URBAN PUBLIC SPACE TRANSFORMATION (Case study of the function of the Karebosi . Field as Makassar City Public Space). Since the revival of the Karebosi field, there has been a commercialization of the Karebosi field. The results of the study showed that the Karebosi field was previously purely for the public interest and served as a public space for the wider community without any differences in social and economic status of the lower, middle and upper classes.
In his book The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Bourgeois Society (1989). Keywords: transformation of urban public space, Karebosi Field, as a public space of Makassar city.
LATAR BELAKANG
Saat ini ketersediaan ruang publik di Kota Makassar secara umum dapat dikatakan mulai berkurang dan tidak layak secara fungsional. Pemanfaatan ruang publik yang tidak tepat sasaran, fasilitas ruang publik yang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat, serta beralih atau dihilangkannya fungsi ruang publik merupakan contoh permasalahan yang akan dihadapi dalam pemanfaatan ruang publik di Kota Makassar. Lapangan Karebos. Apalagi permasalahan ruang publik Kota Makassar khususnya Lapangan Karebosi dalam praktiknya dapat dipecah menjadi beberapa permasalahan utama yaitu terkait ketersediaan dan penyelenggaraan ruang publik perkotaan, pelaksanaan kebijakan tata ruang yang mengatur perencanaan. .
Lapangan Karebosi yang dulunya merupakan salah satu ruang publik di kota Makassar yang menjadi pusat kegiatan sosial seperti upacara, olah raga, perayaan budaya, pusat hiburan gratis dan tempat berputarnya roda perekonomian masyarakat kecil. Apakah modernisasi lapangan karebosi tidak menghilangkan nilai-nilai tersebut dan apa dampaknya bagi warga kota makassar itu sendiri dan adakah pengamatan yang menarik terkait munculnya transformasi ruang publik di lapangan karebosi kota makassar.
RUMUSAN MASALAH
Karebosi sendiri sudah ada sejak Kerajaan Tallo yang merupakan cikal bakal Kota Makassar hingga saat ini dan menyimpan nilai sejarah dan budaya. Lahan Karebosi dulunya dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas tanpa memandang latar belakang dan status sosial warganya.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan Penilitian
Manfaat Penelitian
Bagi akademisi: Dapat memperluas pengetahuan tentang pentingnya transformasi ruang publik dari sudut pandang sosial ekonomi dan pemahaman ruang publik secara umum.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang Lingkup Substansi Materi
Lynch pernah menggunakan istilah ruang publik yang menyatakan bahwa ruang publik adalah titik-titik dan landmark yang berfungsi sebagai sarana navigasi di dalam kota (Lynch, 1960). Dalam hal ini tentang transformasi ruang publik dan fungsi Lapangan Karebos sebagai ruang publik di kota Makassar. Variabel penelitian ini berkaitan dengan fungsi Lapangan Karebosi sebagai ruang publik dan alun-alun di kota Makassar.
Aktivitas ritel yang terjadi pada ruang publik disebut oleh Shirvani (1985) sebagai salah satu unsur pendukung aktivitas, yaitu aktivitas pendukung yang mencakup seluruh pemanfaatan dan aktivitas yang membantu memperkuat ruang publik perkotaan, karena aktivitas dan ruang fisik selalu saling melengkapi. satu sama lain seperti : Pedagang Kaki Lima (PKL).
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Transformasi
Proses Transformasi
Ragam Bentuk Transformasi
TEORI KLASIK HABERMAS
PENGERTIAN RUANG PUBLIK
FUNGSI DAN PERAN RUANG PUBLIK
KARAKTERISTIK RUANG PUBLIK TERBUKA
KARAKTERISTIK RUANG PUBLIK TERTUTUP
KLASIFIKASI RUANG PUBLIK
- Ruang publik ditinjau dari aspek fisik
- Ruang publik ditinjau dan aspek sosial
- Ruang publik ditinjau dari aspek ekologis
- Ruang publik ditinjau dari aspek ekonomi
FAKTOR–FAKTOR PEMANFAATAN RUANG PUBLIK
- ALUN-ALUN (TOWN SQUARE) SEBAGAI PUSAT KOTA
MORFOLOGI RUANG PUBLIK KOTA INDONESIA
KONSEP RUANG PUBLIK PADA MALL
ANALISIS TEORI
PENELITIAN SEBELUMNYA
KERANGKA PIKIR
PROPOSISI/ABSTRAKSI TEORI
METODE PENELITIAN
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
- Lokasi
- Waktu Penelitian
Lapanagan Karebosi di Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar merupakan kawasan publik yang terletak kurang dari 500 meter dari Benteng Rotterdam, sebuah lapangan yang memiliki luas sekitar 11,29 hektar atau setara dengan 112.900 meter persegi. Transformasi bentuk khas yang terjadi menarik minat peneliti untuk menentukan sebagai lokasi penelitian terkait fungsi Lapangan Karebosi sebagai ruang publik bagi masyarakat luas. Pemilihan lokasi yang dilakukan peneliti secara umum, Lapangan Karebosi berfungsi sebagai pusat olah raga (ruang publik), namun lapangan ini juga disamakan dengan alun-alun kota di Indonesia.
