• Tidak ada hasil yang ditemukan

the effectiveness of cooperative learning model-type core

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "the effectiveness of cooperative learning model-type core"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING MODEL-TYPE CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) AGAINTS THE

COMMUNICATION OF MATHEMATICS STUDENTS OF SMP NEGERI 4 PANDAK

By: Joko Kuatono NPM. 12144100060

ABSTRACT

This research aims to find out whether the type of cooperative learning model of CORE (Connecting, Organizing, Reflecting and Extending) and conventional mathematical learning is effective in terms of communication of mathematics students of SMP Negeri 4 Pandak.

This research was conducted of SMP Negeri 4 Pandak year 2016/2017. This type of research is quasi experiment with design research posttest-only control design. The population of this research is the whole grade VII. The research sample is a control class as the VIIC class and class VIID as class experiments. The instruments used in the research is to test the description that has been tested. From the results of a test instrument test description stated valid and reliable. Technical analysis used t test is two-way with  = 0.05 significance level.

The results showed that the experiment class using the type of cooperative learning model of CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending) and control classes using the conventional model of learning, where both classes have been given a pretest showed that these two classes in the same initial state or equilibrium. Posttest done after both classes are given preferential treatment. Normality test result value of experimental class posttest retrieved value sig. 0.200 > 0.05 and on the class of the control value sig. 0.200 >

0.05, so the value of the second posttest class Gaussian. The value of its homogeneity test posttest retrieved value sig. 0.500 > 0.05, so variansi both classes homogeneous. Because the prerequisites are met, then the test can proceed with test-t. On the results of the calculation of the first hypothesis test-t one side obtained the value 0.5888 < 2.0098 ortarithmetict(table), it can be inferred the learning model cooperative-type CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) is not effective against mathematical communication skills of students. SMP Negeri 4 Pandak.

Key words: CORE (Connecting, Organizing, Reflecting and Extending), and communication of mathematics.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) TERHADAP

KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 4 PANDAK Oleh : Joko Kuatono

NPM. 12144100060

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending) dan konvensional efektif dalam pembelajaran matematika ditinjau dari komunikasi matematika siswa SMP Negeri 4 Pandak.

Penelitian ini dilakukan di SMP N 4 Pandak Bantul pada tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain posttest-only control design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII. Sampel penelitian adalah kelas VIIC sebagai kelas kontrol dan kelas VIID sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes uraian yang telah diujicobakan. Dari hasil uji coba instrumen tes uraian dinyatakan valid dan reliabel. Teknis analisis yang digunakan adalah uji t dua arah dengan taraf signifikasi =0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana kedua kelas tersebut telah diberikan pretest menunjukkan bahwa kedua kelas dalam keadaan awal yang sama atau setimbang. Posttest dilakukan setelah kedua kelas diberikan perlakuan. Hasil uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen diperoleh nilai sig. 0,200 > 0,05 dan pada kelas kontrol nilai sig. 0,200 > 0,05, sehingga nilai posttest kedua kelas berdistribusi normal. Uji homogenitas nilai posttest diperoleh nilai sig. 0,500 > 0,05, sehingga variansi kedua kelas homogen. Karena uji prasyarat terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan uji-t. Pada hasil perhitungan hipotesis pertama uji-t satu sisi diperoleh nilai 0,5888 < 2,0098 atau

hitung (tabel)

tt , maka dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) tidak efektif terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa. SMP Negeri 4 Pandak.

Kata kunci: Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), dan Kemampuan Komunikasi Matematika.

(3)

A. Pendahuluan

Matematika merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam pendidikan karena dapat diterapkan ke dalam berbagai bidang kehidupan. Pola pikir matematika pun menjadi andalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Herman Hudojo (2005: 45), matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi IPTEK sehingga perlu dibekalkan pada siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa yang seharusnya mampu menciptakan situasi belajar yang dapat membuat semua siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar dan guru menfasilitasi siswa. Menurut Karunia Eka (2015:52) model pembelajaran CORE adalah suatu model pembelajaran yang memiliki desain mengontruksi kemampuan siswa dengan cara menghubungkan

dan mengorganisasikan

pengetahuan, kemudian memikirkan kembali konsep yang sedang di pelajari. Melalui pembelajaran ini siswa dapat memperluas pengetahuan mereka selama pembelajaran. Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran yang mempunyai empat tahapan (1) Connecting yaitu mengkoneksikan informasi lama dan baru antartopik dan konsep matematika, koneksi antar disiplin ilmu yang lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari- hari siswa. (2) Organizing adalah organisasi ide untuk memahami materi. (3) Reflecting, memikirkan kembali, mendalami, dan mengali.

