• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Transportasi dan Prasarana Pendukungnya

N/A
N/A
M Arif Wibowo

Academic year: 2024

Membagikan "Jenis-Jenis Transportasi dan Prasarana Pendukungnya"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 11

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

(2)

U D A R A U D A R A

U D A R A U D A R A

D A R A T D A R A T D A R A T

D A R A T A I RA I RA I RA I R lorong angkasa pesawat udara

jalan rel pipa kabel

mobil motor kereta gerobak sepeda becak

laut sungai danau kanal

kapal ferry perahu rakit

TERMINA TERMINA

LL

TERMINA TERMINA

LL

MATRA ANGKUTAN

MATRA ANGKUTAN

MATRA ANGKUTAN

MATRA ANGKUTAN

(3)

PRASARANA DAN SARANA PRASARANA DAN SARANA

PERANGKUTAN PERANGKUTAN

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 33

(4)

TERMINAL TERMINAL TERMINAL TERMINAL

KENDARAAN LAIN-LAIN PNP & BRG

naik-turun

bongkar-muat

pindah kendaraan

dokumen perjalanan

pemeliharaan

perawatan

penyimpanan -.

kendaraan

-.

barang B I A Y A

DATANG BERANGKAT

?????

KAPASITAS

(5)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 55

F U N G S I F U N G S I F U N G S I F U N G S I

TERMINAL ADALAH SIMPUL DALAM SISTEM JARINGAN PERANGKUTAN, SUATU ELEMEN YANG TAK DAPAT DI- ABAIKAN KARENA MEMPUNYAI FUNGSI POKOK SEBAGAI TEMPAT:

1. MENGENDALI/MENGATUR LALU LINTAS ANGKUTAN.

2. PERGANTIAN MODA.

3. NAIK/TURUN PENUMPANG DAN/ATAU BONGKAR/MUAT BARANG/MUATAN.

selain fungsi pokok di atas, ada fungsi lain sebagai:

4. TEMPAT OPERASI JASA: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.

5. ELEMEN TATA RUANG WILAYAH, YAKNI TITIK TUMBUH PERKEMBANGAN WILAYAH.

1-2

(6)

INTERMODAL TERMINAL INTERMODAL TERMINAL

The core purpose of an intermodal terminal is to

expedite the interchange of travelers among modes and to tie together the local and regional system

(often including intercity operations). More precisely, these terminal functions to:

 Allow entry/exit by travelers utilizing selected modes

 Provide for interchange between different routes of the same mode

 Provide fo interchange among modes (local, regional, and intercity)

 Serve passengers and visitors (nontravelers) and provide space for commercial and service activities (revenue generation)

 Assist management and control of operations

(ticketing, documentation, information service, staff

2-2

(7)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 77

UNSUR TERKAIT DALAM UNSUR TERKAIT DALAM

TERMINAL TERMINAL

UNSUR TERKAIT DALAM UNSUR TERKAIT DALAM

TERMINAL TERMINAL

PENUMPANG

tempat menunggu

perpindahan moda

fasilitas/kemudahan

informasi

AWAK KENDARAAN

pengaturan layanan

fasilitas

istirahat

perpindahan/peng- gantian moda

PEMERINTAH

pengendalian

sumber pendapatan

pelayanan umum

SWASTA / USAHA

tata letak

fasilitas

sirkulasi manusia

(8)

Laut

Terminal

Jaringan

transportasi

darat, laut dan

udara

Jaringan Simpul Darat

Udara

Stasiun Kota

Pelabuhan Bandara

Jalan Raya Jalan Rel Jalan Kota

Alur Pelayaran

Keselamatan Transportasi

(9)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 99

TERMINAL

B A R A N G

PENUMPA NG

# lokasi

# tata ruang

#

kapasitas

TUJUAN: 1. Menunjang kelancaran mobilitas:

orang dan barang

2. Mengatur keterpaduan antarmoda

Apabila dilihat dari ukuran luas lahan saja, maka terminal merupakan bagian wilayah kota yang layak diperhitungkan dalam tata ruang wilayah, apalagi bila terminal tersebut adalah pelabuhan atau bandara yang luasnya ribuan ha. Sejarah menunjukkan bahwa kota-kota besar pada umumnya tumbuh pada simpul jaringan angkutan laut, misalnya:

Palembang, Jakarta, Surabaya, Makasar, New York, Sydney.

(10)

TIPE PENGGUNA TERMINAL:

Peulang-alik harian; seringkali tergesa-gesa, tak mau

tertinggal, telah memiliki tiket, dan sangat hafal lintasannya.

