Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis sejauh mana fungsi ruang berfungsi sebagai penentu perubahan kondisi sosial masyarakat dan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari perubahan fungsi ruang terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan ketenangan dan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perubahan fungsi fungsi ruang di pinggiran Kota Bulukumba”. Perluasan kawasan perkotaan menjadi kawasan pinggiran kota tentunya akan mengubah bentuk penggunaan lahan atau fungsi ruang di kawasan pinggiran kota.
Di sisi lain, gejala dekohesivitas sosial ditandai dengan meningkatnya sifat individualis masyarakat yang tinggal di kawasan pinggiran kota sebagai akibat dari perubahan fungsi ruang yang semula bercirikan kawasan perdesaan kemudian beralih ke kawasan perkotaan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan kajian terhadap gejala yang paling banyak terjadi akibat perubahan fungsi ruangan di pinggiran Kota Bulukumba. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan bahan pertimbangan dalam proses penataan ruang khususnya di kawasan pinggiran kota terkait dengan perubahan fungsi ruang yang merekonstruksi perubahan sosial ekonomi masyarakat.
Pemilihan lokasi ini dilakukan karena di kedua desa tersebut terjadi pemusatan pembangunan di kota Bulukumba dan di kawasan inilah terjadi perubahan fungsi ruang yang cukup signifikan, sehingga fungsi spasial perumahan yang muncul memberikan kontribusi terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Lingkup Penelitian
- Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibatasi untuk mengkaji bagaimana perubahan fungsi ruang, dalam hal ini pemukiman dan perdagangan, sebagai fungsi yang dominan setelah perubahan fungsi ruang menjadi penentu perubahan kondisi sosial masyarakat dan bagaimana dampak perubahan fungsi tersebut. ruang memiliki pada kondisi ekonomi masyarakat setempat.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian kota
Konsep Pengembangan Kota
Teori Perubahan Pemanfaatan Lahan
Konsep Wilayah Peri Urban (WPU)
Teori Tentang Perubahan Sosial
Hakikat Perubahan Sosial
Tinjauan Dampak Perubahan Transpormasi
Perkembangan Perkotaan dalam Aspek Ekonomi Masyarakat
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti adalah daerah pinggiran Kota Bulukumba yang berada di Kecamatan Gantarang, Desa Paenre Lompoe dan Desa Polewali. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena di kedua kota tersebut terjadi pemusatan pembangunan wilayah administrasi baru Kota Bulukumba yang menyebabkan terjadinya perubahan pemanfaatan ruang yang diduga berdampak pada kondisi sosial masyarakat. masyarakat setempat. . Masa penelitian bertajuk Perubahan Fungsi Tata Ruang Kawasan di Pinggiran Kota Bulukumba ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan.
Populasi dan sampel
56 d = Derajat ketelitian (tingkat signifikansi), pada penelitian ini nilai derajat ketelitian yang diambil adalah 10%, menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan penelitian adalah 90%. Jumlah total responden dibagi menjadi dua, yaitu 70% untuk penduduk lokal dan 30% untuk pendatang.
Jenis dan Sumber Data
57 pekerjaan, status atau strata dalam masyarakat, jenis organisasi masyarakat yang tergabung, interaksi kekerabatan antar masyarakat dan tingkat pendapatan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu data primer melalui survei dan pengamatan langsung di lokasi penelitian dan data sekunder dari dinas terkait seperti Dinas Cipta Karya dan Dinas Cipta Karya serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba.
Teknik Pengumpulan Data
Variabel Penelitian
59 Variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat, dimana indikator kondisi sosial adalah sistem sosial dan struktur serta pranata sosial.
Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan metode overlay dalam pengolahan data untuk mendapatkan perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Gantarang, Desa Polewali dan Desa Paenre Lompoe dalam 5 (lima) tahun terakhir. Data yang terkumpul dikategorikan dengan menggunakan skala Likert yaitu sangat berpengaruh, berpengaruh, kurang berpengaruh, tidak berpengaruh, dan sangat tidak berpengaruh. Metode analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu bagaimana fungsi ruang berfungsi sebagai penentu perubahan kondisi.