Yang membedakan Karebosi dengan alun-alun pada umumnya adalah terdapat pusat perbelanjaan tepat di dalam Alun-Alun Karebosi. Waktu pengajuan proposal dikaitkan dengan studi literatur yang datanya dikaitkan dengan semester tertentu. Penelitian lapangan, untuk memperoleh data yang akurat di lapangan khususnya mengenai transformasi lapangan Karebosi yaitu dengan cara survei, wawancara dan tinjauan pustaka yang dirasa masih kurang.
Tahap pengumpulan data dan membaginya menjadi data primer dan sekunder, kemudian dilanjutkan ke tahap analisis.
POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi
- Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti, dilihat sebagai perkiraan populasi, tetapi bukan populasi itu sendiri. Dalam penelitian kualitatif, sampel yang digunakan dapat dijadikan sebagai informasi pada saat melakukan wawancara, dapat berupa peristiwa pada saat dilakukan observasi, dan jika menggunakan teknik dokumentasi, maka sampelnya dapat berupa bahan dokumenter, cerita rakyat. , prasasti. , legenda dan sebagainya (Bugin, 2001). Masyarakat desa Baru (masyarakat setempat), tokoh adat dan masyarakat umum sebagai pengunjung Lapangan Karebos dengan jumlah sampel yang representatif di lokasi penelitian.
Keputusan mengenai penentuan sampel, ukuran dan strategi pengambilan sampel pada dasarnya bergantung pada penentuan unit penelitian.
VARIABEL PENELITIAN
Shirvani (1985) mengatakan ada empat elemen fisik dalam desain perkotaan yang digunakan untuk menghasilkan kebijakan, rencana, pedoman perencanaan dan program.
JENIS DAN SUMBER DATA
- Jenis Data
- Sumber Data
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
- Teknik Observasi Langsung
- Teknik Wawancara Mendalam
- Fotografi/Dokumentasi
Metode ini dipilih untuk menggali lebih dalam pengalaman dan perilaku responden selama berada di lahan Karebosi serta mengetahui fungsi lahan Karebosi sebelum dan sesudah dihidupkan kembali. Banyak hal yang dapat diteliti dari foto atau dokumentasi lapangan jika dicermati dengan baik, karena foto hanyalah gambar, melainkan alat analisis.
TEKNIK ANALISA DESKRIPTIF KUALITATIF
Lingkungan hidup aspek non fisik : kaidah kemasyarakatan, sosial, ekonomi, fungsi lingkungan hidup, nilai budaya dan sejarah lapangan Karebosi. Selain itu, data yang dikumpulkan berupa fakta dan informasi yang telah dikumpulkan, kemudian diuraikan dan disusun secara sistematis sesuai kebutuhan. Dalam hal ini data yang dikumpulkan akan bersifat kompleks sehingga diharapkan diperoleh informasi yang akurat mengenainya.
DEFINISI OPERASIONAL
Kecamatan Ujung Pandang merupakan kecamatan yang dijadikan kawasan publik karena Pantai Losari dan Lapangan Karebosi yang menjadi ikon Kota Makassar. Namun berbeda dengan alun-alun pada umumnya, Alun-alun Karebosi memiliki mall (area perbelanjaan) di bawahnya. Setelah Indonesia merdeka, namanya berubah menjadi Fusha Karebosi yang berasal dari ungkapan Karaeng Bosi (dewa hujan).
Seiring berjalannya waktu, ladang Karebosi dijadikan alun-alun kota yang digunakan untuk menyelenggarakan Festival Panen Rakyat. Pembahasan pada bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan transformasi ruang publik di Lapangan Karebosi. Gambaran umum ini dimaksudkan sebagai titik tolak untuk memahami dan membandingkan berbagai permasalahan yang muncul setelah dan sebelum revitalisasi ruang publik Lapangan Karebosi, yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini.
Akibatnya Lapangan Karebosi direbut oleh pemerintah yang tidak mengetahui sejarah panjang Lapangan Karebosi. Hasil wawancara dengan SS menggambarkan perbedaan fisik antara lapangan Karebosi dulu dan sekarang, Karebosi yang sekarang terlihat dimodifikasi khusus untuk kalangan tertentu. Berdasarkan hasil analisis wawancara mendalam dan observasi langsung, hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa eks Lapangan Karebosi masih berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat luas tanpa adanya perbedaan status sosial dan ekonomi, baik bagi masyarakat kelas bawah, menengah dan atas.
Berbeda dengan Lapangan Karebos yang ada saat ini, bahwa Lapangan Karebos yang ada saat ini belum bisa dikatakan sebagai ruang publik yang terbuka untuk semua kalangan, hal ini terlihat dari semakin berkurangnya fungsi-fungsi sosial yang ada di Lapangan Karebos dan belum optimalnya. . dalam fungsi terapungnya sebagai ruang publik kota Makassar. . Namun Lapangan Karebos saat ini sudah tertata dengan baik dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Fungsi eks Lapangan Karebos tetap berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat luas tanpa membedakan status sosial dan ekonomi baik bagi kalangan bawah, menengah dan atas, serta mempunyai fungsi ekologis dan fungsi politik sebagai tempat beraktivitas. menyalurkan aspirasi kepada pemerintah dan sebaliknya.