Peulang alik dan penglaju lokal; (calon) penumpang yang tidak terikat waktu dan barangkali hanya memanfaatkan

kelebihan pelayanan setempat.

Penumpang jarak jauh; calon penumpang yang telah

memiliki tiket, menunggu jadwal (biasanya dengan bawaan), mencari informasi dan mungkin menunggu kendaraan untuk melanjutkan perjalanan.

Bukan penumpang; para pengantar dan penjemput, dan karena itu menjadi bagian dari pengguna terminal.

Penyedia jasa; yang keberadaan karena operasi terminal, yaitu para penyedia berbagai macam jasa kebutuhan para penumpang.

Pencari peneduh; tuna wisma, pendatang tanpa

penginapan, orang tersesat, dll. yang selalu ada di terminal dengan beberapa pengecualian karena fasilitas mungkin

(11)

PARA PENGGUNA JASA TERMINAL TERSEBUT DI ATAS PERLU MENDAPAT PERHATIAN

BERKAITAN DENGAN PENYEDIAAN RUANG DAN FASILITAS DI DALAM AREA TERMINAL

 KEBUTUHAN AKAN LAHAN, SELAIN KEBUTUHAN LAHAN BAGI AKSES

MASUK/KELUAR AREAL TERMINAL,

SIRKULASI KENDARAAN DAN ORANG, PANGKALAN TAKSI/BUS, SERTA

PERPARKIRAN.

(12)

KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT

JARINGAN TRANSPORTASI

NASIONAL

JARINGAN PRASARANA

JARINGAN PELAYANAN

SIMPUL / TERMINAL

TERMINA L PENUMPA

NG

RUANG LALIN / JALAN /

ALUR

KHUSU S

TIPE A TIPE

B TIPE

C TERMIN

AL BARAN

G

UTAMA PENGUM

PAN LOKAL UMUM

FUNGSI

FUNGSI PRIMERPRIMER SEKUNDER SEKUNDER WEWE-

WEWE- NANGNANG PEMBI- PEMBI- NAAN NAAN

PUSAT

PUSAT NEGARANEGARA DAERAH

DAERAH

PROP;

PROP;

KAB/KO;

KAB/KO;

DESA DESA KELAS

KELAS I; II; IIIa; IIIb; IIIcI; II; IIIa; IIIb; IIIc PENGU- T O LT O L

(13)

21 Januari 2024

21 Januari 2024 1313

KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT

JARINGAN TRANSPORTASI

NASIONAL

JARINGAN PRASARANA

JARINGAN PELAYANAN

ANGKUT AN ORANG

WILAYAH PELAYAN

AN

ANGKUT AN

BARANG tidak dibatasi wilayah pelayanannya

Utama Cabang Ranting

Langsu ng ANGK.

ANTARKOTA ANGK. KOTA ANGK.

PERDESAAN

ANGK. LINTAS BTS NAS

PENGEMBAN GAN WILAYAH

TIDAK TIDAK DALAM DALAM TRAYEK TRAYEK TRAYEK TRAYEK TETAP TETAP

AKAP; AKAD AKAP; AKAD

Perkotaan Perkotaan Perdesaan Perdesaan

Taksi Taksi Ran Sewa Ran Sewa Pariwisata Pariwisata

Ditjen Perhubungan Darat; Dept. Perhubungan

OPERASIO NAL PELAYANA

N

(14)

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

(15)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 1515

LOKASI TERMINAL PENUMPANG LOKASI TERMINAL PENUMPANG

Mengingat fungsi dan fasilitas yang harus tersedia menyatu dengan terminal, maka tuntutan luas lahan bagi sebuah terminal adalah konsekuensi logis dari fungsinya.

Bandara pada umumnya dibangun jauh di luar

pusat kota, bahkan bandara internasional yang

sudah ada di tengah kota dianggap tidak layak

lagi, dan dibangunlah bandara baru di luar

kota, misalnya Jakarta yang sudah dua kali

memindahkan lokasi bandara, Changi-

Singapura, Narita-Jepang. Bandara dengan

segala kelengkapannya sudah merupakan kota

tersendiri, semacam kota satelit.