Hasil yang diperoleh pada tahap I dibagi menjadi tabel kontingensi yang menggambarkan distribusi data. Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu mengukur dampak yang timbul akibat perubahan fungsi ruang. Dalam kajian ini, analisis ini dilakukan untuk membandingkan tingkat perekonomian masyarakat sebelum dan sesudah perubahan fungsi ruang.
Definisi Operasional
Sedangkan untuk responden penduduk pendatang yang menjawab hubungan menurut profesi ada 18 responden atau 60,00%, responden yang menjawab hubungan menurut tingkat ekonomi mencapai 10 responden atau 33,33%, dan responden yang menjawab hubungan hubungan dengan semua kelompok orang berjumlah 2 responden. atau 6,67%. Dari tabel di atas terlihat distribusi tanggapan responden terhadap kuesioner mengenai indikator/subvariabel konflik sosial yaitu warga sekitar yang sering menjawab sebanyak 0 responden atau 0,00%, responden yang menjawab biasa sebanyak 38 responden atau 54,29%, dan responden menjawab tidak pernah. mencapai 32 responden atau sebesar 45,71. Dari tabel di atas terlihat distribusi tanggapan responden terhadap kuesioner ditinjau dari indikator/subvariabel tingkat pendidikan yaitu penduduk setempat yang menjawab sudah mencapai 0 responden atau 0,00% responden yang.
Untuk penduduk pendatang, responden yang memberikan respon baik sebanyak 30 responden atau 100%, responden yang memberikan respon cukup sebanyak 0 responden atau 0.00%, dan responden yang memberikan respon kurang sebanyak 0 responden atau 0.00%. Dari tabel di atas terlihat distribusi tanggapan responden kuisioner mengenai indikator/subvariabel status kepemilikan tanah yaitu penduduk setempat yang menjawab memiliki 67 responden atau 95,71%, responden yang menjawab hak sewa sebanyak 0 responden atau 0,00%. , dan responden menjawab hak pakai berjumlah 3 responden atau 4,29%. Untuk penduduk pendatang yang menanggapi berafiliasi sebanyak 28 responden atau 93,33%, responden yang menanggapi hak huni sebanyak 2 responden atau 6,67%, dan responden yang menanggapi hak pakai hasil sebanyak 0 responden atau 0,00%.
Dari tabel di atas, sebaran jawaban kuesioner terhadap indikator/subvariabel kepemilikan barang berharga di antara responden menunjukkan bahwa penduduk sekitar yang menjawab benar sebanyak 10 responden atau 14,29%, responden yang menjawab cukup sebanyak 39 responden atau 55,71%, dan responden menjawab kurang sebanyak 21 responden atau sama dengan 30,00. Sedangkan untuk penduduk pendatang, responden yang menjawab benar sebanyak 27 responden atau 90,00%, responden yang menjawab cukup sebanyak 3 responden atau 10,00%, dan responden yang menjawab kurang sebanyak 0 responden atau 0,00. Tabel 4.22 diatas menunjukkan distribusi tanggapan responden terhadap kuesioner mengenai indikator/subvariabel penghidupan: 1 responden atau 1,43% responden dari swasta 1 responden, swasta 9. responden atau 12,86%, dan responden menjawab pertanian pekerja berjumlah 60 responden atau setara.
Sedangkan untuk penduduk pendatang, responden yang menjawab PNS/pekerja sebanyak 17 responden atau 56,67%, responden yang menjawab swasta sebanyak 13 responden atau 43,33%, dan responden yang menjawab pekerja pertanian sebanyak 0 responden atau 0,00%. Tabel di atas menunjukkan distribusi jawaban di antara responden kuesioner terkait dengan indikator/subvariabel tingkat pendapatan. Hal ini menunjukkan warga sekitar yang menjawab benar sebanyak 1 responden atau 1,43%, responden yang menjawab cukup sebanyak 37 responden atau 52,86%, dan responden menjawab kurang baik. sebanyak 32 responden atau 45,71%. Sedangkan untuk penduduk pendatang, responden yang menjawab benar sebanyak 30 responden atau 100%, responden yang menjawab memuaskan sebanyak 0 responden atau 0,00%, dan responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 responden atau 0,00%.
