belajar terletak dalam suatu kontinum yang bergerak dari sikap apatis atau sama sekali tidak menaruh minat samai dengan yang sangat berminat. Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan denagn kegiatan belajar. Kegiatan belajar juga bergerak dari yang aktif, yang berbentuk suatu proyek yang berisi kegiatan kompetitif, yang banyak membangkitkan minat belajar anak sampai dengan kegiatan yang bersifat excessive yakni setiap anak secara pasif

(37)

menanti giliran penugasan, yang banyak memberikan kebosanan dan apatisme.12

Pembangkitan minat belajar pada anak, ada yang bersifat sementara (jangka pendek), dan ada juga yang lebih bersifat menetap (jangka panjang).

Terdapat perbedaan untuk membangkitkan minat yang bersifat sementara denagn yang lebih bersifat menetap. Penggunaan film, audio visual aid, dan lain-lain dapat mebangkitkan minat yang bersifat sementara. Untuk yang lebih berjangka lama, film, audio visual sid, dan lain-lain dapat menimbulkan kepasifan. Film dan audio visual aid merupakan alat yang berorientasi pada hiburan, seperti halnya kebudayaan komunikasi massa dapat menimbulkan kepasifan dan sikap menoton. Sikap belajar menonton yang pasif (the spectator`spossitivy) merupakan hal yang membahayakan dalam perkembangan anak. Untuk membangkitkan minat yang lebih bersifat menetap (jangka panjang), langkah pertama yang harus di usahakan adalah membengkitkan otonomi yang aktif, yang merupakan lawan dari kepenontonan yang pasif. Motif belajar pada anak umumnya campuran, antara yang bersifat sementara, antara otonomi aktif dengan menonton.

Beberapa hal dapat di usahakan untuk membangkitkan motif belajar pada anak yaitu pemilihan bahan pengajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik(PT Remaja rosda karya-bandung2002), hal.145

(38)

menemukan (discovery), menerjemahkan apa yang akan di ajarkan dalam bentuk fikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak sesuatu bahan pengajaran yag berarti bagi anak yang di sajikan dalam bentuk yang sesuai denagn tingkat kemampuan berfikir anak, dan di sampaikan dalam bentuk anak lebih aktif, anak banyak terlibat dalam proses belajar dapat membangkitkan motif belajar yang lebih berjangka panjang.

Salah satu sistem untuk membangkitkan motif belajar para siswa, yang sekarang sedang di kembangkan adalah yang di sebut meritocrary.

Meritocrary merupakan sistem pengajaran yang menekankan pada kompetisi atau persaingan. Dalam sistem meritocrary siswa mempunyai kesempatan untuk maju terus sesuai dengan prestasi belajar yang di capainya. Posisi dalam sekolah selanjutnya ditentukan oleh record di sekolah sebelumnya. Kesempatan pendidikan selanjutnya bahkan juga kesempatan pekerjaan selanjutnya, ditentukan oleh sukses sebelumnya.

Dalam sistem meritocrary anak yang pandai dapat berkembang pesat, jauh meninggalkan teman-temannya, tetapi sebaliknya anak yang kurang pandai akan jauh tertinggal. Sistem meritocrary dapat membangkitkan motif yang sangat besar bagi anak-anak yang pandai, tetapi dapat mematahkan semangat anak-anak yang kurang. Sistem meritocrary selain mempunyai beberapa kebaikan, juga mempunyai beberapa efek negatife terutama berkenaan denagn suasana belajar. Efek yang kurang baik dalam suasana belajar dapat di kontrol dengan perencanaan yang matang.

(39)

Dalam sekolah yang menekankan sistem kompetitif, dibutuhkan usaha-usaha remedial terutama untuk anak-anak lambat belajar. Penyuluhan khusus sering di butuhkan bukan saja oleh anak-anak yang lambat tetapi juga anak-anak yang cepat. Remedial dan penyuluhan bukan satu-satunya jawaban untuk mengatasi masalah belajar yang bersifat kompetitif. Salah satu kelemahan sistem meritocrary adalah terlalu menekankan pada science dan teknologi, pelajaran yang berkenaan denagn humanism kurang sekali.

Hal itu dapat di atasi dengan menggunakan sistem pendidikan yang pluralistis. Pendidikan seni, musik, drama, serta pendidikan humanitas lainnya sangat membantu untuk mencapai keseimbangan. 13

e. Pengertian Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun semit yang paling tua dan tetap eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis sampai sekarang di sebabkan oleh posisinya sebagai bahasa yang di pilih oleh Allah sebagai bahasa kitab suci Al-Qur`an, dan sebagai bahasa Agama (dalam sholat, dzikir, dan do`a).14

Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan

13 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (PT Remaja rosda karya-bandung2002), hal.145-147

14 Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu`atul Ni`mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:UIN Maliki Press,2012), h. 4.