(16)

Lokasi terminal ditetapkan dengan memperhatikan:

a) rencana umum tata ruang 

demi daya guna dan hasil guna pelayanan terminal terhadap elemen-elemen perkotaan

b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal 

aksesibilatas dan kelancaran sirkulasi lalin di dalam dan sekitar terminal

c) keterpaduan moda angkutan, baik intramoda maupun antarmoda 

kemudahan, kenyamanan, keamanan, dan keandalan pelayanan pergantian moda

d) kondisi topografi lokasi terminal 

biaya konstruksi

e) kelestarian lingkungan

L L OKASI OKASI T T ERMINAL ERMINAL P P ENUMPANG ENUMPANG

(17)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 1717

LETAK & LUAS TERMINAL ANGKUTAN JALAN LETAK & LUAS TERMINAL ANGKUTAN JALAN

RAYARAYA TIPE A

TIPE A TIPE BTIPE B TIPE CTIPE C

LETAK

LETAK * dlm jaringan trayek antarkota antarpropinsi

* di jalan arteri dengan kelas minimum III.A

* dlm jaringan trayek antarkota dlm propinsi

* di jalan arteri atau kolektor dengan kelas minimum III.B

* dlm wilayah Kota/Kab

* dlm jaringan trayek perdesaan

* di jalan kolektor atau lokal dengan kelas minimum III.A

LUAS LAHAN LUAS LAHAN

MINIMUM MINIMUM

haha

5 di Sumatera dan Jawa

3 di pulau lain

3 di Sumatera dan Jawa

2 di pulau lain

sesuai dengan kebutuhan akan angkutan

JARAK JARAK ANTARTERM ANTARTERM INAL INAL SEKELAS SEKELAS

kmkm

20 di Jawa

30 di Sumatera 50 di pulau lain

15 di Jawa

30 di pulau lain

JARAK JARAK MINIMUM MINIMUM AKSES AKSES JALAN JALAN MASUK- MASUK- KELUAR KELUAR TERMINAL TERMINAL

mm

100 di Jawa 50 di pulau lain

50 di Jawa

30 di pulau lain dihitung dari jalan ke pintu keluar- masuk terminal

sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal

Sumber

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan RI No.31 tahun 1995: Keputusan Menteri Perhubungan RI No.31 tahun 1995

(18)

WILAYAH PELAYANAN TERMINAL WILAYAH PELAYANAN TERMINAL

Tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota antarprovinsi, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan angkutan perdesaan.

Tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan.

Tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk

angkutan perdesaan

(19)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 1919

FUNGSI PELAYANAN TERMINAL FUNGSI PELAYANAN TERMINAL

Terminal Utama, melayani angkutan utama, angkutan pengumpul/ penyebar antarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahan antarmoda khususnya moda angkutan laut dan udara.

Terminal utama dapat dilengkapi dengan fungsi sekunder, yakni pelayanan angkutan setempat/lokal sebagai mata rantai akhir sistem perangkutan

Terminal Pengumpan, melayani angkutan pengumpul/ penyebar antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah.

Terminal pengumpan dapat dilengkapi dengan pelayanan angkutan setempat.

Terminal Lokal, melayani penyebaran antarpusat

kegiatan lokal.

(20)

PERHENTIAN PERHENTIAN PERHENTIAN PERHENTIAN

Def:

Tempat calon penumpang menunggu kedatangan kendaraan umum, dan penumpang turun dari kendaraan, berupa:

 bahu jalan yang hanya dilengkapi dengan rambu perhentian

 teluk jalan yang dilengkapi dengan rambu perhentian bus serta petunjuk lintas, tanpa fasilitas kenyamanan lain

 perhentian yang dilengkapi peneduh atau dangau (shelter),

tempat duduk sederhana, dan kios bacaan dan minuman ringan.

F U N G S I :

# memberi kepastian berlalu-lintas bagi para pengemudi

# memudahkan calon penumpang memilih moda angkutan

yang akan digunakan

(21)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 2121

RANCANGAN TAPAK PERHENTIAN RANCANGAN TAPAK PERHENTIAN

(a) (b)

(22)

SEBARAN TAPAK PERHENTIAN SEBARAN TAPAK PERHENTIAN

harus memperhatikan:

• pusat keramaian, misalnya: pasar, pertokoan, obyek wisata;

• kemungkinan perpindahan moda, misalnya: persimpangan jalan;

• pusat kegiatan, misalnya: sekolah, perkantoran, musium;

• jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya tidak terlalu jauh, artinya dalam jarak jangkau orang ber- jalan sambil membawa barang bawaan (tentengan);

• jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya tidak terlalu dekat, artinya tidak menyulitkan operasi kendaraan karena harus berhenti-berjalan (meminimumkan kelelahan pengemudi);

• cukup ekonomis bagi operasi kendaraan.

(23)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 2323

LOKASI TERMINAL BARANG LOKASI TERMINAL BARANG

Penentuan lokasi dilakukan dengan memperhatikan:

a) rencana umum tata ruang;

b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;

c) keterpaduan moda angkutan baik intra maupun antarmoda;

d) kondisi topografi lokasi terminal;

e) kelestarian lingkungan.