(4) Extending, mengembangkan, memperluas, menemukan dan menggunakan.

B. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CORE terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Secara singkat penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktikpembelajaran di kelas secara lebih profesional. Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan bentuk desain penelitian Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design. Karunia Eka (2015:

136) mengemukakan bahwa dalam desain Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design ini hampir sama dengan Pretest-Postest Control Group Design.

Tabel 1. Desain Penelitian Kel

as

Perlakuan Posttest Kelas

kontrol

Xk Ok Kelas

Eksperimen CORE

Xe Oe

Keterangan :

Xk = Pembelajaran konvensional Xe = Pembelajaran dengan

menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe CORE

Ok = Posttest kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional

Oe = Posttest kelas eksperimen

yang menrapkan

(4)

pembelajaran kooperatif tipe CORE

C. Hasil dan Pembahasan 1. Uji validitas

Tabel 2. Perhitungan Uji Analisis Validitas

No.

soal R’

hitung

R’ tabel Keter angan 1 0,668 0,381 Valid

2 0,789 Valid

3 0,807 Valid

4 0,840 Valid

Dari perhitungan analisis hasil ujicoba dengan menggunakan SPSS, terlihat rxy > rtabel maka soal dinyatakan valid.

2. Reliabilitas soal Tabel 3. Uji Relibilitas

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.756 4

Diketahui bahwa indeks realibilitas instrumen lebih dari 0,05 yaitu 0,756 sehingga instrumen dinyatakan reliabel.

Karena instrumen dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian ini.

D. Uji Hipotesis

Setelah uji asumsi terpenuhi maka dilakukan pengujian hipotesis.

Hipotesis-hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah, uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Coneccting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) lebih efektif dari pembelajaran model konvensional, ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis.

1. Hipotesis

0

:

1 2

H   

, (rata-rata kemampuan

komunikasi

matematika dengan model CORE sama dengan rata-rata kemampuan

komunikasi

matematika dengan model konvensional).

1

:

1 2

H   

, (rata-rata

kemampuan komunikasi

matematika dengan model CORE lebih tinggi dari rata-rata kemampuan

komunikasi

matematika dengan model konvensional).

2. Kriteria

H1 diterima jika thitung ttabel dengan peluang taraf signifikan 5% diperoleh dari derajat kebebasan n1 + n2 – 2.

3. Perhitungan

1 2

2 2

1 1 2 2

1 2 1 2

( 1) ( 1) 1 1

2

x x

t

n s n s

n n n n

 

 

      

68,827 65, 740

(27 1).410,335 (24 1).280,140 1 1

27 24 2 27 24

t

       

= 0,5888

Selanjutnya mencari

1 2

(0,025;49)

; 2

2

2, 0098

n n

t t

 

 

4. Keputusan

Karena 0,5888 < 2,0098 atauthitungt(tabel), maka H1

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata

kemampuan komunikasi

matematika dengan model CORE

(5)

sama dengan rata-rata

kemampuan komunikasi

matematika dengan model konvensional.

5. Kesimpulan

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CORE tidak efektif yang di tinjau dari kemampuan komunikasi siswa.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe CORE terhadap komunikasi matematika siswa SMP Negeri 4 Pandak dalam menyelesaikan soal materi bilangan pecahan, dapat disimpulkan bahwa:

Model pembelajaran kooperatif tipe CORE tidak lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa SMP Negeri 4 Pandak.

F. Daftar Pustaka

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang – ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.

Karunia Eka Lestari. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: PT Refika Aditama Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur

Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyanto.2007. Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Model-Model Pembelajaran Inovatif.

Surakarta: UNS.

Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Utari Sumarno.2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.

Bandung: PT Refika Aditama

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan kreativitas, emosional, keaktifan dan prestasi belajar pada metode pembelajaran kooperatif tipe

Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4

Pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIC SMP N 2 Pandak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating

Hal ini, menandakan bahwa penerapan model kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika pokok bahasan teorema Pythagoras dapat meningkatkan aktivitas belajar

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan TGT (Team

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATIONTAI BERBANTU PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2