(40)

mengumkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan budaya.15

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab, baik secara aktif maupun secara pasif, serta menumbuhkan sikap pasitif terhadap Bahasa Arab sebagai bahasa Agama.

f. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab

Kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran Bahasa di sebut keterampilan berbahasa (maharat al-lughah). Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan menyimak (maharah al-istima`), berbicara (maharah al-kalam), membaca (maharah al-qiraah), dan menulis (maharah al-kitabah). Keterampilan menyimak dan membaca di ketegorikan ke dalam keterampilan reseptif (al-maharat al-istiqbaliyah ), sedangkan keterampilan berbicara dan menulis di kategorikan ke dalam keterampilan produktif (al- muharat al-intajiyyah).16

15 Departemen Agama RI,Mata pelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Umum,2007.

16 Acep Hermawan, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2013), h.129.

(41)

g. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab 1. Fungsi

Mata pelajaran Bahasa Arab berfungsi sebagai alat komunikasi bahasa, agama, dan ilmu pengetahuan. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri peserta didik dalam bidang komunikasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga Negara yang cerdas, teramnpil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembanmgunan Nasional.

2. Tujuan

Tujuan pembelajaran Bahasa Arab dalam peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di katakana bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Arab adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Arab, baik lisan maupun tulisan yang mencakup empat kecakapan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya Bahasa Arab sebagai salah satu Bahasa Asing untuk menjadi alat utama belajar khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran islam.

c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitannya antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan

(42)

demikian peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

Dari pernyataan tersebut dapat di pahami bahwa secara formal Bahasa Arab merupakan Bahasa Asing. Karena sebagai bahasa Asing, sistem pembelajarannya adalah mulai dari tujuan, materi, sampai kepada metode.

3. Tujuan Minat Belajar Terhadap Bahasa Arab

Tujuan itu adalah merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh setiap pengajar. Demikian pula halnya dengan minat belajar siswa terhadap bahasa Arab, maka tujuan itulah yang hendak di capai dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab.

Adapun tujuan minat belajar terhadap Bahasa Arab di suatu lembaga pendidikan formal khususnya di Madrasah Tsanawiyah adalah:

“agar siswa dapat menguasai denagn aktif dan pasif perbendaharaan kata- kata bahasa arab dan pola kalimat dalam bahasa arab yang di programkan, sehingga dapat di pakai sebagai alat komunikasi dan sebagai dasar memahami buku-buku agama islam yang sederhana di samping Al- Qur`an.”

Lebih lanjut Prof. H. Muhammad Yunus Mengemukakan bahwa tujaun mempelajari bahasa Arab adalah sebagai berikut: “supaya paham dan mengetahui apa-apa yang di baca dalam sembahyang dalam pengertian yang mendalam supaya pandai berbicara dan mengarang

(43)

dalam Bahasa Arab untuk berhubungan dengan kaum muslimin di luar Negeri, karena Bahasa Arab itu sebenarnya Bahasa Islam seluruh dunia.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan minat belajar terhadap Bahasa Arab itu adalah:

1. Supaya dapat mengetahui serta memahami isi kandungan Al-Qur`an dan Al-hadits dan pelajaran-pelajaran agama yang menggunakan Bahasa Arab.

2. Dapat memperlancar komunikasi dengan dunia islam.

3. Dengan menguasai Bahasa Arab yang baik akan dapat mengerti apa yang dibaca dalam shalat.

4. Hubungan Sumber Belajar dengan Minat Belajar Bahasa Arab Segala sesuatu yang ada di sekitar kita dapat di manfaatkan sebagai sumber belajar. Karena manfaat sumber belajar sangat besar sekali, yaitu memberi banyak informasi dan pengetahuan, maka sumber belajar dapat memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik. Sumber belajar yang terdiri dari berbagai jenias atau ragam sangat mendukung siswa dalam proses belajarnya. Pemilihan dan penggunaan sumber belajar yang tepat akan dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat belajarnya. Jadi, peserta didik diharapkan benar- benar manfaat dan pemanfaatan sumber belajar, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar secara mandiri atau individual, karena titik berat proses belajar mengajar adalah siswa, atau dengan kata

(44)

lain proses pemanfaatan sumber belajar akan mempertinggi kegiatan belajar siswa. Dengan demikian peranan sumber belajar sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar atau prestasi belajar siswa juga tinggi.

Dengan membaca dan memahami buku, pengetahuan siswa terutama pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan bertambah.

Oleh karena itu membaca buku terutama buku pelajaran diharapkan menjadi kewajiban rutin siswa, karena dengan membaca akan menambah wawasan, ilmu, dan pengetahuan.