115 Dari tabel 4.24 di atas terlihat sebaran jawaban responden terhadap kuesioner mengenai indikator/subvariabel tingkat kesejahteraan, yaitu penduduk setempat yang menjawab baik 1 responden atau 1,43%, responden yang menjawab cukup sebanyak 37 responden atau 52,86 %, dan responden yang menjawab kurang baik berjumlah 32 responden atau sebesar 45,71. Sedangkan responden yang menjawab baik sebanyak 30 responden atau 100%, responden yang menjawab cukup sebanyak 0 responden atau 0,00%, dan responden yang menjawab kurang baik sebanyak 0 responden atau 0,00.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kecamatan Gantarang
Untuk lebih jelasnya lihat tabel Selain itu, karakteristik kawasan meliputi karakteristik pesisir dan non pesisir. Penggunaan lahan di Kecamatan Gantarang dipengaruhi oleh beberapa faktor mendasar seperti kondisi fisik dasar lahan dan aktivitas masyarakat sekitar. Kecamatan Gantarang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bulukumba yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dari kecamatan tersebut.
Potensi lain yang dimiliki Kabupaten Bulukumba dan khususnya Kabupaten Gantarang adalah budaya masyarakatnya yang masih mempertahankan semangat gotong royong dalam kehidupan masyarakat.
Karakteristik Lokasi Penelitian
- Karakteristik Fisik
- Perkembangan Fungsi-Fungsi Perkotaan di Desa Paenre Lompoe
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat memberikan gambaran responden penduduk setempat bahwa sebanyak 45 responden atau 64,29% adalah laki-laki dan 25 responden atau 35,71% adalah perempuan. Sementara itu, 16 responden atau 53,33% dari penduduk pendatang adalah laki-laki dan 14 responden atau 46,67% adalah perempuan. Data hasil kuesioner hubungan sosial yang dibangun di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang.
101 responden yang menjawab hubungan berdasarkan pekerjaan sebanyak 21 responden atau 30,00%, responden yang menjawab hubungan berdasarkan tingkat ekonomi sebanyak 17 responden atau 24,29%, dan responden yang menjawab hubungan dengan semua golongan orang, sebanyak 32 responden atau 45,71%. Data hasil kuisioner mengenai konflik sosial yang terjadi di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk asli dan 30 responden penduduk pendatang. 103 sebanyak 0 responden atau 0,00%, yang menjawab biasa sebanyak 16 responden atau 53,33% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 14 responden atau 46,67.
Proses di atas menunjukkan nilai sebaran responden terkait konflik sosial di kota Paenre Lompoe dan Polewali berdasarkan sebaran frekuensi tanggapan responden baik penduduk lokal maupun pendatang masih dalam kategori baik. Data dari hasil kuesioner mengenai interaksi masyarakat yang berlangsung di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang. Dari tabel di atas terlihat sebaran tanggapan responden kuisioner mengenai indikator/subvariabel interaksi sosial yaitu responden warga sekitar yang menjawab interaksi terjadi <2x per minggu berjumlah 17 responden atau 24,29%, responden yang menjawab interaksi. terjadi 3-4 x per minggu dengan jumlah 21 responden atau sebesar 30,00%, dan responden menjawab interaksi terjadi 4-6 kali per minggu dengan jumlah 32 responden atau sebesar 45,71.
Sedangkan untuk responden penduduk pendatang yang menjawab interaksi terjadi <2 x per minggu, sebanyak 21 responden atau 70,00%, responden yang menjawab interaksi terjadi 3-4 x per minggu, 9 responden atau 30,00%, dan responden yang menjawab interaksi terjadi 4 – 6x. per minggu sebanyak 0 responden atau 0,00. Data dari hasil kuesioner mengenai tingkat pendidikan di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang. Data dari hasil kuesioner mengenai status kepemilikan tanah di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang.
Proses di atas menunjukkan nilai sebaran responden mengenai status kepemilikan tanah di Kelurahan Paenre Lompoe dan Polewali, dimana berdasarkan sebaran frekuensi jawaban responden baik penduduk lokal maupun pendatang masih dalam kategori baik. Data dari hasil kuesioner mengenai kepemilikan barang berharga masyarakat di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang. Data dari hasil kuesioner terkait mata pencaharian di lokasi penelitian diambil dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden penduduk lokal dan 30 responden penduduk pendatang.
Data dari hasil kuisioner kesejahteraan masyarakat di lokasi penelitian berasal dari responden masyarakat yang terdiri dari 70 responden lokal dan 30 responden pendatang.