PERAN AUDITOR DAN PENYIDIK
FORENSIC
ACCOUNTING
NAMA : TETI ALVIA NIM : E120037
PRODI : AKUNTANSI
Dengan semakin berkembangnya bisnis, maka hal ini membawa
dampak yang baik bagi perkembangan perekonomian dalam
negeri maupun ekonomi internasional. Namun disatu sisi,
perkembangan bisnis juga bisa membawa dampak yang negatif
yaitu makin merebaknya kecurangan atau biasa disebut
dengan fraud. Mendengar istilah fraud, maka akan terpikir hal
yang berhubungan tentang uang, baik mengenai penggelapan
uang, penguntilan, dan sejenisnya.
Forensic accounting atau fraud investigation merupakan salah satu cabang akuntansi yang secara khusus melakukan penyelidikan atau investigasi atas kasus kecurangan keuangan yang bersifat material.
Tujuan dilakukannya forensic accounting adalah untuk mengurangi
atau jika bisa menghapus sama sekali kecurangan. Kecurangan
sendiri sebenarnya terjadi karena laporan keuangan yang dihasilkan
kurang transparan. Dengan transparansi laporan keuangan, akan
membuat banyak pihak memperoleh kebaikan dan kesejahteraan.
Jenis-jenis fraud sendiri dapat dibedakan atas penyelewengan
aset, dalam bentuk pencurian uang tunai atau persediaan,
kecurangan dan penggelapan gaji, dan bentuk kecurangan
dalam laporan keuangan serta korupsi. Fraud dalam laporan
keuangan ditandai dengan kesengajaan untuk membuat
laporan keuangan menjadi salah saji atau kesalahan jumlah
dalam pengungkapan pelaporan keuangan, dengan maksud
menipu pengguna laporan keuangan.
Lebih khusus, kecurangan dalam laporan melibatkan
manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi
atau dokumen pendukung yang dipergunakan untuk
pembuatan suatu laporan keuangan. Selain bentuk tersebut,
penyalahgunaan prinsip akuntansi yang disengaja untuk
memanipulasi hasil juga termasuk kecurangan.
Peran penyidik akuntansi forensik di dalam menghalangi, mendeteksi, dan menyelidiki kecurangan berbeda dari auditor independen sebagai pemeriksa laporan keuangan.
Auditor berfokus untuk memastikan bahwa laporan keuangan dalam suatu perusahaan adalah wajar yang penilaiannya berdasarkan materi (uang).
Berdasarkan hal tersebut, tanggung jawab auditor adalah untuk mendesain dan menerapkan prosedur audit yang cukup di lapangan dan untuk mendeteksi adanya kekurangan materi dalam laporan keuangan yang disajikan, tanpa harus mendeteksi asal kekurangan atau ketidaksesuaian tersebut. Penyidik akuntansi forensik memiliki seperangkat fokus yang berbeda berdasarkan perannya yang tentunya membutuhkan alat yang berbeda, proses berpikir yang berbeda, dan sikap yang berbeda.
Perhatian penyidik akuntansi forensik adalah pada tingkat yang lebih mendalam dengan perkembangan rinci informasi faktual yang dihasilkan dari bukti dokumen dan kesaksian tentang siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa sesuatu hal dicurigai atau dikenal ketidakwajaran.
Sampling dan konsep materialitas pada umumnya tidak digunakan dalam menentukan lingkup prosedur akuntansi forensik. Sebaliknya, semua bukti yang relevan dicari dan diperiksa. Berdasarkan temuan investigasi, penyidik akuntansi forensik melakukan kajian dan langkah-langkah untuk mengatasi kerugian atau kerusakan organisasi. Kemudian, merekomendasikan serta mengimplementasikan tindakan korektif, sering termasuk perubahan proses dan kebijakan dan/atau tindakan terhadap personil akuntansi.
Selain itu, penyidik akuntansi forensik mengambil tindakan pencegahan untuk mengatasi kemungkinan terulangnya masalah. Temuan penyidik akuntansi forensik dan rekomendasi dapat dijadikan dasar untuk kesaksian dalam proses litigasi atau tindakan pidana terhadap para pelaku kecurangan.
Seorang auditor harus memiliki sikap yang bisa mendukung kinerjanya di lapangan. Sikap tersebut adalah :
1. Skeptisisme professional,
2. Pengetahuan dan pengalaman 3. Independen dan objektif
Ketiga sikap tersebut akan membentuk fondasi audit yang efektif.