Lokasi terminal barang harus memenuhi syarat:

a. terletak dalam jaringan lintas angkutan barang;

b. terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang- kurangnya kelas III.A;

c. tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa, dan

2 ha untuk terminal di pulau lainnya;

d. mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

(24)

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

(25)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 2525

DAERAH KEWENANGAN STASIUN KA DAERAH KEWENANGAN STASIUN KA

a. Daerah Lingkungan Kerja Terminal (DLKT)

Stasiun KA seharusnya:

•Tertutup

•Memanjang, sampai batas tertentu

•Dikelola oleh operator jasa pelayanan b. Daerah Pengawasan terminal (DPT)

Merupakan daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal, yang diawasi oleh petugas terminal untuk kelancaran arus lalu-lintas di sekitar terminal.

Merupakan daerah yang diperuntukkan bagi fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal.

Harus memiliki batas-batas yang jelas dan diberi hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DPT terletak di luar DLPT lahannya tidak perlu dimiliki oleh terminal, tetapi penggunaan dan peruntukannya diawasi dan harus mendapat rekomendasi pihak pengelola terminal agar tidak mengganggu kegiatan operasional terminal (arus lalu-lintas di sekitar terminal, keluar-masuk kendaraan dari/ke terminal).

(26)

Fasilitasi semua kepentingan, kenyamanan dan keamanan Fasilitasi semua kepentingan, kenyamanan dan keamanan penumpang dan masyarakat pengguna jasa,

penumpang dan masyarakat pengguna jasa,

lengkap fasos dan fasumlengkap fasos dan fasum;;

Kemudahan sirkulasi penumpang dan kendaraan, Kemudahan sirkulasi penumpang dan kendaraan,

ruang embarkasi/debarkasi, ruang tunggu, gang/lorong, ruang embarkasi/debarkasi, ruang tunggu, gang/lorong, parkir, ramp

parkir, ramp;;

Sistem layanan tiketSistem layanan tiket

andal (sederhana, mudah, cepat, pasti)andal (sederhana, mudah, cepat, pasti)

Pemisahan ruang tunggu dengan ruang antar Pemisahan ruang tunggu dengan ruang antar

 tertib, nyaman, amantertib, nyaman, aman Bebas pedagang asongan Bebas pedagang asongan

Bebas asap rokok Bebas asap rokok

Mikro Mikro

KAPASITAS

KAPASITAS

(27)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 2727

(28)

PERAN SEKTOR KELAUTAN

DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL PERAN SEKTOR KELAUTAN

DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL

Kontribusi sektor kelautan nasional tahun 1998 baru mencapai 20,06%.

Perbandingan kontribusi sektor kelautan di negara lain : Islandia (65%), Cina (48%), Jepang (54%).

Indonesia berada pada posisi 27 dari 35 negara maritim utama di dunia.

Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas

 peran sarana angkutan laut nasional dalam perdagangan internasional kurang dari 5%.

Kontribusi sektor kelautan nasional tahun 1998 baru mencapai 20,06%.

Perbandingan kontribusi sektor kelautan di negara lain : Islandia (65%), Cina (48%), Jepang (54%).

Indonesia berada pada posisi 27 dari 35 negara maritim utama di dunia.

Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas

 peran sarana angkutan laut nasional dalam perdagangan internasional kurang dari 5%.

Sumber:

DIREKTORAT JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

(29)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 2929

Adalah tempat yang terdiri dari daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra- dan antarmoda transportasi.

UU RI No.17 th.2008 ttg Pelayaran

PELABUHAN : PELABUHAN : PELABUHAN : PELABUHAN :

PELABUHAN LAUT

PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU

PELABUHAN PENYEBERANGAN

PELABUHAN LAUT

PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU

PELABUHAN PENYEBERANGAN

KEGIATAN KEGIATAN

(30)

Penyusunan tatanan kepelabuhanan nasional dilakukan dengan memperhatikan:

tata ruang wilayah

pertumbuhan ekonomi

kelestarian lingkungan, dan

keselamatan pelayaran

PELABUHAN ADALAH PINTU GERBANG PEREKONOMIAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL

 SEHARUSNYA “DIKUASAI” OLEH

NEGARA, TANPA KECUALI

(31)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 3131

JARINGAN TRANSPORTASI LAUT JARINGAN TRANSPORTASI LAUT JARINGAN TRANSPORTASI LAUT JARINGAN TRANSPORTASI LAUT

LUAR LUAR NEGERI NEGERI

NASION AL

NASION AL

PELABUHAN

INTERNASIONAL PELABUHAN

REGIONAL

PELABUHAN LOKAL PELABUHAN PELABUHAN INTERNASIONAL INTERNASIONAL

HUBHUB PELABUHAN

NASIONAL

RUTE UTAMA

RUTE UTAMA

RUTE UTAMA

DAERAH B DAERAH

B DAERAH

C DAERAH

C DAERAH

A DAERAH

A

RUTE PENGUMPAN PERINTIS

RU TE P

ENG UM

PAN PER

INTIS

(32)

Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra- dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.

