• Tidak ada hasil yang ditemukan

The type of the research is development

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The type of the research is development"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME

UNTUK MATERI KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SISWA KELAS XI IIS SMAN 8 PADANG

1)Silvia Asryesi, 2)Yulyanti Harisman, 3)Lita Lovia Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

1)silviaasryesi@yahoo.com, 2)yulyyuki@gmail.com, 3)lita_lovia@yahoo.com

ABSTRACT

The background of the research is the student’s difficulty on constructing the math concept of the materials about the function composition and invers function and lack of the material sources that are able to facilitate the students to study independently. To solve the problem, it is finally developed a constructivism-based module for the materials of function composition and invers function. The research aims to know the validity and practice of constructivism-based module in Public Senior High School 8 Padang. The type of the research is development. The research uses 4-D model that consists of 4 stages, i.e. defining stage, designing stage, developing stage, and distributing stage. The research is only conducted until the third stage, i.e. developing stage. The developing stage is conducted to know the validity and to test the practical module. The validity test result of constructivism-based module of valid category is 4.07 for the average. The students practical test result of very practical category is 93.03%. It can be concluded that the constructivism-based module on the materials of function composition and invers function is valid and practical.

Keywords : constructivism, module, development, function composition and invers.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa dan bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan sistematis. Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika dikelas XI IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) adalah aljabar.

Materi komposisi fungsi dan fungsi

invers termasuk bagian dari aljabar.

Materi ini membahas mengenai penggabungan dua atau lebih fungsi, aljabar fungsi, dan invers suatu fungsi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Januari sampai 3 Februari 2014 di SMAN 8 Padang, diketahui bahwa guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan Lembar Kerja Siswa

(2)

2 (LKS), sedangkan pegangan siswa

adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dapat disimpulkan bahwa siswa kesulitan dalam mengkonstruksi konsep matematika dengan baik, khususnya pada materi komposisi fungsi dan fungsi invers. Siswa kesulitan saat menggabungkan dua buah fungsi terutama berbentuk akar.

Melihat dari permasalahan yang ada maka perlu suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam mengkonstruksi konsep matematika dengan benar. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah modul. Hamdani (2010: 219) mengatakan bahwa

“modul adalah alat bantu atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara mandiri. Modul dikembangkan dengan menggunakan pendekatan konstrukrivisme. Menurut Suhana (2009: 62) mengatakan bahwa

“Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran”.

Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berfikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal, sehingga rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana validitas dan praktikalitas modul berbasis konstruktivisme di SMAN 8 Padang, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan praktikalitas modul berbasis konstruktivisme di SMAN 8 padang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Modul berbasis Konstruktivisme untuk materi Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers.

Prosedur pengembangan model ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012: 93). Prosedur Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

(3)

3 (develop), dan penyebaran

(desseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3 yaitu tahap pengembangan (develop), dimana pada tahap pengembangan dibatasi hanya sampai pada tahap validasi dan praktikalitas. Prosedur pengembangan dimulai dari tahap define. Langkah yang dilakukan pada tahap define adalah analisis silabus, analisis buku rujukan, analisis literatur, dan wawancara guru. Tahap design yang dilakukan adalah merancang modul berbasis Konstruktivisme untuk materi Komposisi Fungsi dan fungsi Invers.

Tahap Develop yang dilakukan adalah validasi dan menguji praktikalitas modul yang telah selesai dirancang.

Validasi dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas konstruk.

Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi, angket, dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data dari instrumen validasi dan angket adalah hasil validasi dan angket dari validator dan siswa SMAN 8 Padang terhadap seluruh aspek yang dinilai dan disajikan dalam bentuk tabel.

Selanjutnya untuk lembar validasi dicari rerata skor seperti yang

dikemukaan oleh Muliyardi (2006:

82), dan untuk angket dicari persentase seperti yang dikemukakan Riduwan (2012: 89). Sedangkan teknik analisa data untuk wawancara adalah deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul berbasis konstruktivisme untuk materi Komposisi fungsi dan Fungsi Invers.

Kegiatan untuk mendapatkan modul berbasis konstruktivisme yang valid dan praktis diawali dengan melewati tahap pendefinisian. Secara garis besar materi yang dibahas pada modul ini memiliki tujuh kompetensi dasar yang ada pada silabus. Ketujuh kompetensi dasar tersebut disusun menjadi satu modul yang terdiri atas lima kegiatan belajar, yaitu:

Gambar 1. Struktur Modul Materi Komposisi Fungsi dan Fungsi Invers

(4)

4 Berdasarkan produk yang telah

dirancang diperoleh hasil validasi modul menurut pakar matematika dan pakar bahasa. Hasil validasi modul berbasis konstruktivisme secara keseluruhan oleh validator adalah 4,07. Hal ini menunjukkan bahwa modul berbasis konstruktivisme valid (Muliyardi, 2006: 82). Modul berbasis konstruktivisme untuk materi Komposisi Fungsi dan fungsi Invers sudah valid berdasarkan hasil penilaian dari validator sebagai berikut:

a. Materi yang disajikan telah sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai baik dari Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar. Tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan kompetensi dasar.

sehingga membuat siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik.

b. Konsep-konsep yang diuraikan pada materi dipertegas dengan gambar untuk membangun pemahaman siswa mengenai konsep dan prinsip yang dipelajari.

Konsep dan prinsip yang dibangun oleh siswa sendiri akan lebih lama diingat oleh siswa.

c. Materi telah disajikan dengan urutan yang sistematis agar siswa

dapat menemukan konsep secara mandiri, selain itu materi prasyarat yang disajikan pada modul telah mengarahkan siswa untuk belajar mandiri

d. Contoh soal dan soal latihan relevan dengan materi yang disajikan serta mampu membangun pemahaman siswa mengenai konsepyang dipelajari e. Penyajian materi telah

membahasakan gagasan yang ingin dicapai, sehingga siswa tidak kesulitan dalam menangkap maksud yang ingin disampaikan.

Penyajian materi juga telah memunculkan proses pembentukan dan pemahaman konsep karena disajikan ke dalam tahapan yang jelas dan terurut. Selain itu, Penyajian materi telah melibatkan siswa secara aktif menemukan konsep secara mandiri. Gambar dan ilustrasi disajikan secara jelas dengan warna dan layout yang menarik disesuaikan. modul telah menyajikan perumusan masalah yang akan menjadi fokus bagi siswa dalam melakukan inovasi.

f. Kalimat yang digunakan telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kalimat yang digunakan juga sederhana dan

(5)

5 g. mudah dipahami oleh siswa.

Bentuk dan ukuran huruf pada modul menarik dan proporsional, selain itu, kalimat yang digunakan dalam penyajian modul tidak memberikan makna ganda (ambigu).

Modul yang sudah valid diujicobakan kepada 6 orang siswa SMAN 8 padang. Hasil uji coba menunjukkan persentase 93,03. Hal ini menunjukkan bahwa modul sudah sangat praktis (Riduwan, 2012: 89).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa telah diketahui validitas modul berbasis konstruktivisme yang valid dengan rerata penilaian 4,07 dan praktis dengan persentase 93,03.

KEPUSTAKAAN

Muliyardi. 2006. ”Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Komik di Kelas I Sekolah Dasar”. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya : Pasca Sarjana UNESA.

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta.

Suhana, Cucu, & Hanafiah. (2009).

Konsep Strategi Pembelajaran.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Trianto.(2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel dan hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam mendidik siswa yang broken home di SMP Negeri 2 Darul Imarah