Mendelegasikan Pekerjaan
Ini adalah pelajaran penting yang didapatkan seorang Ali tentang mendelegasikan pekerjaan.
Suatu hari, Ali bingung dengan apa yang harus ia lakukan di kantor. Tiga hari berjalan, tiga hari itu pula ia tidak melakukan banyak hal. Pekerjaannya sudah dihandel orang lain.
Dan melihat raut muka bingung diwajah Ali, sang pimpinan pun menyapa,
"Gimana mas Ali, kok kayaknya lagi bingung?"
Tanya pimpinan sambil senyum-senyum melihat tingkah Ali tiga hari terakhir ini.
"Iya ini pak, saya kok jadi bingung. Semua pekerjaan saya sudah dikerjakan orang lain di tim kita. Saya jadi bingung mau ngerjain apa."
Jawab Ali.
"Terus, solusinya menurut mas Ali apa?" Tanya pimpinan.
"Sepertinya kita harus banyak-banyak diskusi tentang apa yang harus kita lakukan ke depan, pak." Jawab Ali.
"Nah bagus. Kalau mas Ali bingung, itu tandanya kita mau maju. Besok pagi kita diskusi ya," jawab pimpinan.
Esok paginya, Ali pun mendapatkan pencerahan tentang mendelegasikan pekerjaan.
Cara yang paling ampuh yang sering membuat seorang profesional tidak berkembang adalah : dia menolak untuk belajar bagaimana, kapan, dan kepada siapa dia mendelegasikan pekerjaannya," James Cash Penney, pendiri jaringan ritel JC Penney.
Ketika kita tumbuh, kita harus tahu kapan harus melepaskan jobdesk dan tanggungjawab kita. Kita harus tahu kapan
harus mendelegasikan ke bawah sehingga kita dapat bangkit. Jarang ada orang yang akan mengecewakan kita, jika mereka tahu dan menyadari dengan penuh tanggungjawab, kalau nasib kita ada di tangan mereka, dan sebaliknya.
Kenapa banyak pengusaha 'jalan ditempat'?
Karena ia tidak memahami skill untuk mendelegasikan pekerjaan dengan benar.
Akan datang hari dimana kita telah tumbuh ke titik lain, di mana kita harus mendelegasikan suatu pekerjaan ke orang lain atau bawahan kita, sementara kita bisa lebih fokus melihat cakrawala, mempelajari industri kita dan arah masa depan perusahaan.
Pagi itu, Ali belajar bahwa mendelegasikan pekerjaan adalah fase yang harus ia lalui untuk maju, supaya tidak terjebak rutinitas, supaya bisa lebih fokus ke depan, dan itu tidaklah mudah.
Nah, bagaimana cara mendelegasikan pekerjaan yang benar?
Hilangkan pikiran "Aku satu-satunya orang
yang dapat melakukan pekerjaan dengan
benar"
Kalau tim kita melakukan pekerjaan kita dengan cara yang berbeda, bukan berarti dia tidak melakukannya dengan benar. Jika kita bisa mengkomunikasikan goal perusahaan dan sudah menjelaskan standar kerja yang harus dicapai, maka persoalan teknis seharusnya bukan masalah. Bagian penting dan sering diabaikan dalam delegasi adalah membantu mengembangkan tim untuk maju, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Memberikan instruksi kerja yang lengkap
Pastikan orang yang kita delegasikan memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Konfirmasi bahwa ia mengerti, dan menerimanya.
Cek secara berkala dan ajarilah mereka
Biarkan tim kita melakukan pekerjaan tersebut, tapi jangan lupa untuk selalu mengecek secara berkala, demi kemajuan.
secara berkala, tidak usah terlalu diawasi. Bila kita sudah mendelegasikan dan menyampaikan misi perusahaan, pastikan kita melakukan cek secara berkala untuk tindak lanjut.
Mendelegasikan itu tidak berarti memberikan pekerjaan yang tidak kita sukai ke orang lain, tetapi lebih ke membiarkan tim kita untuk menguasai keterampilan baru. Ketika kita menyerahkan tanggung jawab lebih besar, kita juga harus tahu kalau orang baru belajar ketrampilan baru, terkadang dia make a mistake. Jangan menghukumnya, apalagi menghakimi, karena hanya akan membuat mereka menjadi kurang percaya diri.
Jangan terlalu perfeksionis
Tujuan kita bukan untuk membuat sebuah maha karya luar biasa. Tujuan kita adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan sudah DONE, alias selesai. Buatlah standar kualitas dan kerangka waktu yang wajar untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah kita menetapkan goal, 'what', dan 'why',
biarkan mereka memutuskan 'how' nya, bagaimana melaksanakan proyek tersebut.
Say 'thank you'
Pastikan tim kita tahu bahwa upaya mereka diakui dan dihargai. Ini sangat penting karena jika kita tidak menghargai kinerja orang lain di tim, itu akan berdampak kurang maksimal untuk kinerjanya ke depan. Jadi, sering- seringlah berterimakasih.
Pagi itu, Ali belajar banyak dari pimpinan sekaligus mentornya. Sore harinya, Ali meminta saya untuk menuliskan hal ini di blog pribadinya ini, supaya dia tidak lupa.
Oh, ternyata Ali hanya nama samaran saja.