UU RI No.17 th.2008 tetang Pelayaran

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan adalah wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan

adalah wilayah perairan di sekeliling daerah

lingkungan kerja perairan pelabuhan umum yang

(33)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 3333

P R A S A R A N A P R A S A R A N A

T E R M I N A L : pelabuhan & dermaga penyeberangan

simpul jasa angkutan (termasuk di dalamnya:

tambat/sandar, labuh)

gedung terminal: a. penumpang ; b. barang ; c.

khusus

layanan penyeberangan: antarpulau, sungai, danau

membutuhkan lahan cukup luas

berfungsi ganda: -. mengatur layanan jasa -.

tempat pergantian moda

-. perbelanjaan & rekreasi -.

tempat tambat kapal

sebaran lokasi: terikat pada fungsi penghubung dua ujung jalan raya
(34)

L E T A K L E T A K L E T A K L E T A K

SISI DARATAN

• Aksesibilitas tinggi

• Jalur angkutan penting

• Memenuhi persyaratan teknis sebagai pelabuhan

SISI DARATAN

Aksesibilitas tinggi

Jalur angkutan penting

Memenuhi persyaratan teknis sebagai pelabuhan

DERMAGA DERMAGA

StatisStatis

Luwes Luwes (floating)(floating) PlengsenganPlengsengan

Perawatan kapalPerawatan kapal

DERMAGA DERMAGA

StatisStatis

Luwes Luwes (floating)(floating) PlengsenganPlengsengan

Perawatan kapalPerawatan kapal

SISI PERAIRAN

– Terhindar dari sedimentasi – Kedalaman cukup/memadai – Aman dari cuaca

– Tambat/sandar kapal

SISI PERAIRAN

– Terhindar dari sedimentasi – Kedalaman cukup/memadai – Aman dari cuaca

– Tambat/sandar kapal

CATATAN:

letak ≠ lokasi

CATATAN:

letak ≠ lokasi

(35)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 3535

TATA RUANG TATA RUANG

Bagian penting dalam struktur tata ruang wilayah, Bagian penting dalam struktur tata ruang wilayah, mungkin sekali menjadi satu BWK khusus.

mungkin sekali menjadi satu BWK khusus.

Simpul jasa angkutan yang dapat berkembang menjadi Simpul jasa angkutan yang dapat berkembang menjadi kota satelit, misal: Merak, Bakauheni, Ketapang, kota satelit, misal: Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk (Indonesia),

Gilimanuk (Indonesia), DoverDover (England, (England, Callay Callay (Perancis).(Perancis).

Terminal terpadu bersama terminal angkutan jalan Terminal terpadu bersama terminal angkutan jalan raya dan/atau angkutan jalan rel.

raya dan/atau angkutan jalan rel.

Berada dalam satu sistem jaringan perangkutan Berada dalam satu sistem jaringan perangkutan kota/antarkota.

kota/antarkota.

Karena luas ruang wilayah serta kegiatan yang ada Karena luas ruang wilayah serta kegiatan yang ada di dalamnya, suatu pelabuhan menjadi titik di dalamnya, suatu pelabuhan menjadi titik tumbuh wilayah dan menjadi bagian wilayah kota tumbuh wilayah dan menjadi bagian wilayah kota

yang sangat penting.

yang sangat penting.

Makro

Makro

(36)

PENETAPAN LOKASI PELABUHAN –yakni wilayah daratan dan/atau perairan dengan batas-batas yang ditentukan secara jelas-- DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN:

a.RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DAN RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA;

b.PERTUMBUHAN EKONOMI;

c.KELAYAKAN EKONOMIS DAN TEKNIS PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN (kelayakan ekonomis dan teknis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini ditinjau dari aspek rencana pembangunan dan pengoperasian pelabuhan serta efisiensi dan efektivitas keterpaduan intra- dan antarmoda angkutan);

d.KELESTARIAN LINGKUNGAN;

e.KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN;

f. KETERPADUAN INTRA- DAN ANATARMODA; DAN g.PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA.

(37)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 3737

Zona A :

Daerah umum terbuka merupakan areal gerbang masuk Pelabuhan Penyeberangan, antara lain : Toll Gate, Jembatan Timbang, dan Loket.