Fungsi Lapangan Karebosi yang ada saat ini belum bisa dikatakan sebagai ruang publik yang terbuka untuk semua kalangan, hal ini terlihat dari semakin berkurangnya fungsi-fungsi sosial di Lapangan Karebosi, serta belum optimalnya fungsi fluida sebagai ruang publik untuk masyarakat. Kota Makasar. Dari segi fungsi ruang, Lapangan Karebosi kini mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai arena olah raga (Open Space) dan sebagai pusat perbelanjaan modern yang dibalut dengan Lapangan Karebosi (Karebosi Lynk).
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDY
LETAK GEOGRAFIS
KONDIS SOSIAL
- Demografi (Kependudukan)
- Keadaan Penduduk
- Penyebaran Penduduk
EKONOMI MASYARAKAT
EKOLOGI
- Ekologi Laut
- Ekologi Darat
LAHAN DAN RUANG KOTA MAKASSAR
KAWASAN TERBUKA HIJAU
KAWASAN TERBANGUN DAN KAWASAN TIDAK TERBANGUN
- KECAMATAN UJUNG PANDANG
KAREBOSI JANTUNG KOTA
SEJARAH LAPANGAN KAREBOSI
SISTEM RUANG PUBLIK PERKOTAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian
Untuk informan pertama yaitu Bpk. SS, informan mengatakan dirinya dan keluarga cukup sering pergi ke ladang Karebos. Karena dulu semua orang bebas masuk ke Lapangan Karebosi, bahkan sebelum Sukarno datang ke Makassar, ada keributan di Lapangan Karebosi dan untuk berorasi atau mendengarkan keluh kesah masyarakat kota Makassar. Dari wawancara di atas terlihat bahwa dari segi fungsi sosial, Karebos dulunya hanya bertujuan untuk kepentingan sosial, tidak ada perpecahan dan diskriminasi sosial, dan yang membedakan dengan Karebos sekarang adalah berkurangnya fungsi sosial.
Dengan dihidupkannya kembali Lapangan Karebosi, masyarakat berharap dapat berfungsi secara maksimal, yakni menjadi ruang publik yang nyata seperti fungsi sebelumnya dan digunakan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat tanpa adanya perbedaan status sosial. Ia banyak mengetahui tentang Karebosi karena ia juga besar di sekitar kompleks lapangan Karebosi dan sering menemani murid-muridnya ketika kegiatan sekolah diadakan di lapangan Karebosi. Bahkan Lapangan Karebosi yang juga berfungsi sebagai arena olah raga harus berhadapan dengan pencemaran udara yang disebabkan oleh terminal parkir bawah tanah dan kawasan perbelanjaan (Karebosi Lynk).
Dari segi fungsi ekologis, Lapangan Karebosi sudah tidak sebanding lagi dengan pencemaran yang dihasilkan terminal dan pusat perbelanjaan di perut Karebosi. Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa perbedaan lapangan Karebosi dulu dan sekarang sangatlah berbeda; Keberadaan ruang publik Karebosi untuk masyarakat luas tidak sesuai dengan fungsinya yang bisa dimasuki siapa saja, pedagang keliling dan lain-lain. Hal ini sebenarnya agak membingungkan, karena Karebosi adalah ruang publik, lalu kenapa terkesan ada pemisahan seperti itu? Di sisi lain, Lapangan Karebosi juga dikenal sebagai Alun-alun Kota Makassar yang megah di Kota Makassar.
Karena dahulu setiap orang bebas masuk ke lapangan Karebosi, bahkan sebelum itu, ketika Sukarno datang ke Makassar, dibuat podium di Lapangan Karebosi dan dilakukan orasi atau didengarkan keluh kesah masyarakat kota Makassar, dan kepada pihak lain. sisinya sudah tertata dengan baik bahkan mempunyai nilai estetika yang tinggi karena sudah bagus setelah dihidupkan kembali masih sejuk karena masih ada pepohonan namun fungsi sosialnya tidak sama dengan Karebosi lama. Ruang publik di Lapangan Karebosi yang ada saat ini pada akhirnya belum maksimal dalam menjalankan fungsinya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Ruang publik telah berubah dari ruang diskusi rasional, debat dan konsensus menjadi ruang konsumsi terbatas dan ruang terjajah. oleh korporasi dan elit dominan. Sehingga di sisi lain Lapangan Karebosi bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya kalangan bawah, dan Karebosi Lynk bagi masyarakat menengah, tanpa mengurangi Pendapatan Asli Daerah PAD Kota Makassar.
PEMBAHSAN TEORITIS
Ruang Terbuka Hijau Kota Mkassar
Lokasi Penelitian Lapangan Karebosi
Ruang Terbuka Hijau Publik