Jadi setelah memanfaatkan sumber-sumber belajar siswa betul- betul menguasai bahan-bahan pelajaran pendidikan Bahasa Arab yang di pelajari. Disinilah letak peranan pemanfaatan sumber-sumber belajar terhadap minat siswa untuk mempelajari Bahasa Arab. Siswa yang benar- benar memanfaatkan sumber belajar, maka akan benar-benar menumbuhkan minat siswa untuk terus mempelajari Bahasa Arab sebagai Bahasa Agama maupun Bahasa Internasional.

B. Kerangka Berfikir

Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis maupun psikologis setiap manusia dalam hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi Allah ini pasti sangat membutuhkan yang namanya pendidikan. Dunia pendidikan sekarang ini tengah

(45)

menghadapi tantangan dalam cepatnya arus globalisasi. Dunia pendidikan di tuintut untuk agar dapat mendorong dan mengupayakan kemmpuan dasar untuk menjadi individu yang unggul dan memiliki daya saing yang kuat.

Adanya isu sentral rendahnya mutu atau kualitas dan relevansi pendidikan membuat lembaga pendidikan seperti: MTs. Negeri 2 Sumbawa Besar untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten.

Timbulnya tuntutan tersebut membawa konsekuensi pada perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran. Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional terwujud adalah kegiatan belajar mengajar di MTs.

Negeri 2 Sumbawa Sumbawa Besar. Dalam kegiatan belajar terlebih mata pelajaran Bahasa Arab, model pembelajaran dan sumber belajar merupakan faktor yang sangat penting untuk menimbulkan minat belajar siswa siswa sehingga meningkatkan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Penentuan model pembelajaran yang tepat oleh guru Bahasa Arab sangat di perlukan agar sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Maka dari itu, kerangka berfikir penelitian ini menekankan pada sumber belajar yang akan di gunakan kerena dari sumber belajar dapat diperoleh berbagai ilmu pengetahuan

(46)

untuk kepentingan belajar dan peningkatkan minat belajar khususnya mata pelajaran Bahasa Arab bagi siswa sebagai obyek pembelajarannya.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata”hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa

yang berarti “kebenaran”. Hipotesis dapat didefenisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang di peroleh dari tinjauan pustaka. Hipotesis juga merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pernyataan penelitian.17

Menurut James E. Greighton, hipotesis merupakan dugaan alternative atau sementara yang memprediksi situasi yang akan di amati. Sedangkan menurut John W. Best, hipotesis merupakan prediksi yang baik atau kesimpulan yang di rumuskan dan bersifat semenara. Hipotesis di adopsi untuk menjelaskan fakta- fakta atau kondisi yang di amati dan untuk membimbing dalam penyelidikan lebih lanjut.

Dari pendapat para ahli tersebut, maka yang di maksud dengan hipotesis adalah pernyataan atau jawaban yang bersifat sementara dari permasalahan penelitian, dan harus di buktikan kebenarannya.

Melihat permasalah yang timbul dan mengacu pada tema, maka penulis rumuskan hipoteis sebagai berikut: “Ada Pengaruh Sumber Belajar Terhadap

17 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Skunder, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 57.

(47)

Minat Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017”.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional dengan metode pendekatan ex-post-facto. Menururt Arikunto menyatakan bahwa jenis penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.18

Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sudah mentradisi sebagai metode penelitian.

Metode ini disebut seebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut discovery, karena dengan metode ini dapat di temukan dan dikembangkan berbagai infek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut uga sebagai metode

18Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pebdekatan Praktik,(Jakarta:PT Rineka Cipta,2010), h. 4

(49)

artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.19

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau di hitung secara langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-bena alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. 20

Gambar 3.1

Jumlah Siswa Kelas VII MTs. Negeri 2 Sumbawa

No Kelas Jumlah Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VIII1 13 15 28

2 VIII2 13 15 28

19Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D, (Bandung,Alfabeta,2014),hal.7

20 Ibid hal. 80

(50)

3 VIII3 10 14 24

4 VIII4 9 14 23

5 VIII5 11 11 22

6 VIII6 12 10 22

7 VIII7 10 12 22

Jumlah 78 91 169

Menurut Arikunto “jika subjek <100 maka akan diambil keeluruhan, dan apabila >100 maka hanya akan diambil 15-20%.21. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan probility sampling jenis disproportionate stratified random sampling.

Karena jumlah sampel (siswa) > 100, maka peneliti menarik jumlah sampel dengan presentase 15% dikali dengan jumlah sampel sebanyak 169 dari 7 kelas.