Zona B :

Daerah umum terbatas merupakan areal tunggu bagi penumpang, kendaraan yang akan naik ke Kapal, antara lain : Ruang Tunggu Penumpang, Areal Parkir Kendaraan yang akan menyeberang, dan Areal Parkir Kendaraan pengantar/ penjemput.

Zona C :

Daerah terbatas merupakan areal menuju ke Kapal, antara lain : Gang Way, Movable Bridge, Side Ramp.

ZONA KEAMANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

ZONA KEAMANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

(38)

SISTEM KEPELABUHANAN SISTEM KEPELABUHANAN

Jalur pelayaran di perairan

d e r m a g a

Embarkasi /

Debarkasi

Ruang Tunggu Ruang Antar Parkir & Sirkulasi

Kendaraan

Sistem Jaringan Jalan Penghubung (akses)

Jalur Kendaraan Lorong

Penumpa ng

Sisi Darat Peralihan

LAHAN PELABUHAN

LAHAN PELABUHAN

Sisi Perairan

arus kendaraan arus penumpang

(39)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 3939

JALUR PELAYARAN JALUR PELAYARAN

NASIONAL & INTERNASIONAL.

NASIONAL & INTERNASIONAL.

DUMAI

(40)

Alur Pelayaran Alur Pelayaran Fungsi :

Fungsi :

Jalur yang digunakan kapal penyeberangan Jalur yang digunakan kapal penyeberangan memasuki atau keluar kolam pelabuhan memasuki atau keluar kolam pelabuhan

Pengoperasian : Pengoperasian :

Tidak perlu dioperasikan namun perlu Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/dipantau kedalamannya agar tetap dijaga/dipantau kedalamannya agar tetap pada kedalaman aman yang diperlukan.

pada kedalaman aman yang diperlukan.

Kolam Pelabuhan Kolam Pelabuhan Fungsi :

Fungsi :

Digunakan oleh kapal untuk berolah gerak Digunakan oleh kapal untuk berolah gerak saat akan sandar atau keluar dermaga

saat akan sandar atau keluar dermaga

Pengoperasian : Pengoperasian :

Tidak perlu dioperasikan namun perlu Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/dipantau kedalamannya agar tetap dijaga/dipantau kedalamannya agar tetap pada kedalaman aman yang diperlukan.

pada kedalaman aman yang diperlukan.

FASILITAS PELABUHAN

FASILITAS PELABUHAN

(41)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 4141

Plengsengan Plengsengan Fungsi :

Fungsi :

Plengsengan berfungsi seperti halnya Plengsengan berfungsi seperti halnya movable bridge

movable bridge namun tidak dapat bergerak. namun tidak dapat bergerak.

Fasilitas ini dipakai pada perairan yang Fasilitas ini dipakai pada perairan yang pasang surutnya rendah.

pasang surutnya rendah.

Pengoperasian : Pengoperasian :

Tidak memerlukan pengoperasian khusus.

Tidak memerlukan pengoperasian khusus.

Hanya perlu dijaga agar benturan dengan Hanya perlu dijaga agar benturan dengan rampdoor

rampdoor tidak menimbulkan kerusakan yang tidak menimbulkan kerusakan yang serius.

serius.

Gangway/Boarding bridge Gangway/Boarding bridge Fungsi :

Fungsi :

Menghubungkan jembatan akses dengan Menghubungkan jembatan akses dengan kapal. Alat ini memiliki jembatan untuk dilalui kapal. Alat ini memiliki jembatan untuk dilalui manusia yang dapat digerakkan sesuai manusia yang dapat digerakkan sesuai dengan ketinggian kapal.

dengan ketinggian kapal.

Pengoperasian : Pengoperasian :

Fasilitas ini bekerja dengan bantuan Fasilitas ini bekerja dengan bantuan penggerak hidrolik yang dikontrol oleh penggerak hidrolik yang dikontrol oleh operator yang tidak jauh dari fasilitas.

operator yang tidak jauh dari fasilitas.

(42)

HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X Perencanaan dan Perancangan

Bandar Udara

Erlangga, Jakarta 1988; bab 5

PERENCANAAN dan PERANCANGAN

(43)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 4343

PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA

PERTIMBANGAN KONSEPTUAL

PERTIMBANGAN POLITIS

(44)

PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA

PERTIMBANGAN TEKNIS

(45)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 4545

PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA PERENCANAAN BANDAR UDARA

PEMILIHAN LOKASI

Berkaitan dengan tata ruang wilayah, harus diantisipasi bahwa bandara selalu menjadi inti perkembangan kawasan menjadi kota satelit.

Catatan:

(46)

LINGKUNGAN BANDARA LINGKUNGAN BANDARA

SUHU; makin tinggi temperatur, makin panjang landasan SUHU; makin tinggi temperatur, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan

pacu yang dibutuhkan.. ANGIN PERMUKAAN

ANGIN PERMUKAAN; makin besar angin sakal, makin ; makin besar angin sakal, makin pendek landasan pacu; atau makin besar angin buritan, pendek landasan pacu; atau makin besar angin buritan, makin panjang landasan pacu

makin panjang landasan pacu..

KEMIRINGAN LANDASAN PACU

KEMIRINGAN LANDASAN PACU; kemiringan ke atas ; kemiringan ke atas

membutuhkan landasan pacu lebih panjang; pertambahan membutuhkan landasan pacu lebih panjang; pertambahan panjang ini tergantung pada ketinggian letak bandara

panjang ini tergantung pada ketinggian letak bandara dandan suhu.

suhu.

KETINGGIAN

KETINGGIAN; makin tinggi letak bandara, makin panjang ; makin tinggi letak bandara, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan

landasan pacu yang dibutuhkan PERMUKAAN LANDASAN PACU

PERMUKAAN LANDASAN PACU; lumpur salju atau air ; lumpur salju atau air yang menggenang di landasan pacu bepengaruh besar yang menggenang di landasan pacu bepengaruh besar terhadap operasi pesawat terbang

terhadap operasi pesawat terbang; untuk pesawat kecil, ; untuk pesawat kecil, landasan pacu cukup dengan tanah yang dikeraskan.

landasan pacu cukup dengan tanah yang dikeraskan.

PANJANG LANDASAN PACU

PANJANG LANDASAN PACU; tergantung pada jenis ; tergantung pada jenis pesawat terbang yang bisa mendarat dan tinggal landas pesawat terbang yang bisa mendarat dan tinggal landas.. KEBISINGAN

KEBISINGAN; ; pengaruh kebisingan terhadap lingkunganpengaruh kebisingan terhadap lingkungan..

(47)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 4747

PERANCANGAN BANDAR UDARA PERANCANGAN BANDAR UDARA PERANCANGAN BANDAR UDARA PERANCANGAN BANDAR UDARA

Beberapa catatan:

o Lokasi bandara yang berdekatan dengan permukiman dan sekolah sedapat mungkin dihindarkan;

o Jalan masuk untuk karyawan harus tersendiri/terpisah;

o Arah lalu lintas dalam bandara pada umumnya dibuat satu arah;

o Jalur-jalur untuk pejalan harus langsung, diberi tanda dan penerangan yang cukup;

o Tersedia fasilitas yang memadai untuk orang lanjut usia dan orang cacat untuk memasuki fasilitas-fasilitas di bandara;

o Tempat parkir yang terpisah disediakan bagi karyawan dan harus sedekat mungkin dengan tempat mereka bekerja;

o Tempat parkir kendaraan bagi pengunjung bandara harus sedekat mungkin dengan bangunan terminal;

o Tersedia lahan untuk perluasan di kemudian hari;

[Horonjeff & McKelvey; 1988, 155-160]

o Tersedia tempat parkir khusus bagi penumpang ulang-alik dan/atau jangka waktu tertentu;

o Pangkalan taksi/bus, stasiun KA harus sedekat mungkin dengan bangunan terminal (jarak jangkau berjalan);

(48)

BANDARA BANDARA

Elemen pokok:  landasan pacu

 landas hubung (taxi way)

 apron

 bangunan terminal

datar

luas

bebas hambatan

HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X

bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan berbagai

kebutuhan yang berbeda dan sering

bertentangan

(49)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 4949

SISTEM BANDARA SISTEM BANDARA

Jalur terbang di Wilayah Udara Terminal Wilayah

Udara Landasan

Pacu Sistem

taxi

Daerah Pintu Apron

Bangunan Terminal

Parkir & Sirkulasi Kend.

Sistem Jaringan Jalan Penghubung Bandara

Jalur Landas Hubung

Keluar (Taxiway) Landasan

Tunggu

Wilayah darat Wilayah

udara

arus pesawat udara arus penumpang

taxi, menjalankan pesawat udara di bawah tenaga mesinnya dengan kecepatan rendah di tanah atau air.

apron, pelataran parkir pesawat udara untuk bongkar/muat barang, naik/turun penumpang, pemerik-saan mesin, dan pembersihan.