Adapun sampel penelitian yang di hasilkan semua kelas berjumlah 24 yang di ambil secara acak dari setiap kelas. Kelas VII1 diambil 4 siswa, kelas VII2 diambil 4 siswa, kelas VII3 diambil 4 siswa, kelas VII4 diambil 4 siswa, kelas VII5 di ambil 3 siswa, kelas VII6 diambil 3 siswa, dan kelas VII7 diambil 3 siswa.

21 Suharsimi Arukunto,Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek,(Bnadung,PT Rhineka Cipta 1998), hal. 35

(51)

C. Waktu dan Temp]at Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin Tanggal 11 september 2017 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2017 atau semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Dan tempat penelitian dilakukan di MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar..

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel juga dapat diartikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain, atau satu obyek dengan obyek yang lain. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.22

Menurut hubungan antara satu variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa macam:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Berdasarkan

22Sugiyono, Metode penelitian, h.85

(52)

pengertian tersebut maka yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah Sumber Belajar (X).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini adalah Minat belajar (Y).

E. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian.23 Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian yang biasanya disusun secara logis dan mampu memvisualisasikan rencana dan proses penelitian secara praktis. Desain penelitian dapat menggambarkan sejauh mana kesiapan kita dalam melakukan penelitian. Menurut Jonathan desain penelitian merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan.24

Dimana penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui adanya pengaruh antara interaksi guru dengan siswa terhadap hasil belajar bahasa

23 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), h. 117-118

24 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 27.

(53)

ara kelas VIII di MTs. Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah interaksi guru dengan siswa sedangakan yang menjadi variabel terikatnya yaitu hasil belajar. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan instrumen yang digunakan yaitu metode angket untuk mendapatkan data sumber belajar siswa yang berperan sebagai variabel X dan metode dokumentasi untuk mendapatkan data minat belajar siswa sebagai variabel Y.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis yaitu analisis uji prasarat dan analisis hipotesis untuk mengetahui hipotesis Ha (ada pengaruh antara interaksi guru dengan siswa terhadap hasil belajar bahasa arab siswa kelas VII di MTs.

Negeri 2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2016/2017.

F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena social maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory, 1985).25

25 Ibid, hal 102.

(54)

a. Pedoman Angket (kuisioner)

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.26

Gambar 3.2

Pengukuran Skala Likert Dengan Empat Pilihan

NO Opsi Pilihan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 4

2 Setuju (S) 3

3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Berikut ini adalah angket Sumber Belajar yang akan disebarkan kepada siswa untuk mengukur Minat Belajar siswa.

Gambar 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Sumber Belajar Siswa

NO Indikator No Item Jumlah

1 Tertarik pada alat yang digunakan guru

1, 2, 3 3

2 Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan

4, 5 2

26 Suharsimi, Prosedur Penelitian, h. 194

(55)

3 Gaya belajar yang disenangi siswa

6, 7 2

4 Lingkungan belajar yang kondusif

8, 9,10 3

Jumlah 10 10

Gambar 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Siswa

NO Indikator No Item Jumlah

1 Ingin selalu bergabung atau membuat kelompok

1, 2 2

2 Selalu mengingat apa yang dipelajari dan mengulangnya kembali

3,4 2

3 Termotivasi dengan saran dan kata-kata gurunya

5,6, 2

4 Membuat latihan dengan maharoh yang tercantum dalam pelajaran Bahasa Arab

7,8, 2

5 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan apa yang belum

9,10 2

(56)

di mengerti

Jumlah 10 10

b. Pedoman Observasi

Observasi biasa digunakan sebagai pegamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian.27

Observasi digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian. Mencatat data juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.28

G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian

Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan untuk mengumpulkan data, satu sama lain punya fungsi yang berbeda , dan hendaknya dipergunakan secara tepat sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang ingin digali serta keadaan subjek (sumber informasi) penelitian. Teknik-teknik yang bisa dipergunakan untuk menggali data adalah:

Angket atau kuesioner, wawancara atau interviu, dan observasi atau pengamatan.29

27 Eko Putro Widiyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2014), h. 46.

28 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka Cipta 2013), h. 277.

29 Tatang M.Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (PT Raja Grapindo Persada,2000) h.94

(57)

1. Angket (Questionnaire)

Adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda (x).

2. Pengamatan (observasi)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiayan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat prilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian- kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil. Peneliti mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlangsung. Peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting dicatat dengan singkat tanpa harus menuruti aturan tertentu. 30

30 Riduan, Dasar-Dasar Statistika, (Alfabeta,Bandung,2015), hal.52-57.

(58)

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik yang digunakan sudah jelas, yaitu di arahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus regresi sederhana:

Y` = a+b X Keterangan :

Y` = Nilai yang diprediksikan A = Konstanta atau bila harga X =O B = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara Minat Belajar dan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar PAI siswa siswi kelas VIII SMPN 2 Sukorejo Ponorogo