LAHAN BANDARA

Horonjeff, R & McKelvey, F.X Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Erlangga, Jakarta 1988; 147

(50)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 5050

BANDAR UDARA BANDAR UDARA

KATEGORI

KATEGORI WW11 WW22 L*L*

11

Instrumen presisi

Instrumen presisi 1.001.00

00 1.751.75

00 2.502.50 00 22 Instrumen tak presisi untuk yang lebih Instrumen tak presisi untuk yang lebih

besar dari utilitas dengan jarak besar dari utilitas dengan jarak penglihatan mnimum ¼ mil penglihatan mnimum ¼ mil

1.001.00

00 1.511.51

00 1.701.70 00 33 Instrumen tak presisi untuk yang lebih Instrumen tak presisi untuk yang lebih

besar dari utilitas dengan jarak besar dari utilitas dengan jarak

penglihatan mnimum lebih besar dari ¼ penglihatan mnimum lebih besar dari ¼ milmil

500500 101101

00 1.701.70 00

44 Pendekatan visual untuk yang lebih besar Pendekatan visual untuk yang lebih besar dari utilitas

dari utilitas 500500 700700 1.001.00

00 55

Pendekatan tak presisi untuk utilitas

Pendekatan tak presisi untuk utilitas 500500 800800 1.001.00 00 66

Pendekatan visual untuk utilitas

Pendekatan visual untuk utilitas 250250 450450 1.001.00 00 landasan

pacu

daerah

pendekatan menurut FAR, bag. 77

daerah bebas rintangan

W 1

L

W 2

200 ft

permukaan imajiner

(51)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 5151

RENCANA GUNA LAHAN SEKELILING BANDARA

Penggunaan lahan yang berkaitan dengan penerbangan meliputi: landasan pacu, landas hubung (taxiway), apron, bangunan terminal, tempat parkir, tempat pemeliharaan.

Penggunaan lahan yang tidak berkaitan dengan penerbangan meliputi: tempat rekreasi, industri, dan kegiatan perdagangan.

Rencana guna lahan sekeliling bandara merupakan bagian penting dari suatu rancangan induk bandara.

Guna lahan di sekeliling bandara harus menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak mengganggu operasi pesawat terbang, peralatan komunikasi dan alat-alat bantu navigasi.

Penggunaan lahan jenis pertanian tertentu diperbolehkan sepanjang kegiatan itu tidak mengndang datangnya burung.

Penggunaan lahan di luar bandara adalah untuk mengurangi pengaruh buruk kebisingan.

[Horonjeff & McKelvey; 1988, 166-168]

Guna lahan pada jalur landasan pacu harus cukup aman apabila dibutuhkan dalam kondisi darurat/terpaksa.

Di sekeliling bandara harus bebas dari pesawat udara liar, misalnya: layang-layang.

(52)

BANDAR UDARA

BANDAR UDARA

(53)

21 Januari 20 21 Januari 20

2424 5353

Horonjeff, R & McKelvey, F.X Perencanaan dan Perancangan

Bandar Udara Erlangga, Jakarta 1988

Referensi

Dokumen terkait

Manual Standar Sarana dan Prasarana Penelitian adalah dokumen berisi petunjuk mengenai cara, langkah, atau prosedur tentang penetapan, pelaksanaan, evaluasi

Tất cả những sự xung đột và bất hợp tác giữa các nhà quản lý lễ hội truyền thống và kinh doanh du lịch được phản ánh qua nhiều phương tiện thông tin đại chúng, những nghiên cứu được báo

Tốc độ này phục thuộc lớn vào mức độ ùn tắc dòng giao thông phía trước phương tiện, s Để xác định thời gian chờ trung bình của dòng xe cơ giới ngoài hiện trường, người khảo sát cần

+ Loại trừ những bệnh nhân GXĐS sau chấn thương nặng như tai nạn giao thông, ngã từ trên cao… - Phương pháp nghiên cứu: nghiên cứu mổ tả cắt ngang hồi cứu và tiến cứu - Cỡ mẫu toàn

Áp dụng RIO vào mạng DiffServ, đánh giá so sánh giữa RIO và RED, nghiên cứu và đánh giá vai trò đảm bảo dịch vụ trong truyền thông đa phương tiện của mô hình DiffServ kết hợp với thuật

+ Mặt hành vi: Nghiên cứu những hành vi cụ thể, biểu hiện của năng lực sử dụng các phương pháp, phương tiện giáo dục gia đình tác động tới con thông qua tổ chức các hoạt động và tương

Dokumen ini berisi panduan belajar untuk membantu siswa memahami, phân biệt và phân loại các thay đổi về tính chất và cấu trúc của vật

Dokumen ini berisi program pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 7 Mentaya Hulu untuk tahun ajaran